• Tidak ada hasil yang ditemukan

Yang telah membimbing dan memberikan Kasih sayang yang tak pernah berujung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Yang telah membimbing dan memberikan Kasih sayang yang tak pernah berujung"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

Penyusunan skripsi ini berupa pembahasan singkat mengenai implementasi layanan bimbingan personal-sosial yang dilaksanakan di MTs Yaketunis (Yayasan Islam Kesejahteraan Tuna Netra) Yogyakarta. Penelitian ini berjudul “Implementasi Layanan Bimbingan Sosial Personal Bagi Siswa Tuna Netra di MTs Yaketunis (Yayasan Islam Kesejahteraan Tunanetra) Yogyakarta”.

Konsonan Tunggal

Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap

Ta’ Marbutah di akhir kata 1. Bila dimatikan ditulis h

Vokal Panjang

Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan apostrof

Kata Sandang Alif +Lam

Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat Ditulis menurut penulisannya

PENDAHULUAN

Penegasan Judul

  • Implementasi
  • Layanan Bimbingan Pribadi-Sosial
  • MTs Yaketunis Yogyakarta

Tunanetra dalam hal ini adalah siswa yang mengikuti layanan bimbingan pribadi-sosial kelas VII dan VIII pada tahun ajaran agar siswa dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Jadi yang dimaksud dengan pelaksanaan layanan bimbingan personal-sosial bagi siswa tunanetra di MTs Yaketunis Yogyakarta dalam skripsi ini adalah pelaksanaan layanan bimbingan sebagai upaya memberikan pertolongan melalui bimbingan dan konseling guru kepada siswa yang mengalami gangguan indera penglihatan. mengembangkan sikap agar dapat beradaptasi dan menerima norma – norma yang berkembang di lingkungan rumah, sekolah, masyarakat dan lingkungan Yaketunis.

Latar Belakang Masalah

Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti “implementasi layanan bimbingan personal-sosial bagi siswa tunanetra di MTs Yaketunis Yogyakarta”. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan pelaksanaan bimbingan personal-sosial bagi siswa tunanetra atau anak berkebutuhan khusus di sekolah lain.

Rumusan Masalah

Media apa yang digunakan guru BK saat memberikan layanan bimbingan personal-sosial kepada siswa tunanetra di MTs Yaketunis Yogyakarta? Metode apa yang digunakan guru BK dalam memberikan layanan bimbingan personal-sosial kepada siswa tunanetra di MTs Yaketunis Yogyakarta?

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Praktis: Sebagai acuan bagi guru atau konselor dalam memberikan bimbingan personal-sosial kepada siswa tunanetra.

Kajian Pustaka

Sedangkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan konseling personal sebagai upaya pencegahan perilaku menyimpang menunjukkan bahwa siswa mempunyai pemahaman yang lebih baik mengenai akibat negatif dari perilaku menyimpang.7 Penelitian ini menyangkut pemberian layanan konseling personal sebagai upaya pencegahan perilaku menyimpang. perilaku.mencegah. dilakukan oleh guru MT Al Furqon Bantul, sedangkan penelitian yang dilakukan penulis adalah pelaksanaan bimbingan personal-sosial bagi siswa tunanetra yang dilakukan oleh guru BK MT Yaketunis. 7 Wasudin, Penerapan Bimbingan Pribadi Sebagai Upaya Pencegahan Perilaku Menyimpang Siswa (Studi Kasus di MTs Al-Furqon Sanden Bantul), Skripsi, (Yogyakarta: Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga, 2011). Disertasi yang ditulis Kurnia berjudul “Metode Layanan Bimbingan Konseling Masalah Sosial Pribadi Siswa di MTsN 1 Yogyakarta”.

Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa bimbingan dan konseling berdampak pada permasalahan pribadi dan sosial siswa yang meliputi penyesuaian diri, penanganan konflik dan hubungan pada siswa MTsN 1 Yogyakarta 9 Bedanya dengan skripsi ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Kurnia membahas tentang metode Bimbingan Konseling dalam menangani masalah sosial pribadi, yang lebih menekankan pada pemberian metode kepada siswa yang dilakukan oleh orang tua dan guru. Sedangkan penelitian yang penulis lakukan adalah pemberian bimbingan personal-sosial pada siswa tunanetra sebagai upaya pencegahan dan pengobatan oleh guru bimbingan dan konseling. 9 Kurnia, Metode layanan bimbingan konseling masalah sosial pribadi siswa di MTsN 1 Yogyakarta, skripsi, (Yogyakarta: Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga, 2013).

