Weekly
Market Overview
Wealth Management Division
27 February 2023
430.50 515.83
350 400 450 500 550 600 650
MSCI World IT MSCI APACxJ
5.00% 5.00% 5.00%
4.75%
5.00%
5.25%
5.50% 5.50%
24-Jan-23 24-Feb-23
Pada Februari 2023, saham teknologi AS dan Asia Pasifik terkoreksi karena sentimen risk off global.
Pasalnya, timbul kekhawatiran pasar bahwa The Fed dapat kembali hawkish dalam menaikkan suku bunga melihat data ekonomi AS yang masih sangat kuat (Exhibit 1). Volatilitas juga diperparah oleh meningkatnya tensi politik AS – Tiongkok. Bagaimana pergerakan saham teknologi kedepannya?
Don’t Fight The Fed
Exhibit 2: MSCI World IT and MSCI APACxJ
Key Highlights:
1. 2022: Bad Year For Tech. Di tahun 2022, pengetatan kebijakan moneter oleh mayoritas bank sentral dunia membuat saham teknologi yang merupakan long duration asset dan sensitif terhadap kenaikan suku bunga terkoreksi signifikan. Dalam periode Januari – Oktober 2022, MSCI World IT Index yang merepresentasikan saham teknologi negara maju terkoreksi -29,53% sementara MSCI Asia Pacific ex Japan Index yang merepresentasikan saham teknologi Asia Pasifik terkoreksi -31,16%. Koreksi yang terjadi di Asia Pasifik lebih signifikan dibandingkan di negara maju karena buruknya sentimen ditengah pengetatan regulasi (crackdown) serta diberlakukannya zero-COVID policy di Tiongkok (Exhibit 2).
2. Surprise Rebound. Di bulan November 2022 – Januari 2023, saham teknologi rebound seiring dengan ekspektasi The Fed mulai akan berhenti bahkan menurunkan suku bunga di akhir tahun 2023.
Alasannya, inflasi AS secara konsisten turun sejak mencapai titik tertingginya pada Juni 2022 (CPI Jun- 22: 9,10% YoY). Rebound di saham teknologi Asia Pasifik mengungguli saham teknologi negara maju karena pemerintah Tiongkok mulai melonggarkan zero-COVID policy serta regulasi di berbagai sektor termasuk teknologi sehingga investor kembali membukukan inflow (Exhibit 2).
3. More Hike to Come. Rebound yang terjadi kembali terhenti di Februari 2023 karena rilis data AS menunjukkan perekonomian yang masih relatif kuat. Pasar melihat terminal rate The Fed dapat mencapai 5,50% dan The Fed belum akan pivot 2023. Padahal, sebulan sebelumnya, pasar sempat melihat terminal rate hanya akan mencapai 5,00% dan The Fed dapat menurunkan suku bunga 25 bps di akhir tahun 2023. Volatilitas juga diperparah oleh tensi AS dengan Tiongkok yang memanas pasca penembakan balon pengintai serta kemungkinan Tiongkok yang mendukung Rusia dalam perang dengan Ukraina. Alhasil, saham teknologi negara maju terkoreksi -0,55% dan Asia Pasifik terkoreksi -6,07%
secara MTD 24 Februari 2023 (Exhibit 2).
Exhibit 1: Market Expectation Towards FFR
(1) (2) (3)
Weekly
Market Overview
Wealth Management Division
27 February 2023
Bagaimana Arah Pergerakan Saham Teknologi Kedepannya?
• Strong Fundamental. Walaupun volatilitas kembali terjadi, saham teknologi negara maju masih memiliki fundamental yang kuat. Pasalnya, beberapa saham megacap teknologi seperti Apple, Microsoft, Alphabet, dan META (USD 255,70 miliar) berhasil membukukan net income hampir dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan beberapa perusahaan minyak seperti Exxon, Chevron, Shell, dan BP (USD 158,40 miliar) yang sangat diuntungkan dengan kenaikan harga-harga komoditas di tahun 2022. Sementara di Asia Pasifik, saham teknologi diperkirakan dapat membukukan pertumbuhan laba (EPS) yang lebih baik di tahun 2023 seiring dengan pemulihan ekonomi dan tingginya tingkat tabungan masyarakat Tiongkok yang dapat memicu ledakan konsumsi.
