Bagaimana konstruksi wacana moderasi beragama berbasis Alquran dan tafsir di media sosial yang berkembang di Indonesia? Cukup banyak penelitian mengenai moderasi beragama dalam Al-Qur'an dan tafsir Al-Qur'an.
Sistematika Pembahasan
Bab ini diakhiri dengan analisis mengenai implikasi wacana tersebut terhadap perkembangan moderasi beragama dalam konteks Indonesia.
Pengertian Moderasi Beragama
Islam di Indonesia juga tidak diposisikan sebagai filsafat pilihan, sehingga bisa saja terjadi percampuran kehidupan persahabatan, sosial, dan bahkan politik.21. Dikatakannya, Islam adalah agama Rabbaniyyah yang artinya berasal dari Tuhan dan tetap terjaga keasliannya, insaniyyah yang berarti mengikuti alam dan bekerja untuk kebaikan umat manusia, wasathiyyah yang berarti moderat dan mengambil jalan tengah, dan waqiiyyah yang berarti moderasi dan mengambil jalan tengah. artinya jelas dan ada keselarasan antara perubahan dan tekad.22 Namun pertanyaannya adalah apa jalan tengah untuk moderasi beragama.
Perkembangan Wacana Moderasi Beragama di Indonesia
Beberapa tahun terakhir, wacana moderasi beragama sedang marak digalakkan, khususnya oleh Kementerian Agama Republik Indonesia. Namun penerapan moderasi beragama sendiri menghadapi berbagai tantangan dan hambatan, terutama dari kelompok yang menentang perdamaian Indonesia.27.
Moderasi Beragama di Media Sosial
Dalam hal ini, 16,2% pengguna internet mengakses konten YouTube berupa film, 13,6% berupa musik, 8,9% berupa olah raga, 7,7% berupa masakan, 7,1% berupa tutorial permainan. , 7,1% berupa hiburan, 5,6% berupa ceramah keagamaan, 4,7% berupa berita, 3,5% berupa vlog artis terkenal, dan 2,5% berupa pendidikan.32. Di dunia maya, moderasi beragama harus menjadi nilai bersama, bukan informasi yang provokatif, ujaran kebencian, dan terorisme radikal.
Wacana Moderasi Beragama Menurut Beberapa Tokoh di Media Sosial 1. Moderasi Beragama Menurut Muhammad Quraish Shihab
Unsur kedua yang harus dimiliki seseorang agar pandai menjalankan moderasi beragama adalah tidak emosi. Namun dakwah moderasi beragama menjadi kabur dan samar-samar jika dilakukan oleh orang-orang yang kurang berkompeten, sehingga menimbulkan “tirani” dari istilah moderasi itu sendiri. Namun timbul pertanyaan apakah para penggiat gerakan keagamaan moderat ini adalah orang baik atau tidak.
Menurut Yahya, hingga saat ini gerakan moderasi beragama yang dilakukan oleh masyarakat kurang arif dan kurang cerdas sehingga menimbulkan perdebatan di masyarakat. Memahami gerakan moderasi beragama mengajarkan untuk tidak bersikap ekstrim dalam beragama, namun juga tidak sampai terpecah-belah sehingga menjadikan ajaran Islam tidak berbeda dengan ajaran agama lain. Namun saat ini sebagian besar umat Islam yang mengusung gerakan moderasi beragama justru mengubah prinsip-prinsip Islam, dan tentu saja hal tersebut tidak dibenarkan.
Hussein Ja'far Al-Hadar merupakan salah satu dosen yang kerap memuat isu moderasi beragama di setiap kesempatan, khususnya di media sosial dan kanal YouTube. Secara umum Husein Xhaferi dalam setiap ceramahnya menghubungkan wacana moderasi beragama dengan surat Al-Baqarah ayat 143.40. Oleh karena itu moderasi dipilih oleh Allah sebagai suatu potensi melalui agama Islam, oleh karena itu potensi tersebut harus diaktualisasikan oleh umat Islam dengan mengupayakan agar moderasi beragama ini berjalan sesuai dengan kaidah Islam yang terkandung dalam Al-Qur'an dan Sunnah.
Membangun moderasi beragama berdasarkan interpretasi lisan di media sosial Jika pandangan dikonstruksi tentang moderasi beragama.
