• Tidak ada hasil yang ditemukan

View/Open

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View/Open"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

42

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

Pada tahap awal penelitian dilakukan penyiapan simplisia kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmanni Nees ex Bl.) yang diperoleh dari kebun percobaan tanaman obat Manoko, Lembang. Selanjutnya dilakukan determinasi pada bahan segar dari kulit batang kayu manis di Herbarium Bandungense, SITH- ITB. Lalu simplisia diserbukan dengan menggunakan mesin giling untuk memperkecil ukuran partikel. Pada simplisia yang telah menjadi serbuk dilakukan pengujian berupa pengamatan secara organoleptis, penapisan fitokimia dan penetapan kadar air, kadar abu dan kadar sari.

Tahap berikutnya dilakukan ekstraksi kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmanni Nees ex Bl.) dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96% untuk memperoleh ekstrak cair. Selanjutnya ekstrak yang diperoleh dipekatkan dengan rotary vacuum evaporator yang bertujuan untuk menguapkan pelarut etanol 96% sehingga ekstrak menjadi ekstrak kental. Setelah itu, dilakukan kembali pengujian pengamatan secara organoleptis pada ekstrak kental tersebut dan penapisan fitokimia.

Setelah itu terhadap ekstrak kental yang telah diperoleh dilakukan fraksinasi dengan metode ekstraksi cair-cair (ECC) menggunakan tiga pelarut dengan kepolaran yang berbeda untuk mendapatkan fraksi. Fraksi yang diperoleh berupa fraksi etil asetat, n-heksan, dan air. Selanjutnya terhadap ketiga fraksi yang

repository.unisba.ac.id

(2)

43

diperoleh dilakukan penentuan nilai faktor pelindung surya (FPS) secara in vitro menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Fraksi dengan nilai FPS paling tinggi dipilih untuk dijadikan bahan aktif pada formulasi sediaan emulgel tabir surya.

Sebagai pembanding penentuan nilai FPS digunakan metil sinamat.

Tahapan berikutnya adalah pembuatan sediaan emulgel tabir surya mengandung fraksi terpilih dari kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmanni Nees ex Bl.). Sediaan emulgel dibuat dengan menggunakan emulgator natrium lauril sulfat dan setostearil alkohol. Dalam formulasi sediaan emulgel digunakan juga minyak zaitun sebagai fasa minyak dan karbomer sebagaigelling agent.

Terhadap sediaan emulgel tabir surya yang dihasilkan dilakukan uji stabilitas fisik yang meliputi pengamatan secara organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, uji sentrifugasi, uji stabilitas dipercepat dan uji freeze-thaw.

Selanjutnya dilakukan pengujian aktivitas sediaan emulgel tabir surya fraksi kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmanni Nees ex Bl.) dengan penentuan nilai faktor pelindung surya (FPS) secara in vitromenggunakan spektrofotometer UV- Vis.

repository.unisba.ac.id

Referensi

Dokumen terkait

1) Proses pengolahan berpengaruh terhadap kandungan gizi kerang pokea. 2) Ekstraksi dengan jenis pelarut pada tingkat kepolaran yang berbeda.. berpengaruh terhadap rendemen,

Penelitian ini meliputi fraksinasi daun mulwo menggunakan metode maserasi dengan variasi pelarut yang memiliki kepolaran berbeda yaitu metanol, etil asetat, dan n-heksan.. Hasil

Ekstraksi senyawa aktif dari suatu jaringan tanaman dengan berbagai jenis pelarut pada tingkat kepolaran yang berbeda bertujuan untuk memperoleh hasil yang

Isolasi dilakukan dengan metode ekstraksi maserasi menggunakan pelarut etanol yang dilanjutkan dengan ekstraksi secara partisi dengan berbagai tingkat kepolaran pelarut

Pengambilan senyawa daun mangga bacang dapat dilakukan dengan cara ekstraksi mengunakan metode maserasi, dengan pelarut etanol 70% untuk memperoleh ekstrak kental

Vahl Serbuk simplisia daun Pecut Kuda sebanyak 360 gram Ekstrak cair etanol 70% Residu Ekstrak cair etanol 70% Fraksinasi Ekstrak kental etanol 70% sebanyak 15 gram n-Heksan

33 Gambar II.1.Bagan alir penelitian Pengumpulan dan Penyiapan Bahan Pembuatan Simplisia Ekstraksi Ekstrak Cair Formulasi Tablet Amylum Manihot 3 formula PVP 3 formula

Identifikasi karakteristik organoleptik dan kelarutan ekstrak etanol daun pecut kuda (Stachitarpeta jamaiensis (L.) Vahl) dalam pelarut dengan kepolaran