• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Eksplorasi Etnomatematika pada Gerakan Dasar Seni Pencak Silat Cimande

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Eksplorasi Etnomatematika pada Gerakan Dasar Seni Pencak Silat Cimande"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

(JIPG)

Available online: http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/jipg/index

This is an open access article under the CC–BY-SA license.

DOI: https://doi.org/10.30738/jipg.vol4.no2.a14824

Eksplorasi Etnomatematika pada Gerakan Dasar Seni Pencak Silat Cimande

Muhamad Fajarudin

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Umbulharjo, Yogyakarta 55163, Indonesia E-mail: [email protected]

* Corresponding Author

Received: 16 Mei 2023 ; Revised: 09 Juni 2023; Accepted: 27 Juni 2023

Abstrak: Pencak silat merupakan seni bela diri yang diwariskan secara turun temurun sebagai bentuk kekayaan bagi bangsa Indonesia. Dalam perkembangannya, pencak silat selain memiliki unsur jasmani, rohani, seni dan olah raga, juga memiliki nilai matematis. Penelitian ini bertujuan untuk menggali unsur matematika dalam pencak silat pencak silat Cimande. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi terhadap narasumber yaitu pelatih dan pejuang. Data dianalisis dengan menggunakan desain Spradley yang dibagi menjadi empat analisis yaitu analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial dan analisis tema budaya. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada gerak dasar pencak silat Cimande ditemukan konsep sudut yaitu sudut tumpul, sudut lancip, dan sudut siku-siku. Selain itu juga ditemukan konsep geometri dua dimensi yaitu bangun datar segitiga dan layang-layang.

Kata Kunci: Etnomatematika, Gerak Dasar, Cimande

Ethnomatematics Exploration on the Basic Movements of Cimande Pencak Silat Art

Abstract: Pencak silat is a martial art that has been passed down from generation to generation as a form of wealth for the Indonesian people. In its development, pencak silat besides having physical, spiritual, artistic and sports elements also has mathematical value. This study aims to explore the mathematical elements in the martial art of pencak silat Cimande. This study uses a qualitative ethnographic approach.

The data were obtained through interviews, observations, and documentation of the resource persons, namely trainers and fighters. The data were analyzed using the Spradley design which was divided into four analyzes namely domain analysis, taxonomic analysis, componential analysis and cultural theme analysis. The results obtained indicate that in the basic movements of the Cimande pencak silat martial art, the concepts of angles are found, namely obtuse angles, acute angles, and right angles. In addition, two-dimensional geometric concepts were also found, namely triangular flat shapes and kites.

Keywords: Ethnomatematics, Basic Movement, Cimande

How to Cite: Fajarudin, M. . (2023). Eksplorasi Etnomatematika pada Gerakan Dasar Seni Pencak Silat Cimande. Jurnal Ilmiah Profesi Guru (JIPG), 4(2), 89–98. Retrieved from https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/JIPG/article/view/14824

Pendahuluan

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia sendiri tercatat memiliki kurang lebih 17.000 pulauyang tersebar dari sabang di ujung barat hingga merauke di ujung timur. Banyaknya pulau di Indonesia mengakibatkan banyaknya perbedaan kebiasaan maupun kebudayaan setempat mulai dari bahasa, agama/kepercayaan, dan adat istiadat yang sangat beragam.

(2)

Copyright ©2023, Muhamad Fajarudin 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

Untuk mengembangkan potensi yang ada, pemerintah Indonesia mengembangkan sektor- sektor yang potensial untuk menunjukkan Indonesia di kacah Internasional. Beberapa sektor diantaranya adalah pendidikan, kesehatan, ekonomi, pariwisata hingga olehraga. Salah satu bentuk olahraga yang telah diakui sebagai warisan leluhur Indonesia dan telah diakui oleh dunia adalah Pencak Silat.

