Tata cara jual beli online diatur dalam UU No. 19 Tahun 2016 yaitu UU No. Kedua, penyelesaian wanprestasi jual beli online berdasarkan UU ITE dapat dilakukan melalui jalur litigasi dan non litigasi.
Latar Belakang
Perkembangan saat ini semakin memudahkan masyarakat dan perusahaan dalam melakukan berbagai jenis transaksi jual beli melalui media elektronik.3. Biasanya dalam suatu transaksi jual beli online terdapat kesepakatan antara pelaku usaha dan konsumen.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis akan menggali dan menganalisis lebih lanjut permasalahan-permasalahan yang ada dalam penyampaian pengetahuan kepada masyarakat tentang suatu hal yang umum dan banyak diketahui orang, sehingga timbullah penelitian yang berjudul “WANPRESTASI PADA SISTEM JUAL BELI ONLINE PADA SESUAI DENGAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK NO.19 TAHUN 2016”.
Tujuan Penelitian
Menetapkan penyelesaian wanprestasi dalam sistem jual beli online sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Kegunaan Penelitian
Terminologi
Jual beli adalah suatu perjanjian dimana salah satu pihak menyanggupi kewajiban untuk menyerahkan suatu barang dan pihak yang lain wajib membayar harga yang telah disepakati oleh keduanya. Online dapat menjadi media dalam berbisnis yang menjadikan pengertian online sebagai suatu kegiatan jual beli dengan menggunakan koneksi internet dan fitur belanja online yang tersedia.
Metode Penelitian
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian, dalam hal ini peneliti memperoleh data atau informasi secara langsung dengan menggunakan instrumen yang telah ditentukan. Data sekunder merupakan data yang diambil dari buku-buku sebagai data pelengkap sumber data primer.
Teknik Pengumpulan Data
Studi Kepustakaan
Biasanya sumber data ini sebagian besar adalah data statistik atau data yang diolah sedemikian rupa sehingga siap digunakan dalam statistik.
Instrumen alat Penelitian
Analisis Data Penelitian
Sistematika Penulisan
Pada bab ini penulis akan membahas pokok permasalahan berdasarkan rumusan masalah yaitu: Apa saja bentuk-bentuk wanprestasi dalam sistem jual beli online berdasarkan UU No. 19 Tahun 2016, Bagaimana penyelesaian wanprestasi dalam Sistem Jual Beli Online menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Secara Elektronik.
Tinjauan Umum Tentang Wanprestasi
Perjanjian / Perikatan
Adanya suatu perjanjian oleh dua pihak atau lebih, artinya suatu perjanjian hanya dapat timbul atas kerjasama dua orang atau lebih atau perjanjian itu “dibangun” oleh perbuatan beberapa orang. Pasal 1313 KUH Perdata menyatakan bahwa terjadi suatu perjanjian, yang melaluinya seorang atau lebih mengadakan hubungan dengan seorang atau lebih orang lain. Perjanjian adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang mengikatkan diri pada satu atau lebih orang lain.”
Pasal ini menyatakan bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang mengikatkan diri kepada satu orang atau lebih.
Pengertian Wanprestasi
Dari peristiwa inilah timbul suatu hubungan hukum antara dua orang atau lebih yang disebut Perjanjian, yang di dalamnya terdapat hak dan kewajiban masing-masing pihak. Menurut Kamus Hukum, wanprestasi berarti kelalaian, wanprestasi, ingkar janji, tidak memenuhi kewajibannya dalam suatu kontrak. 12 Yang dimaksud dengan wanprestasi adalah keadaan dimana karena kelalaian atau kesalahannya, debitur tidak mampu melaksanakan kinerja sebagaimana mestinya. ditentukan dalam suatu kontrak/perjanjian dan bukan karena paksaan. Adapun yang menyatakan bahwa wanprestasi bukanlah terpenuhinya atau tidak dipenuhinya kewajiban-kewajiban sebagaimana ditentukan dalam akad yang diadakan antara kreditur dan debitur.
Cedera Janji adalah suatu perbuatan dimana seseorang lalai atau tidak memenuhi kewajiban sebagaimana disepakati dalam perjanjian yang dibuat antara pihak-pihak yang terlibat. wanprestasi apabila pihak Debitur yang terlambat atau tidak menunaikan kewajibannya juga dapat menepati janjinya namun tidak menepati sesuai dengan akad yang diperjanjikan. 18 Debitur tertulis dalam pasal 1243 KUH Perdata yang memuat.
