Karakter Kepemimpinan Yang Ideal Dalam Sebuah Organisasi
Verah¹, Felix Melvin Pratama², Dilla Artasya³, Mulyati4 Jurusan Manajemen Universitas Multi Data Palembang
¹[email protected], ²[email protected], ³[email protected],
Abstrak: Tujuan penulisan jurnal ini untuk membahas bagaimana gaya kepemimpinan yang ideal untuk sebuah organisasi dan diharapkan menjadi literasi bagi mahasiswa dan masyarakat yang mencari bahan bacaan untuk sebuah pembahasan mengenai kepemimpinan yang ideal bagi sebuah organisasi. Seorang pemimpin memiliki sifat, watak, serta kepribadian yang unik dan memiliki ciri khas, sehingga seorang pemimpin dapat membedakan dengan cara tingkah laku maupun gayanya dari orang lain. Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasi, kekuatan moral, dan semangat yang kreatif dan seorang pemimpin mampu untuk mempengaruhi seluruh anggota dalam mengubah sikap yang searah dengan visi dan misi,dalam sebuah organisasi. Pemimpin telah menjadi sosok yang teladan serta panutan bagi anggotanya. Dalam hal ini, terdapat beberapa tipe kepemimpinan secara umum adalah otokratik, kharismatik, demokratik, laisser faire, dan lain-lain. Hal tersebut memiliki fungsi dalam melakukan perbaikan mutu organisasi. Seorang pemimpin mampu memberikan motivasi bawahan melalui kearifan lokal Indonesia yakni gaya kepemimpinan berbasis karakter dalam mewujudkan diperlukan gaya manajemen kepemimpinan yang dapat mengintegrasikan 18 nilai karakter Pancasila ke dalam gaya kepemimpinan.
Kata kunci : Karakter, Model Kepemimpinan, Motivasi.
Abstract: The study aims to discuss the ideal leadership style for an organization and is expected to become literacy for students and the public who are looking for reading material for a discussion of ideal leadership for an organization. A leader has unique and distinctive traits, character, and personality, so that a leader can differentiate his behavior and style from others. Leadership is the power of aspirations, moral strength, and creative enthusiasm and a leader is able to influence all members in changing attitudes that are in line with the vision and mission in an organization. The leader has become a role model and role model for his members. In this case, there are several types of leadership in general, namely autocratic, charismatic, democratic, laisser faire, and others. It has a function in improving the quality of the organization. A leader is able to motivate subordinates through Indonesian local wisdom, namely a character-based leadership style in realizing a leadership management style that can integrate the 18 Pancasila character values into a leadership style.
Keyword : Character, Leadership Model, Motivation.
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang sejalan dengan kemajuan teknologi yang semakin cepat dan inovatif, sejarah peradaban manusia menunjukkan bahwa salah satu faktor dalam menentukan keberhasilan dan kelangsungan dalam
sebuah organisasi yakni dengan faktor kepemimpinan seseorang.
Keberhasilan suatu organisasi dapat dipengaruhi dengan kepemimpinan. Kemimpinan yang banyak diharapkan oleh setiap anggota dalam sebuah organisasi dengan seorang pemimpin dapat membawa manfaat yang baik bagi seluruh anggota yang ada di dalam organisasi tersebut. Seorang pemimpin harus memiliki jiwa pemimpin serta memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi untuk menyelsaikan
jika terjadi konflik pada organisasi tersebut dan dapat mengambil keputusan dengan tepat.
Seorang pemimpin harus dapat menentukan gaya pemimpinannya dalam memimpin anggotanya, sehingga mereka dapat menyesuaikan situasi maupun kondisi dengan waktu dan tempat yang tertentu dan pemilihan keputusan yang tepat. Dalam hal ini, pemimpin akan berhasil dengan menyesuaikan kondisi dan perilaku dirinya sesuai dengan tuntutan pada lingkungannya. Kepemimpinan dapat dilihat efektif maupun tidak tergantung dari perilaku yang diterapkan oleh seorang pemimpin. Sehingga seorang pemimpin dapat menyesuaikan dengan kondisi tertentu.