Pencak silat telah berkembang di Indonesia sejak zaman kerajaan hingga saat ini. Pencak silat menjadi salah satu dari banyak olahraga bela diri yang terkenal di kalangan masyarakat Indonesia. Berdasarkan pemaparan Suhartono (2011) menyatakan bahwa pencak silat dikenal sebagai budaya beladiri khas Indonesia yang mana didalamnya termuat empat aspek yaitu aspek seni, beladiri, mental spiritual, dan olahraga.

Selain itu, dalam pencak silat juga ditemukan unsur lain seperti nilai kesenian, pengetahuan, dan pembelajaran. Berdasarkan nilai-nilai tersebut menjadikan pencak silat sangat erat kaitannya dengan lingkungan dan kehidupan tempat perkembangannya. PB IPSI beserta BAKIN dalam penelitian yang dikaji oleh Mulyana (2013) menjelaskan bahwa pencak silat merupakan hasil budaya manusia Indonesia untuk membela, mempertahankan eksistensi dan integritasnyaterhadap lingkungan hidup maupun alam sekitarnya demi mencapai kesadaran hidup untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pada pencak silat sendiri terdiri atas berbagai macam gerakan mulai dari gerakan dasar hingga gerkan inti sebagai bentuk pertahanan diri. Gerakan-gerakan tersebut tidak lepas dari aturan-aturan seperti posisi kuda-kuda kaki, posisi tangan saat memukul, posisi badan dan lain sebagainya. Dimana dalam hal ini memungkinkan munculnya unsur-unsur matematis yang dapat dikaji pada gerakan silat.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wicaksono (2020) dengan judul “Eksplorasi Etnomatematika pada Gerakan Pukulan Seni Pencak Silat Kepulauan Riau” menunjukkan bahwa adanya unsur matematika dalam gerakan seni pencak silat. Dimana dalam hasil penelitiannya mengungkapakan bahwa adanya temuan etnomatematika pada gerakan seni pencak silat Riau seperti bangun datar segitiga, sudut lancip, sudut tumpul, sudut siku-siku serta kedudukan dua garis.

Selain itu, etnomatematika juga ditemukan dalam bentuk kesenian yang serupa dengan pencak silat yaitu seni tari. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Destrianti (2019) yang berjudul “Etnomatematika dalam Seni Tari Kejei Sebagai Kebudayaan Rejang Lebong”

menunjukkan bahwa adanya unsur etnomatematika yang ditemukan meliputi instrumen pengiring tari yang menyatakan bentuk bangun tiga dimensi dan gerakan tari yang menunjukkan konsep geometri pada dimensi dua seperti garis, sudut dan bangun datar.

Unsur matematis juga ditemukan dalam gerak tari lain yaitu tari Kretek, ini didasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sa’adah (2021) yang berjudul “Etnomatematika Gerak Tari Kretek Kudus pada Pembelajaran Matematika”. Dimana hasil penelitian ini menunjukkan adanya unsur matematis seperti konsep geometri dimensi dua pada gerakan dan posisi kaki serta gerak geometi transformasi pada gerakan memutar penari.

Etnomatematika sendiri dikenalkan oleh D’Ambrossio pada tahun 1985, dimana D’Ambrossio dalam Atmidasari (2017) menjelaskan bahwa etnomatematika merupakan matematika yang dipraktekkan di anatara kelompok budaya, anak dengan usia tertentu kelas profesional dan sebagainya. Melalui pemikiran ini D’Ambrossio memadukan pembelajaran matematika dengan kebudayan setempat dengan tujuan tetap menjaga warisan kebudayaan leluhur mapuan masyarakat setempat khususnya dalam ikatan adat-istiadat.

(3)

Copyright ©2023, Muhamad Fajarudin 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

Berdasarkan pemaparan di atas menunjukkan bahwa kehidupan manusia sangat erat kaitannya dengan pembelajaran, salah satu cabang ilmu yang tidak lepas dari kehidupan masyarakat adalah matematika. Pada kehidupan sehari-hari mulai dari menunjukkan waktu hinga kegiatan jual beli tak pernah lepas dari matematika bahkan hingga karya seni juga mengandung unsur matematika. Menurut Afriyanty (2019) menyebutkan bahwa matematika sendiri dapat diartikan sebagai ilmu pasti yang terbentuk berdasarkan akal yang berhubungan dengan benda-benda serta pikiran yang abstrak dan digunakan dalam berbagai aspek kehidupan. Aspek kehidupan yang dimaksud salah satunya adalah unsur dalam seni, baik dari seni rupa seni tari maupun seni vokal.