Akibat Hukum Wanprestasi
Mereka terikat pada janji-janji yang dibuatnya dan sebagaimana Pasal 1338 bagian kesatu KUHPerdata berbunyi: “Segala perjanjian yang dibuat secara sah, sah menurut undang-undang bagi yang membuatnya”, maka perjanjian itu mengikat hukum bagi yang membuatnya. Pasal 1338 KUH Perdata mengatur bahwa segala perjanjian (perjanjian) yang sah menurut hukum berlaku bagi orang yang membuatnya. Syarat-syarat sahnya suatu perjanjian di masing-masing negara diatur dalam undang-undang, khususnya dalam KUH Perdata.
Dalam KUH Perdata, syarat sahnya suatu perjanjian diatur dalam Buku III Pasal 1320 KUHPerdata yang berbunyi sebagai berikut.
Tinjauan Umum Mengenai Jual Beli Online
- Pengertian Jual Beli
- Hak dan Kewajiban Jual beli
- Pengertian Online
- Jual Beli Online Menurut Undang-Undang No 7 Tahun 2014 Tentang
Istilah lain sebagaimana dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) dikatakan bahwa jual beli adalah suatu perjanjian yang mana salah satu pihak wajib menyerahkan suatu barang dan pihak yang lain membayar harga yang diperjanjikan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa jual beli adalah suatu proses dimana penjual menyerahkan barangnya kepada pembeli (orang lain) setelah mendapat persetujuan mengenai barang tersebut, yang kemudian diterima pembeli dari penjual sebagai imbalannya terlebih dahulu. terkirim. Menurut pasal 1457 KUHPerdata yang memuat “Penjualan adalah suatu perjanjian yang mana salah satu pihak wajib menyerahkan suatu barang dan pihak yang lain membayar harga yang diperjanjikan”, dari pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa. hak penjual adalah menuntut harga yang telah dibayar atas barang yang diserahkan kepada pembeli, sedangkan kewajiban penjual adalah menyerahkan barang tersebut kepada penguasaan dan kepemilikan pembeli serta memikul tanggung jawab atas barang yang dijual.
Beli dan jual dalam talian mengikut Akta no. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Undang-undang Perdagangan) Perdagangan (Undang-undang Perdagangan).
Wanprestasi Jual Beli Online Menurut Hukum Islam
Wanprestasi Menurut Hukum Islam
Cedera Janji adalah tidak dilaksanakannya kewajiban-kewajiban yang harus diatur dalam suatu perjanjian, baik perjanjian yang timbul karena suatu perjanjian maupun suatu kewajiban yang timbul karena undang-undang. Cedera Janji adalah pengingkaran terhadap suatu kewajiban yang timbul dari suatu perjanjian yang dilakukan oleh salah satu pihak dalam perjanjian tersebut.
Jual Beli Menurut Hukum Islam
Sebagaimana dikutip Suryodiningrat, jual beli adalah dimana penjual (verkopen) mengikatkan diri pada pihak lain, pembeli (loper) untuk mengalihkan suatu benda kepada eigendom dengan menerima pembayaran dari pihak tersebut sejumlah tertentu, dalam bentuk uang. Jadi, dapat diartikan apabila salah satu pihak tidak melaksanakan isi perjanjian jual beli yang telah disepakati bersama, maka ia justru melanggar hukum bagi pihak yang melakukannya. Islam menekankan legalitas dan keabsahan jual beli secara umum, serta menolak dan mengharamkan konsep riba.
Dari definisi di atas, dapat dimengerti bahawa jual beli adalah perjanjian untuk menukar secara sukarela barang atau barang yang mempunyai nilai antara kedua belah pihak, sesuai dengan perjanjian atau ketetapan yang dibuat oleh suatu alat tukar dengan syarat yang dipersetujui dan diizinkan bersama. dalam perdagangan. Ayat di atas menjelaskan bahawa Allah SWT membuat keuntungan melalui perniagaan, iaitu jual beli, dan mengharamkan riba. Antara hadis Nabi Muhammad SAW tentang jual beli, diriwayatkan oleh Rifa’ah Ibnu Rafi’:.
Jual Beli Online Menurut Hukum Islam
Allah SWT menggambarkan jual beli sebagai sarana memberikan kesempatan dan kebebasan kepada hamba-hamba-Nya karena semua manusia secara individu mempunyai kebutuhan berupa sandang, pangan, dan papan. Jual beli sesuai pesanan dalam fikih Islam disebut es-salam dalam bahasa penduduk Hijaz, sedangkan dalam bahasa penduduk Irak disebut es-salaf. Perlu diketahui terlebih dahulu mengenai transaksi ini khususnya di dalam Al-Qur’an tidak ada yang dijadikan landasan hukum dalam transaksi jual beli global, karena bej salaam merupakan salah satu bentuk khusus jual beli.
Jadi hadis Nabi dan ijma 'ulama' banyak menjelaskannya, dan tentunya Al-Qur'an yang membahas hal ini secara mendunia sudah mencantumkan kebolehan jual beli akad salam.
