• Tidak ada hasil yang ditemukan

GEDUNG TEATER DI SURABAYA DENGAN PENEKANAN PADA AKUSTIK RUANG LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGASAKHIR

N/A
N/A
ANDIKA WONGKAREN

Academic year: 2023

Membagikan "GEDUNG TEATER DI SURABAYA DENGAN PENEKANAN PADA AKUSTIK RUANG LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGASAKHIR"

Copied!
187
0
0

Teks penuh

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya, karena telah terselesaikannya konsep perencanaan dan perancangan gedung teater di Surabaya sebagai syarat akhir kurikulum di Fakultas Teknik Sipil dan Desain. Kami mengucapkan terima kasih kepada Departemen Arsitektur dan seluruh pengurus yang telah memfasilitasi penyusunan skripsi ini. Kepada rekan-rekan Jurusan Arsitektur yang telah memberikan semangat dan semangat untuk mewujudkan tulisan ini.

Yusuf Matondang selaku orang tua yang memberikan dorongan moril dan materiil selama penulisan tugas akhir ini, bersama dengan saudara-saudara tercinta. Setiap seni pertunjukan pada hakikatnya merupakan interaksi antar manusia yang berkaitan dengan ruang dan waktu. Di Surabaya seni pertunjukan khususnya teater berkembang seperti seni pertunjukan lainnya di Indonesia.

Namun belakangan ini jika kita melihat keberadaan bioskop di Surabaya, hal ini memang layak untuk dibicarakan, karena terjadi penurunan secara kualitatif. Selain permasalahan-permasalahan di atas, tidak lepas dari permasalahan para seniman itu sendiri dalam berkarya dan upaya pemerintah daerah dalam melestarikan budaya tanah air.

BAB I

TUJUAN DAN SASARAH 1. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dengan penulisan tugas akhir ini adalah mengembangkan konsep dasar perencanaan dan perancangan gedung pertunjukan.

BATAS DAN LINGKUP PEKBAHASAN 1. Batasan Pembahasan

Membahas apa yang dimaksud dengan seni teater dengan berbagai aspeknya, bangunan teater dan syarat pendukungnya yaitu akustik. Membahas tentang keberadaan teater di surabaya yang menjadi salah satu permasalahannya agar ada keterkaitan antara permasalahan teater di surabaya dengan gedung teater dan kebutuhan akustiknya.

SENI TEATER

Saat ini kegiatan teater semakin meluas karena perkembangan teknologi yang semakin pesat. Baik yang pertama (duniawi) maupun yang kedua (modern) adalah tempat para aktor memerankan cerita. Panggung merupakan tempat berlangsungnya kegiatan dalam artian merupakan tempat yang berhubungan dengan pertunjukan.

Jika sebuah lakon menjadi terkenal dan laris di suatu tempat, belum tentu hal yang sama akan terjadi di tempat lain. Diperkuat dengan unsur histrionik, seni pertunjukan: cahaya, properti, suara, gaung senyap dan persepsi dialektis penonton.

ASPEK PENUNJAHG KEHIDUPAH TEATER

Saat mendesain ruang, khususnya pada gedung teater, banyak ditemui permasalahan akustik yang berkaitan dengan ruang tertutup. Gelombang bunyi pada ruang tertutup lebih sulit ditangkap dibandingkan pada ruang terbuka. Permukaan yang keras, padat dan rata seperti beton, batu bata, batu, plester atau lembaran berbahaya. memantulkan hampir seluruh energi bunyi yang jatuh padanya. Fenomena pemantulan bunyi hampir sama dengan pemantulan cahaya, karena sinar datang dan sinar pantul terletak pada bidang datar yang sama, dan sudut datang gelombang bunyi sama dengan sudut gelombang bunyi yang dipantulkan.

Ini adalah perubahan energi suara menjadi bentuk lain, biasanya panas, ketika melewati suatu material atau ketika menyentuh permukaan. Kanan? Jika tekanan bunyi di seluruh bagian ruangan atau auditorium sama dan gelombang bunyi dapat merambat ke segala arah. Ruangan tertutup dengan permukaan interior yang memantulkan suara secara tidak diinginkan menonjolkan frekuensi tertentu, yang disebut mode getaran normal, sehingga ruangan tersebut bergema.

Setiap bahan kedap air yang ditempatkan pada lapisan penyangga padat tetapi dipisahkan oleh ruang udara akan bertindak sebagai penyerap di belakang pelat dan bergetar ketika terkena gelombang suara. Getaran lentur pada pelat akan menyerap sejumlah energi bunyi yang masuk dan dengan mudah mengubahnya menjadi energi panas.