Banyaknya tugas yang seharusnya dikerjakan menjadi sulit karena terlalu banyak keleluasaan untuk dikerjakan dalam waktu yang hampir bersamaan.10 Bedanya dengan skripsi ini, penelitian ini dilakukan pada bimbingan dan konseling guru/pengawas dalam memberikan layanan bimbingan bimbingan. untuk semua anak berkebutuhan khusus, sedangkan penelitian ini berfokus pada pemberian bimbingan pribadi-sosial kepada siswa tunanetra. 10 Dina Dwinita, Implementasi Bimbingan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus di SMKN 4 Padang, Jurnal Penelitian, (Padang: Universitas Negeri Padang, 2012). Berdasarkan beberapa penelitian, penulis mencoba memahami bahwa bimbingan sangat penting bagi perkembangan siswa dalam kaitannya dengan masa pubertas.

Landasan Teori

  • Tinjauan Umum Bimbingan Konseling a. Pengertian Bimbingan dan Konseling
  • Tunanetra
  • Layanan Bimbingan Konseling Anak Berkebutuhan khusus a. Kebutuhan Anak Berkebutuhan Khusus

Sebelum menjelaskan lebih jauh mengenai pengertian bimbingan pribadi-sosial, perlu dijelaskan lebih rinci mengenai pengertian bimbingan pribadi dan bimbingan sosial. Bimbingan pribadi adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada peserta didik untuk menemukan dan mengembangkan diri agar menjadi individu yang stabil dan mandiri serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.” 18. Penjelasan proses bimbingan pribadi menurut definisi di atas adalah bahwa bimbingan pribadi Layanan bimbingan dimaksudkan agar peserta didik dapat menemukan dan mengembangkan potensi dirinya secara maksimal agar menjadi individu yang lebih baik, sehingga dalam kehidupannya peserta didik mampu mengatasi permasalahan pribadi yang akan menghadang dalam perjalanan hidupnya.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan bimbingan pribadi adalah bantuan kepada siswa untuk mengatasi permasalahan pribadinya sehingga mampu menjadi individu yang lebih baik dan diterima di lingkungan keluarga. Dalam prakteknya bimbingan pribadi tidak dapat dipisahkan dari layanan bimbingan sosial atau sebaliknya, karena keduanya merupakan satu kesatuan dalam bimbingan konseling. Nah setelah mendapatkan pengertian bimbingan pribadi dan bimbingan sosial secara detail, selanjutnya kita akan membahas tentang pengertian bimbingan pribadi-sosial.

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa pelaksanaan bimbingan personal-sosial diperuntukkan bagi masyarakat yang mengalami permasalahan, dari pemberian bimbingan personal-sosial diharapkan akan mencapai hasil dengan keunikan yang dimilikinya. Jelas sekali bahwa bimbingan belajar personal-sosial dilaksanakan sebagai upaya tutor yang mempunyai keahlian di bidangnya untuk membantu siswa. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan bimbingan pribadi-sosial dalam hal ini adalah bantuan yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling kepada siswa untuk mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan lingkungan pribadi dan sosialnya, termasuk perawatan jasmani, penyelesaian pendidikan gratis. waktu dll sehingga peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat dan mampu membina hubungan baik dengan orang lain dalam interaksi sosial di masyarakat.

Jadi media dalam hal ini adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan layanan bimbingan pribadi-sosial yang dapat membantu siswa dalam belajar. Metode dalam bimbingan personal-sosial dari sudut pandang komunikasi dibedakan menjadi 2 yaitu metode langsung dan metode tidak langsung, penjelasan selengkapnya : 30.

Metode Penelitian

Hal ini dilakukan karena melalui pendekatan ini dapat diketahui manfaat layanan bimbingan personal-sosial bagi siswa tunanetra. Guru CC MTs Yaketunis Yogyakarta yang merupakan pengawas sekolah yang secara khusus mempunyai kompetensi sebagai konselor sekolah untuk memahami pelaksanaan bimbingan personal-sosial yang dilaksanakan di MTs Yaketunis Yogyakarta. Siswa tunanetra peserta layanan bimbingan di sekolah tersebut dari kelas VII dan VIII berjumlah 6 orang yang telah mengikuti dan dianggap mengetahui tentang layanan bimbingan pribadi-sosial.

Selain itu, jumlah siswa merupakan rekomendasi dari guru BK, hal ini dikarenakan siswa tunanetra merupakan individu yang dibimbing dalam pelaksanaan layanan bimbingan pribadi-sosial. Tujuan penelitian ini adalah pelaksanaan layanan bimbingan personal-sosial bagi siswa tunanetra di MTs Yaketunis Yogyakarta. Objek penelitian lainnya adalah penggunaan media dan metode yang diterapkan guru bimbingan dan konseling dalam pemberian layanan bimbingan pribadi-sosial.

