• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Sistem Informasi Penjualan Pada Toko Malin Menggunakan Metode FIFO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Sistem Informasi Penjualan Pada Toko Malin Menggunakan Metode FIFO"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding SENATIKA 2023 QRSBN: 62-0151-00924-0

Sistem Informasi Penjualan Pada Toko Malin Menggunakan Metode FIFO

Firdaus1, Wahyudi2, Monanda Rio Meta3

1,2,3Program Studi Sistem Informasi, Universitas Metamedia

e-mail: 1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]

Abstrak

Toko Malin merupakan sebuah usaha dagang yang terletak di jalan Lintas Sumatera KM 200, Jorong Palo Tabek, Nagari Gunung Medan, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat yang beroperasi sebagai penjualan bahan pokok dan kebutuhan sehari hari. Permasalahan yang ada pada Toko Malin saat ini adalah belum adanya pencatatan data transaksi penjualan dan data stok barang sehingga kesulitan dalam mengelola data untuk mengetahui informasi data penjualan dan mengenai stok barang yang tersedia. Tujuan penelitian adalah merancang sebuah sistem informasi penjualan pada Toko Malin menggunakan metode fifo agar dapat membantu pihak toko dalam pembuatan laporan penjualan. Penelitian ini menggunakan metode waterfall yang dimulai dari proses perencanaan, analisa, desain, implementasi, pengujian, pemeliharaan pada sistem. Metode FIFO yaitu barang yang pertama masuk adalah barang keluar pertama. Bahasa pemograman yang digunakan dalam membangun sistem adalah PHP dan MySQL. Hasil penelitian berupa sistem informasi penjualan pada toko malin menggunakan metode FIFO. Sistem informasi diharapkan dapat mempermudah pihak Toko Malin dalam mengelola data transaksi, data stok barang, dan laporan penjualan.

Kata Kunci: Sistem Informasi Penjualan, Metode FIFO, Metode Waterfall, PHP.

Abstract

Malin Store is a retail business located on Sumatera Crossroad Road, KM 200, Jorong Palo Tabek, Nagari Gunung Medan, Sitiung District, Dharmasraya Regency, West Sumatera Province, operating as a store for basic necessities and daily needs. The current issue at Malin Store is the absence of transaction sales data recording and inventory data, resulting in difficulties in managing information related to sales data and available inventory. The research's objective is to design a sales information system at Malin Store using the FIFO method to assist the store in generating sales reports. This research employs the waterfall method, starting with planning, analysis, design, implementation, testing, and system maintenance. The FIFO method means that the first item in is the first item out. The programming languages used to build the system are PHP and MySQL. The research outcome is a sales information system at Toko Malin using the FIFO method. It is expected that this information system will facilitate Malin Store in managing transaction data, inventory data, and sales reports.

Keywords: Sales Information System, FIFO Method, Waterfall Method, PHP.

1. Pendahuluan

Zaman masih terus berkembang dari hari ke hari, perkembangan zaman ini sangat mempengaruhi, salah satunya adalah teknologi. Aktifitas bisnis saat ini sudah mulai berpindah dari sistem manual ke sistem otomatis. Kemudahan, efektifitas dan efisiensi menjadi hal yang mengubah pandangan tersebut. Perkembangan dan kemajuan teknologi,

(2)

keputusan. Teknologi informasi dapat digunakan untuk membuat sistem informasi, contohnya untuk membuat sistem informasi penjualan[1].

Sistem informasi atau biasa disebut aplikasi adalah sebuah prase yang sangat krusial tentunya dan diharuskan ada dalam suatu perusahaan atau kegiatan usaha maupun organisasi. Aplikasi yang sesuai dengan pekerjaan dapat membuat dan merekap sebuah informasi usaha yang benar, cepat dan sesuai yang diharapkan. Aplikasi juga dapat membantu dan mempermudah pada saat proses data yaitu proses pengolahan informasi usaha yang sedang berjalan, seperti: rekap data transaksi, penginputan data dan pengecekkan data dan hal-hal lainnya baik dari sebuah inputan data transaksi menuju kepada proses pengolahan data sampai dengan hasil output yang diinginkan[2].

