• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vektor Penyakit dan Peranan Pinjal dalam Penularannya

N/A
N/A
Ameliya puji astuti

Academic year: 2024

Membagikan "Vektor Penyakit dan Peranan Pinjal dalam Penularannya"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Vektor merupakan arthropoda yang dapat menularkan, memindahkan atau menjadi sumber penularan penyakit pada manusia.

vektor yang berperan sebagai penular penyakit dikenal sebagai arthropoda borne diseases atau sering juga disebut sebagai vector borne diseases yang merupakan penyakit yang penting dan seringkali bersifat endemis dan menimbulkan bahaya bagi kesehatan sampai kematian (Mubarak, Nurqomaria, 2023)

Pinjal merupakan serangga ektoparasit yang hidup pada permukaan tubuh inangnya. Pinjal tidak memiliki inang spesifik, sehingga dapat berpindah pada inang lain. Pinjal secara umum merupakan parasit yang bersifat fakultatif, yang artinya di saat pinjal membutuhkan makanan maka pinjal akan berada pada Pinjal membentuk kelompok serangga yang unik.

Dalam sejarahnya, pinjal adalah salah satu ektoparasit yang paling penting karena beberapa spesies menjadi vektor alami dari penyakit menular yang penting, seperti pes. Peran pinjal yang lain adalah sebagai parasit pada mamalia (kucing, anjing), menjadi inang perantara dalam perkembangan parasit (cacing), dan gigitan pinjal dapat menyebabkanreaksi alergi (Moniharapon, Debby Dijola, 2024)

Pinjal termasuk ke dalam filum Arthropoda, kelas Insecta, dan ordo Siphonaptera. Dari famili ini, terdapat beberapa genus yang penting yaitu Tunga (pinjal chigoe), Ctenocephalides (pinjal kucing dan anjing), Echidnophaga (pinjal ayam), Pulex, Ceratophyllus dan Xenopsylla (pinjal tikus). Inangnya pada hewan mamalia seperti kucing, anjing, tikus, kelinci, namun ada pula yang hidup pada inang hewan lainnya seperti jenis-jenis unggas (ayam dan bebek), kelelawar dan hewan berkantung (marsupiclia).

Pinjal memiliki kemiripan dengan kutu karena secara morfologi sama-sama tidak memiliki sayap. Perbedaannya adalah bahwa tubuh pinjal dewasa

(2)

berbentuk pipih bilateral, sedangkan kutu memiliki bentuk tubuh yang gepeng dorsoventral. Dengan demikian bentuk pinjal secara utuh dapat terlihat dari pandangan samping. Bentuk tubuh yang unik ini ternyata sangat sesuai dengan habitatnya di antara rambut inangnya. Jenis-jenis pinjal yang sering dijumpai dan menjadi ektoparasit utama yang banyak menimbulkan masalah di Indonesia adalah Xerwpsylla cheopis, Pulex irritans (pinjal tikus), Ctenocephalides felis, dan C. canis. ( Debi djiola,2024 )

Industri adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia term asuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan serta pembuatan makanan atau minuman (Kerans, Geterudis 2022).

Salah satu masalah kesehatan lingkungan di industri misalnya keberadaan vektor penyakit. Vektor yang terdapat di industri diantaranya tikus, lalat, dan kecoa (Nurhayyi, Asysyifa Ghofuri, 2022)

Proses industri tidak lepas dari dukungan sumber daya manusia.

Manusia sebagai pekerja di sektor industri tidak lepas dari masalah kesehatan dan keselamatan kerja, karyawan tidak lepas dari peralatan dan mesin produksi karena faktor-faktor tersebut akan membantu proses dan hasil produksi. Hal ini menyebabkan karyawan tidak akan lepas dari risiko kecelakaan kerja. Hal ini membutuhkan perhatian lebih dari industri, manajemen dan karyawan itu sendiri (Pauji I, Nurhasanah, 2022)

Dalam industri ada faktor-faktor yang merugikan pekerja di lingkungan kerja, yaitu faktor kimia, biologis, ergonomis, dan faktor fisik.

Kondisi fisik lingkungan tempat kerja para pekerja bekerja sehari-hari mengandung banyak bahaya, baik langsung maupun tidak langsung untuk keselamatan dan kesehatan pekerja. Bahaya tersebut dapat diklasifikasikan sebagai: bahaya biologis dan penyakit (biological hazard and diseases), bahaya kimia (tehemical hazard), suhu dan panas udara (heat and air

(3)

temperature), kualitas udara (air quality), cahaya dan pencahayaan (light and lighting), warna (color), dan kebisingan (noise) (Setiawan, Dadang Purnama 20230.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana efektivitas metode pengawasan yang diterapkan dalam mengidentifikasi dan mengendalikan infestasi pinjal di lingkungan industri?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi risiko infestasi pinjal di industri dan bagaimana cara mengatasinya?