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana karakter kepemimpinan ideal?
2) Apa itu manajemen kepemimpinan?
3) Apa itu organisasi dan bentuknya?
4) Bagaimana jenis gaya dan nilai kepemimpinan?
5) Bagaimana pengaruh kepemimpinan, budaya organisasi, dan motivasi terhadap kinerja pegawai?
6) Bagaimana menjadi pemimpin yang ideal dalam organisasi?
7) Bagaimana kepemimpinan sosial untuk generasi milenial?
2. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Karakter
Karakter merupakan salah satu kunci penentu dalam keberhasilan suatu organisasi. Dengan seseorang memiliki karakter yang baik, hal tersebut akan menimbulkan kepercayaan dari diri seseorang yang kemudian akan memunculkan tampilan seorang kepemimpinan.
Dalam literatur kemiliteran yang dikenal dengan pentingnya karakter : “Character is a potent combination of strategy and character. But if you must be without one, be without stategy”.
Artinya, sebuah karakter dan kredibilitas seseorang memiliki keterkaitan antara dua hal tersebut antara satu sama lain. Sehingga kedua hal tersebut merupakan hal yang penting bagi seorang pemimpin.
2.2 Pengertian Kepemimpinan
Menurut Tead dalam (Sutarto, 2006) menjelaskan bahwa kepemimpinan merupakan kegiatan yang dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan kerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. “Leadership is the activity of influencing people to cooperate toward some goal which come to find desirable”. Selain itu, dengan sikap kepemimpinan yang diperlukan dalam sebuah organisasi, sehingga kepemimpinan menjadi salah satu faktor sebagai penentu dalam keberhasilan suatu organisasi.
2.3 Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan salah satu proses yang dapat menjelaskan arah, ketekunan, maupun intensitas seseorang untuk mencapai tujuan yang sama. Menurut (Samsudin, 2010) telah menjelaskan bahwa motivasi dapat mempengaruhi individu dari luar untuk melaksanakan suatu hal yang telah ditetapkan
3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat pendekatan yang telah dilakukan dengan cara peneliti memahami teori, konsep, maupun asas yang memiliki kaitannya dengan kepemimpinan,
3.2 Sumber Data
Sumber data penelitian terdapat 2 yakni Data sekunder dan primer. Namun dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari buku, jurnal, maupun penelitian kepustakaan (Library Research).
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik studi dokumen yaitu data yang diperoleh dari Kepustakaan yang relevan.
3.4 Teknik Penulisan
Keseluruhan data yang telah didapat akan dianalisis secara Kualitatif atau dikenal dengan Analisis Deskriptif Kualitatif, dimana keseluruhan data yang terkumpul akan dianalisis secara sistematis.
4. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN 4.1 Kepemimpinan Ideal
Kemimpinan merupakan instrument yang penting dari sebuah organisasi, dimana seorang pemimpin akan berpengaruh dan memiliki kendali atas sekelompok orang yang ingin kerja sama untuk mencapi tujuan yang tertentu. selain itu, dalam kepemimpinan diperlukan untuk menggerakkan beberapa kegiatan dalam organisasi, sehingga kepemimpinan merupakan salah satu faktor penentu dan faktor penting bagi organisasi.
Organisasi akan dapat dibilang berjalan dengan baik, jika pemimpin memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi. Salah satu karakter seorang pemimpin yang dapat dijadikan contoh ialah memiliki tanggung jawab yang besar kepada anggotanya, tidak hanya rasa tanggung jawab namun pemimpin harus cerdas agar sewaktu-waktu jika organisasi tersebut terjadi konflik pemimpin dapat memecahkan konflik dan memiliki solusi yang tepat.
Kepemimpinan yang baik dan ideal memiliki 8 (delapan) karakter, yaitu:
1) Cerdas
Kecerdasan seseorang dapat dilihat dari hasil belajar. Namun kecerdasan tidak hanya dilihat dari
hasil belajar namun dengan pengalaman mereka yang pernah mereka dapat di lingkungan sekitar mereka. Dengan mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman pemimpin dapat memahami konflik apa yang sedang terjadi, sehingga mereka dapat cepat tanggap dalam membuat solusi dan konflik akan cepat terselesaikan dengan baik.