Konstruksi Moderasi Beragama Berbasis Tafsir Lisan di Media Sosial Jika dikonstruksi pandangan berkaitan dengan moderasi beragama
Meski terdapat persamaan pandangan dalam banyak konsep moderasi beragama, namun terdapat perbedaan mencolok dalam pandangan kelima tokoh tersebut. Keempat tokoh tersebut memulai dari konsep umum tentang moderasi beragama, mulai dari asal usul istilah moderasi, ayat-ayat Al-Qur'an yang menjelaskan moderasi, hingga elemen-elemen kunci dalam penerapan moderasi beragama. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa proses penalaran kaum Quraish Shihab dalam menjelaskan konsep moderasi beragama menggunakan penalaran deduktif, dimulai dari konsep umum kemudian beralih ke penjelasan faktual yang lebih spesifik.
Habib Husein Ja'far terlebih dahulu melihat moderasi beragama dalam konteks kehidupan sosial masyarakat kemudian memberikan contoh konkritnya. Senada dengan Oki Setiana Dewi, pada awal penjelasannya mengenai konsep moderasi beragama, ia menekankan bagaimana moderasi beragama dapat berkembang dari konsep pedoman hidup atau way of life bangsa Indonesia yaitu UUD 1945 dan Pancasila. yang mengandung nilai-nilai Islam. Ia menjelaskan tindakan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam penerapan moderasi beragama.
Kurejsh Shihabi dalam menjelaskan konsep moderasi beragama menyoroti hal-hal faktual yang terjadi di masyarakat kemudian berdialog dengan Alquran. Dalam menjelaskan konsep moderasi beragama, Buya Yahya selalu bermula dari kaidah-kaidah dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah yang dijelaskan secara langsung.
Identifikasi Kuasa-Pengetahuan Pada Tokoh Moderasi Beragama
Hal ini ditunjukkan dengan pemaparan penjelasan ayat-ayat Al-Qur'an yang mengacu pada moderasi beragama, yaitu dengan menjelaskan alasan turunnya Al-Qur'an yang dipengaruhi oleh pendidikannya di dunia Arab, dimana Al-Qur'an diturunkan, sekaligus tempat pertama kali Al-Qur'an dipahami dan diamalkan. 55 Selain itu, beliau menyelesaikan pendidikan magisternya di Universitas Al-Azhar dan pada tahun 1969 berhasil memperoleh gelar magister dengan spesialisasi bidang Tafsir Al-Qur'an.56.
Bukti keseriusannya terhadap kajian Al-Qur'an semakin dipertegas dengan karya-karyanya di bidang tafsir Al-Qur'an. Salah satu karya monumentalnya adalah Tafsir al-Mishbah, tafsir Al-Qur'an yang memuat lima belas jilid lengkap tiga puluh juz, yang ditulisnya dalam tahlili.60. Latar belakang keluarga Habib Hussain Xha'fer cukup religius dengan ayah dan ibu berkebangsaan Arab, Habib dan Syarifah.
Bagaimanapun, Habib Hussain Xha'fer kerap menggunakan wacana kontemporer melalui pilihan kata-kata yang “nyentrik” dan. Berdasarkan hal tersebut, dapat dinilai bahwa pemikiran Habib Husein Xhafer mewakili generasi muda yang mencerminkan fenomena saat ini.
Analisis Relasi Kuasa-Pengetahuan Pada Wacana Moderasi Beragama Berdasarkan uraian singkat terkait latar belakang keluarga,
Seperti ceramahnya tentang moderasi beragama di beberapa channel YouTube, terlihat bahwa Quraish Shihab menjelaskan pengertian moderasi beragama secara runtut dan detail, mulai dari pertama menjelaskan perbedaan pengertian agama, ilmu agama dan agama; Asal usul kata moderasi, yang dalam Al-Qur'an disebut 'wasathiyah', mencakup pemberian petunjuk mengenai 3 unsur yang diperlukan dalam moderasi beragama. Para ulama menilai cara Quraish Shihab dalam menjelaskan konsep moderasi beragama sangat mudah dipahami, terutama bagi masyarakat awam yang belum sepenuhnya mengenal Tafsir Al-Qur'an, termasuk para pelajar. Quraish Shihab menjelaskan pandangannya tentang konsep moderasi beragama, sangat banyak dengan bantuan logika yang dikaitkan dengan perkembangan kehidupan masyarakat, sehingga penjelasannya tentang konsep moderasi beragama lebih fleksibel, namun tetap menganut pada hal-hal tertentu. batasan agama. .
