Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan secara memadai dan menyeluruh tentang Kemampuan MemahamiIsiBacaan siswa kelas VII MTS Swasta Labibia. Penetapan jenjang kelas dan tempat penelitian tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa materi pembelajaran membaca merupakan bagian kemampuan memahamiisibacaan di kelas VII MTS Swasta Labibia sama halnya dengan SMP lainnya, menerapkan kegiatan pembelajaran membaca sesuai dengan ketentuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang berlaku saat ini. Data yang sahih (valid) dan informasi yang relavan serta dapat dipertanggungjawabkan tentang kemampuan memahamiisibacaan akan menjadi sumbangan sangat berharga bagi perbaikan dan pengembangan pembelajaran khususnya dalam memahamiisibacaan dan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada umumnya.
secara intensif sebuah bacaan, siswa bertanya pa- da guru tentang materi yang belum dipahami, siswa secara berkelompok dan individu mencoba menemukan sendiri kalimat utama yang ada pada tiap paragraf dan menulisnya lagi menjadi sebuah ringkasan cerita, dan siswa berani menanggapi hasil presentasi dari kelompok lain. (2) Dengan menggunakan media teks bacaan pada mata pe- lajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan ha- sil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan hasil belajar pada siklus I pertemuan pertama dan pertemuan kedua dan siklus II pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua dengan nilai rata-rata pada pra tindakan 58,86, setelah diberi tindakan pada siklus I perte- muan pertama 62,86 dan siklus I pertemuan ke- dua 73,33. Pada tahap pelaksanaan siklus II per- temuan pertama nilai rata-rata kelas mencapai 67,38 dan siklus II pertemuan kedua mencapai 78,57. Hal ini menunjukan adanya peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia siswa dengan menggunakan media teks bacaan.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan berkah, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan Metode SQ3R untuk Meningkatkan Kemampuan MemahamiIsiBacaan Pada Siswa Kelas V Sd Negeri 01 Giriwondo Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar”. Penulisan skripsi ini untuk memenuhi tugas akhir guna memperoleh gelar sarjana pada program PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Halaman Gambar 2.1 Sistematika Kerangka Pemikiran .................................................... 28 Gambar 3.1 Siklus PTK ...................................................................................... 34 Gambar 4.1 Denah SD Negeri 1 Kendel, Boyolali ............................................. 44 Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Kemampuan memahamiisibacaan pada
Wassid & Sunendar (2008:246) mengatakan bahwa membaca merupakan kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks. Untuk keperluan tersebut, selain perlu menguasai bahasa yang digunakan, seorang pembaca perlu juga mengaktifkan berbagai proses mental dalam sistem kognisinya. Adapun menurut Santosa (2009:63), membaca merupakan kegiatan memahami bahasa tulis. Pesan dari sebuah teks atau media cetak lainnya dapat diterima apabila pembaca dapat membacanya dengan tepat, akan tetapi terkadang pembaca juga salah dalam menerima pesan dari teks atau media cetak tersebut saat pembaca salah dalam membacanya. Tarigan (2008:7) mendefinisikan membaca sebagai suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Membaca bisa diartikan sebagai suatu aktivitas kompleks yang melibatkan kegiatan fisik maupun mental yang bertujuan untuk memahamiisibacaan sesuai dengan tahap perkembangan kognitif serta menggunakan sejumlah pengetahuannya untuk mendapatkan pesan atau informasi dari sebuah tulisan atau bahasa tulis sehingga menjadikan bermakna dan bermanfaat bagi pembaca.