Perusahaan membutuhkan informasi yang lebih cepat, akurat, mudah dan sesuai apa yang diinginkan, sehingga membuat banyak perusahaan atau organisasi melakukan kegiatan usahanya secara terkomputerisasi dalam arti semua kegiatan usahanya dapat di simpan secara otomatis di komputer dengan alasan lebih menghemat waktu, mengurangi resiko kesalahan atau kehilangan data pada perusahaan. Dengan menggunakan sistem informasi dapat mempermudah saat melakukan pengolahan data yang relevan dan tidak memakan begitu banyak tempat di dalam perusahaan maupun diluar. Jika perusahaan atau organisasi unit usaha melaraskan pada sistem yang bersifat manual, yaitu proses kegiatan usaha baik input, proses, dan output menggunakan secarik kertas tentunya ini akan berdampak pada banyak resiko yang muncul, seperti crash data, menghabiskan lebih banyak waktu untuk mendapatkan memproses banyaknya informasi, selain itu juga informasi yang didapat akan tidak akurat jadi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan[3].

Toko Malin merupakan sebuah usaha dagang yang terletak di jalan Lintas Sumatera km 200, Jorong Palo Tabek, Nagari Gunung Medan, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat. Didirikan oleh Bapak Muslim. Usaha Dagang ini berdiri pada tahun 2003 dengan modal awal Rp 6.000.000 yang beroperasi sebagai penjualan bahan pokok dan kebutuhan sehari hari. Toko ini mengalami kenaikan ditandai dengan meningkatnya penjualan sehingga persediaan barang juga harus bertambah setiap harinya. Persedian stok barang toko Malin di peroleh dari beberapa supplier, untuk pencatatan persediaan stok barang masih dilakukan secara manual yang menyebabkan belum tersimpan dengan rapi sehingga sering terjadi kehilangan stok persediaan barang dan ketika barang masuk ataupun keluar pemilik toko tidak mengetahui berapa jumlah persediaan yang tersedia.

Dalam hal ini, pencatatan persediaan tidak dilakukan melainkan hanya menyimpan nota pembelian dari pemasok yang mana sangat rentan hilang, kemudian tidak ada pengolahan data stok barang yang masih di etalase maupun barang yang sudah terjual. Pembelian barang dagang dilakukan sesuai dengan perkiraan berapa barang yang akan dijual tanpa mempertimbangkan kebutuhan persediaan barang dagang yang ada di gudang.

Pemesanan barang paling banyak terjadi pada awal bulan sehingga karyawan toko akan bekerja lebih dari biasanya ketika melakukan pengecekan barang. Barang yang telah dipesan akan diantar ke toko, pada pengelolaannya karyawan bagian gudang akan memeriksa barang sebelum masuk ke gudang. Pada saat pengecekan data persediaan, sangat banyak item dan nama barang pada data persediaan yang sudah tidak terpakai atau yang sudah terjual namun belum dinonaktifkan yang menyebabkan sering terjadinya kesalahan dalam pemesanan persediaan. Karena proses pengecekan yang masih manual menggunakan nota pembelian dari pemasok. Jadi, tidak ada update data persediaan sehingga menyebabkan barang yang tersedia dengan persediaan barang pada gudang tidak akurat.

Maka itu, pada kasus Toko Malin dibutuhkan metode untuk melakukan perhitungan persediaan barang dagang perusahaan, yaitu menggunakan metode First In First Out (FIFO). Metode ini memungkinkan Toko Malin dapat menentukan persediaan yang lama atau pertama masuk untuk dijual terlebih dahulu dan juga Toko dapat mengetahui persediaan barang lama dan persediaan barang baru untuk menghindari terjadinya

(3)

penumpukan barang hingga ketidaksesuaian data antara barang yang tersedia dengan persediaan barang pada gudang dapat dihindari.

Metode FIFO disebut juga sebagai metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MTKP).

Metode FIFO/MPKP adalah metode penentuan nilai persediaan akhir yang didasarkan pada anggapan bahwa barang yang paling dahulu dibeli adalah barang yang paling dahulu dijual.

Maka barang yang ada dalam persediaan dianggap berasal dari pembelian terakhir, karena barang yang berasal dari pembelian sebelumnya dianggap telah dijual[4].

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yang pertama [5] berjudul “Sistem Informasi Inventaris Gudang pada Toko Wina Menggunakan Metode Pengendalian Persediaan FIFO (Studi Kasus pada Toko Kelontong Wina, Bengkalis Riau, Pekanbaru)”.

