• Tidak ada hasil yang ditemukan

WIRESANE NIM - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "WIRESANE NIM - etheses UIN Mataram"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PEMBELAJARAN DARING (DALAM JARINGAN) DAN LURING (LUAR JARINGAN) DI SMP NEGERI

SE-KECAMATAN PUJUT

Oleh:

WIRESANE NIM: 200403060

Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapat gelar Magister Pendidikan

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2021

(2)

ii

(3)

iii

ANALISIS PEMBELAJARAN DARING (DALAM JARINGAN) DAN LURING (LUAR JARINGAN) DI SMP NEGERI

SE-KECAMATAN PUJUT

Pembmbing

1. Dr. MOHAMAD IWAN FITRIANI, M.Pd 2. Dr. M. HARJA EFENDI, M.Pd

Oleh:

WIRESANE NIM: 200403060

Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapat gelar Magister Pendidikan

POGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2021

(4)

iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis oleh Wiresane, NIM: 200403060 dengan judul Analisis Pembelajaran Daring (Dalam Jaringan) dan Luring (Luar Jaringan) di SMP Negeri Se- Kecamatan Pujut telah memenuhi syarat dan disetujui untuk di uji.

Disetujui pada tanggal:

Pembimbing I, Pembimbing II

(Dr. Mohamad Iwan Fitriani, M.Pd ) NIP.197908232006041001

.

(Dr. M. Harja Efendi, M.Pd ) NIP.198002272003121002

(5)

v

(6)

vi

NOTA DINAS PEMBIMBING I

Kepada

Yth. Direktur Pascasajana UIN Mataram di,-

Mataram

Asslamualaikum Warahmatullahi Wabaraktuh.

Setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi terhadap penulisan tesis dengan judul “Analisis Pembelajaran Daring (Dalam Jaringan) dan Luring (Luar Jaringan) di SMP Negeri Se-Kecamatan Pujut”

yang ditulis oleh Saudara : Wiresane, NIM: 200403060, Program Studi:

Manajemen Pendidikan Islam.

Saya berpendapat bahwa Tesis dengan judul tersebut di atas sudah dapat diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapat gelar Magister Pendidikan.

Pembimbing I

Dr. Mohamad Iwan Fitriani, M.Pd NIP.197908232006041001

(7)

vii

NOTA DINAS PEMBIMBING II

Kepada

Yth. Direktur Pascasajana UIN Mataram di,-

Mataram

Asslamualaikum Warahmatullahi Wabaraktuh.

Setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi terhadap penulisan tesis dengan judul “Analisis Pembelajaran Daring (Dalam Jaringan) dan Luring (Luar Jaringan) di SMP Negeri Se-Kecamatan Pujut”

yang ditulis oleh Saudara : Wiresane, NIM: 200403060, Program Studi:

Manajemen Pendidikan Islam.

Saya berpendapat bahwa Tesis dengan judul tersebut di atas sudah dapat diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapat gelar Magister Pendidikan.

Pembimbing II

Dr. M. Harja Efendi, M.Pd.

NIP.198002272003121002

(8)

ix

ANALISIS PEMBELAJARAN DARING (DALAM JARINGAN) DAN LURING (LUAR JARINGAN) DI SMP NEGERI

SE-KECAMATAN PUJUT Oleh:

WIRESANE NIM: 200403060

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui model pembelajaran daring di SMPN se Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah; 2) Mengetahui model pembelajaran luring di SMPN se Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah; 3) Mengetahui efektivitas pembelajaran daring dan luring di SMPN se Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pujut dan SMP Negeri 2 Pujut Kabupaten Lombok Tengah. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan teknis analisis data menggunakan Analysis Interactive Model dari Milles & Huberman yaitu;

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Adapun untuk pengujian keabsahan data yaitu: Kredibilitas, keteralihan, ketergantungan, dan kepastian.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah 1) Model Pembelajaran daring yang digunakan di SMPN 1 Pujut dan SMPN 2 Pujut adalah Watshapp; 2) Model pembelajaran luring yang dilaksanakan di SMPN 1 Pujut dan SMPN 2 Pujut yaitu sekolah dengan membentuk Tempat Kegiatan Belajar (TKB) yang disesuaikan dengan tempat tinggal masing-masing siswa; 3) Model pembelajaran luring lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran daring karena model luring memberikan kesempatan adanya interaksi antara guru dengan siswa.

Kata Kunci: Pembelajaran Daring, Pembelajaran Luring

(9)

x

ANALYSIS OF ONLINE AND OFFLINE LEARNING AT STATE JUNIOR HIGH SCHOOL IN PUJUT DISTRICT

(10)

xi

(11)

xii

MOTTO

“ Kedua mataku tidur tetapi kalbuku tidak tidur .”

(HR. Al Bukhari, Muslim, Al Baihaqi dan An Nasai)

(12)

xiii

PERSEMBAHAN

Alhamdulilah Puji Syukur kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan juga hidayah dalam menyelesaikan tugas tesis saya dengan segala kekurangannya. Segala puji kuucapkan kepada-Mu Ya Rabb, karena sudah menghadirkan orang-orang berarti disekeliling saya. Yang selalu memberi semangat dan doa, sehingga tesis saya ini dapat diselesaikan dengan baik.

Untuk karya yang sederhana ini, saya persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua saya yang tercinta yaitu Bapak Haji Moh . Adam (alm) dan Ibu Inaq Senyum (alm), yang telah merawat, mendidik, mendukung, dan tak hentinya mendoakan saya selama ini.

2. Istriku dan Anak-anakku tercinta yang selalu memberikan kebahagiaan sepanjang waktu, dan tak hentinya memberikan do’a dan semangat untuk memberikan yang terbaik kepada mereka semua.

3. Saudaraku, sahabat dan seluruh teman tercinta, tanpa kalian mungkin masa-masa kuliah saya akan menjadi biasa-biasa saja. Terima kasih untuk memori yang kita rajut setiap harinya, atas tawa yang setiap hari kita miliki, dan atas solidaritas yang luar biasa. Sehingga masa kuliah ini menjadi lebih berarti. Semoga saat-saat indah itu akan selalu menjadi kenangan yang paling indah dalam kehidupan kita.

(13)

xiv

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian tesis ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian tesis, yaitu :

1. Dr. Mohamad Iwan Fitriani, M.Pd sebagai pembimbing I dan Dr.

M. Harja Efendi, M.Pd sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail secara terus-menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban yang menjadikan tesis ini lebih matang dan selesai;

2. Prof. Dr. H. Fahrurrozi, MA dan Dr, Abdul Malik, M.Ag, M.Pd sebagai penguji yang telah memberikan saran konstruktif bagi penyempurnaan tesis ini;

3. Dr. Mohammad Thohri, S.S, M.Pd sebagai Ketua Program Studi Magister Pendidikan Islam dan Dr. Yudin Citriadin, M.Pd sebagai Sekretaris Program Magister Pascasarjana UIN Mataram;

4. Prof. Dr. H. Fahrurrozi, MA selaku Direktur Pascasarjana UIN Mataram dan Prof. Dr. Mohamad Abdun Nasir, MA., Ph.D. ; 5. Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram

yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.

6. Kepala SMP Negeri 1 Pujut, Kepala SMP Negeri 2 Pujut serta para guru, dan siswa yang telah memberikan data yang penulis butuhkan sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan semangat dan motivasi

dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT, dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta alam. Amin.

