PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERASI TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DISTRIBUTION (STAD) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 LUBUKLINGGAU. Ha = rata-rata hasil belajar fisika siswa menurut model pembelajaran kolaboratif STAD (Student Teams Achievement Division) lebih dari 70 (µ0 ≥ 70). H0 = rata-rata hasil belajar fisika siswa menurut model pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams Achievement Division) lebih rendah dari 70 (µ0 < 70).
PEMBELAJARAN DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH BOTOL OLI
Inovasi Media Pembelajaran
Hal ini sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai perantara materi pembelajaran yang diberikan kepada siswa.Penggunaan media pembelajaran merupakan salah satu cara untuk meningkatkan minat belajar siswa. Aspek materi: Penggunaan media pembelajaran hendaknya sesuai dengan materi yang disampaikan, karena penggunaan media yang sesuai dengan materi akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Dalam menggunakan media pembelajaran sangat memperhatikan aspek keselamatan, sehingga harus diperhatikan keselamatan penggunanya, baik guru maupun siswa.
Pembelajaran IPA Terpadu
Oleh karena itu guru hendaknya menggunakan media pembelajaran yang tepat guna dan ekonomis serta tidak hanya menggunakan media tradisional saja, namun juga sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada. Eksperimen yang dilakukan penulis bertujuan untuk membuat media pembelajaran ilmiah inovatif dan studi literatur untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber seperti buku dan majalah, yang kemudian dianalisis untuk memperoleh data yang diperlukan. Salah satu yang melatarbelakangi inovasi BOXTARIK adalah banyaknya botol minyak bekas yang tidak banyak digunakan sebagai alat pengajaran.
MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING : DAMPAK TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA
SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Sebab model yang digunakan guru akan memberikan pengaruh yang besar terhadap cara dan hasil belajar siswa. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan penilaian akhir dari suatu proses yang telah dilakukan secara berulang-ulang. Sementara itu, Megariati (dalam Kusuma dan Indrawati) mengatakan: “Teknik Probing Prompting merupakan teknik yang cukup efektif dalam meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa.”
Post-test dilakukan setelah diberikan treatment dalam proses pembelajaran menggunakan model Direct instruction dengan teknik Probing Prompt. Melihat permasalahan tersebut, peneliti ingin memberikan perlakuan dengan menggunakan model Direct instruction disertai teknik Probing Prompt pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Lubuklinggau. Menurut Sudjana (dalam Alamuddin dan Munawwaroh, hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.
Tingginya hasil belajar pada kelas eksperimen pada penelitian ini disebabkan oleh beberapa keunggulan teknik Probing Prompt. Dilihat dari ketuntasan hasil belajar fisika siswa SMA Negeri 4 Lubuklinggau dengan KKM yang ditetapkan sebesar 65 untuk pembelajaran fisika. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, hasil belajar kelas
Pengaruh penerapan model pembelajaran lempar bola salju terhadap hasil belajar matematika siswa pada topik rotasi dan fungsi.
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
DENGAN METODE DISKUSI KELAS X SMA NEGERI 1 MODEL MUARA BELITI TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai kelas eksperimen I lebih tinggi dibandingkan kelas II. Perbandingan hasil belajar fisika siswa antara pre-test dan post-test pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Dari data di atas terlihat bahwa.. kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II lebih kecil dari , sehingga kedua kelas tersebut berdistribusi normal.
Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang homogen atau tidak homogen. Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas, disimpulkan bahwa data pre-test pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II berdistribusi normal dan homogen, sehingga dilakukan uji persamaan dua mean dengan menggunakan uji t. Dapat disimpulkan bahwa data pre-test hasil belajar siswa tidak terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
49 Rekapitulasi hasil uji normalitas data. post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel. Dari data diatas terlihat bahwa...kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II, jadi kedua kelas tersebut berdistribusi normal. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data posttest kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II mempunyai varian yang homogen atau tidak homogen.
Rekapitulasi hasil uji homogenitas data secara tes pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada tabel.
PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE
PADA PEMBELAJARAN FISIKA KELAS VII SMP NEGERI PASENAN
Menurut Kiranawati (2011:4), model Picture and Picture adalah model pembelajaran yang menggunakan gambar-gambar dan dihubungkan atau diurutkan secara logis. Setelah kemampuan pretest siswa diketahui, maka dilakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Picture and Picture. Pretest dilakukan untuk mengetahui keterampilan awal siswa sebelum diberikan Model Gambar dan Visual pada materi suhu dan pengukuran.
Post-test dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti model gambar dan gambar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setelah penerapan model picture-and-picture hasil belajar siswa meningkat secara signifikan. Ha : = Rata-rata hasil belajar fisika kelas VII SMP Negeri Pasenan setelah diterapkan model picture and picture lebih dari atau sama dengan 66.
Ho : = Nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas VII SMP Negeri Pasenan setelah diterapkan model bangun datar kurang dari 66. Dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini maka kebenarannya dapat diterima dengan kata lain “ Hasil belajar fisika pada siswa kelas VII SMP Negeri Pasenan Tahun Pelajaran 2016/2017 setelah penerapan gambar dan foto model tuntas secara signifikan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri Pasenan yang berjumlah 32 siswa kelas VII. 1 sebagai kelas eksperimen terjadi peningkatan hasil belajar fisika, hal ini terjadi karena peneliti merealisasikan proses pembelajaran dengan menggunakan model gambar dan gambar.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan peneliti, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika siswa kelas VII SMP Negeri Pasenan tahun pelajaran 2016/2017 setelah penerapan model bangun datar dan bangun datar adalah lengkap secara signifikan.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP AKTIVITAS
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Pembelajaran CTL
Hosnan menyatakan bahwa kata kontekstual berasal dari kata konteks yang berarti “hubungan, konteks, suasana atau situasi”. Inkuiri merupakan suatu proses pembelajaran yang didasarkan pada penyelidikan dan penemuan melalui pemikiran sistematis. Refleksi merupakan proses penyimpanan pengetahuan dan pengalaman yang dilakukan dengan cara menyusun kembali peristiwa-peristiwa pembelajaran yang telah diolah.