III avo

BAB III TINJAUAN KHUSUS

PERTEATERAN DI SURABAYA

34; Misalkan di Surabaya ada semacam sekolah yang menghasilkan seniman teater, musisi dan pemerhati teater di fakultasnya. Menghidupkan kembali teater di Surabaya dengan fasilitas dan dukungan serta wadah bagi para seniman untuk berkarya yaitu berupa gedung teater. Gedung teater diartikan sebagai suatu tempat yang kondisi akustiknya khusus untuk pertunjukan atau pertunjukan teater dan tidak menutup kemungkinan untuk menampung seni pertunjukan.

Dalam perencanaannya, gedung teater ini akan bekerjasama dengan lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal. Kegiatan yang berlangsung di gedung teater dipisahkan berdasarkan jenis kegiatan di ruang masing-masing. Dalam suatu gedung teater tidak lepas dari keberadaan ruang spasial, secara fisik suatu ruang spasial dapat terbentuk karena adanya faktor-faktor tertentu yaitu.

Dari bab keenam ini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa perkembangan teater di Indonesia khususnya di Surabaya cukup baik dan berjalan beriringan dengan seni lainnya. Untuk itu pada bab ini membahas tentang teater di Surabaya dan permasalahannya, serta membahas jawaban dari permasalahan tersebut yaitu berupa bangunan teater beserta kebutuhannya.

VSI~VNV AI KVO

BAB IV ANALISA

AUDITORIUM VIVIAN BBAHONT THBATRE. LINCOLN CBNTBR

Dengan kapasitas yang sama dan jarak antara panggung dan tempat duduk terjauh bisa mencapai 30 - 37 M - Konstruksi plafon berupa panel paralel. Pada bab ini diambil kesimpulan dari analisis gedung teater di Surabaya yang tidak lepas dari aktivitas yaitu dari segi fasilitas fisik/akustik demi kepentingan pementasannya. Dimana semua itu tidak lepas dari perangkat akustik dan komponen lainnya yang membuat desain bangunan tetap konsisten.

Hal ini juga tidak terlepas dari studi kasus berupa gambar yang memberikan ide untuk desain bangunan teater. Secara khusus bab analisis ini juga menjelaskan tentang persyaratan atau prinsip akustik pada gedung teater di Surabaya secara umum. Pada bab ini, selain prinsip akustik, dianalisis persyaratan lain yang mendukung terciptanya desain gedung teater, yaitu persyaratan kenikmatan visual dan auditori, sirkulasi penonton, dan pemilihan bentuk panggung.

A HVU

BAB V KESIMPULAN

Penonton adalah orang perseorangan atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan rekreasional atau penelitian dengan cara mengamati kegiatan pertunjukan tersebut. Dalam hal ini seniman teater mempunyai fungsi ganda yaitu seniman sebagai pemain atau seniman sebagai pendukung. Pengelola adalah sekelompok orang yang mempunyai kewajiban mengelola kegiatan yang diselenggarakan dan pengoperasian gedung.

Fungsi gedung adalah sebagai wahana seni pertunjukan khususnya seni teater, dan tidak menutup kemungkinan adanya seni pertunjukan lainnya di Surabaya. Selain itu, pertunjukan tersebut juga akan menghasilkan pendapatan melalui penjualan tiket pertunjukan keberuntungan. Arah pandangan penonton digunakan satu arah, menggunakan panggung yang menonjol, dan sebagian panggung terletak di dalam.

Sedangkan panggung indoor digunakan untuk jenis pertunjukan yang kurang dekat dengan penonton dan pengisi acara. Kenikmatan menonton ini diisi dengan desain lantai bertingkat, dimana lantai depan lebih rendah dibandingkan lantai belakang. Akustik relevan dengan kebutuhan pengendalian kebisingan dalam rangka menghasilkan kualitas suara di ruang tertutup, selain sebagai media pengendalian kebisingan (key factor) dan solusi permasalahan kebisingan lingkungan. 5.10.

Tempatkan ruang sirkulasi pada ruang penonton dengan menghindari pandangan baik penonton yaitu sepanjang sumbu memanjang panggung. Lebar ruang sirkulasi minimal cukup untuk 3 orang berjalan berturut-turut untuk menjaga keselamatan terutama dalam keadaan darurat. Jumlah pintu masuk ruang penonton harus mampu menampung/menampung sirkulasi penonton di pintu masuk.