Mataram, Desember 2021 Wiresane

NIM. 200403060

(14)

xv

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB- LATIN

Konsonan Transliterasi

Akhir Tengah Awal Tunggal

ـا ـ ا Tidak dilambangkan

ـب ـ ـ بـ ب b

ـت ـ ـ تـ ت t

ـث ـ ـ ثـ th

ـج ـ ـ جـ j

ـح ـ ـ حـ h

ـخ ـ ـ خـ kh

ـ d

ـذ ذ dh

ـر ر r

ـز ز z

ـس ـ ـ سـ س s

ـش ـ ـ شـ sh

ـص ـ ـ صـ s

ـض ـ ـ ضـ d

ـ ـ ـ طـ t

ـ ـ ـ ظـ z

ـع ـ ـ عـ ’

ـغ ـغـ غـ gh

ـف ـ ـ فـ ف f

ـق ـ ـ قـ q

ـك ـ ـ كـ k

ـل ـ ـ لـ k

ـم ـ ـ مـ m

ـن ـ ـ نـ n

ـ ، ـھ ـھـ ھـ ، h

ـو و W

ـي ـیـ یـ ي Y

(15)

xvi DAFTAR ISI

COVER LUAR……….i

LOGO UIN………...………...ii

COVER DALAM ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN PENGUJI ... Error! Bookmark not defined. NOTA DINAS PEMBIMBING I ... vi

NOTA DINAS PEMBIMBING II ... vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ……viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT BAHASA INGGRIS ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK BAHASA ARAB ... Error! Bookmark not defined. MOTTO ... xii

PERSEMBAHAN ... xiii

KATA PENGANTAR ... xiv

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB- LATIN ... xv

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat ... 5

1.Tujuan Penelitian. ... 5

2.Manfaat Penelitian ... 5

a.Manfaat teoritis ... 5

b.Manfaat praktis ... 6

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 6

1.Ruang Lingkup Penelitian ... 6

2.Setting Penelitian ... 6

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 6

F. Kajian Teori ... 7

1.Tinjauan tentang pembelajaran ... 7

2.Tinjauan pembelajaran daring dan luring ... 8

3.Model Pembelajaran Daring ... 11

4.Langkah-langkah pembelajaran daring ... 15

5.Model Pembelajaran Luring ... 17

6.Langkah-langkah Pembelajaran Luring ... 19

7.Efektivitas Pembelajaran Daring dan Luring ... 19

(16)

xvii

8.Manajemen Pendidikan Islam ... 23

G. Metode Penelitian ... 25

1.Pendekatan Penelitian ... 25

2.Kehadiran Peneliti………...26

3.Lokasi Penelitian ... 27

4.Sumber Data ... 27

5.Prosedur Pengumpulan Data ... 28

a. Observasi ... 28

b. Wawancara ... 29

c. Dokumentasi ... 32

6. Teknis Analisa Data ... 32

7. Keabsahan Data ... 33

H. Sitematika Pembahasan ... 35

BAB II ... 37

MODEL PEMBELAJARAN DARING ... 37

A. Profil Lokasi Penelitian ... 37

1. SMP Negeri 1 Pujut ... 37

2. SMP Negeri 2 Pujut ………...………....34

B. Model Pembelajaran Daring ... 47

1. Paparan Data Hasil Penelitian Model Pembelajaran Daring di SMP Negeri 1 Pujut ……….47

2. Paparan Data Hasil Penelitian Model Pembelajaran Daring di SMP Negeri 2 Pujut ... 50

C. Pembahasan ... 55

1.Model Pembelajaran Daring di SMP Negeri 1 Pujut.... 55

2.Model Pembelajaran Daring di SMP Negeri 2 Pujut ... 59

BAB III... 64

MODEL PEMBELAJARAN LURING ... 64

A. Model Pembelajaran Luring di SMP Negeri 1 Pujut ... 64

B. Model Pembelajaran Luring di SMP Negeri 2 Pujut ... 66

BAB IV ... 68

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING DAN LURING ... 70

A. Efektivitas Pembelajaran Daring Dan Luring di SMP Negeri 1 Pujut. ... 70

B. Efektivitas Pembelajaran Daring Dan Luring di SMP Negeri 2 Pujut. ... 72

(17)

xviii

BAB V ... 76

PENUTUP ... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Implikasi Teoritis ... 76

C. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA... 78

LAMPIRAN ... 81

CURRICULUM VITAE ... 82

SERTIFIKAT PLAGIASI ... 83

FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN DARING ... 84

MELALUI GRUP WA ... 84

FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN LURING ... 86

DI TEMPAT KEGIATAN BELAJAR (TKB) ... 86

LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA KEPALA SEKOLAH DAN GURU .. 88

LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA SISWA ... 89

LEMBAR PENGAMATAN/OBSERVASI PEMBELAJARAN DARING ... 90

LEMBAR PEDOMAN DOKUMENTASI ... 91

SURAT IZIN PENELITIAN ... .. 92

ABSTRAK BAHASA INGGRIS … ... . 93

ABSTRAK BAHASA ARAB ... . 94

SURAT KETERANGAN BEBAS PINJAM ... . 95

LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING I ……….. 96

LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING II ……….... 97

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam konteks Indonesia, perbaikan dunia pendidikan harus mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan dengan jelas dalam pasal tiga bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Dunia pendidikan merupakan lokomotif utama pembangunan suatu bangsa. Di pundak dunia pendidikanlah harapan-harapan masa depan suatu bangsa digantungkan. Hal ini berarti dunia pendidikan termasuk di dalamnya sekolah sebagai salah satu sub sistem dari pendidikan nasional memikul tanggung jawab yang besar, tidak saja dalam konteks mempersiapkan peserta didik sebagai masyarakat yang beradab, tetapi juga sebagai masyarakat yang siap hidup dalam dunia kompetisi yang ketat.

Tujuan Pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 Bab II Pasal 3, menyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berhlaq

1 Indonesia, P. R. (2003). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Departemen Pendidikan Nasional.

(19)

2

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”.2

Karena itu, Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting bagi kehidupan manusia, sebagaimana yang difirmankan Allah SWT.

Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun dan Dia memberimu pendengaraan, penglihatan dan hati Nurani agar kamu bersyukur (QS An Nahl/16: 78).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Indonesia memberlakukan kebijakan Belajar di Rumah dengan sistem pembelajaran jarak jauh melalui motode sekolah online. Sistem ini diberlakukan bagi setiap kalangan pelajar dan mahasiswa di seluruh wilayah Indonesia. Di mana pembelajaran atau perkuliahan secara langsung melalui tatap muka diganti dengan pola pembelajaran dalam jaringan (daring) atau online. Sistem ini bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. 3 Selanjtnya edaran tersebut ditindaklanjuti oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Tengah dengan Surat Edaran Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Dan Bdr Dimasa Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) Tahun Pelajaran 2021/2022.

Pembelajaran daring (dalam Jaringan) merupakan pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dengan siswa tetapi melalui online yang menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring.4

Adapun realita selama ini dengan pembelajaran daring (dalam jaringan) di SMP Negeri di Kecamatan Pujut masih belum optimal,

2 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 (Jakarta: Sinar Grafika, 2003), 7

3 Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corono Virus Disease (Covid 19)

4 Widyastuti A. (2021).OptimalisasiPembelajaran Jara k Jauh (PJJ), Daring Luring, BdR. Jakarta. PT.Elek Media Komputindo. h.23

(20)

3

sesuai dengan hasil wawancara kami dengan pihak sekolah tentang pelaksanaan pembelajaran daring di sekolahnya. Walaupun terkadang tujuan pembelajaran yang ingin di sampaikan belum tercapai dengan baik, akan tetapi di harapkan dari proses tersebut di harapkan perserta didik mampu menerima pembelajaran baik pembelajaran daring ataupun pembelajaran luring. Fakta lain juga disampikan bahwa kegiatan pembelajaran daring masih banyak masalah seperti sekolah masih bingung dengan proses pembelajaran onine, semangat dan motivasi belajar siswa masih kurang, proses pembelajaran kurang bervariasi.