Bagaimana Bentuk-bentuk wanprestasi dalam system jual beli Online
Wanprestasi dalam perjanjian jual beli dengan sistem elektronik terdapat
Karena kita berkomunikasi secara eksklusif melalui Internet, maka komunikasi harus baik, jika tidak maka akan terjadi komunikasi yang tidak tepat sehingga mengakibatkan kerugian materiil dan immateriil.55 Dalam hal ini sangat umum penjual menulis. 55 Wahyu Sasongko, 2007, Ketentuan Pokok Undang-undang Perlindungan Konsumen, Bandar Lampung: Penerbit UNILA hal.keterangan barang tidak sesuai dengan barang asli yang dikirimkan penjual. Keterlambatan pengiriman barang oleh penjual kepada konsumen disebabkan karena stok barang pesanan sudah habis.
Konsumen adalah setiap pengguna jasa atau barang untuk diri sendiri atau orang lain 56. Dalam contoh ini penjual biasanya mempunyai stok suatu barang dalam jumlah sedikit, kemudian ada pembeli yang berani membayar lebih dari harga yang ditetapkan, maka penjual mengirimkan barang tersebut kepada pembeli yang telah membayar lebih dan berhak atas penyerahan barang tersebut kepada pembeli yang pertama kali membeli barang tersebut.
Bentuk Wanprestasi dalam perjanjian jual beli dengan sistem elektronik
Dalam hal transaksi dilakukan oleh pembeli, harga yang dibayarkan ditentukan berdasarkan kesepakatan dengan penjual. Contoh kasus ini biasanya terjadi pada jual beli online melalui media sosial yaitu penjual menjual suatu barang yang hilang dan disetujui oleh pembeli, sehingga barang tersebut dikirimkan oleh penjual, namun ketika barang tersebut sampai, pembeli mengklaim bahwa barang tersebut hilang, dan meminta pengurangan harga. Cara mengatasi wanprestasi dalam sistem jual beli online menurut undang-undang no 19 tahun 2016 tentang informasi dan.
Bagaimanakah penyelesaian wanprestasi dalam Sistem Jual Beli Online
Bahwa pengaturan wanprestasi yang dilaksanakan sesuai dengan Pasal 1267 KUHPerdata, dimana isi pasal tersebut menegaskan bahwa kreditur dapat menuntut debitur karena wanprestasi, yaitu dengan pelaksanaan atau penghentian disertai penggantian biaya, kerugian dan bunga. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang menyatakan: “Selain penyelesaian gugatan perdata sebagaimana dimaksud pada ayat (1), para pihak dapat menyelesaikan sengketa melalui arbitrase atau lembaga alternatif penyelesaian sengketa lainnya sesuai dengan ketentuannya”. Berdasarkan hukum perdata, para pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase atau lembaga lain. Penyerahan barang yang tidak sesuai dapat diselesaikan dengan cara wanprestasi, yang dilakukan menurut Pasal 1267 KUH Perdata, dimana isi pasal ini menegaskan bahwa kreditur dapat menuntut debitur karena wanprestasi, yaitu dengan pemenuhan atau pembatalan disertai dengan penggantian biaya, kerugian dan bunga.
Selaras dengan pasal 38 Akta ITE yang menjelaskan bahawa pihak-pihak boleh menuntut jika pelaksanaan transaksi elektronik merugikan pihak lain.
Kesimpulan
Jual beli secara tradisional memerlukan pertemuan antara penjual dan pembeli pada saat barang atau jasa yang akan ditransaksikan sudah pasti. Proses jual beli online merupakan proses perdagangan berbasis internet yang tidak memerlukan pertemuan tatap muka antar pihak. Dalam perjanjian jual beli online pasti terdapat beberapa unsur pokok dalam berjalannya perjanjian proses jual beli online, yaitu adanya penawaran, penerimaan, pembayaran dan penyerahan.
Dalam perjanjian jual beli dalam talian, langkah-langkah berikut boleh diambil: litigasi di bawah Perkara 38 perenggan (1) Akta ITE, dan penyelesaian tanpa pertikaian di bawah Perkara 39 perenggan (2) Akta ITE.
Saran
Menjaga kerahasiaan seluruh transaksi melalui Internet karena setiap transaksi melalui Internet harus dijaga kerahasiaannya. Meningkatkan ketelitian dan kejelian dalam bertransaksi karena banyak penjual dan pembeli yang memanfaatkan lebih banyak fitur di situs jual beli online. Abdul Halim Barkatullah, Perlindungan Hukum Konsumen dalam Transaksi E-Commerce, Yogyakarta: Pascasarjana FH UII Press.
2014 “Hak dan Kewajiban Nasabah Dalam Transaksi Penjualan Online.” Kertha Semaya: Jurnal Ilmu Hukum.