2) Bertanggung jawab
Seorang pemimpin yang diharapkan oleh seluruh anggota organisasi dapat bertanggung jawab atas diri sendiri, keputusan yang telah diambil, dan terhadap seluruh anggota organisasi.
3) Jujur
Kejujuran seorang pemimpin sangat diperlukan bagi setiap anggotanya. Dengan kejujuran yang dapat terbuka kepada seluruh anggotanya dalam mengambil keputusan diambil akan lebih baik dan anggota organisasi akan lebih mempu untuk menerima resikonya. Selain itu dengan sikap kejujurannya mereka akan percaya setiap perkataan maupun Tindakan yang diambil oleh pemimpinnya.
4) Dapat dipercaya
Seorang pemimpin harus dapat dipercaya oleh seluruh anggotanya. Hal ini dikarenakan setiap keputusan yang telah di ambil tidak akan menimbulkan rasa kecurigaan antara anggota dan pimpinannya. Kepercayaan ini yang menjadi faktor untuk organisasi lebih maju.
5) Inisiatif
Seorang pemimpin harus memiliki inisiatif yang tinggi untuk melakukan suatu hal. Hal ini dapat dikarenakan kemampuan inisiatif yang telah dimiliki seorang pemimpin akan menimbulkan kemampuan serta menemukan banyak solusi yang baik untuk kemajuan organisasi.
6) Konsisten dan tegas
Sikap konsisten memiliki arti bahwa seorang pemimpin mampu untuk menjalankan setiap aturan maupun kebijakan organisasi. Sedangkan sikap tegas yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
untuk membebaskan seluruh anggota dalam berpendapat namun masih menjadi tanggungjawab seorang pemimpin.
7) Adil
Seorang pemimpin harus memiliki sikap yang adil kepada seluruh anggotanya, sehingga setiap anggota dapat menjalankan masing-masing tugas yang sesuai dengan bidangnya dengan baik.
8) Lugas
Seorang pemimpin harus memiliki sikap yang lugas, artinya setiap pertemuan rapat pemimpin dapat menjelaskan setiap plan kegiatan secara to the point sehingga tidak terjadi miss komunikasi antara satu sama lain. Selain itu seorang pemimpin dapat membuat kebijakan sendiri namun disetujui oleh seluruh anggota dengan hati Nurani yang iklas, bersih dan tulus.
Sebelum mempelajari konsep kepemimpinan yang baik, berikut ini telah dipaparkan mengenai beberapa pendekatan, yaitu:
1) Pendekatan Sifat (Traits Approach)
Seorang pemimpin dapat dilihat dari identifikasi sifat kepemimpinanya. Pendekatan ini merupakan atas dasar pengakuan umum, dimana setiap individu pada dasarnya memiliki sikap yang terstruktur dari kepribadian masing-masing. Dalam hal ini pendekatan dapat menggambarkan ciri khas pemimpin yakni dapat memiliki kekuatan, fisik, serta keramahan.
2) Pendekatan Perilaku (Behavioral Approach) Pendekatan ini dapat dilihat dari konsep model perilaku seorang pemimpin yang membawa pengaruh besar kepada karyawan mereka.
Kepemimpinan memiliki peran yang sangat berkaitan dengan adanya perubahan. Pemimpin dapat menentukan tujuan melalui pengembangan visi maupun misi dimasa yang akan datang.
Kemudian seseorang yang akan meneruskan dapat menyatukan orang-orang dengan cara mengkomunikasikan visi serta misi tersebut dalam inspirasinya sehingga dapat mengatasi segala rintangan yang akan datang.
4.2 Manajemen Kepemimpinan
Menurut (Kotler, 1990) telah menjelaskan bahwa dominan manajemen memiliki peran untuk menyediakan peraturan dan konsisten dalam berorganisasi, sementara itu fungsi utama dalam kepemimpinan merupakan dapat menjadikan suatu organisasi menjadi perubahan dan penggerakan.