Hasil penelitian ini yaitu aplikasi yang dibuat dapat mencatat persediaan barang yang masuk dan keluar dalam bentuk kartu stok dengan menggunakan metode FIFO, aplikasi yang dibuat dapat menginput transaksi pembelian persediaan secara tunai dan kredit, aplikasi dapat menginput retur pembelian pada persediaan barang dagang, dan aplikasi dapat menghasilkan jurnal umum, buku besar, laporan pembelian, laporan retur pembelian dan kartu stok persediaan. Penelitian kedua [6] berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan Berbasis Website Menggunakan Metode System Development Life Cycle Waterfall (Studi Kasus Koningshoes Padang Panjang)”. Hasil dari penelitian ini yaitu Perencanaan dan pemodelan sistem informasi penjualan berbasis android yang diterapkapkan pada Toko Koning Shoes menerapkan metode system development life cycle waterfall dalam membangun system. Sehingga, dengan adanya database MySQL membuat penyimpanan data penjualan toko dapat di backup secara baik dan aman dari pengelolaan.

Penelitian ketiga [7] berjudul “Penerapan Metode FIFO Pada Sistem Informasi Persediaan Barang”. Hasil penelitian ini yaitu untuk mempermudah dan mempercepat kinerja petugas bagian gudang dalam mengakomodasi perhitungan stok persediaan data barang.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengangkat judul artikel Sistem Informasi Penjualan Pada Toko Malin Menggunakan Metode Fifo. Permasalahan yang diselesaikan mencakup pengolahan stok barang, data transaksi, dan laporan penjualan.

Sistem Informasi penjualan ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemograman PHP dan database MySQL.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang peneliti gunakan untuk membangun sebuah Sistem Informasi Penjualan Pada Toko Malin Menggunakan Metode FIFO yaitu dengan Metode pengembangan sistem menggunakan SDLC model Waterfall.

2.1 Subjek, Objek, dan Lokasi Penelitian

Subjek penelitian ini adalah orang-orang yang memberikan informasi tentang data yang diinginkan peneliti terkait dengan penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini subjeknya adalah Pihak Toko Malin yaitu pemilik toko dan karyawan toko.

Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai objek penelitian yaitu pengolahan data penjualan dan menerapkan metode FIFO pada stok barang. Pada penelitian ini penulis melakukan penelitian di sebuah usaha yang bergerak dibidang penjualan barang harian pada Toko Malin di jalan Lintas Sumatera KM 200, Jorong Palo Tabek, Nagari Gunung Medan, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat.

2.2 Kerangka Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, digunakan beberapa Langkah-langka penelitian yang diurutkan secara sistematis agar tidak melenceng dari pokok pembahasan sehingga dapat dijadikan acuan yang jelas untuk mendapatkan hasil yang optimal. Urutan Langkah-langkah tersebut dibuat menjadi sebuah kerangka penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 1.

(4)

Gambar 1. Kerangka Penelitian

1. Identifikasi Masalah

Pada tahap ini dilakukan peninjauan pada masalah yang akan diteliti untuk mengamati dan melakukan eksplorasi dan mengkaji lebih dalam tentang permasalahan yang ada pada Toko Malin seperti pencatatan stok barang, pengolahan data transaksi, dan menerapkan metode fifo. Tahap ini merupakan langkah awal untuk menemukan rumusan masalah yaitu bagaimana merancang sebuah sistem informasi penjualan.

2. Menganalisis Masalah

Setelah mengetahui pokok permasalahan pada penelitian ini selanjutnya penulis menganalisa tahap-tahap dalam perancangan sistem guna menyelesaikan masalah yang ada pada Toko Malin.

3. Mempelajari Literatur

Supaya penelitian ini menjadi maksimal Langkah selanjutnya penulis mencari refrensi berupa buku-buku, tutorial serta jurnal-jurnal dan penelitian terdahulu yang penulis dapat dari beberapa sumber.

4. Pengumpulan Data

Dilakukan untuk memperoleh informasi dan mendapatkan data di Toko Malin data yang didapatkan yaitu data stok barang, data sumber supply barang, dan data barang yang masuk dengan cara melakukan wawancara di Toko Malin.

5. Perancangan Sistem

Setelah data terkumpul penulis melanjutkan perancangan sistem yang akan dibuat dengan menggambarkan rancangan sistem berupa desain input, proses, dan output dalam pembuatan sistem informasi.

6. Pengujian Sistem

Setelah sistem selesai maka tahap selanjutnya melakukan sebuah pengujian untuk mencari kesalahan maupun kekurangan dalam perencanaan sistem tersebut.

2.3 IPO (Input Proses Output)

IPO dari Sistem Informasi Penjualan Pada Toko Malin dapat dilihat pada Gambar 2.