Lebih lanjut, penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri se- Kecamatan Pujut dengan beberapa alasan dari hasil observasi atau wawancara awal peneliti yaitu; (1) pembelajaran daring maupun luring selalu menyisakan persoalan baik bagi sekolah, guru, siswa ataupun orang tua; (2) Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran daring maupun luring yang dilaksanakan di sekolah; (3) untuk mengetahui hambatan yang dialami sekolah; (4) untuk mengetahui solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

Pembelajaran daring tentunya berbeda dengan pembelajaran tatap muka. Pembelajaran daring lebih memfokuskan pada kecermatan dan ketepatan peserta didik dalam menerima dan mengolah informasi pembelajaran daring 5

Pembelajaran daring juga memiliki kelebihan seperti dapat meminimalisir waktu dan tenaga. Hal ini waktu dan tenaga yang tersisa dapat dipergunakan untuk digunakan untuk melakukan aktivitas lainnya diluar jam pelajaran.6

Selain memiliki kendala dalam dihadapi dalam pembelajaran daring, disatu sisi pembelajaran daring juga memiliki kelebihan.

Adapun beberapa kelebihan dari pembelajaran daring yaitu dapat dilakukan kapanpun waktunya dan dimanapun tempat belajarnya, contohya seperti belajar dapat dilakukan di kamar, ruang tamu dan

5 Riyana, C. (2019). Produksi Bahan Pembelajaran Berbasis Online. Modul Pembelajaran Universitas terbuka Tangerang Selatan, 143. Google Scholar

6 Nugraha, S. A., Sudiatmi, T., & Suswandari, M. (2020). Studi Pengaruh Daring Learning terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas IV. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(3), 265-276. Google Scholar

(21)

4

sebagainya serta waktu yang disesuaikan misalnya pagi, siang, sore atau malam. Selain itu pembelajaran daring juga dapat dijangkau walaupun dengan jarak yang jauh sekalipun , seperti halnya peserta didik tidak harus pergi ke sekolah dahulu untuk belajar mereka berada dimana saja bisa mengakses pembelajaran daring. Selain memiliki kelebihan, pembelajaran daring juga memiliki kekurangan.

Dalam konteks itulah dunia pendidikan belakangan ini telah memberanikan diri melakukan berbagai upaya pembelajaran daring (dalam jaringan) maupun luring (pembelajaran tatap muka). Hal ini dipandang urgen karena dalam perspektif pembelajaran dalam jaringan, sekolah adalah sebuah lembaga yang menyediakan dan menghasilkan produk berupa jasa (service).

Permasalahan-permasalahan yang merupakan dampak dari pandemic itu terkait dengan pembelajaran daring belum banyak dilakukan di sekolah-sekolah pedesaan di wilayah Nusa Tenggara Barat yang memiliki isu dengan ketersediaan dan pemerataan jaringan internet serta kesiapan penggunanya, sehingga penelitian ini akan dilakukan pada sekolah yang memiliki tipe seperti itu yang ada di Kecamatan Pujut. Penelitian tentang analisis pembelajaran daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan) di kabupaten Lombok Tengah khususnya di Kecamatan Pujut belum pernah dilakukan. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian dengan maksud untuk mengetahui implementasi, dan kendala, serta solusinya.

Kajian ini sangat penting dan perlu untuk dilakukan, sebagai upaya antisipasi dunia pendidikan terlebih sekolah dan guru, dan sekaligus sebagai dasar pengambilan kebijakan ke depan (futuristik).

Berdasarkan ilustrasi di atas dan kondisi realita yang terjadi dan masih banyak lagi hal-hal yang dapat menjadi kesenjangan antara harapan dan kenyataan maka peneliti sangat tertarik untuk meneliti dan mengangkat permasalahan tentang Analisis Pembelajaran Daring (dalam jaringan) dan Luring (luar jaringan) di SMPN se-Kecamatan Pujut.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

(22)

5

1. Bagaimana model pembelajaran daring (dalam Jaringan) di SMPN se- Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah?;

2. Bagaimana model pembelajaran luring (luar jaringan) di SMPN se- Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah?;

3. Bagaimana efektivitas pembelajaran daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan) di SMPN se-Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah?

C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian.

Dari masalah di atas dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui model pembelajaran daring (dalam jaringan) di SMPN se-Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah;

b. Untuk mengetahui model pembelajaran luring (luar jaringan) di SMPN se-Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah;

c. Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan) di SMPN se-Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian diuraikan menjadi dua yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis.

a. Manfaat teoritis

Adapun manfaat secara teoritis dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah wawasan keilmuan khususnya yang terkait dengan disiplin ilmu tentang pembelajaran daring dan luring bagi guru- guru.

2) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi tentang pembelajaran daring dan luring.

(23)

6

3) Penelitian ini diharapkan sebagai pedoman dan acuan para pengelola dan praktisi pendidikan dalam mempersiapkan sampai pelaksanaan pembelajaran daring dan luring

b. Manfaat praktis

Adapun manfaat secara praktis dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Penelitian ini diharapkan berguna untuk memperbaiki dan mengembangkan layanan pembelajaran daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan) di lembaga pendidikan formal, di SMPN se-Kecamatan Pujut.

2) Penelitian ini diharapkan sebagai bahan refrensi bagi peneliti lainnya terutama yang meneliti tentang pengelolaan pembelajaran daring

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup kajian dalam penelitian meliputi, pembelajaran daring dan luring. Selain itu pelaksanaan, kendala dari pembelajaran daring dan luring..

2. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri se-Kecamatan Pujut, dengan nara sumber kunci dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan siswa.

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan judul penelitian yang akan saya lakukan adalah.

a. Penelitian Nova Irawati Simatupang, dan kawam-kawan dengan artikel berjudul Efektifitas pelaksanaan pengajaran Online pada Masa Pandemi Covid 19 dengan Metode Survei Sederhana, Jurnal Dinamika Pendidikan. Vol. 13, No.2 tahun 2020. Menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran online telah terlaksana dengan efektif ditinjau dari kesiapan guru, kemampuan menggunakan aplikasi , tanggapan dan manfaat yang diperoleh. Dari uraian diatas

(24)

7

maka terdapat persamaan anatara lain pelaksanaan pembelajaran online pada masa pandemi covid 19.

b. Poncojaro Wahyono, H. Husamah dan Anton Setia Budi. Dengan sebuah artikel yang berjudul Guru Profesional di Masa Pandemi Covid 19 : Review implementasi Tantangan dan solusi pembelajaran Daring. Jurnal pendidikan profesi guru Vol.1 No.1.

(2020) yang membawa fakta bahwa pelaksanaan pembelajaran daring memiliki hambatan baik dari aspek sumber daya manusia maupun sarana prasarana. Keterbatasan jaringan, kurangnya pelatihan, kurangnya kesadaran serta minat. (tantangan utama).