Manajemen dapat berusaha dalam mencapai stabilitas sedangkan kepemimpinan akan berusaha untuk menampilkan perubahan yang membangun.
Segala bentuk kegiatan manajemen akan berbanding balik dengan kegiatan yang telah dilakukan oleh pemimpin. Manajemen kepemimpinan akan memberikan kontribusi yang dapat meningkatkan kualitas organisasi. Kegagalan suatu organisasi akan ditentukan oleh pemimpin, dalam organisasi seorang pemimpin memegang kendali dan penentu arah dalam menuju tujuan yang akan dicapai oleh organisasi.
Kemudian, terdapat 4 (empat) fungsi manajemen kepemimpinan, yaitu:
1) Sebagai Pemimpin
Seorang pemimpin organisasi harus dapat mengatur dan melaksanakan pengawasan (controlling) terhadap seluruh anggota, dapat memerintahkan (commanding) kebijakan yang telah ditetapkan, mengorganisasikan (organizing), serta dapat mentransformasikan segala kebutuhan organisasi.
2) Sebagai Manajer
Seorang manajer dapat membuat perencanaan (planning) sebuah kegiatan atau event kepada anggota, pengorganisasian (organizing), menciptakan pengadaan staf (staffing), dapat melakukan pengarahan/bimbingan (directing) kepada anggota, dapat melakukan pengkoordinasian (coordinating) pelaporan (reporting), dan penganggaran (budgeting).
3) Sebagai Administrator
Seorang administrator dapat melakukan perumusan kebijakan administrasi, mengelola dan menyimpan dengan baik dan rapi dengan
persetujuan dan sepengetahuan seluruh anggota organisasi dan seorang pemimpin
4) Sebagai Pengorganisasian
Menurut fungsi ini, yakni seorang pemimpin dapat mengatur tugas, wewenang dan tanggung jawab, serta sumber daya. Organisasi yang efektif akan membawa kemajuan dan keberhasilan, karena didukung oleh struktur organisasi yang efektif.
4.3 Organisasi
Suatu pekerjaan dapat dikatakan berhasil jika semua anggota dapat bekerja sama dalam tempat tertentu. sekelompok akan melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan bersama yakni biasa disebut dengan organisasi.
Dalam suatu organisasi, seluruh anggota akan lebih nyaman didalamnya jika mereka dapat mengembangkan bakat maupun minatnya dengan cara mereka sendiri tetapi masih mematuhi aturan yang terdapat di organisasi tersebut. Namun, organisasi dapat berjalan tidak efektif bahkan berhenti atau bubar jika anggota tidak sehat atau tidak dapat nyaman dalam sebuah organisasi. Untuk itu, jika ingin organisasi lebih efektif dan efisien mengenai struktur organisasi, terdapat beberapa tahapan, sebagai berikut:
1) Pembagian Kerja
Setiap organisasi dan setiap anggota mempunyai bidang tugas masing-masing. Pembagian kerja sesuai dengan struktur organisasinya sehingga mereka ditempatkan sesuai dengan keahliannya.
2) Departementalisasi
Adanya pengelompokan yang sesuai dengan bidang pekerjaan ke dalam unit-unit kerja, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3) Distribusi Otoritas
Adanya penyaluran, pembagian, dan pengiriman kepada beberapa orang atau ke beberapa tempat.
4) Koordinasi
Adanya peraturan dan pengontrolan kegiatan kepada bagian-bagian kerja agar tidak adanya keributan antara satu dengan yang lain.
Dalam teori organisasi dapat dikenal terdapat 3 (tiga) bentuk organisasi, antara lain:
1) Bentuk Organisasi Lini (Line Organization) Dalam berorganisasi terdapat bentuk yang hanya dapat menghubungkan secara langsung menurut garis vertikal antara pimpinan dengan bawahan.
Bentuk ini merupakan organisasi yang paling kecil, contoh: bengkel mobil.