(5)

Gambar 2. IPO Sistem Informasi Penjualan Toko Malin

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data guna untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam menyelesaikan penelitian, berikut Teknik pengumpulan data yang digunakan.

1. Observasi

Melakukan pengamatan secara langsung ke Toko Malin kemudian mencatat beberapa permasalahan yang ada. Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang efektif dan efisien untuk mengetahui proses kerja yang terjadi.

2. Wawancara

Memberikan pertanyaan secara langsung kepada owner Toko Malin terkait data-data yang dibutuhkan dalam penulisan. Wawancara difungsikan sebagai salah satu teknik pengumpulan data oleh penulis untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada.

3. Studi Pustaka

Mempelajari, meneliti, dan menelaah berbagai literatur-literatur dari perpustakaan yang bersumber dari buku-buku, teks, jurnal ilmiah, situs internet, dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan topik penelitian.

2.5 Metode Pengembangan Sistem

Metode yang digunakan pada pengembangan perangkat lunak perancangan sistem informasi penjualan pada toko malin menggunakan metode fifo menggunakan model waterfall. SDLC (Software Development Life Cycle) merupakan proses langkah demi langkah untuk membuat perangkat lunak berkualitas bagi pengguna[1]. Model dari SDLC yang digunakan Waterfall.

Metode waterfall merupakan proses pengembangan perangkat lunak berurutan di mana kemajuan dianggap semakin menurun (seperti air terjun) melalui daftar fase yang harus dijalankan agar berhasil membangun perangkat lunak komputer[1].

Metode waterfall yang terdiri dari lima tahapan yang harus diselesaikan secara berurutan untuk merancang perangkat lunak, yaitu: Analisis, Desain, Implementasi, Pengujian, dan Pemeliharaan. Berikut adalah metode waterfall yamg dapat dilihat pada Gambar 3.

(6)

Gambar 3. Metode Waterfall

1. Analisis

Pertama-tama tahapan ini merupakan tahapan yang berfokus pada kebutuhan sistem. Kebutuhan data tersebut biasanya dikumpulkan seperti dilakukannya sebuah penelitian dan study literature. Analisis akan menggali informasi dari calon pengguna sehingga sebuah sistem komputer akan tercipta yang dapat menjalani tugas yang diinginkan oleh user.

2. Desain

Proses ini biasanya dilakukan untuk memvisualisasikan data rancangan sebelum membuat coding yang terfokus pada perancangan sebuah tampilan.

Tahapan ini biasanya menggunakan UML. Pada tahapan kedua ini penulis mendesain system yang akan penulis buat, yang akan didesain pada tahap ini yaitu:

a) Mendesain alur dari sistem b) Merancang database sistem c) Merancang User Interface system

d) Merancang desain tampilan dari sistem agar mudah dipahami oleh pengguna.

3. Implementasi

Tahapan Implementasi adalah tahap penerapan sistem, kode program dan struktur database dibuat menjadi satu kesatuan program yang akan digunakan nantinya. Fase ini adalah tempat kode asli ditulis dan dikompilasi menjadi aplikasi operasional, dan di mana basis data dan file teks dibuat.

4. Pengujian

Tahap pengujian adalah tahap percobaan pada sistem yang dibuat, di tahap ini adalah tahap mencari jalan keluar untuk melakukan debugging pada sistem yang baru dibuat dimana bug dan gangguan pada sistem ditemukan, kemudian diperbaiki, dan disempurnakan.

5. Pemeliharaan

Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk mempertahankan kemampuan kerja perangkat lunak dari waktu ke waktu. Tahapan ini melakukan pemantauan secara berkala pada sistem, dimana ketika dilakukan pemantauan itu ditemukan bug atau error karena kesalahan pengguna maupun perbaruan perangkat lunak, maka dilakukan perbaikan pada sistem agar kembali memenuhi sistem kerja oleh sistem informasi yang dibutuhkan pemilik toko.