Hasil dari kedua penelitian tersebut bisa juga terjadi SMP Negeri 1 Pujut. Oleh sebab itu persamaan penelitian ini adalah berkaitan dengan solusi pembelajaran daring di masa pandemi Covid 19.

c. Penelitian Rio Erwan Pratama dan Sri Mulyati (2020) yang berjudul Pembelajaran Daring dan Luring pada Masa Pandemi Covid-19. hasil penelitian terdapat ada beberapa kendala dalam pelaksanaannya akan tetapi bisa diselesaikan dengan baik oleh guru demi mencerdaskan perserta didik. Baik sistem pembelajaran daring dan luring diharapkan guru dapat kreatif dalam mendidik peserta didik, supaya keberhasilan pembelajaran bisa tercapai dengan baik atau efektif. Persamaan penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran daring dan luring.7

F. Kajian Teori

1. Tinjauan tentang pembelajaran

Pada hakikatnya, pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan peserta didiknya (mengarahkan interaksi peserta didik dengan sumber belajar lain) dengan maksud agar tujuannya dapat tercapai.8 Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20

7 Pratama E.R. & Muyani S.(2020). Pembelajaran Daring dan Luring pada Masa Pandemi Covid 19. Gagasan Pendidikan Indonesia 1(2). 49-59.

8 Maulani, R. (2021). Analisis Keterampilan Berbicara Peserta Didik Sekolah Dasar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (Nht)(Analisis Deskriptif Kualitatif Dengan Teknik Studi Literatur). (Doctoral dissertation, FKIP UNPAS).

(25)

8

tahun 2003 tantang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pembelajaran adalah proses interaksi pendidik dengan peserta didik dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan belajar.9 “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi (siswa dan guru), material (buku, papan tulis, kapur dan alat belajar), fasilitas (ruang kelas, audio visual), dan proses yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.” Pembelajaran juga dapat dikatakan sebagai suatu sistem, karena pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan yaitu untuk memberikan pengetahuan kepada siswa.

Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian informasi pengetahuan melalui interaksi dari guru kepada peserta didik, juga merupakan suatu proses memberikan bimbingan yang terencana serta mengkondisikan atau merangsang peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Ketika kegiatan pembelajaran berlangsung perlu memperhatikan kefektifan, atau memprhatikan tingkat keberhasilan yang dicapai. Program pembelajaran yang efektif cirinya adalah berhasil mengantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah ditentukan, memberikan pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan siswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan instruksional dan memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar mengajar.10

2. Tinjauan pembelajaran daring dan luring

Pembelajaran online pada dasarnya adalah pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sistem pembelajaran jarak jauh merupakan sistem yang sudah ada sejak pertengahan abad 18. Sejak awal, pembelajaran jarak jauh selalu menggunakan teknologi untuk pelaksanaan pembelajarannya, mulai dari teknologi paling sederhana hingga

9 Indonesia, P. R. (2003). Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Departemen Pendidikan Nasional

10 Hikmat, H., Hermawan, E., Aldim, A., & Irwandi, I.(2020) Efektivitas pembelajaran online selama masa pandemi Covid-19: Sebuah survey online. LP2M.

(26)

9

yang terkini. Pembelajaran Online adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dalam dan dengan bantuan jaringan internet.11

Pembelajaran daring membutuhkan suasana di rumah yang mendukung untuk belajar, juga harus memiliki koneksi internet yang memadai. Namun siswa harus belajar efektif dilakukan dengan cara video call, berdiskusi, tanya jawab dengan chatting, namun tetap harus bersosialisasi dengan orang lain, termasuk anggota keluarga di rumah serta teman-teman di luar sesi video call untuk mengasah kemampuan bersosialisasi.12

Pembelajaran daring artinya adalah pembelajaran yang dilakukan secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia. Segala bentuk materi pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi juga dilakukan secara online, dan tes juga dilaksanakan secara online. Sistem pembelajaran melalui daring ini dibantu dengan beberapa aplikasi, seperti Google Classroom, Google Meet, Edmudo dan Zoom.

Sedangkan menurut Hamid Muhammad sebagai Pelaksana Tugas (Plt). Dikdasmen Kemendikbud pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan model interaktif berbasis internet dan Learning Manajemen System (LMS). "Pembelajaran daring ini dilakukan selama ini secara interaktif seperti Zoom, Google Meet.

Itu salah satu (pembelajaran) yang kami sarankan agar ada interaksi antar guru dan murid di mana (catatannya) tak ada hambatan di gawai, internet, dan pulsa.

Dari definisi di atas daring yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan internet melalui berbagai aplikasi atau jejaring social yang dilakukan dengan tanpa tatap muka tetapi interaktif.

11 Belawati T. Pembelajaran Online. ( 2019) Universitas Terbuka. Kemenristekdikti. h.

27-31

12 Sunendar, Dadang, dkk. (Tim Penyusun KBBI Edisi Kelima). (2020). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

(27)

10

Istilah Luring adalah akronim dari ’luar jaringan’, terputus dari jaringan komputer. Jadi pembelajaran dengan metode Luring atau offline merupakan pembelajaran yang dilakukan di luar tatap muka oleh guru dan peserta didik, namun dilakukan secara offline yang berarti guru memberikan materi berupa tugas hardcopy kepada peserta didik kemudian dilaksanakan di luar sekolah.

Sistem pembelajaran Luring merupakan sistem pembelajaran yang memerlukan tatap muka.

Sedangkan pembelajaran luring merupakan singkatan dari pembelajaran di luar jaringan atau dengan istilah offline, artinya pembelajaran ini tidak lain merupakan pembelajaran konvesional yang sering digunakan oleh guru sebelum adanya pandemic covid 19 akan tetapi ada perubahan tertentu seperti jam belajarnya lebih singkat dan materinya sedikit.13

Dari beberapa definisi di atas luring yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang dilakukan tanpa menggunakan jaringan internet dimana guru memberikan materi atau tugas dalam bentuk hand out kepada siswa.

Masa Covid-19 menuntut guru sebagai tenaga pendidik, tetap dituntut menjalakan pendidikan di sekolah. Pembelajaran diharuskan tetap berlangsung agar pendidikan terjamin. Tugas pokok dan fungsi guru yang melekat tetap akan dilaksanakan, karena guru diharapkan menjalankan pendidikan dan pembelajarannya, maka guru dituntut kreativitasnya sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Pembelajaran daring itu biasanya merupakan pembelajaran yang selama ini dilakukan oleh guru secara interaktif melalui video conference.14

Pembelajaran daring merupakan salah satu cara menanggulangi masalah pendidikan tentang penyelenggaraan pembelajaran. Definisi pembelajaran Daring adalah metode belajar

13Ivanova, T., Gubanova, N., Shakirova, I., & Masitoh, F. (2020). Educational technology as one of the terms for enhancing public speaking skills. Universidad y Sociedad, 12(2), 154159.

14 Muhammad, Hamid. (2020).Kemendikbud Sebut PJJ Tak Sama dengan Pembelajaran Daring dan Luring", Artikel PENDIDIKAN. Jawapos.com, 17 Juni 2020, https://www.jawapos.com/nasio nal/pendidikan/17/06/2020/..., diunduh pada Juli 2020.

(28)

11

yang menggunakan model interaktif berbasis Internet dan Learning Manajemen System (LMS). Seperti menggunakan Zoom, Geogle Meet, Geogle Drive, dansebagainya. Kegiatan daring diantaranya Webinar, kelas online, seluruh kegiatan dilakukan menggunakan jaringan internet dan computer.15

Kelebihan dari pembelajaran daring adalah untuk menciptakan suasana belajar baru, dimana peserta didik akan dibawa ke dalam suasana belajar yang baru dimana biasanya pembelajaran dilakukan di dalam kelas. Dengan suasana belajar yang baru ini yang biasanya dilakukan di dalam kelas akan tetapi ini dilakukan di luar kelas, hal ini dapat menumbuhkan antusias peserta didik dalam belajar. Selain memiliki kelebihan, pembelajaran daring juga memiliki kekurangan salah satunya peserta didik kesulitan untuk fokus pada pembelajaran dikarenakan suasana belajar yang kurang kondusif. Di sisi lain juga adanya keterbatasan kuota internet atau paket internet atau wifi yang menjadi perantara dalam pembelajaran daring serta adanya beberapa gangguan lainnya.16

3. Model Pembelajaran Daring

Ada beberapa metode belajar yang dilakukan saat pembelajaran dari rumah, yaitu diantaranya pembelajaran daring.