Pada tahap ini penulis melakukan observasi terhadap topik penelitian yaitu mengamati pelaksanaan layanan bimbingan sosial personal bagi siswa tunanetra meliputi pelaksanaan bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok, serta kondisi sekolah termasuk sarana dan prasarana. tersedia di sekolah. serta lingkungan sosial sekolah sekitar MTs Yaketunis. Penulis mengkaji informasi pelaksanaan bimbingan personal-sosial bagi siswa tunanetra, meliputi bentuk bimbingan, tahapan-tahapan dalam bimbingan, metode dan media yang digunakan dalam bimbingan. Selain itu, penulis juga melibatkan pengurus asrama Yaketunis dan orang tua siswa untuk mendapatkan data mengenai bimbingan pribadi-sosial anak tunanetra.

PENUTUP

Kesimpulan

Metode yang digunakan oleh konselor bimbingan, pengurus asrama Yaketunis dan salah satu orang tua siswa dalam memberikan layanan bimbingan personal-sosial kepada siswa tunanetra antara lain metode ceramah, tanya jawab dan diskusi kelompok yang dilakukan oleh konselor pada saat layanan bimbingan diberikan. ruang kelas. Berdasarkan hasil penelitian yang dianalisis di atas, ada beberapa hal yang ingin penulis sarankan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan agar pelaksanaan program bimbingan personal-sosial bagi penyandang tunanetra dapat berjalan lebih maksimal. Dalam pelaksanaan bimbingan personal-sosial tidak hanya diperuntukkan bagi anak normal yang mempunyai permasalahan personal-sosial, namun juga permasalahan personal-sosial bagi Anak Berkebutuhan Khusus (SEN).

Sebagai sekolah inklusi yang pengajarannya mencakup anak berkebutuhan khusus, kami berharap MTs Yaketunis mampu memberikan layanan konseling personal dan sosial kepada siswanya sesuai dengan kebutuhan siswanya. Saran bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian terkait dengan pelaksanaan orientasi sosial personal khususnya anak berkebutuhan khusus agar penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut, karena penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Bimbingan personal-sosial merupakan layanan bimbingan dan konseling yang paling penting, sehingga tidak dapat dipisahkan dari dua bidang konseling lainnya, yaitu bimbingan belajar dan bimbingan karir.

Iim Imandala, Perlunya bimbingan dan konseling bagi anak berkebutuhan khusus, Jurnal, Bandung: Dinas Provinsi Jawa Barat, 2012. Jazim Fauzi, Layanan Bimbingan Sosial Pribadi Kelas II MTs Negeri Giriloyo Imogiri Bantul, skripsi, Yogyakarta: Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga, 2008. Kurnia, Metode layanan bimbingan konseling masalah sosial pribadi siswa MTsN 1 Yogyakarta, skripsi, Yogyakarta: Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013.

MPIR

Pedoman Dokumentasi

Penulis melakukan observasi di kelas VIII pada hari Senin tanggal 3 Maret 2014 mengenai pelaksanaan bimbingan klasikal yang diberikan oleh guru BK MTs Yaketunis. Sebelum melakukan observasi, penulis melakukan wawancara singkat kepada guru BK MTs Yaktunis Yogyakarta, dari wawancara tersebut penulis mengetahui bahwa jumlah siswa di kelas VIII adalah 5 siswa yang terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan. Dalam memberikan layanan ini, guru bimbingan dan konseling sesekali memberikan pertanyaan kepada siswa, sehingga terjadi interaksi aktif antara guru dan siswa.

Sebelum melakukan wawancara kepada guru BK, penulis melakukan observasi terhadap siswa kelas VII dan VIII. Permasalahan yang dijelaskan oleh guru BC merupakan permasalahan yang dialami siswa kelas VIII, salah satunya adalah AF. Akhirnya AF datang ke ruang orientasi dan konseling dan bertemu dengan Ny. Siti Sa'adah sebagai guru bimbingan dan konseling.

Ternyata hal tersebut mengganggu AF sehingga menimbulkan pertengkaran antara DV dan AF, dan hal tersebut didengar oleh guru BK. Berdasarkan permasalahan yang dialami DV dan AF, guru BK beranggapan bahwa untuk mengatasi permasalahan yang dialami DV dan AF diperlukan bantuan dari orang lain yaitu bantuan dari guru BK. Pemecahan masalah yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami AF dan DV.

Referensi

Dokumen terkait