Sumber: https://images.app.goo.gl
Gambar 1. Bentuk Organisasi Lini
2) Bentuk Organisasi Lini dan Staff (Line and Staff Organization)
Adapula bentuk organisasi yang menghubungkan secara tidak langsung melalui garis komando
3) Bentuk Organisasi Fungsional (Functional Organization)
Bentuk organisasi berdasarkan sifat pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan
4.4 Gaya dan Nilai Kepemimpinan
Pemimpin dapat menentukan gaya kepemimpinannya yang dapat menyesuaikan dengan kondisi maupun situasi pada waktu dan tempat yang tertentu,pemimpin akan berhasil jika mereka dapat menempatkan perilaku dirinya sendiri sesuai dengan tuntutan dari lingkungannya, sehingga kepemimpinan
antara pimpinan, staf, dan bawahan. Bentuk ini merupakan bentuk organisasi besar dan bersifat kompleks, contoh: kantor.
spesialisasinya. Bentuk ini merupakan bentuk organisasi besar dan bersifat kompleks, contoh:
kementerian.
mereka akan dapat dinilai berhasil atau tidaknya tergantung dari gaya perilaku yang telah disesuaikan dengan kondisi tertentu.
Menurut (Siagian, 2008) terdapat 5 (lima) kategori gaya kepemimpinan yang dapat digunakan seorang pemimpin, yaitu:
Sumber: https://images.app.goo.gl/
Gambar 2. Bentuk Organisasi Lini dan Staff
Sumber: https://images.app.goo.gl/
Gambar 3. Bentuk Organisasi Fungsional
1) Tipe Otokratik
Gaya kepemimpinan memiliki ciri bahwa pemimpin selalu menganggap sebuah organisasi sebagai milik pribadi dan menganggap bawahan sebagai alat semata untuk mencapai tujuan pribadi yang diseiringkan dengan tujuan organisasi.
Sehingga banyak pemimpin yang semena-mena walaupun mereka salah dan mereka tidak menerima kritik dan saran. Kekuasaan yang telah didapat sering kali disalah gunakan dan sering menggunakan cara paksa kepada bawahan untuk selalu mengikuti alurnya.
2) Tipe Paternalistik
Gaya kepemimpinan ini biasanya hanya terdapat di lingkungan masyarakat tradisional, contohnya:
Indonesia merupakan lingkungan masyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat kepada pemimpin yang ada sehingga dalam hal ini pemimpin sering diartikan sebagai panutan dan teladan yang harus dicontoh dan diikuti bagi bawahannya. Pemimpin tipe ini akan sangat mengembangkan sikap kebersamaan bagi bawahannya.
3) Tipe Kharismatik
Gaya kepemimpinan ini memiliki karakteristik yang khas dimana memiliki daya tarik yang memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya sangat besar. Pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak orang yang menjadi pengikutnya, walaupun pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi oleh mereka.
4) Tipe Laissez-Faire
Gaya kepemimpinan dimana pemimpin biasanya menunjukkan sikap yang pasif dan menghindar dari tanggung jawab sehingga membuat suatu organisasi tidak berjalan sesuai dengan plan dan kebijakan yang telah ditetapkan dan disetujui.
Dalam hal ini seorang pemimpin mempunyai keyakinan bebas dengan memberikan kebebasan
yang seluas-luasnya terhadap bawahan dengan menganggap semua usahanya akan cepat berhasil.
5) Tipe Demokratik
Gaya kepemimpinan yang menganggap bawahan sebagai rekan kerja yang harus dihargai dan dihormati, serta berusaha untuk mensinkronisasikan antara kepentingan dan tujuan organisasi dengan baik agar berjalan optimal.
Lalu, pemimpin ini senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahan sehingga selalu mencoba melakukan perubahan kearah yang lebih baik.
Kemudian, ada 18 nilai karakter bangsa sebagaimana yang telah dikeluarkan oleh Kemediknas yang harus dicerminkan dalam diri pemimpin, yaitu:
1. Nilai Religius 2. Kejujuran 3. Toleransi 4. Disiplin 5. Kerja Keras 6. Kreatif 7. Mandiri 8. Demokratis 9. Rasa Ingin Tahu 10.Semangat Kebangsaan 11. Cinta Tanah Air 12.Menghargai Prestasi 13.Komunikatif
14.Cinta Damai 15.Gemar Membaca 16.Peduli Lingkungan 17.Peduli Sosial 18.Tanggung Jawab
4.5 Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai
Menurut (Sutrisno, 2016) menjelaskan bahwa kinerja adalah kesuksesan seseorang dalam melaksanakan tugas, hasil kerja yang dapat dicapai
oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing atau tentang bagaimana seseorang diharapkan dapat berfungsi dan berprilaku sesuai dengan tugas yang telah dibebankan kepadanya serta kuantitas, kualitas dan waktu yang digunakan dalam menjalankan tugas.