• Attractive Valuation. Koreksi yang terjadi membuat valuasi saham teknologi menjadi semakin menarik.
Per 24 Februari 2023, forward p/e untuk saham teknologi negara maju ada di 23,34x (rata-rata 5YR:
25,76x) dan forward p/e untuk saham teknologi Asia Pasifik ada di 12,50x (rata-rata: 13,95x).
• Ample Liquidity. Ditambah lagi, likuditas yang masih sangat berlimpah di sistem keuangan memperkecil risiko koreksi signifikan di saham teknologi kedepannya. Selama The Fed tidak melakukan quantitative tightening secara agresif, investor akan kembali berinvestasi di pasar saham yang memiliki prospek pertumbuhan yang baik sehingga dapat mendorong kenaikan saham teknologi kedepannya.
Dampak Terhadap:
1. USD/IDR. Dalam sepekan, USD Index menguat +1,30% ke level 105,21 karena ekspektasi The Fed lebih hawkish dalam menaikkan suku bunga. IDR stabil di 15.225 dengan ditopang oleh fundamental yang kuat dan meningkatnya cadangan devisa ditengah penguatan USD.
2. INDON (Indonesia Government USD Bonds). Dalam sepekan, yield INDON 10YR tetap tinggi di 5,08%
seiring dengan kenaikan yield US Treasury 10YR ke 3,94% serta kenaikan CDS 5YR ke level 98,10 bps.
Kenaikan yield disebabkan oleh sentimen risk off global seiring dengan kekhawatiran pasar akan kemungkinan The Fed kembali agresif dalam pengetatan kebijakan moneternya.
3. FR (Indonesia Government IDR Bonds). Dalam sepekan, yield FR 10YR stabil di 6,80%. Pergerakan yield FR 10YR cenderung terbatas dengan ditopang oleh kuatnya dukungan investor domestik ditengah likuiditas yang berlimpah. Ada potensi yield naik lebih lanjut karena tingkat yield yang kurang menarik dan valuasi yang cenderung mahal.
4. Pasar Saham Global (DJIA, S&P500, dan Nasdaq). Dalam sepekan, pasar saham AS terkoreksi dengan DJIA -2,99%, S&P500 -2,67%, dan Nasdaq -3,33%. Indeks Nasdaq yang merepresentasikan saham teknologi AS melemah paling signifikan karena ekspektasi The Fed yang lebih hawkish dalam menaikkan suku bunga kembali membuat pasar risk off.
5. IHSG (Pasar Saham Indonesia). Dalam sepekan, pergerakan IHSG melemah terbatas dan ditutup di 6.856. Koreksi di pasar saham global sedikit banyak turut mempengaruhi pergerakan IHSG.