Pembelajaran daring merupakan metode pembelajaran yang menggunakan teknologi dan jaringan internet mulai dari penggunaan Whatsapp, Google Classroom, Zoom atau aplikasi lainnya. Pembelajaranan daring dilakukan dengan memanfaatkan teknologi internet dengan sistem belajar jarak jauh, sehingga kegiatan belajar dan mengajar (KBM) tidak dilakukan secara tatap muka. Pembelajaran online dapat dilakukan dengan menggunakan

15 Hasibuan, MS & Simarmata, Janner & Sudirman, Acai. (2019). ELearning:

Implementasi, Strategi dan Inovasinya. Medan: Yayasan Kita Menulis.

16 Agustino, L. dkk (2020, August 24). Analisis Kebijakan Penanganan Wabah Covid-19: Pengalaman Indonesia. Jurnal Borneo Administrator, 16(2), 253-270.

https://doi.org/10.24258/jba.v16i2.68; Halijah, N. (2020). Pentingnya kolaborasi guru dan orangtua siswa dalam pembelajaran daring. In Koran Metro Riau (Issue 20). Edisi Jumat, 14 Agustus 2020. Internet dan Misno, D. (2020). Covid-19 (wabah, fitnah, dan hikmah).

Amma Alamih.Google Scholar

(29)

12

beberapa media, baik media cetak (modul) maupun non cetak (audio atau video), komputer atau internet, siaran radio dan televisi.17

Kelebihan dari penggunaan pembelajaran daring yaitu pembelajaran daring dapat digunakan dalam menyampaikan pembelajaran tidak terbatas ruang dan waktu. Selain itu, pembelajaran daring dapat menggunakan berbagai sumber belajar yang banyak tersedia di internet serta bahan ajar adalah dapat digunakan untuk menyampaikan pembelajaran tanpa dibatasi ruang dan waktu, dapat materi pembelajaran relatif mudah diperbaharui.

Di samping itu, dengan dilakukannya pembelajaran daring dapat menjadikan siswa lebih mandiri pada proses pembelajaran.18

Model pembelajaran merupakan bungkus yang membingkai suatu pendekatan, metode, dan teknik dalam suatu pembelajaran.19 Setiap model pembelajaran memiliki lima unsur yang saling terkait, yaitu sintakmatik, system social, prinsip reaksi, system pendukung, dan dampak instrusional serta pengiring.20

Desain pembelajaran menunjuk pada suatu proses yang secara sistematis untuk mewujudkan prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran, ke dalam perencanaan berbagai bahan dan aktivitas pembelajaran.21

Pembelajaran jarak jauh utamanya dicirikan oleh adanya keterpisahan fisik antara peserta didik dan pengajar. Keterpisahan ini tentu berpotensi mempengaruhi tipe dan karakteristik interaksi yang terjadi (atau harus terjadi) antara peserta didik dengan pengajar. Aspek perancangan pembelajaran dan aspek dialog dalam pembelajaran jarak jauh tentu juga akan sangat dipengaruhi oleh media yang tersedia dan yang digunakan. Dalam

17 Patria, L., dan Yulianto, K. (2011). Pemanfaatan Facebook Untuk Menunjang Kegiatan Belajar Mengajar Online Secara Mandiri. Prosiding Seminar Nasional FMIPA- UT 2011. http://repository.ut.ac.id/id/eprint/2305

18 Waryanto, N. H. (2006). Online Learning sebagai salah satu Inovasi Pembelajaran. Jurnal Phitagoras, 2(1).

19 Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual: Konsep Dan Aplikasi. Refika Aditama.

20 Joyce, B., & M, W. (2000). Models Of Teaching (Sixth Edit). Allyn And Bacon.

21 Setyosari P. (2020). Desain Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara. h.19.

(30)

13

pembelajaran jarak jauh, aspek rancangan pembelajaran tertuangkan dalam format materi pembelajaran yang akan digunakan oleh peserta didik. Sementara itu, aspek dialog yang dalam teori transactional distance hanya merujuk pada interaksi antara peserta didik dengan pengajar, sebenarnya juga mengandung makna interaksi antara peserta didik dengan peserta didik lainnya dan antara peserta didik dengan materi pembelajaran.22

Pembelajaran online dapat dibedakan menjadi beberapa macam diantaranya (namun tidak terbatas): desain model kelas, desain pembelajaran kolaboratif, desain pembelajaran berbasis kompetensi, dan model komunitas.23

Disajikan 4 karakteristik utama dalam model pembelajaran adalah:

(1) Kegiatan pembelajaran dapat diakses melalui laman web yang sudah disediakan, (2) Terjalinnya intraksi antara guru/pendidik dengan siswa, (3) Berlangsungnya percakapan timbal balik. (4) Tidak mempersoalkan waktu, jarak dan tempat kegaiatan.

Banyak Teori Pendidikan yang dapat dipakai sebagai acuan dalam merancang pembelajaran, tergantung kepercayaan kita dan situasi yang kita hadapi di lapangan. Teori Pendidikan seperti Kognitivisme, Bihaviorisme, Konstruktivisme, dan Konektivisme merupakan teori-teori pendidikan yang banyak mengilhami desain dan praktik pembelajaran di seluruh dunia.

Demikian juga dalam pendidikan jarak jauh, desain pembelajarannya pun tidak terlepas dari teori-teori pendidikan yang ada. Anderson dan Dron (2011) menyatakan bahwa pembelajaran dalam pendidikan jarak jauh telah mengalami evolusi yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga generasi pedagogi/andragogi, yaitu generasi: Kognitif Behaviorisme, Sosial-Konstruktivisme, dan Konektivisme.

a. Kognitif-Behaviorisme (K-B)

22 Belawati T. Pembelajaran Online. ( 2019) Universitas Terbuka. Kemenristekdikti. h.

31-38

23 Bates, A.W. (2016). Teaching in a digital age. Guidelines for designing teaching and learning. Diunduh dari https://teachonline.ca/ sites/default/files/pdfs/teaching-in-a-digital- age_2016.pdf

(31)

14

Pedagogi kognitif-behaviorisme didasari oleh praktik pendidikan pada pertengahan hingga akhir abad 20. Seperti kita ketahui, teori belajar behaviorisme mendefinisikan ‘belajar’

sebagai ‘perilaku baru atau perubahan perilaku yang terjadi sebagai respon seseorang kepada suatu stimulus’. Jadi fokus pembelajaran dalam pandangan behaviorisme adalah pada diri individu yang ‘belajar’. titik kendali sentral’ (locus of control) pembelajaran aliran kognitivisme behaviorisme terletak pada perancang pembelajaran atau guru/ dosen. Model ini sesuai diterapkan pada sistem pendidikan/ pembelajaran jarak jauh di masa lampau dimana teknologi masih terbatas kemampuannya.