Kemudian, menurut (Mangkunegara, 2011) menjelaskan bahwa motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan.
Motivasi merupakan suatu kondisi yang mendorong seseorang melakukan suatu perbuatan yang berlangsung secara sadar dalam hal untuk mencapai tujuan tertentu. Faktor yang menjadi pendorong dalam hal tersebut adalah bermacam- macam faktor di antaranya faktor ingin lebih terpandang di antara rekan kerja atau lingkungan dan kebutuhannya untuk berprestasi.
Anwar (2006) mengemukakan kinerja pegawai merupakan prestasi kerja, yakni perbandingan antara hasil kerja yang dapat dilihat s
ecara nyata dengan standar kerja yang telah ditetapkan organisasi. Lalu,
Mangkunegara (2011) mengatakan faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi yang mengemukakan bahwa motivasi terbentuk dari sikap seseorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja.
Sikap yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal yang siap secara psikofik (mental, fisik, tujuan, dan situasi).
Terdapat beberapa teori tentang faktor motivasi dalam pengaruhnya kinerja menurut (Lubis, 2010):
1) Teori Motivasi Kebutuhan Abraham H Maslow Menjelaskan bahwa kebutuhan seorang manusia akan tersusun dari suatu hirarki. Tingkat kebutuhan yang paling rendah adalah kebutuhan fisiologis, seperti rasa aman, makanan, serta minuman dan yang paling tinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri dimana seseorang dapat menjadi versi terbaik dalam dirinya sendiri. Maka setiap orang akan berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih pokok, yaitu fisiologis sebelum menuju kearah kebutuhan yang paling tinggi, yaitu aktualisasi diri.
Sumber: https://images.app.goo.gl
Gambar 4. Hirarki Kebutuhan Teori Motivasi
2) Teori Kebutuhan David McClelland
Menjelaskan bahwa motivasi terdiri dari tiga tingkatan kebutuhan, yaitu kebutuhan akan prestasi, afiliasi dan kekuasaan. Ia mengemukakan bahwa setiap orang memiliki cadangan energi potensial tersendiri, dan bagaimana energi ini dilepaskan ataupun dikembangkan bergantung pada dorongan motivasi dan peluang yang dimiliki individu tersebut.
4.6 Kepemimpinan Nasional Untuk Generasi Milenial di Era Digital
Generasi Milenial adalah kelompok demografi setelah Generasi X. Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990- an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran.
Milenial pada umumnya adalah anak-anak dari generasi Baby Boomers dan Gen-X yang tua. Milenial kadang-kadang disebut sebagai ‘Echo Boomers’
karena adanya ‘booming’ (peningkatan besar) tingkat kelahiran di tahun 1980-an dan 1990-an, sedangkan era digital adalah istilah yang di gunakan dalam kemunculan digital, jaringan internet khususnya teknologi informasi komputer.
Media baru Era Digital sering digunakan untuk menggambarkan teknologi digital. Media ini memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat
Sumber: https://images.app.goo.gl Gambar 5. Bentuk Teori Kebutuhan David
McClelland
jaringan atau internet, selain internet seperti media cetak, telivisi, majalah, koran dan lain-lain bukanlah termasuk dalam kategori media baru. Kemampuan media era digital ini lebih memudahkan masyarakat dalam menerima informasi lebih cepat dalam hal ini internet yang membuat media massa berbondong- bondong pindah haluan.