Pandangannya terhadap konsep moderasi beragama di berbagai channel YouTube yang memuat ceramah Buya Yahya, ia menjelaskan bahwa konsep tersebut terkait langsung dengan Al-Quran dan Hadits, sesuai dengan ideologi yang dianutnya yaitu tanggul Salafi Ahlu Sunnah. Jamaah, yaitu ideologi yang selalu dianut. jalan keagamaan yang sesuai dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah serta selalu mengamalkan keduanya.2 Pandangan Buya Yahya tentang konsep moderasi beragama juga disertakan tentang bagaimana hendaknya seorang pelajar mengamalkan moderasi beragama yang sesuai dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah. -Sunnah. Dalam setiap ceramahnya, Habib Husein Ja'far selalu mengutip surat Al Baqarah ayat 143 ketika membahas moderasi beragama. Hal ini didasari oleh potensi besar yang dimiliki perempuan sebagai akar dan landasan penyemaian benih moderasi beragama.
Hal ini agar proses penanaman benih moderasi beragama berupa nilai-nilai keadilan, keberagaman, toleransi dan kerendahan hati pada anak sejak dini dapat terlaksana dengan efektif. Menurut Oki Setiana Dewi, konsep moderasi beragama hampir sama dengan Habib Husein Ja'far. Ia mengambil kutipan dari surat Al Baqarah ayat 143.
Implikasi Wacana Moderasi Beragama Dalam Konteks Keindonesiaan
Wacana moderasi beragama yang dikemukakan keenam ulama tersebut di media sosial YouTube berdampak besar terhadap pemahaman dan pandangan masyarakat di Indonesia. Wacana Said Aqil Siraj tentang moderasi beragama dalam ceramahnya nampaknya berdampak pada peningkatan pemahaman jamaah tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh umat moderat dalam berperilaku moderat. Konten YouTube Quraish Shihab yang membahas moderasi beragama telah ditonton kurang lebih 1 juta kali.
Penjelasan Quraish Shihab sangat runtut dan detail, menggunakan bahasa yang sistematis sehingga memudahkan masyarakat awam memahami konteks moderasi beragama secara keseluruhan. Konten YouTube Buya Yahya yang membahas konsep moderasi beragama telah ditonton sebanyak 6.000 kali. Berdasarkan latar belakangnya sebagai pimpinan sebuah pesantren, wacana moderasi beragama yang diusungnya telah mempengaruhi banyak santri, baik dari pesantren miliknya sendiri maupun dari pesantren lain.
Followers Instagram Habib Husein Jafar mencapai 1,4 juta follower dan aktif hadir di beberapa acara podcast besar di Indonesia. Makin hebat lagi Oki Setiana Dewi dengan jumlah follower Instagramnya yang hampir mencapai 20 juta, menandakan mereka mempunyai modal sosial yang cukup untuk menyiarkan konsep moderasi beragama ini. Selain itu, konsep moderasi beragama menjadi salah satu alternatif penyelesaian permasalahan sosial yang biasa dilakukan masyarakat. .
Kesimpulan
Implikasi wacana moderasi beragama dalam konteks Indonesia yang lebih luas sudah jelas. Dengan demikian, semakin banyak masyarakat Indonesia khususnya generasi muda yang memahami dan benar memahami konsep moderasi beragama, dan kami berharap mereka dapat menerapkan konsep moderasi beragama ini dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya pada sesama umat Islam saja. namun juga bagi non-Muslim. Selain itu, konsep moderasi beragama menjadi salah satu alternatif penyelesaian permasalahan sosial di masyarakat yang sering muncul saat ini, seperti perundungan online, saling menghina antar agama, intoleransi, radikalisme, dan paham barat yang dapat merusak khususnya moral generasi muda. Moderasi beragama ini juga dapat menjadi contoh bagi generasi muda agar bersikap dan bertindak sedemikian rupa sehingga menjadi individu yang lebih bijaksana, lebih adil, lebih tinggi akhlaknya dan selalu berhati-hati dalam bertindak serta tidak membesar-besarkan atau fanatisme dalam keyakinannya.
Hanafi, Moderasi Islam, (Ciputat: Diterbitkan oleh Ikatan Alumni Al-Azhar dan Pusat Kajian Al-Qur'an, 2013). Risasi “Moderasi Islam (Islam Wasathiyah) dari sudut pandang Al-Qur’an, As-Sunnah dan pandangan para Ulama dan Fuqaha.” Al-Risala: Jurnal Kajian Agama dan Pemikiran Islam 11, no.
Liberalisme Islam di Indonesia: Gagasan dan Respon Terhadap Pluralisme Keagamaan." Disertasi Ph.D., IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2006. Mengintegrasikan Nilai-Nilai Moderasi Beragama Dalam Perspektif Al-Quran Melalui Penguatan Literasi Media." Al-Fikri: Jurnal Kajian dan Penelitian Pendidikan Islam 4, no.