• Tidak ada hasil yang ditemukan

Versi Resume

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Versi Resume"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Risalah Rapat Pleno MWA Tanggal 24 September 2016 – versi resume 1

Risalah Rapat Pleno MWA ITB

Ruang Rapat MWA, Bandung,24 September 2016

I. JADWAL

Hari, tanggal : Sabtu, 24 September2016 Waktu : 09.00 – 12.00

Tempat Kehadiran

: :

Ruang Rapat MWA, Bandung

Anggota MWA

1. Betti S. Alisjahbana (Ketua MWA) 2. Emmy Suparka (Sekretaris Eksekutif) 3. Paristiyanti (Mewakili MENRISTEK) 4. Kadarsah Suryadi (Rektor ITB) 5. Indratmo Soekarno (Ketua SA) 6. Muhammad Arya Zamal 7. Rochim Suratman 8. Suharto

9. Richard Mengko 10. Irfan Setiaputra

Non Anggota MWA

1. Bermawi P Iskandar (WRAM) 2. Bambang Riyanto Trilaksono

(WRRIM) 3. Irawati (WRSO) TIDAK HADIR

1. Gubernur Jawa Barat 2. Kuntoro Mangkusubroto 3. Jann Hidajat

4. Marzuki Usman

5. Syafruddin A. Temenggung

I. ACARA / TOPIK BAHASAN

1. Kebijakan Multi Kampus dalam Konteks Strategic Objectives ITB Oleh : Rektor, Senat Akademik

2. Dialog tentang Penggunaan Kewenangan MWA dalam hubungan 3 Pilar Oleh : MWA, Senat Akademik, Rektor

3. Kebijakan ITB tentang Dosen yang dipinjamkan ke Perguruan Tinggi lain Oleh : Rektor

4. Lain lain

II. MATERI YANG DIBAGIKAN a. Bahan yang dibagikan

1. Risalah Rapat Pleno tanggal 27 Agustus2016

2. Tabel Usulan dari anggota MWA untuk dashboard ITB b. Bahan tayangan :

1. Slide Presentasi Multi Kampus

Versi

Resume

(2)

Risalah Rapat Pleno MWA Tanggal 24 September 2016 – versi resume 2 III. PELAKSANAAN RAPAT

Sidang dibuka oleh Ketua MWA pada pukul 09.00 yang dihadiri oleh 10 anggota MWA.

Pengantar dari Ketua MWA :

 Sebagai informasi bahwa Rektor ITB terpilih sebagai President pada forum UPF (University President Forum) menggantikan Presiden sebelumnya yang berasal dari Korea. Forum ini juga mengelola World Techopolis Association.

 Agenda No 2 yaitu tentang dialog 3 Pilar di tunda karena anggota MWA yang hadir sedikit

 Wawasan dosen terhadap entrepreneurship perlu ditingkatkan. Dapat di buat program dosen di industri misalnya selama 1 atau 2 tahun.

 Agenda lain lain akan membahas tentang masukan dari anggota MWA untuk dashboard ITB

 Usulan Pak Richard : Sebelum rapat pleno berikutnya , diadakan pertemuan 3 Pilar

AGENDA-1 : Kebijakan Multi Kampus dalam Konteks Strategic Objectives ITB

Presentasi Rektor

- Indikator Kinerja Utama dari Tujuan Strategis 2025 : 1) worldrank, 2) technopreneurship dan enterpreneurship 3) keunggulan solusi bangsa

- Strategic Objective yang terkait dengan multikampus adalah objective no 2 dan no 3.

- Terkait dengan objective no 2, ITB akan membangun Technopark. Namun, kampus ITB di ganesha sudah sempit, sulit membangun technopark. Dengan multikampus, ITB bukan hanya menambah intake mahasiswa engineering tapi ITB juga leluasa membangun technopark untuk mendukung Strategic Objective no 2.

- Terkait dengan objective no 3, masalah bangsa saat ini adalah jumlah tenaga insinyur yang minim dibanding negara tetangga misalnya Malaysia, Singapura, apalagi Jepang.Oleh karena itu menristekdiktimemberi mandat PTN agar meningkatkan jumlah mahasiswa engineering.

Namun demikian, khusus untuk ITB tidak bisa menambah jumlah mahasiswa engineering bila dilakukan di kampus ganesa, perlu menambah lahan dengan multikampus.