IA avo

BAB VI

Pendekatan konsep Perencanaan Ruang 1. Dasar pendekatan

Dari program kegiatan. Jenis kegiatannya meliputi pelayanan masyarakat/pengunjung, kegiatan persiapan panggung dan teknis, kegiatan pertunjukan dan kegiatan produksi. Ceria. tidak ada layanan khusus.

TABEL  6.1.  PENENTUAN  TAPAK
TABEL 6.1. PENENTUAN TAPAK

KETERANGAN

LOKASlo:JE

Penerangan ruang audience

Dalam merencanakan desain akustik pada ruang tertutup, sebelum mempelajari perilaku bunyi yang dihasilkan dan solusinya, aspek sumber bunyi harus ditinjau terlebih dahulu secara cermat. Panel jenis ini merupakan penyerap frekuensi rendah efektif yang cenderung digunakan sebagai media kompensasi penyerapan frekuensi.

JANG~AUAN; FREK0ENSI-~UCIO

Rc.mgpenc:mua.n aau auditorium sekolah 25-035. pemain/penari terlibat dalam dialog langsung, dibantu oleh Warangganan. atau waranggana. - tanpa dialog, tetapi menggunakan . pembicara untuk memberikan penjelasan yang didramatisasi. Sistem suara untuk penonton. - Pengaturan akustik mempunyai pengaruh yang besar terhadap efektivitas pertunjukan dan komunikasi. sinyal dengan penonton, sehingga faktor-faktor tersebut berperan dalam menciptakan suasana. atraksi panggung. - dasar-dasar penempatan pengeras suara.

IIA ava

Dilihat dari kesan skalanya, masih mencerminkan skala familiar manusia, yang mencerminkan keakraban komunikasi antar pengguna. Lalu lintas utama berada di jalan raya Sokomanunggal (lebar 20 meter, dua arah), dengan jalan utama mengelilingi “daerah sisi dela”. Lalu lintas di jalan lokal (jalan diagonal segi delapan diharapkan lebarnya 10 meter) bersifat dua arah. lalu lintas.

Jalan ini merupakan wujud dari sistem sirkulasi radial yang diterapkan pada kawasan segi delapan (sesuai masterplan tahun 2000, Surabaya).

PEHECAHAN SECARA ARSITEKTUR

Pencahayaan umum digunakan pada ruangan yang mempunyai fungsi umum konvensional, non spesifik yaitu tidak ada objek yang diekspos atau tidak menimbulkan efek pencahayaan bernuansa tertentu, seperti Beberapa jenis lampu yang saat ini sering digunakan sebagai alat penerangan area panggung adalah : Lampion jenis ini (banjir) merupakan lampu yang dilengkapi dengan reflektor dengan bentuk kompak menyerupai tabung atau kotak.

Jenis reflektor (spot); Variasi jenis ini banyak sekali, termasuk karakter cahaya yang dihasilkannya, seperti: bintik fresnel. Sistem konstruktif pada bidang kegiatan utama memerlukan persyaratan khusus yaitu struktur yang mendukung jangkauan luas karena ruang pertunjukan dan penonton digunakan. mengalokasikan ruang tanpa kolom. struktur yang memperhitungkan pemuatan khusus ruang untuk penonton. memenuhi persyaratan akustik ruangan, kemudian dipilih. Adaptasi terhadap denah lantai relatif mudah. Pola dinamis dapat dicapai, sesuai dengan konsep bangunan teater yang kreatif – dinamis. adaptasi terhadap persyaratan distribusi yang baik. akustik), artinya menyerap/memantulkan suara.

Kemiringan harus dihindari sesegera mungkin untuk mencegah kemacetan saluran. yang biasanya terjadi pada sambungan dan sambungan pipa. Ini adalah sistem pemadam kebakaran. saya menggunakan selang air dengan kain. serat ringan dan fleksibel.

Gambar

TABEL  1  .1 .  PENENTUAN  BENTUK
TABEL  6.1.  PENENTUAN  TAPAK
GRAFIK  J  ANGKAUAN  FREKWENSI  SUMBER-SUMBER  BUNY!.

Referensi

Dokumen terkait

1 THE IMPLEMENTATION OF JIM CUMMINS’ THEORY OF SECOND LANGUAGE ACQUISITION IN ESL CLASSROOMS *Ainne Aisyah Mohd Nadzir Huzaina Abdul Halim Department of Language and Literacy