• Tidak ada hasil yang ditemukan

instrumen-instrumen pengendalian moneter

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "instrumen-instrumen pengendalian moneter"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

Instrumen pengendalian moneter merupakan alat penting bagi bank sentral untuk mengendalikan jumlah uang beredar guna mencapai tujuan kebijakan moneter. Oleh karena itu, terdapat kecenderungan dalam undang-undang bank sentral bahwa tujuan akhir kebijakan moneter adalah stabilisasi harga.

Instrumen-instrumen Pengendalian Moneter

Pengguntingan Uang

Dengan adanya pengurangan uang, maka nilai pecahan yang tunduk pada peraturan ini dikurangi dengan persentase tertentu (misalnya hanya 50%), dan sisanya digantikan oleh surat utang negara jangka panjang. Dari pengurangan uang ini, jumlah uang beredar langsung berkurang sebesar persentase yang digantikan oleh surat berharga.

Pembersihan Uang (Monetary Purge)

Penetapan Uang Muka Impor

Dengan kewenangannya, Bank Sentral menetapkan tingkat suku bunga baik pinjaman maupun simpanan di sistem perbankan. Hal ini biasanya dilakukan ketika pemerintah tidak mampu mencapai target suku bunga melalui pasar, atau ketika suku bunga panjang merupakan tujuan politik. Bank sentral mewajibkan bank untuk memelihara surat berharga atau mata uang tertentu pada persentase tertentu (biasanya utang pemerintah) setiap saat, kecuali CWM.

Bank sentral menentukan jumlah kuota surat berharga sektor tertentu yang dapat didiskontokan dengan suku bunga di bawah harga pasar. Bank sentral dan/atau pemerintah menetapkan nilai pecahan uang logam tertentu dikurangi persentase tertentu (misalnya tetap 50%), sedangkan sisanya tetap.

Tabel 1: Instrumen Langsung Pengendalian Moneter  4
Tabel 1: Instrumen Langsung Pengendalian Moneter 4

Cadangan Wajib Minimum (CWM)

  • Cadangan Primer (Primary Reserves)
  • Cadangan Sekunder (Secondary Reserves)

Beberapa cadangan primer yang disimpan dalam bentuk giro di bank sentral dikenakan bunga (biasanya di bawah suku bunga pasar), sementara yang lain tidak. Terlebih lagi, cadangan primer sebenarnya berfungsi sebagai pajak (pajak)5 atas likuiditas yang dimobilisasi oleh bank. Oleh karena itu, penurunan cadangan primer akan menurunkan biaya dana dan pada gilirannya menurunkan suku bunga pinjaman.

Sebaliknya, jika persentase cadangan primer meningkat, hal ini setara dengan penurunan jumlah uang beredar (kontraksi moneter), yang dapat menyebabkan kenaikan suku bunga. Selain cadangan utama, ada kalanya bank sentral mengharuskan bank untuk memiliki beberapa alat likuid tambahan selain cadangan utama (atau menentukan secara rinci alat likuid spesifik mana yang harus disimpan dalam cadangan utama).

Fasilitas Diskonto

Secara umum, alat likuid yang dapat dianggap sebagai cadangan sekunder adalah berupa surat berharga yang dimiliki oleh bank sentral atau pemerintah. Tujuan pembentukan cadangan sekunder umumnya berkaitan dengan upaya pemerintah atau bank sentral untuk mendorong bank membeli surat berharga milik pemerintah atau bank sentral. pasar), sehingga tingkat suku bunga fasilitas diskonto ini menjadi patokan suku bunga pinjaman tertinggi (ceiling) atau suku bunga simpanan terendah (floor).