3. Hasil dan Pembahasan A. Perancangan Sistem

(7)

1. Use Case Diagram

Use case diagram merupakan interaksi yang dilakukan oleh seorang aktor dalam menggunakan atau memanfaatkan sistem-sistem yang akan dibuat. Use case diagram menjelaskan manfaat dari sistem jika dilihat dari sudut pandang orang yang berada di luar sistem (aktor). Pada use case diagram sistem informasi penjualan pada toko malin ini terdapat 3 (tiga) aktor yaitu admin, owner, dan pelanggan. Use case diagram sistem informasi penjualan pada toko malin dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4.Use Case Diagram 2. Class Diagram

Class diagram sistem informasi penjualan pada toko malin dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Class Diagram B. Implementasi

Pada tahap ini akan dijelaskan gambaran mengenai hasil uji coba sistem yang telah diimplementasikan. Pada penelitian ini, peneliti mengimplementasikan perancangan sistem pada sistem yang akan dibuat. Tahap implementasi sistem adalah

(8)

prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan rancangan sistem yang ada dalam dokumen rancangan sistem yang disetujui dan menguji, menginstall dan memulai penggunaan sistem baru.

Tujuan tahap implementasi adalah untuk menyelesaikan rancangan aplikasi yang sudah diselesaikan, menguji serta mendokumentasikan program-program dan prosedur sistem yang diperlukan, memastikan bahwa user yang terlibat dapat mengoperasikan sistem dengan benar. Berikut ini implementasi antar muka:

1. Halaman Input

Dalam pengolahan data penjualan pada toko malin ada beberapa input yang digunakan. Adapun input-input yang digunakan pada system informasi penjualan pada toko malin menggunakan metode fifo sebagai berikut:

a. Halaman Login

Halaman login merupakan form yang digunakan user untuk bisa masuk ke dalam dashboard dan mengakses semua menu yang disediakan sesuai hak aksesnya masing-masing dengan menggunakan username dan password yang terdaftar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Halaman Login b. Input Data User

Halaman input data user merupakan form yang digunakan admin dan owner untuk menambahkan user baru dan menyimpan data tersebut ke dalam database sehingga user memiliki akses untuk login ke dalam sistem. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Input Data User c. Input Data Stok Barang

(9)

Halaman input data stok barang merupakan form yang digunakan admin untuk menambahkan data stok barang yang dijual pada toko malin melalui sistem informasi penjualan toko malin. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Input Data Stok Barang 2. Halaman Proses

Halaman proses pada sistem informasi penjualan pada toko malin menggunakan metode fifo sebagai berikut:

a. Halaman Proses Data Pelanggan

Halaman proses data pelanggan merupakan form yang digunakan pelanggan untuk melakukan pengisian data pelanggan seperti nama, nomor hp, dan alamat. Setelah pelanggan mengisi form data pelanggan maka sistem akan menyimpan data pelanggan ke database dan menampilkan halaman pesanan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Halaman Proses Data Pelanggan b. Halaman Pemesanan

Halaman pesanan merupakan form yang digunakan pelanggan untuk melakukan pemesanan belanja melalui sistem informasi penjualan pada toko malin. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 10.

(10)

Gambar 10. Halaman Pemesanan c. Halaman Proses Pembayaran

Halaman proses pembayaran merupakan form yang digunakan admin ketika pelanggan yang melakukan pemesanan melalui sistem datang ke toko dan membayarkan belanjanya ke kasir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Halaman Proses Pembayaran 3. Halaman Output

Halaman output memberikan informasi berupa hasil dari proses transaksi yang telah dilakukan kepada komponen sistem yang membutuhkan. Adapun output sistem informasi penjualan pada toko malin adalah sebagai berikut:

a. Struk Belanja

Struk Belanja digunakan pelanggan sebagai bukti pembelian yang dilakukan melalui sistem. Desain output struk belanja dapat dilihat pada Gambar 12.

(11)

Gambar 12. Struk Belanja b. Laporan Penjualan

Laporan Penjualan digunakan untuk melihat semua data penjualan pada toko malin berdasarkan bulan dan tahun yang dipilih. Laporan penjualan dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Laporan Penjualan

c. Laporan Stok Barang

Laporan stok barang digunakan untuk melihat semua data barang yang tersedia pada toko malin. Laporan stok barang dapat dilihat pada Gambar 14.

(12)

Gambar 12. Laporan Stok Barang 4. Kesimpulan

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan dari uraian permasalahan yang telah dibahas pada pembahasan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan dengan adanya sistem informasi penjualan pada toko malin menggunakan metode fifo, pelanggan dapat melakukan pemesanan belanjaan melalui sistem dan pelanggan juga mendapatkan bukti transaksi yang sah yaitu struk belanja setelah melakukan transaksi.