Pada masa itu, teknologi telekonferensi sudah tersedia, namun masih sangat mahal dan kompleks operasionalnya. Dengan demikian metode komunikasi dari satu sumber (guru) kepada peserta didik (baik secara individual/one-to-one communication maupun berkelompok/ one-to-many communication) dengan pendekatan kognitif bihavioris ini menjadi satu-satunya alternatif yang mungkin dilakukan untuk pembelajaran jarak jauh masa itu.

b. Sosial-Konstruktivisme (S-K)

Pedagogi sosial-konstruktivisme berkembang seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi dua arah. Teknologi dua arah memungkinkan proses pembelajaran menjadi lebih dinamis karena tidak hanya bisa menyampaikan informasi satu arah, melainkan juga bisa memfasilitasi interaksi antara pengajar dengan peserta didik jarak jauh, baik secara sinkronus (waktu bersamaan) ataupun asinkronus (waktu tunda). Kemajuan teknologi ini sangat penting karena dalam pembelajaran jarak jauh, menghadirkan interaksi langsung merupakan tantangan tersendiri. Para pakar sosial-konstruktivisme percaya akan adanya faktor ‘sosial’ yang didasarkan pada pengetahuan, pengalaman, dan persepsi yang ada dalam diri peserta didik.

c. Konektivisme

Konektivisme merupakan faham yang masih relatif baru dan diperkenalkan oleh George Siemens dan Stephen Downes pada pertengahan tahun 2000an. Mereka menyatakan bahwa di era

(32)

15

teknologi informasi ini, dimana berbagai perangkat komunikasi telah saling terkoneksi dalam suatu jejaring global, proses belajar justru terjadi pada titik-titik (nodes) jejaring (network) di luar individu peserta didik.24

4. Langkah-langkah pembelajaran daring

Belajar Dari Rumah (BDR) dilaksanakan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dibagi ke dalam 2 (dua) pendekatan:

a. pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring)

b. Pembelajaran jarak jauh luar jaringan (luring) Dalam pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), satuan pendidikan dapat memilih pendekatan (daring atau luring atau kombinasi keduanya) sesuai dengan ketersediaan dan kesiapan sarana dan prasarana.25

Pelaksanaan pembelajaran daring, siswa tetap menggunakan android dan internet dipandu guru dan orang tua. Sedangkan pendidik/guru dalam pembelajaran daring harus:

1) Membuat mekanisme untuk berkomunikasi dengan orang tua /wali dan siswa.

2) Membuat RPP sesuai minat dan kondisi anak.

3) Menghubungi orang tua untuk mendiskusikan rencana pembelajaran yang inklusif sesuai dengan kondisi anak didik.

4) Memastikan proses pembelajaran berjalan dengan lancer;

memastkan persiapan untuk siswa, melakukan refleksi dengan siswa, menjelaskan materi yang akan diajarkan, memfasilitasi tanya jawab.

5) Jika tatap muka, guru mesti berkoordinasi dengan orang tua/waliuntuk penugasan belajar.

6) Mengumpulkan dan merekap tugas yang dikirim siswa dalam waktu yang telah disepakati. Muatan penugasan adalah

24 Belawati T. Pembelajaran Online. ( 2019) Universitas Terbuka. Kemenristekdikti. h. 27- 31

25 Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran COVID-19 diperkuat dengan SE Sesjen nomor 15 tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR) selama darurat COVID-19

(33)

16

pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemic Covid-19. Selain itu perlu dipastikan adanya konten rekreasional.26

Pelaksanaan Belajar Dari Rumah oleh Guru

Implementasi kunjungan guru untuk kegiatan pembelajaran dari rumah (BDR). Kegiatan pembelajaran dari rumah dapat dilakukan dengan strategi berikut:

a. Membuat administrasi Pembelajaran seperti: 1) Mengutamakan pencapaian kompetensi daripada penunatasan target kurikulum. 2) Membuat materi yang mudah dipahami dan menyesuaikan kondisi belajar siswa, seperti : Membaca dan berhitung, mematuhi protocol kesehatan dengan 3M (Mencuci tangan, memakai masker dan Menjaga jarak), menjaga kebersihan lingkungan dan tempat tinggal, memperbanyak kegiatan santai dan olahraga serta memperbanyak kegiatan keagamaan.

b. Menggunakan metode belajar sesuai dengan kondisi peserta didik dan lingkungan tempat tinggal anak.

c. Menggunakan media pembelajaran yang interaktif sesuai dengan kemampuan belajar siswa.

d. Mengadakan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kuwalitas guru melalui virtual.

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dimasa pandemi. Yaitu memfasilitasi warga sekolah dan wali murid dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran:

1) Belajar menggunakan fasilitas WA grup, Google classroom, Google drive, Zoom, Gmeet dsbnya.

2) Learning Management System “LMS” yang bias mendukung proses kegiatan belajar mengajar secara virtual..27

26 Widyastuti A. (2021).OptimalisasiPembelajaran Jara k Jauh (PJJ), Daring Luring, BdR. Jakarta. PT.Elek Media Komputindo. h.37

27Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran COVID-19 diperkuat dengan SE Sesjen nomor

(34)

17

Pembelajaran daring oleh peserta didik.

Waktu Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) daring sepanjang hari, menyesuaikan waktu dan kondisi orang tua/wali peserta didik atau kesepakatan peserta didik dengan guru atau satuan pendidikan.

5. Model Pembelajaran Luring

Pengertian pembelajaran luring, adalah pembelajaran yang dilakukan secara offline (luar jaringan) tanpa menggunakan komputer, smartphone dan jaringan iternet.

Teknis pelaksanaan luring, pembelajaran siswa bisa dikelompokkan tidak lebih dari 10 orang. Dengan cara guru jemput bola atau terjun langsung mendatangi rumah siswa.Teknis penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (KBM) tetap memperhatikan SKB empat Menteri yaitu Kemdikbud, Kemenag, Kemendagri dan Kemenkes. Jadi bagi wilyah diluar zona hijau dilarang pembelajaran tatap muka, prinsip belajar dari rumah (BdR) ini tentunya dilaksanakan, kaitan dengan dan kesehatan siswa, guru dan kepala sekolahitu menjadi factor utama dalam BdR. Siswa dalam melaksanakan pembelajaran harus bermakna.28

Pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan dilaksanakan melalui dua fase sebagai berikut:

a. Masa Transisi

1) Berlangsung selama 2 (dua) bulan sejak dimulainya pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan.

2) Jadwal pembelajaran mengenai jumlah hari dalam seminggu dan jumlah jam belajar setiap hari dilakukan dengan pembagian rombongan belajar (shift) yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan tetap memperhatikan kondisi kesehatan dan keselamatan warga satuan pendidikan.

b. Masa Kebiasaan Baru

15 tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR) selama darurat COVID-19

28 Widyastuti A. (2021).OptimalisasiPembelajaran Jara k Jauh (PJJ), Daring Luring, BdR. Jakarta. PT.Elek Media Komputindo. h.37

(35)

18

Setelah masa transisi selesai, apabila daerahnya tetap dikategorikan sebagai daerah zona hijau dan kuning maka satuan pendidikan masuk dalam masa kebiasan baru.