- ITB ganesa adalah kampus kecil dengan luas lahan hanya 28 Ha, sementara kampus lain sudah ratusan Ha (UI dan UGM > 300 Ha). Jika ITB dari dulu sudah mempunyai lahan 700 Ha, tidak perlu multi kampus.

- Disisi lain, program Inhouse PhD, dimana sudah ada Tim program S3 kemitraan, misalnya dengan Freeport adalah salah satu bentuk implementasi multikampus yang sudah berjalan.

- Climate change merupakan salah satu bidang yang akan diunggulkan ITB. Hasil kunjungan ke Korea terkait MoU antara Oseanografi ITB dengan KOIST (Korea) adalah dalam rangka kerjasama penelitian program Climate change dan maritime berbasis satelit. Cirebon menjadi kandidat lokasi pembangunan stasiun bumi untuk pengamatan climate change dan maritim dengan satelit. Untuk membangun fasilitas ini di kampus ganesa tidak memungkinkan. Kampus Cirebon diperuntukan bagi pengembangan Kemaritiman, Climate Change dan Obat obatan.

- The Next adalah kampus walini, sudah diusulkan seluas 350 Ha.

Presentasi WRA

- Ada 3 sumbu strategi bidang pendidikan : mutu, kepeloporan dan kapasitas.

- Untuk sumbu Mutu, ITB sudah memulai dengan mendorong prodi-prodiagar meningkatkan mutu dengan standar internasional melalui akreditasi internasional.Dari 43 prodi yang ada sekarang, sudah 22 prodi S1 yang terakreditasi internasional.

(3)

Risalah Rapat Pleno MWA Tanggal 24 September 2016 – versi resume 3 - Sedangkan terkait sumbu kepeloporan, banyak KK di ITB ingin membuat prodi baru, atau

center untuk mendukung kepeloporan dalam bidang-bidang baru. Namun demikian dengan kondisi kampus ganesa sudah penuh, maka pembukaan prodi baru atau center-center ini membutuhkan lahan baru dengan multikampus.

- Untuk sumbu kapasitas :

o ITB diminta mendukung program BAPPENAS yaitu meningkatkan kapasitas intake dari 3000 menjadi 10000.

o Pada kesempatan yang lain PII menyampaikan informasi bahwa indonesia defisit 5000 engineer.

o Presiden SBY juga dalam sambutan penganugerahan Honoris Causa juga menyampaikan hal yang serupa, yaitu kalau negara ini banyak insinyurnya maka tidak gampang gaduh.

- Namun demikian, kampus ganesha didesain untuk 16.000 mahasiswa dan saat ini sudah 21.000 mahasiswa. Sehingga untuk peningkatan kapasitas kedepan, multikampus bisa menjadi solusi hal ini.

- ITB dituntut untuk berperan dibanyak aspek. Disisi lain harus meningkatkan Mutu, disisilain kepeloporan, disisi lain meningkatan kapasitas.

Presentasi WRRI

- Dalam kontek inovasi dan entrepreneurship, ada beberapa program strategis yangakan dikembangkan :

o Menumbuhkan spirit inovasi dan entrepreneurship.

o Peningkatan produk inovasi dari suatu TRL tertentu untuk dikomersialisasi. ITB punya sasaran untuk selalu menaikkan TRL sampai level 7.

o Pengembangan training dan coaching oleh para professional dan praktisi yang berpengalaman untuk melakukan pembinaan pada start-up yang dbina di LPIK ITB.

- Kondisi space co-working saat ini yang ada di LPIK hanya cukup menampung 15 startup.

Padahal saat ini ITB sudah mempunyai 50 start-up yang ditempatkan di gedung LPIK yang lahannya terbatas. Untuk pembinaan / pengembangan start up kedepan membutuhan space yang lebih luas.

- Saat ini sedang dilakukan pertemuan secara intensif dengan Sumarecon Bandung. Dalam waktu dekat, Sumarecon akan menyerahkan hibah tanah di Gedebage ke Kemenristekdikti dan kemudian dihibahkan ke ITB. Sudah 2 tower yang dirancang untuk teknopark di Gedebage ini. Nantinya technopark di Gedebage akan banyak difokuskan pada bidang ICT dan smart industry.

- Sedangkan untuk pengembangan bioenergi akan ditempatkan di kampus di Cirebon sebagai New Academic Research Center. inisiasinya sudah dilakukan 3 tahun lalu melalui kerjasama JICA-ITB-BPPT.

Presentasi WRSO

- ITB memiliki tugas mendidik bangsa, kita tidak bisa menyatakan bahwa Professor tidak boleh kemana mana. Sebetulnya kita juga memiliki tugas mendidik bangsa, sehingga ITB bisa memberikan manfaat bukan hanya internal ITB saja.

- Ada 2 jenis penugasandi ITB : yang ditugaskan resmi oleh ITB dan dosen ITB yang menugaskan diri sendiri. Dua-duanya bagus namun perlu arahan MWA.

- Bila dosen hanya berada di kampus saja, akan sulit memberikan kuliah dengan contoh konkrit terkait industri dan real world.

(4)

Risalah Rapat Pleno MWA Tanggal 24 September 2016 – versi resume 4 DISKUSI

A.Tentang Multikampus dan Isu PTS Lokal

- Terkait kebijakan multikampus, sebaiknya ITB mempertimbangkan keberadaan PTS di lokasi dimana ITB akan membuka kampus baru. Sebagai contoh, di Cirebon ada Untag 1945 dan Unswagati. Dari informasi yang diterima, beberapa PTS lokal Cirebon sudah merasakan dampak dengan berkurangnya minat calon mahasiswa mendaftar.

- Terkait pendapat bahwa PTS tidak ada sumbangsihnya pada negara, maka peran PTN seperti ITB bisa membantu peningkatan kualitas dosen-dosen PTS sehingga akan mendorong kualitas lulusan PTS menjadi lebih baik. Teknik Mesin ITB merupakan salahsatu prodi di ITB yang telah melakukan program pembinaan dosen-dosen PTS.

- ITB tidak akan bersaing dengan PTS lokal, ITB sangat jelas hanya mengambil segmen tertentu. Untuk tahun pertama ITB hanya mengambil maksimum 25 mhsw per prodi di cirebon agar tidak mengganggu PTS.

B.Tentang Multikampus dan Pencapaian World Rank

- Terkait permintaan MWA agar rektor memberikan paparan yang lebih tajam tentang hubungan multikampus dengan strategic objective, sebaikknya Rektor memberikan paparan roadmap multikampus dan melakukan analisis dampaknya terhadap strategic objective yang sudah direncanakan. Misalnya roadmap seperti apa yang akan disiapkan ITB untuk memenuhi target worldrank dari 800 menjadi 300 di 2025? Sementara, multikampus memiliki tantangan membuat pencapaian world rank terganggu.

C.Tentang Multikampus dan RENIP / Grand Design ITB ke depan

- Kebijakan multikampus juga akan berdampak jangka panjang dimana rektor berikutnya akan menanggung keputusan saat ini. Sehingga Grand design multikampus harus dibicarakan oleh 3 pilar utama dengan MWA sebagai pengambil keputusan. 3 pilar utama yaitu Rektor, SA dan MWA harus firmed agar rektor berikutnya bisa melanjutkan kebijakan multikampus ini.

Harus ada kesepakatan tertulis antara MWA, SA dan Rektor tentang multi kampus.

- Berbicara multikampus, berarti berbicara tentang ITB untuk puluhan tahun kedepan. Oleh karena itu, saatnya upgrade RENIP hingga 2030.

- Tim review RENIP SA sudah selesai bekerja. Tim baru menyelesaikan evaluasi RENIP sebelumnya namun belum membuat RENIP yang baru. Masih terjadi diskusi di SA terkait pendekatan yang akan dipakai untuk menyusun RENIP 2017-2030, yaitu pendekatan pertama, mempebaiki RENIP yang sekarang dan melakukan ekstensi sampai tahun 2025 atau pendekatan kedua, yaitu membuat RENIP yang sama sekali baru tiap 25 tahun kedepan.

- Jika RENIP di sepakati 3 Pilar maka dalam point of view kemristekdikti dianggap akan lebih powerful. Dan mengenai dana atau budget untuk merealisasikan RENIP, jika ITB akomodatif dengan program pemerintah/kementrian dan RENIP terukur, BAPPENAS dan Kementrian akan memberikan dana dan dukungan ke ITB.

- Senat Akademik diminta untuk mempresentasikan hasil evaluasi RENIP dalam rapat pleno mendatang (bulan Oktober)

D.Tentang Multikampus dan Prodi Kepeloporan

- Terkait dengan konsep 3 sumbu akademik yaitu mutu, kepeloporan dan kapasitas pada prinsipnya setuju. Namun, kebijakan multikampus dimana sumbu kepeloporan dengan menempatkan prodi baru di Jatinagor masih dipertanyakan. Penempatan prodi baru/center baru di Jatinangor masih perlu dianalisis apakah akan menghambat atau memperkuat kepeloporan itu sendiri.

(5)

Risalah Rapat Pleno MWA Tanggal 24 September 2016 – versi resume 5 - Berkenaan dengan konsistensi, untuk kasus kampus Jatinangor, MWA dirasa tidak

konsisten, dimana kebijakan penempatan prodi baru yang sifatnya kepeloporan di Jatinangor saat ini oleh Rektorat adalah pelaksanaan hasil dari keputusan MWA sebelumnya.

Namun MWA saat ini menanyakan lagi keputusan ini.

- Harus lebih dipertajam alasan multikampus apakah terkait jumlah mahasiswa intake, terkait center (kepeloporan) atau facilities (technopark). Mana yang menjadi alasan?

-

E.Tentang Multikampus dan Kekuatiran Penurunan Kualitas untuk Kebutuhan Industri

- Soal 3 sumbu akademik, terutama menyangkut kapasitas yaitu kebutuhan menaikkan intake mahasiswa apakah sudah mempertimbangkan kebutuhan SDM standar industri? Kalangan industri berharap jangan sampai intake nya naik, tetapi kualitas intelektualnya menurun.

- Pengalaman di real world industri dimana merekrut lulusan PTS atau PTN yang bukan dari ITB, agak berat bagi industri bila memiliki SDM dengan kualitas intelektual terbatas.

- Ketika membuka program studi Teknik Industri di Cirebon, apakah benar Indonesia kekurangan insinyur Teknik Industri?

- Tentang jumlah insinyur di dunia, Indonesia berada dalam urutan no 6 dunia yaitu memiliki insinyur sebanyak 140 ribu insinyur tahun. Berapa kontribusi ITB pertahun terhadap jumlah insinyur ini menjadi acuan penting dalam rencana menaikkan kapasitas ITB dengan multikampus.

- Terkait menjaga kualitas, ITB melakukannya sejak dari intake dan saat berada di TPB.Jika ada yang kurang kualitas intakenya, akan tersaring di TPB. Urusan kualitas tidak ada tawar menawar. Quality is our concernbaik kualitas intake mahasiswa ITB ganesa maupun kampus ITB yang lain, termasuk ITB Cirebon.

F.Tentang Multikampus adalah Keputusan Bersama 3 Pilar

- Keputusan tentang pola, framework multikmpus ini harus diambil bersama baik oleh Rektorat, SA dan MWA karena konsekuensi kebijakan ini sangat besar dan jangka panjang.

Track record dan pengalaman ketika membuka kampus Bekasi sebelumnya yang masih belum berhasil perlu menjadi pelajaran agar tidak terulang.

- Juga tentang Jatinangor dimana pemerintahan daerah akan membangun tol dalam kota yang menghubungkan kampus Ganesha dengan kampus Jatinangor perlu mendapat perhatian ITB.

- Tentang TPB pindah ke Jatinangor perlu dikaji dari berbagai aspek. Bagaimana terkait dengan pemindahan mahasiswa TPB ke jatinangor agar fasilitas di ganesa bisa dipakai untuk hal yang lain? Apapun keputusannya, merupakan keputusan bersama.

AGENDA-2 : Dialog tentang Penggunaan Kewenangan MWA dalam hubungan 3 Pilar --- Di tunda ---

AGENDA-3 : Kebijakan ITB tentang Dosen yang dipinjamkan ke Perguruan Tinggi lain

DISKUSI

A.Pengalaman Bekerja di Industri atau Institusi Lain bagi Dosen sangat penting

- Setuju dengan penugasan dosen ke institusi lain, namun menjadi persoalan bagi dosen ITB yang bekerja membantu institusi lain tanpa alasan yang jelas

(6)

Risalah Rapat Pleno MWA Tanggal 24 September 2016 – versi resume 6 - Penting sekali dosen ITB berkarya/bekerja sebagai engineer di industry. Akan menjadi

pertanyaan, dosen mengajar calon insinyur tetapi yang bersangkutan tidak pernah belajar sebagai insinyur.

- Harus ada pembinaan di tiap tingkat, asisten ahli, lektor , lektor kepala.

- Pengalaman dosen ITB membantu institusi lain juga terkait dengan kebutuhan untuk mengurangi tenaga asing masuk ke Indonesia.

B.Penugasan dan Menyelesaikan Project di Institusi Lain adalah Hal yang Berbeda

- Sebaiknya dibedakan antara penugasan dengan melakukan suatu project. They are different thing.