Layanan yang cocok diberikan konselor kepada siswa untuk mengatasi masalah mengenai pemahaman terhadap isibacaan adalah pemberian layanan konten teknik Six thinking hats (enam topi befikir de Bono 1991/1985). Kaedah ini diperkenalkan oleh Edward de Bono, seorang pemikir dan penulis terkemuka Barat. Kaedah berfikir secara parallel ini bertujuan untuk meluaskan perspektif, melihat sesuatu perkara dari pelbagai sudut dan masa yang berlainan , menyelesaikan masalah dan membuat keputusan yang terbaik. Berfikir secara parallel bermaksud berfikir secara selari, teratur dan sistematik. Contohnya enam idea yang berlainan diterima dan diletakkan selari antara satu sama lain dan tidak dinilaikan, disbanding bedakan, dipertikaikan, serta tidak dibuktikan benar atau salah, sebaliknya dicari kelebihan daripada setiap satunya. Karena teknik Six thingking hats sesungguhnya adalah alat untuk mengarahkan perhatian, karena metode ini mengarahkan perhatian kita kepada aspek tertentu berfikir. Karena melalui teknik ini siswa diarahkan untuk berpikir kritis untuk mengembangkan ketrampilan berpikirnya dalam memahamiisibacaan.
Siswa yang belum terampil dalam membaca teks bacaan “Menghargai Teman” dengan lafal dan intonasi yang benar, dapat diberikan latihan secara individu yang dilakukan secara berulang. Siswa yang belum terampil dalam menyalin teks bacaan “Menghargai Teman” den gan EYD yang tepat, dapat diberikan bimbingan individu dengan memperbaiki ejaan-ejaan yang kurang tepat. Siswa yang belum mampu melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan menggunakan uang kertas Rp. 1.000,00 – Rp. 20.000,00 dapat diterapkan permainan peran dengan materi jual beli di Toko dengan memanfaatkan benda-benda yang ada di lingkungan sekolah.
Seseorang melakukan suatu kegiatan tentu saja harus memperhatikan langkah-langkah mengerjakannya. Apabila kita akan melakukan pekerjaan, maka harus memahami langkah-langkahnya agar hasil kegiatan tersebut berhasil dengan baik. Marilah kita telaah teks prosedur berikut ini. Bacalah secara saksama sehingga kamu dapat menemukan bagian-bagian yang termasuk ke dalam pernyataan umum dan tahapan-tahapan melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.
Pada pembahasan ini, guru mengajak peserta didik untuk mencermati sebuah prosedur tentang kegiatan membaca. Jika melakukan suatu kegiatan, seseorang tentu saja harus memperhatikan langkah-langkah mengerjakannya. Jika akan melakukan pekerjaan maka kita harus memahami langkah- langkahnya agar hasil kegiatan tersebut berhasil dengan baik. Misalnya, jika kita ingin memahami seluruh isibacaan dari buku yang kita baca maka langkah- langkah yang harus ditempuh adalah: (1) pilih buku yang paling disukai dan sesuai kebutuhan; (2) carilah tempat yang paling nyaman untuk membaca, hindari gangguan-gangguan di sekitarmu; (3) bertanyalah tentang hal-hal yang kurang kamu pahami dalam bacaan tersebut; (4) ketika membaca, usahakan untuk tidak mengulang kalimat yang baru saja dibaca karena akan mengurangi kecepatan membacamu; (5) diskusikanlah buku yang kamu baca dengan teman atau gurumu; (6) simpulkanlah apa pun yang baru didapat setelah membaca satu bab; (7) catat pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam bacaan tersebut. Ini sangat membantu untuk memahamibacaan. Tahapan seperti itu sering disebut prosedur.