Maka dari itu, kriteria kepemimpinan nasional milenial yang dibutuhkan bagi generasi saat ini adalah:
1) Inovatif
Kepemimpinan ini akan memunculkan inovasi dan ide-ide terbaru sehingga memungkinkan sebuah organisasi bertahan dan berkembang dengan baik, meskipun memiliki banyak rintangan yang menghadangnya.
2) Kreatif
Pemimpin yang menunjukkan kreativitasnya akan mampu menciptakan kreasi yang unggul, meningkat sesuatu yang sederhana menjadi menarik dan mampu meningkatkan kreatifitas dalam setiap pekerjaan di lingkungan sekitar agar menciptakan warna yang baru bagi organisasi.
3) Transformatif
Pemimpin akan terus mendorong adanya perubahan yang bersifat transformatif untuk melakukan pembaharuan organisasi kearah yang lebih baik, maju, dan terfokus pada tujuan yang telah ditetapkan agar berjalan secara efisien dan efektif.
4) Inventif
Pemimpin mendorong adanya penemuan terbaru yang dijadikan sebagai terobosan untuk mengembangkan kegiatan organisasi sehingga yang nantinya dapat menjadi teladan dan manfaat bagi masyarakat luas yang membutuhkannya.
5) Transparatif
Pemimpin mendorong bahwa setiap kegiatan ataupun strategi yang dijalankan organisasi harus transparatif, sehingga bisa diakses oleh seluruh pemangku kepentingan dan bisa diawasi oleh
lembaga pemerintahan untuk mencegah adanya budaya korupsi, kolusi, ataupun nepotisme dalam organisasi masyarakat.
6) Interaktif
Pemimpin harus selalu responsif, merakyat sehingga selalu berada di tengah masyarakat baik secara fisik maupun psikologis untuk memberikan solusi alternatif terhadap permasalahan rakyat, mau dikritik, dan menjadi bagian dari interaksi sosial antara pemimpin dengan rakyat.
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Karakter seseorang akan menimbulkan kepercayaan bagi orang lain, kepercayaan tersebut akan memunculkan suatu kepemimpinan.
Kepemimpinan memiliki pandangan suatu instrument dalam berupaya untuk mempengaruhi dan mengendalikan sekelompok untuk Kerjasama mencapai tujuan yang sama. Dalam hal ini terdapat 8 karakter kepemimpinan yang diharapkan oleh seluruh anggota organisasi, yaitu : cerdas, bertanggung jawab, jujur, dapat dipercaya, inisiatif, konsisten, tegas dan lugas.
Kepemimpinan akan menjalankan prosesnya dengan mengatur manajemen dalam segala hal.
Namun terdapat perbedaan dengan mengatur manajemen setiap individu Dalam akan hal serupa, proses kepemimpinan dapat mencakup kerja sama dengan orang lain, begitu juga dengan manajemen.
Selain itu, kepemimpinan akan menimbulkan rasa peduli akan pencapaian tujuan yang efektif, demikian juga dengan manajemen. Umumnya banyak fungsi manajemen yaitu aktivitas yang konsisten dengan definisi kepemimpinan.
5.2 Saran
Manajemen kepemimpinan dapat memberikan kontribusi terbaik terhadap peningkatan kualitas pada suatu organisasi. Maju dan mundurnya,
keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi banyak ditentukan oleh pemimpin, karena pemimpin merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuan yang akan dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
[1] A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2006.
Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Refika Aditama
[2] Dra.H. Salidi Samsudin, M.M.M.Pd 2010, Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung Penerbit Pustaka Setia.
[3] Kotler, Philip,1990, Manajemen Pemasaran : Analisia, Perencanaan,Implementasi, dan Pengendalian, Jilid 2, Edisi Kelima, Terjemahan Jaka Wasana, MSM, Jakarta:
Erlangga.
[4] Lubis, Abu Samman. 2010. Capacity Building, Pontianak : BDK
[5] Mangkunegara. 2011. Manajemen Sumber Daya Perusahaan. PT . Remaja Rosdakarya. Bandung.
[6] Sutarto. 2006. Dasar-dasar Organisasi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
[7] Sondang P, Siagian. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
[8] Sutrisno, Edy. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Kedelapan. Jakarta:
Prenadamedia Group