Oleh karena itu, dari latar belakang yang dipaparkan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan etnomatematika dalam salah satu oelahraga seni bela diri pencak silat Cimande dengan judul penelitian “Eksplorasi Etnomatematika pada Gerakan Dasar Seni Pencak Silat Cimande”. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan Etnomatematika yang dapat dikaji dari gerakan silat Cimande.

Metode

Penelitian ini berjenis etnografi dengan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini dipilih dengan tujuan untuk mengamati dan menguraikan suatu budaya dalam masyarakat secara keseluruhan sedangkan pendekatan kualitatif dilakukan agar dapat mendeskripsikan proses hingga hasil penelitian dalam bentuk representasi maupun gambar. Menurut Creswell (2012) menjelaskan bahwa etnografi merupakan salah satu penelitian kualitatif untuk menggambarkan, menganalisa, dan menafsirkan unsur-unsur dari sebuah kelompok budaya seperti pola perilaku, kepercayaan dan bahasa yang berkembang seiring berjalannya waktu.

Adapun temapt penelitian ini dilakukan di rumah atau tepatnya padepokan perguruan pencak silat Cimande di daerah Gunungkidul Dengan jangka waktu Januari 2023 hingga Mei 2023. Subjek dalam penelitian ini adalah pesilat di perguruan silat Cimande. Penentuan subjek penelitian dilakukan dengan cara snowball sampling. Menurut Lestari (2015) teknik snowball sampling ini merupakan teknik penentuan sampel yang mula-mula kecil kemudian membesar.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik triangulasi yaitu dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Sebagai instrumen utama, peneliti berperan dalam memilih informan sebagai sumber data, menetapkan fokus penelitian, melakukan pengumpulan data, menafsirkan data, serta membuat kesimpulan atas dasar hasil temuannya.

Selain itu, instrumen pendukung seperti lembar observasi dan pedoman wawancara juga digunakan untuk melengkapi informasi sesuai kebutuhan penelitian.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalaha analisis data dengan rancangan Spradley. Menurut Sugiyono (2014) menjelaskan bahwa rancangan Spradley membagi analisis data menjadi empat bagian yaitu analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial dan analisis tema budaya. Sedangkan untuk langkah akhir dalam penelitian ini adlah pengecekan keabsahan data dengan perpanjangan pengamat, peningkatan ketentuan, triangulasi teknik serta triangulasi sumber pengumpulan data.

Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian harus menggunakan prosedur sebagai berikut:

1. Menentukan situasi sosial yaitu memilih informan dan aktivis informan yang akan diteliti.

2. Mempersiapkan pedoman wawancara dan lembar observasi.

3. Melakukan pengambilan data terhadap informan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

4. Melakukan analisis domain berdasarkan data yang diperoleh yaitu dengan wawancara, dokumentasi, maupun observasi. Dalam analisis domain perlu dilakukan reduksi data untuk

(4)

Copyright ©2023, Muhamad Fajarudin 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

memudahkan peneliti dalam memilah data yang berhubungan dengan penelitian dna menemukan aktivitas/domain etnomatimatika.

5. Melakukan analisis taksonomi untuk mendapatkan data lebih rinci berdasarkan penetapan domain.

6. Melakukan analisis komponensial, yaitu dari hasil analisis taksonomi dibantu dengan hasil dari pengambilan data sebelumnya untuk menggali ciri-ciri yang lebih spesifik dari apa yang diteliti.

7. Melakukan analisis tema budaya pada komponen yang telah ditetapkan pada analisis komponen untuk memperoleh temuan etnomatematika.

8. Uji keabsahan data dilakukan untuk memastikan temuan yang diperoleh merupakan data yang valid dan ditandai dengan kesamaan informasi pada hasil penelitian.