Fasilitas Rediskonto

Operasi Pasar Terbuka (OPT)

  • Lelang Surat Berharga Bank Sentral di Pasar Primer
  • Lelang Surat Berharga Pemerintah di Pasar Primer
  • Operasi Pasar Sekunder

Sebaliknya jika bank sentral meningkatkan jumlah uang beredar maka bank sentral akan membeli surat berharga (biasa disebut ekspansi) yang akan berdampak pada peningkatan alat likuid bank dan selanjutnya akan meningkatkan kemampuan bank dalam memberikan pinjaman. Hal ini juga fleksibel karena OPT ini dapat dilakukan di pasar primer atau sekunder dengan menggunakan berbagai instrumen pasar uang, seperti obligasi bank sentral, obligasi pemerintah, atau obligasi pasar uang. Lelang obligasi pemerintah merupakan salah satu instrumen operasional yang digunakan dalam OPT, seperti lelang obligasi bank sentral.

Di pasar sekunder, surat berharga dapat diperjualbelikan secara langsung atau dengan cara repo (repurchase agreement). Selain ketiga syarat di atas, terdapat juga instrumen pengendalian moneter lain yang dapat berperan sebagai instrumen operasional OPT, namun yang diperdagangkan bukanlah surat berharga.

Fasilitas Simpanan Bank Sentral

Instrumen ini juga banyak digunakan di beberapa negara, terutama ketika pasar sekunder belum cukup berkembang untuk pengoperasian hama yang efisien. Seperti disebutkan di atas, pasar sekunder merupakan pasar keuangan yang lebih baik bagi OPT. Hal ini hanya dapat dilakukan jika pasar sekunder berkembang dengan baik, sehingga operasi ini banyak digunakan di sebagian besar negara maju dimana pasar sekunder sudah berkembang, surat berharga yang likuid dan dapat dipasarkan tersedia dalam jumlah yang cukup.

Operasi Valuta Asing

Fasilitas Overdraft

Fasilitas ini merupakan fasilitas default dan merupakan alat penting di banyak negara karena tingkat cerukan dapat digunakan sebagai suku bunga utama dalam mengubah arah kebijakan moneter.

Simpanan Sektor Pemerintah

Lelang Kredit

Imbauan

Misalnya bank sentral mendorong bank-bank utama untuk menurunkan suku bunga pinjaman dan simpanan agar semua bank juga mengikuti langkah bank-bank utama tersebut, sehingga akan mempengaruhi sistem perbankan/keuangan secara keseluruhan.

Instrumen Lain

Bank sentral memberikan fasilitas kredit (dan/atau simpanan) dan menetapkan tingkat diskonto Surat Berharga Bank Sentral (SBBS) atau pinjaman. Bank sentral menawarkan fasilitas kredit jangka sangat pendek (dengan atau tanpa agunan) kepada bank yang mempunyai masalah likuiditas jangka sangat pendek (hilang dalam kliring). Bank sentral meminta perbankan melakukan beberapa hal, seperti menurunkan suku bunga kredit.

Bank sentral membuka window (seperti fasilitas simpanan bank sentral, namun menggunakan sistem mudharabah) khusus untuk penempatan oleh bank syariah. Bank Sentral hanya dapat mengontrol kuantitas dan tidak dapat mengontrol tingkat bunga karena peraturan syariahnya.

Instrumen-instrumen Pengendalian Moneter yang Umum Digunakan

Penggunaan OPT sebagai instrumen utama oleh sebagian besar bank sentral baik di negara maju maupun berkembang cukup dimaklumi karena OPT merupakan instrumen yang sangat fleksibel dan keterlibatan lembaga pihak kedua (bank dan broker) tidak mengikat. Instrumen utama OPT yang digunakan pada umumnya adalah surat berharga pemerintah seperti Treasury Bills yang dilengkapi dengan surat berharga bank sentral. Penggunaan surat berharga pemerintah dalam OPT akan sangat mengurangi biaya OMO bagi bank sentral.

Pemerintah SB, bank sentral SB pemerintah SB, bank sentral SB pemerintah SB, bank sentral SB. Obligasi pemerintah: Obligasi pemerintah (T-bills) Sekuritas bank sentral: Sekuritas bank sentral Sekuritas pasar uang: Sekuritas pasar uang Sekuritas swasta: Sekuritas swasta.