Bagi satuan pendidikan yang sudah memulai pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan yang berada di daerah zona hijau dan kuning, orang tua/wali peserta didik tetap dapat memilih untuk melanjutkan BDR bagi anaknya.29

Sehubungan dengan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama pandemi Covid-19, melalui penyelenggaraan Belajar Tatap Muka pada Semester Genap Tahun pelajaran 2020/2021, diminta perhatian saudara atas hal-hal sebagai berikut :

1) Pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan dilaksanakan melalui 2 (dua) fase, yaitu :

2) Masa Simulasi dan Transisi untuk Jenjang PAUD/TK dan Dikmas dimulai tanggal 4 s.d. 31 Januari 2021, dan Masa Pembiasaan Baru mulai tanggal 1 Februari 2021 dengan system shif dengan jumlah siswa per shif 8 orang

3) Masa Pembiasaan Baru dilaksanakan pada jenjang SD dan SMP mulai tanggal 4 Januari 2020 dengan sistim shif, yang diawali dengan kegiatan pembiasaan Pendidikan karakter (pembacaan ayat-ayat suci Al Quran) secara berkelanjutan selama 15 menit di ruang kelas masing=masing yang dipandu oleh guru kelas dan atau guru mata pelajaran

4) Waktu belajar Tatap Muka semester genap tahun pelajaran 2020/2021 dilaksanakan selama 6 hari sekolah perminggu berpedoman pada Keputusan Kepala Dinas Pendidikan nomor tahun 2020 tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Tengah Nomor 203 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan Satuan Pendidikan Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2020/2021.30

29 SKB 4 Menteri Tahun 2020

30 Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Tengah Nomor 752 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Tatap Muka Dalam Masa

(36)

19

6. Langkah-langkah Pembelajaran Luring

Proses Pembelajaran luring dapat dilaksanakan dengan: (a) menggunakan media buku, modul dan bahan ajar dari lingkunan sekitar; (b) menggunakan media televisi; dan (c) menggunakan radio.

Langkah fasilitasi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) luring menggunakan media buku, modul dan bahan ajar dari lingkunan sekitar Waktu pembelajaran dan pengumpulan hasil belajar disepakati dengan peserta didik dan/atau orang tua/wali dan sesuai dengan kondisi.

7. Efektivitas Pembelajaran Daring (dalam jaringan) dan Luring (luar jaringan)

a. Pengertian efektivitas pembelajaran

Efektif adalah perubahan yang membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan sifatnya yang menekankan pada pemberdayaan siswa secara aktif. Pembelajaran menekankan pada penguasaan pengetahuan tentang apa yang dikerjakan, tetapi lebih menekankan pada internalisasi, tentang apa yang dikerjakan sehingga tertanam dan berfungsi sebagai muatan nurani dan hayati serta dipraktekkan dalam kehidupan oleh siswa.31

“Efektifitas merupakan suatu dimensi tujuan manajemen yang berfokus pada hasil, sasaran, dan target yang diharapkan.32” Pembelajaran efektif juga akan melatih dan menanamkan sikap demokratis bagi siswa. pembelajaran efektif juga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga memberikan kreatifitas siswa untuk mampu belajar dengan potensi yang sudah mereka miliki yaitu dengan

Transisi Dan Masa Pembiasaan Baru Di Masa Pandemi Covid-19 Semester Genap Tahun 2020/2021

31 Mulyasa, E., Menjadi kepala sekolah profesional: dalam konteks menyukseskan MBS dan KBK, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2003.

32 Rahman, J., & Kom, S. (2019). Dampak Psikologi, Fisik, dan Persepsual Siswa dalam Menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer. Sub Bagian Informasi dan Humas, Kanwil Kemenag Prov. Kalsel, Banjarmasin, Indonesia.

(37)

20

memberikan kebebasan dalam melaksanakan pembelajaran dengan cara belajarnya sendiri. Di dalam menempuh dan mewujudkan tujuan pembelajaran yang efektif maka perlu dilakukan sebuah cara agar proses pembelajaran yang diinginkan tercapai yaitu dengan cara belajar efektif. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu adanya bimbingan dari guru. 33 “Seorang guru yang hebat pastilah dapat menggunakan beragam metode sesuai dengan kondisi siswa, tujuan, sarana, dan situasi belajar tanpa harus menjelek-jelekan metode tertentu dan mendewakan metode lainnya. Dengan begitu guru akan memperoleh kenikmatan dalam mengajar karena digemari siswa, tercapainya tujuan, dan hati guru sangat puas akibat inovasi yang dilakukannya.34

Suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil baik, jika kegiatan belajar mengajar tersebut dapat membangkitkan proses belajar. Penentuan atau ukuran dari pembelajaran yang efektif terletak pada hasilnya. Menurut Wotruba dan Wright berdasarkan pengkajian dan hasil penelitian, mengidentifikasikan 4 indikator yang dapat menunjukkan pembelajaran yang efektif.

1) Pengorganisasian Materi yang baik

Pengorganisasian adalah bagaimana cara mengurutkan materi yang akan disampaikan secara logis dan teratur, sehinggga dapat terlihat kaitan yang jelas antara topik satu dengan topik lainnya selama pertemuan berlangsung.

Pengorganisasian materi terdiri dari:

1) Perincian materi

2) Urutan materi dari yang mudah ke yang sukar,

3) Kaitannya dengan tujuan. Slameto, Belajar dan Faktor - Faktor Belajar yang Mempengaruhi , Jakarta: rineka cipta, 1995.

2) Komunikasi yang efektif

33

34 Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2009),

(38)

21

Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran mencakup penyajian yang jelas, kelancaran berbicara, interpretasi gagasan abstrak dengan contoh-contoh, kemampuan wicara yang baik (nada, intonasi dan ekspresi), dan kemampuan untuk mendengar.

3) Penguasaan dan antusiasme terhadap materi pelajaran

Seorang guru dituntut untuk menguasai materi pelajaran dengan benar, jika telah menguasainya maka materi dapat diorganisasikan secara sistematis dan logis. Seorang guru harus mampu menghubungkan materi yang diajarkannya dengan pengetahuan yang telah dimiliki para siswanya, mampu mengaitkan materi dengan perkembangan yang sedang terjadi sehingga proses belajar mengajar menjadi hidup.

4) Sikap positif terhadap siswa.

b. Efektivitas Pembelajaran Daring dan Luring

Pada era industri 4.0, teknologi digital dapat memberikan dampak buruk bagi dunia pendidikan jika penggunaannya tidak tepat guna. Oleh karena itu, memahami prinsip dan faktor yang mempengaruhi efektivitas teknologi digital dalam pembelajaran adalah sesuatu yang sangat penting bagi seorang pendidik.35 Seorang pendidik dituntut untuk memiliki empat kompetensi agar dapat menggunakan teknologi digitial dengan tepat guna.

Pertama, seorang pendidik harus memahami dan mampu menggunakan teknologi digital serta penerapannya. Kedua, memiliki kompetensi kepemimpinan yang mampu mengarahkan peserta didik memiliki pemahaman tentang teknologi. Ketiga, mempunyai kemampuan memprediksi dengan tepat arah gejolak perubahan dan langkah strategis menghadapinya. Keempat, mempunyai kompetensi dalam mengendalikan diri dari segala

35 Putrawangsa, S., & Hasanah, U. (2018). Integrasi Teknologi Digital Dalam Pembelajaran Di Era Industri 4.0. Jurnal Tatsqif, 16(1), 4254. Retrieved From

(39)

22

gejolak perubahan, dan mampu meenghadapinya dengan memunculkan ide, inovasi, serta kreativitas.36

Pemaduan penggunaan sumber belajar tradisional (offline) dan online adalah suatu keputusan demokratis untuk menjembatani derasnya arus penyebaan sumber belajar elektronik (e-learning) dan kesulitan melepaskan diri dari pemanfaatan sumber-sumber belajar yang digunakan dalam ruang kelas. Artinya, e-learning bagaimanapun canggihnya teknologi yang digunakan belum mampu menggantikan pelaksanaan pembelajaran tatap muka karena metode interaksi tatap muka konvensional masih jauh lebihefektif dibandingkan pembelajaran online atau elearning. Selain itu, keterbatasan dalam aksesibilitas Internet, perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), serta pembiayaan sering menjadi habatan dalam memaksimalkan sumber-sumber belajar online.37

Persiapan sebelum memberikan layanan belajar merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan belajar, terutama pada online learning di mana adanya jarak antara pebelajar dan pemelajar. Alat penyampaian bukanlah faktor penentu kualitas belajar, melainkan disain mata pelajarn menentukan keefektifan belajar. Salah satu alasan memilih strategi pembelajaran adalah untuk mengangkat pembelajaran bermakna. Sehingga efektif atau tidaknya pembelajaran dapat diidentifikasi melalui perilaku-perilaku antara pemelajar dan pembelajar. Bagaimana respon pembelajar terhadap apa yang disampaikan oleh pemelajar.