9. Memperoleh temuan etnomatematika pada seni pencak silat yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan penelitian.

Hasil dan Pembahasan

Wawancara dilakukan sebanyak dua kali yang bertempatkan di rumah padepokan perguruan pencak silat Cimande yaitu pada tanggal 3 Januari 2023 dan 10 Mei 2023. Selama proses wawancara peneliti menggunakan alat perekam sebagai alat bantu dan pedoman wawancara agar topik pembicaraan terarah serta informasi yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan penelitian. Selain itu, untuk keperluan dokumentasi dilakukan dengan kamera handphone.

Berdasarkan sejarahnya pencak silat aliran Cimande ini berkembang sejak tahun 1760 yang diciptakan oleh seorang Kyai bernama Mbah Kahir. Pencak silat ini juga merupakan salah satu aliran pencak silat yang tertua di Indonesia.Dalam pencak silat Cimande ini terkandung unsur- unsur seni budaya bela diri yangmengandung nili-nilai, norma-norma maupun perilaku yang dijunjung tinggi serta diwariskan dari leluhur kepada generasi-generasi secara turun-temurun.

Pencak silat ini memiliki dasar pemikiran dimana dalam taleq Cimande menjelaskan bahwa adanya dasar filsafah hidup sepert taat dan taqwa kepada Allah, tidak melawan orang tua maupun guru, tidak berjudi dan melakukan hal-hal negatif yang merugukan orang orang lain.

Dalam pencak silat ini terdapat dua puluh tiga jurus dasar yang dapat dikuasai oleh masing- masing pesilat.

1. Observasi dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti adalah mengamati gerakan dasar bagi pesilat pemula. Gerakan ini dilakukan oleh seorang peraga yaitu salah satu murid seni Pencak Silat Cimande yang memeragakan beberapa gerakan dasar. Di bawah ini adalah contoh gerakan dasar pada silat aliran Cimande.

Gambar 1. Tahap awal gerakan

(5)

Copyright ©2023, Muhamad Fajarudin 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

Gerakan awal ini dilakuan dengan tujuan untuk menenangkan diri dan jiwa pesilat sebelum melakukan gerakan. Berdasarkan informasi yang diperoleh gerakan awal ini dilakukan untuk mengontrol kondisi emosi agar gerakan selanjutnya dapat fokus dan tepat sasaran.

a. Gerakan Pukulan 1). Pukulan Depan

Gambar 2. Gerakan memukul

Pada gerakan pukulan depan dilakukan dengan posisi kuda-kuda kanan. Pusat atau sasaran pukulan adalah bagian ulu hati dengan tangan kanan mengepal.

2). Pukulan Menyamping

Gambar 3. Gerakan memukul menyamping

Pada gerakan ini pukulan difokuskan pada bagian leher bagian luar. Namun tak jarang juga digunakan sebagai teknik balasan serangan saat menangkis pukulan lawan. Gerakan ini dilakukan dengan posisi kuda-kuda kaki kanan menyamping.

b. Gerakan Bertahan

Gambar 4. Gerakan menangkis serangan

(6)

Copyright ©2023, Muhamad Fajarudin 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

Gerakan menahan dan menagkis serangan dalam pencak silat Cimande dapat dilakukan dengan dengan menagkis serangan dengan mengarahkan serangan ke arah bawah.

1. Analisis Data

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan rancangan Spradley, untuk memperoleh temuan etnomatematika yang sesuai dengan gerakan dasar pencak silat dilakukan analisis sebagai berikut.

1. Analisis Domain

Berdasarkan hasil pemaparan di atas, peneliti menemukan satu buah domain Etnomatematika pada gerakan dasar pencak silat Cimande, yaitu domain bermain.

2. Analisis Taksonomi

Tahap selanjutnya adalah analisis taksonomi. Berdasarkan domainnya peneliti menemukan taksonomi yang sesuai dengan domain bermain. Dengan demikian, hasil analisis taksonomi pada domain adalah merancang pukulan tangan dan gerakan bertahan dalam menghadapi serangan.