Desain dalam penelitian ini menggunakan sampel one group pre-posttest design karena desain ini tidak menggunakan kelas kontrol. Sugiyono menyatakan bahwa populasi adalah suatu wilayah umum yang terdiri atas obyek-obyek atau subyek-subyek yang mempunyai sifat-sifat dan ciri-ciri tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulannya. Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati aktivitas siswa selama praktikum dan mengikutsertakan pengamat pada setiap kelompok, dengan masing-masing pengamat mengikuti kriteria evaluasi yang telah ditentukan pada lembar.
Menurut Jihad dan Haris, interpretasi nilai koefisien korelasi rxy dengan menggunakan kriteria Nurgan dapat dilihat pada Tabel 3.5. Daya pembeda setiap item soal menunjukkan kemampuan soal dalam membedakan siswa yang cerdas (berkemampuan tinggi) dan siswa yang kurang cerdas (berkemampuan rendah). SA : Total skor kelompok atas pada soal yang diproses SB : Total skor kelompok bawah pada soal yang diproses.
Soal yang terlalu mudah tidak mendorong siswa untuk berpikir tingkat tinggi, yang berarti siswa kurang mempunyai motivasi belajar.
Analisis data tes
Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa secara kelompok pada saat praktik siswa menggunakan model pembelajaran CTL. Aktivitas siswa selama praktik berkelompok yang dinilai secara individual oleh pengamat selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran CTL pada pertemuan ketiga dapat dilihat pada rangkuman hasil rubrik kegiatan selama Praktikum 1 pada tabel 4.5. Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu apakah aktivitas belajar siswa selama praktikum menggunakan pembelajaran CTL pada materi besaran dan pengukuran di kelas
Kemudian sebelum melakukan percobaan, peneliti kembali menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran CTL yang digunakan agar siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Berdasarkan evaluasi pertemuan pertama, peneliti menemukan beberapa kendala selama pembelajaran menggunakan model pembelajaran CTL yaitu terdapat kelompok yang anggotanya cenderung pasif, hal ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya kerjasama dari anggota kelompok yang mengakibatkan kepasifan. anggota kelompok tidak mampu beradaptasi dengan anggota kelompok lainnya. Rata-rata aktivitas siswa selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran CTL pada pertemuan pertama sebesar 76,91% dengan kategori baik.
Pertemuan kedua sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, peneliti kembali menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran SOL. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Irwan, dkk (2015:8) yang menyimpulkan adanya peningkatan pemahaman konsep Fisika dan keterampilan praktis yang signifikan setelah penerapan model pembelajaran SOL. Keterbatasan waktu, karena siswa belum terbiasa mempelajari model pembelajaran SOL dengan menggunakan tujuh komponen pembelajaran SOL dan jumlah pertemuan yang lebih sedikit.
Ruang lingkup penelitian ini dikarenakan peneliti membatasi penelitian pada model pembelajaran CTL dari segi besaran dan pengukuran.
EFEKTIVITAS BUKU AJAR BERBASIS HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA MATERI ELASTISITAS DAN
- Hasil Belajar
- Respon Siswa dalam Pembelajaran dengan Higher Order thinking Skills
- Teknik Pengumpulan Data a. Observasi
- Teknik Analisis Data
- Pembahasan
Salah satu buku teks yang dikembangkan pada mata pelajaran fisika adalah buku teks berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS). Penggunaan Higher Order Thinking Skills (HOTS) sebagai pendekatan pembelajaran menghasilkan kegiatan belajar yang produktif khususnya dalam interaksi sosio-kognitif, misalnya dalam hal: (1) memberi dan menerima bantuan; (2) mengubah dan menambah sumber informasi; (3) memperluas dan menjelaskan konsep; (4) berbagi ilmu dengan teman; (5) saling memberi dan menerima kembali; (6) menyelesaikan tugas secara kooperatif, dan (7) berkontribusi dalam menghadapi tantangan. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah buku ajar Fisika berbasis kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Oleh karena itu, buku teks fisika berbasis keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat dikatakan praktis dan bermanfaat. Tahap akhir penelitian ini adalah melihat keefektifan buku ajar fisika berbasis keterampilan berpikir tingkat tinggi. Pada ranah kognitif yang dinilai adalah nilai tes siswa setelah menggunakan teks fisika berbasis keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Hal ini dilakukan untuk melihat keefektifan buku ajar berbasis keterampilan berpikir tingkat tinggi pada elastisitas dan hukum Hooke terhadap hasil belajar siswa. Respon siswa terhadap pembelajaran dilakukan untuk melihat keefektifan buku ajar fisika berbasis keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dengan demikian, buku ajar berbasis keterampilan berpikir tingkat tinggi digunakan secara efektif di Kelas XI IPA 5 SMA Negeri Tugumulyo.
Penulis menyarankan agar buku teks berbasis keterampilan berpikir Tingkat Tinggi dapat membantu guru dalam menyampaikan materi.