Pelaksanaan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif, nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan siswa. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah

36 Harto, K. (2018). Tantangan Dosen Ptki Di Era Industri 4.0. Jurnal Tatsqif, 16(1), 1-15. Retrieved from

http://journal.uinmataram.ac.id/index.php/tatsqif/article/view/159

37 Yaumi, Muhammad. 2018. Media Dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP

(40)

23

dirumuskan sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru melakukan beberapa tahap pelaksanaan pembelajaran antara lain: membuka pelajaran, penyampaian materi pembelajaran, menutup pembelajaran.38

Pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruhpengaruh psikologis terhadap siswa.

Media dalam proses pembelajaran secara umum memiliki manfaat untuk memperlancar interaksi antara guru dengan siswa. Hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran akan berlangsungsecara lebih efektif dan efisien.39

8. Manajemen Pendidikan Islam

Menururt Mujammil Qomar dalam karyanya Manajemen pendidikan Islam, Ia menyatakan bahwa ”Manajemen pendidikan Islam adalah suatu proses pengelolaan lembaga pendidikan secara Islami dengan cara menyiasati sumbersumber belajar dan hal-hal lain yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien.”9 Lebih lanjut Mujammil Mengatakan, bahwa makna definitif ini memiliki implikasi-implikasi yang saling terkait dan membentuk satu kesatuan sistem dalam manajemen pendidikan Islam. Implikasi-implikasi tersebut antara lain :

Pertama, proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam secara Islami. Aspek ini menghendaki adanya muatan-muatan nilai Islam dalam proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam.

Misalnya, penekanan pada penghargaan, maslahat, kualitas, kemajuan, dan pemberdayaan.Selanjutnya, upava pengelolaan itu diupayakan bersandar pada pesan-pesan Alquran dan hadis agar selalu dapat menjaga sifat Islami.

Kedua, terhadap lembaga pendidikan Islam. Hal ini menunjukkan objek dari manajemen ini yang secara khusus diarahkan untuk menangani lembaga pendidikan Islam dengan

38 Syaiful, B. D. (2013). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

39 Hamalik, O. (2005). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Bandung: Bumi Aksara

(41)

24

segala keunikannya. Maka, manajemen ini bisa memaparkan cara- cara pengelolaan pesantren, madrasah, perguruan tinggi Islam, dan sebagainya.

Ketiga, proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam secara Islami menghendaki adanya sifat inklusif dan eksklusif.

Frase secara islami menunjukkan sikap inklusif, yang btrarti kaidah-kaidah manajerial yang dirumuskan dalam buku ini bisa dipakai untuk pengelolaan pendidikan selain pendidikan Islam selama ada kesesuaian sifat dan misinya. Dan sebaliknya, kaidah- kaidah manajemen pendidikan secara umum bisa juga dipakai dalam mengelola pendidikan Islam selama sesuai dengan nilai- nilai Islam, realita, dan kultur yang dihadapi lembaga pendidikan Islam. Sementara itu, frase lembaga pendidikan Islam menunjukkan keadaan eksklusif karena menjadi objek langsung dari kajian ini, hanya terfokus pada lembaga pendidikan Islam".Sedangkan, lembaga pendidikan lainnya telah dibahas secara detail dalam buku-buku manajemen pendidikan.

Keempat, dengan cara menyiasati. Frase ini mengandung strategi yang menjadi salah satu pembeda antara administrasi dengan manajemen.Manajemen penuh siasat atau strategi yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan.Demikian pula dengan manajemen pendidikan Islam yang senantiasa diwujudkan melalui strategi tertentu. Adakalanya strategi tersebut sesuai dengan strategi dalam mengelola lembaga pendidikan umum, tetapi bisa jadi berbeda sama sekali lantaran adanya situasi khusus yang dihadapi lembaga pendidikan Islam.

Kelima, sumber-sumber belajar dan hal-hal lain yany terkait. Sumber belaiar di sini memiliki cakupan yang cukup luas, yaitu: (1) Manusia, yang meliputi guru/ustadz/dosen, siswa/santri/mahasiswa, para pegawai, dan para pengurus yayasan;

(2) Bahan, yang meliputi perpustakaan, buku palajaran, dan sebagainya; (3) Lingkungan, merupakan segala hal yang mengarah pada masyarakat; (4) Alatt dan peralatan, seperti laboratorium; dan (5) Aktivitas. Adapun hal-hal lain yang terkait bisa berupa keadaan sosio-politik, sosio-kultural, sosio-ekonomik, maupun sosio- religius yang dihadapi oleh lembaga pendidikan Islam.

(42)

25

Keenam, tujuan pendidikan Islam. Hal ini merupakan arah dari seluruh kegiatan pengelolaan lembaga pendidikan Islam sehingga tujuan ini sangat memengaruhi komponen-komponen lainnya, bahkan mengendalikannya.

Ketujuh, efektif dan efisien.Maksudnya, berhasil guna dan berdaya guna. Artinya, manajemen yang berhasil mencapai tujuan dengan penghematan tenaga, waktu, dan biaya. Efektif dan efisien ini merupakan penjelasan terhadap kompcnfen-komponen sebelumnya sekaligus mengandung makna pe-nyempurnaan dalam proses pencapaian tujuan pendidikan Islam.

Fungsi manajamen adalah elemen-elemen dasar yang selalu ada dan melekat dalam proses menajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Salah satu fungsi manajamen yang paling penting adalah perencanaan (planning). Perencanaan merupakan proses terpenting dari dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.

Oleh karena itu, perubahan yang hendak dilakukan agar sampai pada tujuan dengan efektif dan efisien, harus direncanakan terlebih dahulu. Kebiasaan menyusun rencana merupakan sikap positif untuk menuju perubahan. Hal ini karena nasib seseorang sangat ditentukan oleh individuatau kaum itu sendiri.40

Firman Allah SWT yang artinya:

“….. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah mengehendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia”41

G. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

40 Undang A.K dan Muhammad Alfan, Etika Manajemen Islam, (Bandung: CV.

Pustaka Setia, 2010), h.32.

41 Q.S. Ar-Ra’d 13 :11

Gambar

Tabel 1.1 Kisi-kisi Instrumen Wawancara
Tabel  2.1  Data Pendidik dan tenaga Kependidikan SMP Negeri 1 Pujut    Kabupaten Lombok Tengah
Tabel  2.2 Data Peserta didik SMP Negeri 1 Pujut    Kabupaten Lombok Tengah
Tabel : 2.1 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP Negeri 2  Pujut Kabupaten Lombok Tengah
+3

Referensi

Dokumen terkait

For assessing mathematical performance, General Entrance Exam (GEE) results in mathematics are taken comparatively against anxiety.. The General Entrance Exam (GEE) is