Dengan sistem informasi penjualan pada toko malin menggunakan metode fifo, data persedian masuk dan persedian keluar disimpan ke dalam satu database sehingga untuk pencarian dan pembuatan laporan dapat dilakukan dengan mudah melalui sistem dan dengan adanya sistem informasi penjualan pada toko malin ini dapat mempermudah pihak toko malin dalam mengelola data transaksi dan laporan penjualan.

B. Saran

Dengan adanya penelitian yang dilakukan, maka penulis ingin memberikan beberapa saran dan masukan sesuai dengan sistem yang dibuat. Adapun saran-saran penulis yaitu Sistem informasi penjualan pada toko malin menggunakan metode fifo masih dibuat dalam bentuk sebuah website, oleh karena itu diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar mengembangkan sistem ini ke dalam bentuk aplikasi android dan menambahkan fitur sesuai dengan kebutuhan yang akan datang.

Perlu dilakukan pelatihan untuk pengguna sistem ini agar tidak terjadi kesalahan dalam pemanfaatan fitur-fitur yang disediakan. Perlu dilakukan penambahan fitur voucher diskon untuk minimum pembelian dan penulis juga menyarankan agar dilakukan maintenance pada sistem ini agar penggunanya lebih efektif dan berkelanjutan.

Daftar Pustaka

[1] M. M. Gultom dan Maryam, “Sistem Informasi Penjualan Material Bangunan Pada Toko Bangunan Berkah Information System of Sales Building Material ( Case Study : Berkah Building Shop ),” J. Tek. Inform., vol. 1, no. 2, hal. 79–86, 2020.

(13)

[2] M. F. Fadallah dan S. Rosyida, “Program Pemesanan Percetakan Berorientasi Objek dengan Pemodelan Unified Modeling Language,” J. Sist. Inf. STMIK Antar Bangsa, vol.

7, no. 1, hal. 61–70, 2018, [Daring]. Tersedia pada:

https://repository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/1966/Program-Pemesanan-Percetakan- Berorientasi-Objek-dengan-Pemodelan-Unified-Modeling-Language-Susy-Rosyida.pdf.

[3] J. Shadiq dan R. W. Ratu Lolly, “Sistem Informasi Kasir pada Restoran Siap Saji

FoodPanda Berbasis Desktop,” Inf. Manag. Educ. Prof. J. Inf. Manag., vol. 5, no. 1, hal.

85, 2020, doi: 10.51211/imbi.v5i1.1444.

[4] Tria Tirtaliany Agustin, “Penerapan Metode Fifo (First in First Out),” Tria Tirtaliany Agustin, vol. 2, hal. 1–11, 2022, [Daring]. Tersedia pada:

https://doi.org/10.55122/blogchain.v2i2.536.

[5] A. H. Manalu, A. A. G. Agung, dan F. Sukmawati, “Sistem Informasi Inventaris Gudang pada Toko Wina Menggunakan Metode Pengendalian Persediaan FIFO (Studi Kasus pada Toko Kelontong Wina, Bengkalis Riau, Pekanbaru),” J. Indones., vol. 8, no. 6, hal.

789, 2022.

[6] D. D. Randa, Y. M. Putra, dan R. Noviardi, “Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan Berbasis Website Menggunakan Metode System Development Life Cycle Waterfall ( Studi Kasus Koningshoes Padang Panjang ),” vol. 22, no. 3, hal. 697–706, 2022, doi: 10.24036/sb.03900.

[7] S. Fauziah dan Ratnawati, “Penerapan Metode FIFO Pada Sistem Informasi Persediaan Barang,” J. Tek. Komput., vol. 4, no. 1, hal. 98–108, 2018.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Penjualan Katering Pada Diva Katering adalah untuk meningkatkan efektifitas Penjualan Diva Katering Kepada Pelanggan,

Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka hasil dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa dengan adanya Sistem

Tujuan Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Penjualan Katering Pada Diva Katering adalah untuk meningkatkan efektifitas Penjualan Diva Katering Kepada Pelanggan,

Pada permasalahan yang telah dibahas sebelumnya, bisa diambil kesimpulan: Telah berhasil dibangun “sistem pakar diagnosa penyakit pada perokok aktif” dalam membantu manusia

Berdasarkan uraian tersebut di atas, praktikan dapat mengambil kesimpulan dari Pembuatan Sistem Informasi Penjualan Spare Part Komputer pada toko Arta komputer,

Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Kebijakan penjualan dan pengendalian atas

Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka hasil dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa dengan adanya Sistem

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Perancangan sistem komputerisasi pada sistem penjualan berbasis