Kedepannya, masih terdapat potensi kenaikan indeks dengan ditopang oleh pertumbuhan laba emiten
Weekly
Market Overview
Wealth Management Division
27 February 2023
World Commodities Currencies
Foreign Trading Activity
Fixed Income Equity
Per 24 Februari 2023
Currencies Last Close % 1D % 5D % YTD US Dollar Index 105.21 0.59 1.30 1.63
GBP/USD 1.1944 (0.57) (0.77) (1.15)
EUR/USD 1.0548 (0.45) (1.37) (1.47)
AUD/USD 0.6726 (1.20) (2.22) (1.28)
NZD/USD 0.6165 (1.01) (1.31) (2.91)
USD/CNY 6.9601 0.75 1.33 0.89
USD/HKD 7.8485 0.02 0.04 0.60
USD/KRW 1,304.70 0.59 0.39 3.10
USD/JPY 136.48 1.32 1.74 4.09
USD/SGD 1.3506 0.59 1.06 0.83
USD/IDR 15,225.00 0.23 0.14 (2.20)
JCI Sectoral Last Close % 1D % 5D % YTD Financial 1,404.91 (0.27) (1.59) (0.71) Consumer Non Cyclical 752.10 (0.46) (0.94) 4.96 Infrastructure 865.08 0.26 (0.02) (0.41) Basic Material 1,238.38 (0.05) (0.98) 1.83
Energy 2,072.52 0.73 (0.47) (9.08)
Consumer Cyclical 848.83 0.29 0.52 (0.24) Technology 5,449.20 1.09 (2.93) 5.56 Healthcare 1,593.69 0.75 (1.36) 1.83
Property 688.65 (0.48) (0.24) (3.18)
Industrial 1,155.94 0.57 0.07 (1.57) Transportation 1,909.29 0.64 3.67 14.88 Equity Indices Last Close % 1D % 5D % YTD Dow Jones 32,816.92 (1.02) (2.99) (1.00) S&P 500 3,970.04 (1.05) (2.67) 3.40
Nasdaq 11,394.94 (1.69) (3.33) 8.87
FTSE 100 Index 7,878.66 (0.37) (1.57) 5.73 Euro STOXX 600 457.70 (1.04) (1.42) 7.72 SSE Composite Index 3,267.16 (0.62) 1.34 5.76 Nikkei 225 27,453.48 1.29 (0.22) 5.21 Hang Seng 20,010.04 (1.68) (3.43) 1.16
Kospi 2,423.61 (0.63) (1.13) 8.37
IDX Composite 6,856.58 0.25 (0.57) 0.09 Indonesia (LQ45) 946.93 0.27 (0.78) 1.04 Indonesia (IDXSMC) 348.06 0.04 (0.54) (0.89) Government Bond Yield Last Yield (%) 1D (bps) 5D (bps) YTD (bps)
IndoGB 5Y (IDR) 6.49 0.40 12.10 29.00 IndoGB 10Y (IDR) 6.80 1.20 6.40 (13.70) IndoGB 20Y (IDR) 7.10 0.80 5.20 (1.40) IndoGB 5Y (USD) 5.02 (2.40) 5.80 32.90 IndoGB 10Y (USD) 5.08 (7.40) (8.50) 28.20 IndoGB 30Y (USD) 5.58 (5.80) (4.60) 21.70 US Treasury 5Y 4.22 10.88 18.61 21.13 US Treasury 10Y 3.94 6.64 12.84 6.84 US Treasury 30Y 3.93 4.61 6.16 (3.21) Indo CDS (USD) 5Y 98.10 2.30 5.65 (1.47)
Commodities Last Price % 1D % 5D % YTD
WTI Oil 76.32 1.23 (0.30) (4.91)
Brent Oil 83.16 1.16 0.19 (3.20)
Gold 1,811.04 (0.62) (1.70) (0.71)
Natural Gas 2.55 4.77 8.33 (43.06)
Coal 209.20 (0.43) (0.07) (48.24)
Nickel 24,377.50 (3.33) (4.93) (18.47)
Copper 395.20 (2.64) (3.81) 3.71
CPO 4,156.00 (0.81) 1.49 (0.36)
Asset Class 1D WTD MTD YTD
Equity 0.08 0.31 3.42 0.30
Fixed Income 0.19 (0.04) (5.83) 43.86
Weekly
Market Overview
Wealth Management Division
27 February 2023
Country Data Previous Forecast Release Date*
US
Crude Oil Inventories 7,648 million - 1-Mar-23
Manufacturing PMI February 2023 47,80 47,80 1-Mar-23
Initial Jobless Claims 192K 197K 2-Mar-23
S&P Global Composite PMI February 2023 50,20 - 3-Mar-23
Services PMI February 2023 50,50 - 3-Mar-23
EU
Manufacturing PMI February 2023 48,50 48,50 1-Mar-23
Core CPI February 2023 (YoY) 5,30% 5,30% 2-Mar-23
CPI February 2023 (YoY) 8,60% 8,20% 2-Mar-23
Unemployment Rate January 2023 6,60% 6,60% 2-Mar-23
S&P Global Composite PMI February 2023 52,30 52,30 3-Mar-23
Services PMI February 2023 53,00 53,00 3-Mar-23
China
Chinese Composite PMI February 2023 52,90 - 28-Feb-23
Manufacturing PMI February 2023 50,10 50,50 28-Feb-23
Non-Manufacturing PMI February 2023 54,40 55,0 28-Feb-23
Japan
Retail Sales January 2023 (YoY) 3,80% 4,00% 27-Feb-23
Tokyo Core CPI February 2023 (YoY) 4,30% 3,30% 2-Mar-23
Services PMI February 2023 53,60 - 2-Mar-23