3. Bagaimana dampak infestasi pinjal terhadap kesehatan pekerja dan kualitas produk di industri?

4. Apa saja tantangan dan hambatan dalam penerapan program pengendalian pinjal di industri?

C. Tujuan

1. Menjaga kesehatan dan keselamatan dalam bekerja 2. Menjaga kualitas produk

(4)

Kesimpulan:

Arthropoda borne diseases atau penyakit yang ditularkan oleh vektor adalah penyakit yang disebarkan oleh arthropoda seperti nyamuk, kutu, dan lalat. Vektor ini membawa patogen seperti virus, bakteri, atau parasit dari satu inang ke inang lain. Penyakit-penyakit ini meliputi malaria, dengue, chikungunya, dan Lyme disease. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit ini termasuk perubahan iklim, urbanisasi, dan pola perilaku manusia,berperan dalam penyebaran dan penyebaran penyakit ini.

Mencegah dan mengendalikan penyakit tersebut memerlukan pendekatan yang terpadu, termasuk pengendalian vektor, pendidikan masyarakat, dan penelitian berkelanjutan

Saran:

1. Pengendalian Vektor: Implementasikan program pengendalian vektor yang efektif seperti penggunaan insektisida, pengelolaan habitat, dan pemantauan populasi vektor untuk mengurangi kontak manusia dengan arthropoda pembawa penyakit.

2. Pendidikan dan Kesadaran: Tingkatkan kesadaran masyarakat tentang pencegahan penyakit, termasuk penggunaan pelindung diri seperti lotion anti-serangga dan pakaian pelindung

3. Penelitian dan Pengembangan: Dukung penelitian untuk mengembangkan vaksin dan metode pengendalian vektor yang inovatif serta pemantauan penyakit yang lebih baik.

4. Kolaborasi Internasional: Tingkatkan kerjasama antarnegara dalam pengendalian penyakit vektor melalui pertukaran informasi, sumber daya, dan teknologi.

Dengan pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi, risiko dan dampak dari penyakit yang ditularkan oleh vektor dapat dikurangi secara signifikan

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Kerans, geterudis, and khristoforus palli ngongo. "pelatihan pemanfaatan bahan pangan lokal untuk menumbuhkan dan mengembangkan jiwa enterpreneurship himpunan mahasiswa program studi pendidikan ipa." bubungan tinggi: jurnal pengabdian masyarakat 4.2 (2022):

573-580.

Moniharapon, debby dijola. "pengendalian serangga ektoparasit." (2024).

mubarak, mubarak, nurqomaria nurqomaria, agus kurniawan putra, adelse prima mulya, muhammad choirul hidajat, malik saepudin, agung puja kesuma et al. "pengendalian vektor penyakit tropis." (2023).

Nurhayyi, asysyifa ghofuri, teguh budi prijanto, and kahar kahar. "serbuk daun salam (syzygium polyanthum) sebagai repellent kecoa (periplaneta americana) di industri pangan." jurnal riset kesehatan poltekkes depkes bandung 14.2 (2022): 302-308.

Pauji i, nurhasanah n. peranan manajemen sumber daya manusia pada perusahaan manufaktur. seiko: journal of management & business.

2022 dec 8;5(2):82-92.

Setiawan, setiawan, dadang purnama, witdiawati witdiawati, and uu sunarya. "edukasi tentang kesehatan dan keselamatan kerja home industry konveksi jaket kulit sintetis kelurahan sukamentri kecamatan garut kota: edukasi tentang kesehatan dan keselamatan kerja home industry konveksi jaket kulit sintetis kelurahan sukamentri kecamatan garut kota." jurnal kajian budaya dan humaniora 5, no. 3 (2023): 314-323.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Pertimbangan yang penting dalam pengelolaan serangga vektor tanaman adalah pada populasi yang sangat rendahpun dapat menyebabkan penyebaran penyakit sehingga diperlukan

Pengendalian vektor penyakit baik itu demam berdarah, malaria maupun filariasis dengan menggunakan insektisida terhadap serangga pengganggu telah banyak dilakukan dengan cara

Pertimbangan yang penting dalam pengelolaan serangga vektor tanaman adalah pada populasi yang sangat rendahpun dapat menyebabkan penyebaran penyakit sehingga diperlukan

Dari simulasi model matematika penyebaran penyakit leptospirosis antara vektor penyebar dengan populasi manusia pada Gambar 1 menjelaskan populasi pada vektor

Vektor penyakit merupakan Arthropoda yang dapat menularkan, memindahkan dan/atau menjadi sumber penular penyakit terhadap manusia (Kemenkes, 2010), salah satunya adalah nyamuk

Dewan Redaksi Jurnal Vektor Penyakit mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada segenap Mitra Bestari yang terlibat dalam proses penelaahan Jurnal Vektor Penyakit Volume

Hal ini mengindikasikan bahwa perlu adanya kewaspadaan di Desa Wonodoyo dari penyakit yang diakibatkan oleh tikus maupun ektoparasitnya (pinjal) yaitu Pes, meskipun

Penyakit-penyakit dengan 2 faktor (manusia-arthropoda)= penyakit yang disebabkan oleh pengaruh langsung arthropoda thd manusia, bukan karena virus, bakteri,protozoa, cacing