Tabel 3. Instrumen-instrumen Pengendalian Moneter yang Digunakan oleh Negara-negara Lain
Tabel 3. Instrumen-instrumen Pengendalian Moneter yang Digunakan oleh Negara-negara Lain

Instrumen-instrumen Pengendalian Moneter di Indonesia

Periode 1945-1965

Sedangkan instrumen pengendalian moneter yang digunakan setelah tahun 1957 pada umumnya ditujukan untuk mengendalikan atau mengurangi kelebihan uang beredar akibat kebijakan moneter yang longgar tersebut dan umumnya hanya berlaku dalam jangka waktu yang singkat. Suku bunga simpanan dan pinjaman ditentukan oleh bank sentral untuk pengendalian harga.Instrumen tidak langsung ditentukan oleh bank sentral ketika menentukan tingkat diskonto ulang yang diperbolehkan untuk surat berharga. Pemberian kredit pada sektor-sektor tertentu dibatasi pada masing-masing bank sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan yang bertujuan untuk mengendalikan jumlah kredit yang disalurkan dan dengan kata lain mengendalikan jumlah uang beredar. Pinjaman yang diberikan langsung oleh Bank Indonesia untuk pengembangan sektor tertentu dengan subsidi.

Satu bagian digunakan sebagai alat pembayaran, bagian lainnya ditukar dengan surat berharga pemerintah, untuk mengendalikan jumlah uang beredar. Importir diharuskan membayar uang muka sebesar 40% untuk pembelian mata uang asing yang mereka perlukan untuk mengendalikan jumlah uang beredar.

Periode 1965-1983

Instrumen yang digunakan saat itu antara lain plafon kredit, likuiditas kredit, dan penetapan suku bunga. Pengendalian suku bunga bertujuan untuk menjaga suku bunga riil tetap positif dan memobilisasi dana publik. Suku bunga riil yang positif dapat merangsang mobilisasi dana masyarakat di sistem perbankan, meningkatkan intermediasi keuangan dan juga mempercepat tingkat monetisasi perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Pada bulan Oktober 1966, sebagai bagian dari program stabilisasi ekonomi, tingkat bunga resmi dinaikkan dari 26-63% menjadi 72-108% per tahun. Denda untuk pinjaman yang jatuh tempo adalah 50% di atas bunga normal, dan denda cerukan sebesar 1% per hari - suku bunga deposito tahun 1968.

Tabel 5 memberikan gambaran secara umum instrumen-instrumen pengendalian moneter yang digunakan pada periode ini.
Tabel 5 memberikan gambaran secara umum instrumen-instrumen pengendalian moneter yang digunakan pada periode ini.

Periode 1983-1997

Cara kerjanya melalui pinjam meminjam dana yang dilakukan oleh Bank Indonesia langsung di pasar uang antar bank (PUAB) dengan jangka waktu overnight. Instrumen ini diterbitkan oleh Bank Indonesia dengan tujuan semula sebagai fasilitas penempatan pada bank syariah, namun tidak menutup kemungkinan di kemudian hari juga dapat digunakan sebagai salah satu instrumen operasional OPT. Merupakan instrumen tidak langsung yang sejajar dengan instrumen operasional OPT, cara kerjanya melalui pinjam meminjam dana yang dilakukan oleh Bank Indonesia langsung di Pasar Uang Antar Bank (PUAB) dengan jangka waktu overnight sampai dengan.d.

Fungsi IR lainnya adalah memberi sinyal arah pergerakan suku bunga.Instrumen yang diterbitkan Bank Indonesia ini awalnya ditujukan sebagai fasilitas settlement bagi bank syariah, namun tidak menutup kemungkinan di kemudian hari juga dapat digunakan sebagai salah satu instrumen instrumen operasional OPT. . Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan surat berharga jangka pendek (1-12 bulan) dengan sistem diskonto yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dalam bentuk pengakuan utang dalam satuan Rp. satu juta rupiah).