3. Analisis Komponensial

Tahap berikutnya dalam analisis data adalah analisis komponensial. Berdasarkan hasil dari analisis taksonomi, peneliti menentukan komponen yang sesuai pada domain bermain yaitu posisi gerak pukulan dan posisi bertahan dalam silat Cimande.

4. Temuan Etnomatematika pada Gerakan Dasar Pencak Silat Cimande

Tahapan terakhir adalah tahap tema budya. Analisis yang dilakukan yaitu menetapkan konsep matematika yang ditemukan pada domain bermain. Pada tahapan ini, peneliti memberikan gambaran mengenai temuan Etnomatematika terhadap konsep matematika yang ditemukan.

Adapun temuan etno matematika dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Sudut Tumpul

Pada gerakan awal ditemukan posisi kedua tangan berada persis didepan muka dengan ujung jari saling bertemu membentuk sebuah sudut tumpul. Sudut tumpul merupakan sebuah sudut yang memeiliki besar antara 90o dan 180o.

2. Sudut Lancip

Pada gerakan tangkisan ke bawah dengan posisi kedua tangan saling menyilang. Sehingga berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan sudut yang dibentuk pada ujung bawah membentuk sudut lancip. Dimana sudut lancip sendiri merupakan sudut dengan besar antara 0o dan 90o.

(7)

Copyright ©2023, Muhamad Fajarudin 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

3. Sudut Siku-Siku

Pada gerakan sikutan posisi tangan membentuk sudut siku-siku.

Berdasarkan gambar yang di ambil gerakan membentuk sudut siku-siku dapat dilihat pada tangan kanan. Sudut siku-siku merupakan sudut dengan besar 90o.

4. Geometri Bidang Dimensi Dua Segitiga

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan ditemukan posisi tangan pada gerakan awal membentuk lambang geometri bidang dimensi dua yaitu segitiga.

5. Layang-Layang

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan bentuk layang- layang diperoleh dari posisi kuda-kuda kaki kanan terhadap lantai.

(8)

Copyright ©2023, Muhamad Fajarudin 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Temuan Etnomatematika Terhadap Konsep Matematika Temuan Etnomatematika Konsep Matematika yang

Ditemukan

Berdasarkan gerakan awal pada seni pencak silat Cimande ditemukan kedua tangan membentuk sudut tumpul.

Pada gerakan tangkisan ke bawah dengan posisi kedua tangan saling menyilang.

Sehingga berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan sudut yang dibentuk pada ujung bawah membentuk sudut lancip.

Pada gerakan sikutan posisi tangan membentuk sudut siku- siku. Berdasarkan gambar yang di ambil gerakan membentuk sudut siku-siku dapat dilihat pada tangan kanan.

(9)

Copyright ©2023, Muhamad Fajarudin 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

Temuan Etnomatematika Konsep Matematika yang Ditemukan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan ditemukan posisi tangan pada gerakan awal membentuk lambang geometri bidang dimensi dua yaitu segitiga.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan bentuk layang- layang diperoleh dari posisi kuda-kuda kaki kanan terhadap lantai.

Simpulan

Pada gerakan dasar seni pencak silat Cimande, memuat domain atau aktivitas matematika yaitu domain bermainyang muncul pada saat peneliti melakukan proses analisis domain.

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh konsep matematika pada domain bermain yaitu konsep sudut tumpul, sudut lancip, sudut siku-siku dan konsep geometri dimensi dua yaitu segitiga dan layang-layang.

Penggunaan contoh-contoh langsung dalam pembelajaran matematika sangatlah membantu untuk meningkatkan tingkat ketertarikan peserta didik pada pembelajaran matematika. Selain itu adanya kegiatan belajar matematika melalui etno matematika dapat menjadi alternatif lain bagi pendidik untuk menjelaskan konsep dasar yang ditemukan dalam kehidupan nyata seperti pada konsep matematis yang ditemukan pada gerakan seni pencak silat Cimande.