- Harus diatur sampai berapa lama karena dosen adalah tenaga professional

- ITB sebenarnya sudah beberapa kali mebuat aturan tentang dosen bekerja di institusi lain.

Sebagai contoh dosen Prodi Tambang diminta membantu Freeport, dan sebagai timbal baliknya pihak Freeport membantu Prodi Tambang dan menyekolahkan 2 orang dosen prodi Tambang

C.Benchmarking PTN lain

- Benchmark dengan IPB, banyak dosen IPB menjadi komisaris Bank. Dampak positifnya sangat banyak. IPB banyak mendapatkan kemudahan dari perbankan.

- Jika ITB memperkerjakan dosen ITB dengan system yang jelas, akan memberikan keuntungan bagi ITB

D.Tentang Administrasi Penugasan Dosen di Institusi lain

- Untuk jabatan institusi lain di bidang pendidikan seperti menjadi Rektor di PT lain atau jabatan / penugasan di pemerintah seperti saksi ahli atau staf kementrian ada catatannya di Direktorat Kepegawaian, namun untuk jabatan seperti dosen ITB sebagai Komisaris tidak ada catatannya.

- Harus ada surat resmi dari Rektor untuk penugasan dosen ITB. Lebih bagus lagi ada transfer fee nya ke ITB

- Dampak seperti remunerasi dan tunjangan untuk dosen yang sedang bertugas di institusi lain perlu dievaluasi kembali.

- Bila industri meminta ITB agar dosennya bisa menjadi komisaris, apakah Rektor dan WR bisa mengajukan nama jika diperlukan ?

D.Aturan Pendelegasian Dosen ke Institusi lain dibuat oleh siapa ?

- Terkait aturan ini, perlu ada pendelegasian dari MWA ke Rektor dan Rektor akan membuat aturannya. Prinsipnya, operasionalnya ada di Rektor tapi kebijakan umumnya ada di MWA - ITB perlu melakukan inventarisasi dosen dosen dan bidangnya apa saja yang digunakan di

luar sehingga akan menjadi dasar dalam membuat aturan

Hasil rapat :

1. Terkait Multi Kampus: bahwa Grand desain Multi Kampus akan dibahas bersama oleh SA, MWA dan Rektor

2. Senat Akademik diminta untuk mempresentasikan hasil evaluasi RENIP dalam rapat pleno mendatang (bulan Oktober)

3. Terkait dengan pendelegasian dosen ITB di institusi lain, akan dilakukan sbb. :

MWA akan membuat peraturan kebijakan umum tentang Penugasan Dosen ke Institusi Lain, baik itu ke Kementerian/Lembaga, BUMN atau ke Perguruan Tinggi lainnya. Selanjutnya Rektor akan diberi kewenangan untuk membuat peraturan yang bersifat teknisnya.

4. Perlu updating daftar Inventarisasi keahlian Dosen terkait dengan kebutuhan di dalam maupun di luar ITB.

(7)

Risalah Rapat Pleno MWA Tanggal 24 September 2016 – versi resume 7 5. Akan dilakukan diskusi awal tentang penggunaan kewenangan MWA dalam hubungan 3 pilar

(Senat Akademik, Rektor dan MWA); cukup pimpinan ketiga organ.

6. Diperlukan konsistensi MWA terhadap keputusan yang sudah dibuat sebelumnya. Misalnya kebijakan tentang penggunaan kampus Jatinangor untuk prodi-prodi baru yang sifatnya kepeloporan.

==================================================================================

RAPAT PLENO BERIKUTNYA :

Hari/tanggal : Sabtu, 29 Oktober 2016 Tempat : MWA Bandung

Agenda :

1. Pemaparan RENIP oleh Ketua Senat Akademik

2. Dialog tentang Penggunaan Kewenangan MWA dalam hubungan 3 Pilar 3. Kebijakan Pendelegasian Dosen ITB ke Institusi lain

4. Masukan dari Anggota MWA untuk Dashboard ITB Pertemuan 3 Pilar ( Ketua MWA, SA dan Rektor) :

Hari/tanggal : Jumat, 21 Oktober 2016 Tempat : MWA Bandung

Agenda : Hubungan 3 Pilar

Referensi

Dokumen terkait

b) Return On Assets (ROA) atau Return On Investment (ROI), yaitu kemampuan perusahaan dalam memperoleh profit yang dapat dilihat dari perbandingan nilai