Tabel 6. Instrumen-instrumen Pengendalian Moneter di Indonesia Periode 1983-1997 10
Tabel 6. Instrumen-instrumen Pengendalian Moneter di Indonesia Periode 1983-1997 10

Boks

Penjualan di pasar perdana dilakukan setiap hari Rabu melalui lelang mingguan yang didahului dengan pengumuman target indikatif pada hari sebelumnya. Sistem penawaran SBI yang dilaksanakan Bank Indonesia saat ini menggunakan fasilitas Automated Bidding System (ABS) dengan sistem lelang berdasarkan target kuantitas dengan mempertimbangkan tingkat suku bunga/diskon yang terjadi. ABS adalah sistem penawaran dana dan surat berharga dari bank atau broker untuk OPT secara online dan real time.

Sistem lelang dengan target volume akan menghasilkan stop-out rate (SOR) yaitu tingkat diskonto tertinggi hasil lelang yang dimenangkan peserta setelah target volume yang diinginkan tercapai. Target kuantitas indikatif diumumkan pada hari berikutnya. sebelum pelelangan. Sistem lelang lain yang juga digunakan oleh Bank Indonesia adalah sistem lelang dengan target harga yang menghasilkan tingkat diskonto tertinggi.

Prosedur Lelang SBI 12

Apabila jumlah penawaran yang masuk melebihi target kuantitas, maka Bank Indonesia wajib memilih pemenang yang memiliki tingkat diskonto terendah hingga jumlah kumulatif penawaran mencapai target. Peserta yang mengajukan penawaran dengan tingkat diskonto di bawah SOR akan memenangkan lelang sebesar 100% dari nominal yang diajukannya dengan menerima tingkat diskonto yang diajukannya, dan. Peserta yang mengajukan penawaran pada tingkat diskonto sesuai SOR akan memenangkan lelang secara proporsional dengan nominal penawaran yang diajukan sehingga memperoleh tingkat diskonto SOR.

Metode perhitungan lain yang juga umum digunakan adalah metode harga seragam (metode Belanda), dimana setiap pemenang lelang menerima tingkat diskonto yang sama. Selain itu, bank yang memerlukan tambahan likuiditas dapat menjual kembali SBI yang belum jatuh tempo (minimal empat hari) kepada Bank Indonesia secara repo.

Daftar Pustaka

Gambar

Tabel 1: Instrumen Langsung Pengendalian Moneter  4
Tabel 2. Instrumen Tidak Langsung Pengendalian Moneter 6
Tabel 3. Instrumen-instrumen Pengendalian Moneter yang Digunakan oleh Negara-negara Lain
Tabel 5 memberikan gambaran secara umum instrumen-instrumen pengendalian moneter yang digunakan pada periode ini.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon pertumbuhan ekonomi yang dipengaruhi oleh guncangan variabel bebas, yaitu : suku bunga SBI, suku bunga deposito, suku bunga

dari bank sentral untuk dapat secara langsung mempengaruhi jumlah uang yang. beredar , melalui penetapan tingkat bunga, pengeluaran kredit,

Instrumen kebijakan moneter langsung adalah instrumen pengendalian moneter yang digunakan bank sentral untuk mempengaruhi jumlah uang beredar secara langsung, atau dengan kata

Artinya Bank Sentral adalah bank dari bank-bank lainnya dan ia merupakan sumber terakhir dari pinjaman apabiJa bank-bank umum tidak dapat memperoleh lagi pinjaman

Usaha bank untuk lebih menarik simpanan masyarakat pada simpanan yang berjangka waktu menengah dan panjang terlihat dengan pelambatan penurunan suku bunga nya dibandingkan

Instrumen kebijakan moneter sebagai variabel eksogen yaitu kebijakan dalam jumlah uang beredar M2 (X1) dan suku bunga Bank Indonesia (X2) sementara indikator dari stabilitas

Tingkat suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang ditetapkan oleh Bank Rakyat Indonesia (2016)

Jenis Jenis Suku Bunga 1 Suku Bunga Dasar Bank Rate Suku bunga dasar merupakan suku bunga yang sudah ditentukan oleh bank sentral bank indonesia yang berbentuk kredit yang akan