Indonesia Core Inflation February 2023 (YoY) 3,27% 3,26% 28-Feb-23
Inflation February 2023 (YoY) 5,28% 5,44% 28-Feb-23
Proyeksi Data Ekonomi
Data Rilis Minggu Ini
Macro Indicator 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023E
Gross Domestic Product (% YoY) 5,1 5,2 5,0 -2,1 3,7 5,3 4,7
GDP per capita (US$) 3.877 3.927 4.175 3.912 4.350 4.784 5.011
Consumer Price Index Inflation (% YoY) 3,6 3,1 2,7 1,7 1,9 5,5 4,3
BI 7 day Repo Rate (%) 4,25 6,00 5,00 3,75 3,50 5,50 5,75
USD/IDR Exchange Rate (end of year)** 13.433 14.390 13.866 14.050 14.262 15.568 15.647
Trade Balance (US$ billion) 11,8 -8,5 -3,2 21,7 35,3 54,5 43,2
Current Account Balance (% GDP) -1,6 -3,0 -2,7 -0,4 0,3 0,9* -0,2
* Estimated number.
** Estimation of Rupiah's fundamental exchange rate.
Weekly
Market Overview
Wealth Management Division
27 February 2023
Weekly
Market Overview
Wealth Management Division
EDITOR: Wealth Management Division DISCLAIMER: This report is for information only, and is not intended as an offer or solicitation with respect to the purchase or sale of any commodities, securities, or currencies. We deem that the information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. However, we do not guarantee their accuracy, and any such information may be incomplete or condensed. None of PT. Bank Central Asia Tbk (“BCA”), and/or its affiliated companies, and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. BCA, or any of its related companies or any individuals connected with BCA or BCA group accepts no liability for any direct, special, indirect, consequential, incidental damages or any other loss or damages of any kind arising from any use of the information herein (including any error, omission or misstatement herein, negligent or otherwise) or further communication thereof, even if the BCA or any other person has been advised of the possibility thereof. Opinion expressed is the analysts’ current personal views as of the date appearing on this material only, and subject to change without notice. It is intended for the use by recipient only and may not be reproduced or copied/photocopied or duplicated or made available in any form, by any means, or redistributed to others without written permission of PT Bank Central Asia Tbk.
All opinions and estimates included in this report are based on certain assumptions. Actual results may differ materially. In considering SOURCE: Economic Banking & Industry Research of BCA Group, Bloomberg, Reuters, Bisnis Indonesia, Kontan, CME Group
Glossary
• AS: Amerika Serikat.
• Bps: basis point. 100 bps sama dengan 1%.
• Consumer Price Index (CPI): inflasi dari sisi konsumen.
• Fed pivot: suatu kondisi dimana The Fed selaku bank sentral Amerika Serikat mengubah arah kebijakan moneter dari yang sebelumnya kontraktif (ketat) menjadi ekspansif (longgar), atau sebaliknya.
• Foreign inflow: aliran dana masuk.
• Foreign outflow: aliran dana keluar.
• Hawkish: kebijakan moneter ketat, biasanya ditandai dengan suku bunga yang tinggi.
• Kebijakan moneter: kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral di suatu negara untuk mengontrol jumlah uang beredar di pasar.
• Quantitative tightening (QT): kebijakan bank sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan menjual sejumlah aset/ surat berharga dari bank komersial atau instansi swasta.
• Risk off: kondisi dimana investor mengurangi eksposur terhadap risiko.
• Terminal rate: titik dimana suku bunga telah mencapai puncaknya.
• The Fed: bank sentral AS.
• US Treasury (UST): obligasi pemerintah AS.
• Yield: imbal hasil.