Adapun kelebihan dari hasil penelitian ini diantaranya ditemukan unsur-unsur matematika dalam gerakan seni pencak silat Cimande, memperkenalkan seni pencak silat Cimande kepada masyarakat umum, memperkenalkan etnomatematika dapat masuk dalam berbagai segi kehidupan manusia. Kekurangan dari penelitian ini diantaranya unsur-unsur yang ditemukan

(10)

Copyright ©2023, Muhamad Fajarudin 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

masih sangat terbatas hanya pada pengenalan sudut untuk gerakan tangan atau kaki, penelitian hanya berfokus pada satu seni pencak silat, dan penemuan unsur matematika hanya pada gerakan tertentu belum menyeluruh pada semua gerakan silat.

Ucapan Terimakasih

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini. Serta penulis menyadari bahwa artikel ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat.

Daftar Pustaka

Afriyanty, M., & Izzati, N. 2019. Eksplorasi etnomatematika pada corak alat musik kesenian marawis sebagai sumber belajar matematika. Jurnal Gantang, Vol.4 No.1, 39–48.

Atmidasari, S. 2017. Kajian Etnomatematika Pembagian Harta Waris pada Masyarakat Lampunf Ditinjau dari Perspektif Adat. Skripsi. Pendidikan Matematika Universitas Islam Negeri Raden Intan, Lampung.

Creswell, J. W. 2012. Educational research: planning, conducting, and evaluating quantitative and quailtative research. New Jersey: Person Education, Inc.

Destrianti, Sindi. 2019. “Etnomatematika dalam Seni Tari Kejei Sebagai Kebudayaan Rejang Lebong”. Jurnal Equation: Teori dan Pendidikan Matematika. IAIN Bengkulu: Bengkulu.

Lestari, K. E., & Yudhanegara, M. R. 2015. Penelitian pendidikan matematika. Bandung: Refika Aditama.

Mulyana. 2013. Pendidikan pencak silat. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sa’adah , Nurus, Arghob Kofya H., Putri Nur Malasari. 2021. “Etnomatematika Gerak Tari Kretek Kudus pada Pembelajaran Matematika”. ALGORITMA Journal of Mathematics Education (AJME). IAIN Kudus: Jawa Tengah.

Sugiyono. 2012. Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan rnd.

Bandung: Alfabetha.

Suhartono. 2011. Buku pelajaran pencak silat nusantara: program beladiri praktis. Jakarta:

Keluarga Pencak Silat Nusantara.

Wicaksono, Rahmat Wastio, Nur Izzati, Linda Rosmery T. 2020. “Eksplorasi Etnomatematika pada Gerakan Pukulan Seni Pencak Silat Kepulauan Riau“.Jurnal Kiprah 8 (1). Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebutlah yang mendorong penulis untuk menciptakan cerita dengan tema seni bela diri pencak silat ke dalam bentuk media komik, karena media ini bersifat visual memiliki

Adegan ini dapat dikatakan sebagai perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau yang dilakukan antara dua orang yang sama-sama ahli dalam pencak silat

Hal tersebutlah yang mendorong penulis untuk menciptakan cerita dengan tema seni bela diri pencak silat ke dalam bentuk media komik, karena media ini bersifat visual memiliki

Penelitian ini bertujuan mengetahui kearifan lokal yang ada di dalam Pencak Silat Perguruan Persilatan Seni dan Budaya Keratuan Lampung dan Persaudaraan Setia Hati Terate. Penelitian

Tingkat kebugaran jasmani berhubungan terhadap prestasi pencak silat jurus seni kategori tunggal, maka kepada pelatih perlu melakukan peningkatan program latihan

Peta Konsep Variasi dan Kombinasi Gerak Dasar Lokomotor, Nonlokomotor, dan Manipulatif dalam Bela Diri Pencak Silat • Variasi sikap kuda-kuda dengan kombinasi pukulan lurus

Hasil eksplorasi etnomatematika pada Tarian Dikir Barat di Pulau Kasu peneliti menemukan beberapa konsep matematika berupa konsep sudut, transformasi gerakan geometri, garis dan konsep

Latar belakang berdirinya perkumpulan seni beladiri pencak silat di SMP Islam Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi.