338
KOMPETENSI GURU DALAM MENGEMBANGKAN ASPEK KONIGTIF ANAK USIA DINI DI TK HAFNISA
Ahyar1, Halimatu Syahdia2, Cici Hifni3, Arifa Yasmin4
1234Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Corresponding Author: Ahyar, e-mail: [email protected],
ARTICLE INFO Article history:
Received 04, 04, 2023
Revised 15, 04, 2023
Accepted 09, 10, 2023
ABSTRAK
Perkembangan kognitif merupakan aspek yang harus dikembangkan serta juga menjadi tujuan pembelajaran Taman Kanak-kanak. Kemampuan kognitif ini meliputi penalaran, berpikir serta keterampilan lain seperti bahasa, sosial, emosional, moral serta kepercayaan dengan kemampuan kognitif atau kepandaian, orang bisa membedakan mana yang salah, apa yang harus dilakukan atau dihindari, bagaimana bertindak, serta sebagainya. TK Hafnisa dengan kompetensi guru dalam mengembangkan aspek konigtif Anak Usia Dini dapat disimpulkan bahwa metode bermain serta membaca efektif, menyenangkan serta memudahkan pemahaman siswa TK. Aspek kognitif, khususnya dalam pengenalan suku kata. Faktor yang mendukung perkembangan aspek kognitif yaitu perlunya lingkungan yang kondusif serta mendukung seperti lingkungan sekolah serta lingkungan keluarga.
Kata Kunci: Kompetensi Guru, Kognitif, Anak Usia Dini.
How to Cite : Ahyar, Halimatu Syahdia, Cici Hifni, dan Arifa Yasmin, (2023), Kompetensi Guru Dalam Mengembangkan Aspek Konigtif Anak Usia Dini di TK Hafnisa, Pelangi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 5 (2), 338-345.
DOI : https://doi.org/10.52266/pelangi.v4i1.766
Journal Homepage : https://ejournal.iaimbima.ac.id/index.php/pelangi This is an open acc : ess article under the CC BY SA license
PENDAHULUAN
Kompetensi pengajar yang menguasai baku kompetensi serta kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu tercermin pada kepribadian guru, sebagai seorang pengajar mempunyai tugas serta tanggung jawab tidak hanya menyampaikan pokok bahasan pada siswa, tetapi dia juga menerangkan pelajaran yang diterapkan sang pengajar yang harus dipahami sang siswa agar p_ISSN: 2655593 & e_ISSN: 27456439
Volume 5, Issue 2, September 2023
339
peserta didik memperoleh ilmu, keimanan, ketakwaan, ibadah, amal saleh serta akhlak mulia dari ajaran guru tadi.
Kualifikasi setiap guru menunjukkan kualitas guru dalam mengajar.
Kualifikasi tersebut diwujudkan sebagai kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian serta kompetensi profesional dalam persepsi kegiatan mengajar. Artinya, guru tidak hanya harus cerdas, tetapi juga harus menyampaikan ilmunya dengan baik kepada siswa.
Membesarkan anak sejak usia dini sangatlah krusial. Sangat krusial menanamkan nilai moral pada anak sejak dini sebab pada usia ini masih simpel membimbing anak. Nilai-nilai moral yang ditanamkan di anak sejak dini berdampak hingga anak tersebut dewasa. Mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak membutuhkan kesabaran serta kehati-hatian. Hal ini dikarenakan anak belum mampu menerima serta mencerna secara utuh segala sesuatu yang diajarkan kepasertaya, terutama pelajaran yang sifatnya abstrak
Taman kanak-kanak artinya pendidikan yang mendukung pertumbuhan serta perkembangan fisik serta mental anak di masa usia emas serta mengembangkan pengetahuan serta keterampilan untuk pengembangan diri secara menyeluruh dengan menyampaikan insentif pendidikan yang memungkinkan mereka buat siap sedia melanjuTKan ke jenjang pendidikan berikutnya.
Perkembangan kognitif merupakan aspek yang harus dikembangkan serta juga menjadi tujuan pembelajaran taman kanak-kanak. Kemampuan kognitif ini meliputi penalaran, berpikir serta keterampilan lain seperti bahasa, sosial, emosional, moral serta kepercayaan dengan kemampuan kognitif atau kepandaian ini, orang bisa membedakan mana yang salah, apa yang harus dilakukan atau dihindari, bagaimana bertindak, serta sebagainya.
TINJAUAN TEORITIS
Pendidikan ialah usaha yang diwujudkan secara sadar serta juga direncanakan sebagai proses pembelajaran untuk memastikan bahwa setiap orang ialah orang yang baik hati, berpengetahuan, berakhlak mulia, logis,
340
kreatif serta bertanggung jawab. Pendidikan memungkinkan anak-anak negara untuk memutuskan bagaimana mereka akan hidup di masa depan. Hidup terus berjalan tanpa henti, anak-anak mulai tumbuh serta mengalami perkembangan, serta pendidikan yang mereka terima pada masa sekolah nantinya akan menjadikan mereka orang dewasa yang berbakti tinggi serta bermartabat tinggi1.
Taman kanak-kanak ialah jenjang pendidikan sebelum pendidikan anak dasar sebab pendidikan dipersiapkan untuk pendidikan lanjutan yang bisa dilaksanakan di jalur formal, nonformal serta informal. 2(Husna & Eliza, 2021)
Pendidikan ini lebih menitikberaTKan di pemberian landasan bagi pertumbuhan serta perkembangan. Perkembangan bahasa ialah keliru satu keterampilan yang sangat penting buat dikembangkan serta memerlukan seni manajemen khusus, karena bahasa artinya salah satu hal terpenting dalam kehidupan anak, bahasa memungkinkan anak buat berinteraksi menggunakan orang lain serta menemukan banyak hal baru pada lingkungan ini menggunakan donasi bahasa, anak dapat menyampaikan gagasan ataupun pemikiran tentang keinginannya, penggunaan bahasa memilih baik atau tidaknya korelasi dengan orang lain. Sekolah ialah salah satu sumber pengalaman terbesar yang dapat menghipnotis sebagian akbar perkembangan bahasa anak.3
Perkembangan kognitif, kualifikasi serta keberhasilan belajar anak yang diharapkan ialah anak bisa serta dapat berpikir logis, berpikir kritis, berpikir logis bisa memecahkan masalah serta menemukan sebab serta sebab saling ketergantungan dalam pemecahan problem menghadapi Kognitif bisa diartikan sebagai pengetahuan yang menyeluruh, kemampuan berpikir, kreatifitas atau
1 Safitri, A. O., Dewi, D. A., & Furnamasari, Y. F. Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membentuk Pribadi yang Berkarakter Pada Anak Sekolah Dasar, 2021.
2 Husna, A., & Eliza, D. Strategi Perkembangan serta Indikator Pencapaian Bahasa Reseptif serta Bahasa Ekspresif pada Anak Usia Dini, 2021.
3 Shaleha, K., Yus, A., Kunci, K., Ajar, B., & Bahasa, P. EJoES Educational Journal of Elementary School Peranan Bahan Ajar Dalam Mengembangkan Bahasa Anak Usia Dini, 2020, hal 121.123.
341
kecerdikan, kemampuan berbahasa serta daya ingat. Kombinasi kematangan masa kanak-kanak serta imbas lingkungan dianggap kognisi, namun karena karakteristik anak yang berbeda, maka perkembangan kognitif setiap anak juga tidak sama.4
Perkembangan kognitif merupakan pekerjaan perkembangan penting yang harus dikembangkan pada tahap awal, karena dengan perkembangan kognitif anak membantu anak dalam tahap perkembangan selanjutnya, perkembangan kognitif harus dikembangkan secara efektif serta efisien.
Perkembangan kognitif Anak Usia Dini merupakan fase praoperasional yang mengembangkan kemampuan menggunakan simbol untuk merepresentasikan sesuatu dalam bahasa gerak, kata, benda serta gerak tubuh, memungkinkan anak berfantasi serta membayangkan hal yang berbeda mereka lalui.
5(Pendidikan Tambusai & Izzati, n.d.) METODE PENELITIAN
Metode penelitian lapangan kualitatif digunakan pada jenis penelitian ini.
dianggap kualitatif sebab yang akan terjadi data yang dikumpulkan berupa istilah-istilah tertulis atau lisan wacana perilaku yang diamati. Penelitian ini juga mempertimbangkan perkiraan yang dari dari pendapat orang lain menjadi asal sumber.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kompetensi guru dalam mengembangkan aspek konigtif Anak Usia Dini di TK hafnisa dengan cara bermain serta membaca. Pikiran seorang anak mirip spons yang dapat menyerap berita dengan cara yang luar biasa. Proses ini hanya terjadi jika anak melakukannya melalui permainan. Anak menyerap informasi saat beraktivitas atau bermain. Hal ini menunjukkan bahwa
4 Novitasari, Y., Kunci, K., Kognitif, P., Kognitif, P., & Dini, A. UAnalisis Permasalahan:
Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini, 2018.
5 Pendidikan Tambusai, J., & Izzati, L. (n.d.). Halaman 472-481 Volume 4 Nomor 1 Tahun 2020 Pengaruh Metode Bercerita Dengan Boneka Tangan Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini.
342
permainan sangat penting bagi perkembangan kognitif Anak Usia Dini sebab permainan memungkinkan anak buat belajar.
Permainan yang sangat menyenangkan pada Anak Usia Dini yaitu permainan di luar ruangan (outdoor), juga bisa membuat aspek perkembangan anak melalui permainan tadi, serta lingkungan belajar pada luar kelas berfungsi tidak hanya menjadi kawasan bermain, tetapi juga menjadi daerah bermain anak. Permainan bisa memberikan kesempatan untuk melatih keterampilan secara berulang-ulang serta membuat ide sinkron dengan gaya serta kemampuan seorang.
Kesempatan bermain sangat membantu dalam memahami tahapan perkembangan anak yang kompleks. Melalui bermain, anak memperoleh serta mengetahui informasi perihal hal-hal baru serta melatih keterampilan yang ada. Persoalan ini bisa dipecahkan melalui aneka macam alternatif pemecahan duduk perkara menggunakan melakukan kegiatan yang dapat merangsang kemampuan kognitif anak serta disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. Anak-anak dapat belajar banyak hal pada luar ruangan serta pengajar juga bisa membantu anak menaikkan perkembangannya melalui program pembelajaran yang bisa dinilai melalui observasi atau interaksi pribadi.
Permainan pada luar ruangan memberi anak-anak untuk mengenali tekstur, rona, bau, serta suara jauh lebih bermakna berasal sekedar mengalami kamar sendirian. Udara luar pula berkontribusi pada pengalaman hari yang cerah sambil menikmati udara segar, menikmati kebebasan ruang terbuka serta berbagi keterampilan.
Membaca serta menulis adalah bagian dari pada pembelajaran. Membaca juga membantu anak untuk memperluas kosa kata. Anak dapat belajar bahasa melalui buku cerita. Tujuannya adalah untuk mengajari anak untuk bisa mengungkapkan sesuatu. Membaca serta menulis ialah bagian awal pembelajaran bahasa.
Anak perlu mengetahui beberapa istilah serta berkembang dalam memahami kalimat. Metode yang diawali menggunakan pembelajaran
343
membaca menggunakan menyajikan istilah kata yang digabungkan sebagai suku istilah, lalu suku kata tersebut digabungkan menjadi kata, serta terakhir kata tadi digabungkan menjadi kalimat.
Faktanya, usia bukanlah faktor terpenting pada memilih apakah seorang anak bisa belajar membaca, melainkan bagaimana mengajarkan keterampilan ini tanpa membebani anak serta menghilangkan kesenangan bermain. Pengajar memperkenalkan topik yang akan dibaca dengan menunjukkan gambar sembari membaca, mengajarkan peserta didik membaca dengan menggunakan kalimat lengkap, kemudian mengajarkan kepada anak membagi kalimat sebagai istilah, huruf, serta mengembalikan kalimat lengkap, dilakukan sendiri atau berkelompok.
Perkembangan aspek kognitif tidak dapat terbentuk dengan sendirinya tanpa rangsangan serta proses. Perkembangan aspek kognitif tidak akan berkembang dengan baik jika lingkungan tidak mendukung proses perkembangan anak. Seiring bertambahnya usia, perkembangan anak terutama aspek kognitif semakin meningkat, sehingga orangtua atau pengajar harus memperhatikan perkembangan tersebut.
Faktor penghambat perkembangan aspek kognitif dapat dilihat dari keturunan, lingkungan, kematangan serta kebebasan. Faktor lingkungan yang tidak nyaman, tidak sehat atau bahkan apa yang dialami siswa dapat menghambat proses perkembangan, salah satunya ialah aspek kognitif. Faktor keturunan juga sangat berpengaruh terhadap kemampuan anak, kelainan genetik, cedera fisik atau sindrom yang mempengaruhi perkembangan, baik kognitif maupun lainnya.
Faktor usia juga berperan, tahapan perkembangannya berbeda-beda, anak berkebutuhan khusus membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memahami kegiatannya.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di TK Hafnisa dengan kompetensi guru dalam mengembangkan aspek konigtif Anak Usia Dini dapat
344
disimpulkan bahwa metode bermain serta membaca efektif, dapat menyenangkan anak serta memudahkan pemahaman anak. Aspek kognitif, khususnya dalam pengenalan suku kata. Dalam pengembangan aspek kognitif Anak Usia Dini, kompetensi guru sangat penting karena mereka memainkan peran sentral dalam membantu anak-anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berkembang secara optimal dalam dunia yang kompleks dan berubah dengan cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Husna, A., & Eliza, D. (2021). Strategi Perkembangan serta Indikator Pencapaian Bahasa Reseptif serta Bahasa Ekspresif pada Anak Usia Dini.
Jurnal Family Education, 1(4), 38–46. https://doi.org/10.24036/jfe.v1i4.21 Novitasari, Y., Kunci, K., Kognitif, P., Kognitif, P., & Dini, A. U. (2018). Analisis
Permasalahan: Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini. In Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini (Vol. 2, Issue 1).
Pendidikan Tambusai, J., & Izzati, L. (n.d.). Halaman 472-481 Volume 4 Nomor 1 Tahun 2020 Pengaruh Metode Bercerita Dengan Boneka Tangan Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini.
Safitri, A. O., Dewi, D. A., & Furnamasari, Y. F. (2021). Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membentuk Pribadi yang Berkarakter Pada Anak Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(6), 5328–5335.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i6.1632
Shaleha, K., Yus, A., Kunci, K., Ajar, B., & Bahasa, P. (2020). EJoES Educational Journal of Elementary School Peranan Bahan Ajar Dalam Mengembangkan Bahasa Anak Usia Dini. In Educational Journal of Elementary School (Vol. 1, Issue 3). http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/EJoES/index
345