Penelitian tentang penerapan strategi pemetaan struktur isibacaan (SPSIB) dalam pembelajaran membaca pemahaman untuk meningkatkan kemampuan menceritakan kembali isibacaan pada siswa kelas V SD Negeri Bringkeng 03 kecamatan Kawunganten kabupaten Cilacap yang peneliti laksanakan, didasarkan pada kajian teoretik yang relevan dengan pembelajaran membaca pemahaman dan teori bercerita dengan mengadopsi mind mapping, yang memunculkan rangkaian gagasan, sehingga secara tidak langsung anak dapat menyusun aliran kata yang ada dalam benaknya, dan bisa menuliskan apa yang ada dalam pikirannya (Buzan, 2008: 139). Berikut ini akan dikaji berbagai teori yang dijadikan sebagai landasan teoretik dalam penelitian ini. Adapun teori yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Pelajaran membaca di SD kelas rendah dan kelas tinggi memiliki perbedaan. Membaca permulaan yang diberikan di kelas I, II dan III bertujuan agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut. Mengupayakan agar siswa dapat mengenal dan membaca huruf demi huruf, kata demi kata, kalimat demi kalimat dengan lafal yang tepat dan lancar dan intonasi yang wajar. Pada awal bacaan hendaknya diberikan materi bacaan dengan memperhatikan pengenalan huruf secara bertahap (a, i, m, n.), (u, l, b), (o, d), (k, s), dan seterusnya), dan diupayakan menghindari bacaan yang terdapat huruf yang sulit dibaca anak, seperti: f, v, r, sy, ny, ng, dan str.
tersebut melalui fonik menjadi membaca lisan (oral reading) (Tarigan 1979:8). Dalam kegiatan membaca ternyata tidak cukup hanya dengan memahami apa yang tertuang dalam tulisan saja, sehingga membaca dapat juga dianggap sebagai suatu proses memahami sesuatu yang tersirat dalam yang tersurat (tulisan). Artinya memahami pikiran yang terkandung dalam kata-kata yang tertulis. Hubungan antara makna yang ingin disampaikan penulis dan interpretasi pembaca sangat menentukan ketepatan pembaca. Makna akan berubah berdasarkan pengalaman yang dipakai untuk menginterpretasikan kata-kata atau kalimat yang dibaca (Anderson dalam Tarigan 1979:8).
1) Agar penelitian ini dapat meningkatkan ketrampilan mengajar guru melalui penerapan pembelajaran metode pembelajaran pesan berantai dapat meningkatkan hasil belajar pemahaman isi teks bacaan pada siswa kelas V di SD Muhammadiyah Plosorejo Tahun pelajaran 2011/2012.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa “reading” adalah “bringing meaning to and getting meaning from printed or written material”, memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis (Finochiaro and Bonomo dalam H.G. Tarigan, 1986:8). Kegiatan membaca merupakan penangkapan dan pemahaman ide, aktivitas pembaca yang diiringi curahan jiwa dalam menghayati naskah. Proses membaca diawali dari aktivitas yang bersifat mekanis yakni aktivitas indera mata bagi yang normal, alat peraba bagi yang tuna netra. Setelah proses tersebut berlangsung, maka nalar dan institusi yang bekerja, berupa proses pemahaman dan penghayatan. Selain itu aktivitas membaca juga mementingkan ketepatan dan kecepatan juga pola kompetensi atau kemampuan bahasa, kecerdasan tertentu dan referen kehidupan yang luas. Hakikat atau esensi membaca adalah pemahaman (St.Y. Slamet, 2008:68). Dari berbagai pengertian membaca di atas, dapat ditarik simpulan bahwa kegiatan membaca adalah memahamiisi, ide atau gagasan baik yang tersurat maupun tersirat dalam bahan bacaan. Dengan demikian, pemahaman menjadi produk yang dapat diukur dalam kegiatan membaca, bukan perilaku fisik pada saat membaca.
Konsep utama pengembangan buku ini adalah berbasis kegiatan sosial yang memiliki keragaman sesuai dengan tujuan kegiatan sosial dan tujuan komunikasinya. Setiap jenis kegiatan berbahasa dalam kehidupan sosial memiliki kekhasan cara pengungkapan (struktur retorika teks) dan kekhasan unsur kebahasaan. Inilah cara pandang baru tentang bahasa. Jika pada buku kurikulum sebelumnya penyajian menekankan pendekatan komunikatif, maka pada buku ini penyajian lebih me- najamkan efek komunikasinya dan dampak fungsi sosialnya. Misalnya, jika yang lalu peserta didik belajar menulis surat dengan format standar tidak terlalu menekankan isi surat, maka surat sekarang harus dapat berdampak sosial (menunjukkan kepribadian saat menulis surat lamaran pekerjaan, surat yang meyakinkan orang lain). Bahasa dan isi menjadi dua hal yang saling menunjang. Ini sejalan dengan perkembangan teori pengajaran bahasa di Eropa dan Amerika, Content Language Integrated Learning (CLIL) yang menonjolkan 4 unsur penting sebagai penajaman pengertian kompetensi berbahasa, yaitu isi (content), bahasa/komunikasi (communication), kognisi (cognition), dan budaya (culture).
Pada pembahasan ini, guru mengajak peserta didik untuk mencermati sebuah prosedur tentang kegiatan membaca. Jika melakukan suatu kegiatan, seseorang tentu saja harus memperhatikan langkah-langkah mengerjakannya. Jika akan melakukan pekerjaan maka kita harus memahami langkah- langkahnya agar hasil kegiatan tersebut berhasil dengan baik. Misalnya, jika kita ingin memahami seluruh isibacaan dari buku yang kita baca maka langkah- langkah yang harus ditempuh adalah: (1) pilih buku yang paling disukai dan sesuai kebutuhan; (2) carilah tempat yang paling nyaman untuk membaca, hindari gangguan-gangguan di sekitarmu; (3) bertanyalah tentang hal-hal yang kurang kamu pahami dalam bacaan tersebut; (4) ketika membaca, usahakan untuk tidak mengulang kalimat yang baru saja dibaca karena akan mengurangi kecepatan membacamu; (5) diskusikanlah buku yang kamu baca dengan teman atau gurumu; (6) simpulkanlah apa pun yang baru didapat setelah membaca satu bab; (7) catat pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam bacaan tersebut. Ini sangat membantu untuk memahamibacaan. Tahapan seperti itu sering disebut prosedur.
Pada pembahasan ini, guru mengajak peserta didik untuk mencermati sebuah prosedur tentang kegiatan membaca. Jika melakukan suatu kegiatan, seseorang tentu saja harus memperhatikan langkah-langkah mengerjakannya. Jika akan melakukan pekerjaan maka kita harus memahami langkah- langkahnya agar hasil kegiatan tersebut berhasil dengan baik. Misalnya, jika kita ingin memahami seluruh isibacaan dari buku yang kita baca maka langkah- langkah yang harus ditempuh adalah: (1) pilih buku yang paling disukai dan sesuai kebutuhan; (2) carilah tempat yang paling nyaman untuk membaca, hindari gangguan-gangguan di sekitarmu; (3) bertanyalah tentang hal-hal yang kurang kamu pahami dalam bacaan tersebut; (4) ketika membaca, usahakan untuk tidak mengulang kalimat yang baru saja dibaca karena akan mengurangi kecepatan membacamu; (5) diskusikanlah buku yang kamu baca dengan teman atau gurumu; (6) simpulkanlah apa pun yang baru didapat setelah membaca satu bab; (7) catat pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam bacaan tersebut. Ini sangat membantu untuk memahamibacaan. Tahapan seperti itu sering disebut prosedur.
Pembaca nyaring juga harus mempelajari keterampilan penafsiran atas lambang- lambang tertulis sehingga penyusunan kata-kata serta penekanan sesuai dengan ujaran pembicaraan yang hidup.Membaca nyaring yang baik menuntut agar pemmbaca memiliki kecepatan mata yang tinggi serta pandangan mata yang jauh, karena pembaca harus melihat pada bahan bacaan untuk memelihara kontak mata dengan para pendengar.
Berdasarkan Gambar 1 dapat terlihat bahwa hanya 3 guru yang pernah mendengar atau mengenal strategi pembelajaran RQA sedangkan 20 guru lainnya tidak pernah mengenal strategi pembelajaran RQA. Guru yang mampu menjelaskan pengertian strategi pembelajaran dengan benar hanya 2 guru saja. Berdasarkan hasil pengisian kuesioner, guru menyatakan bahwa strategi pembelajaran RQA merupakan suatu strategi pembelajaran dasar yang mampu membantu siswa dalam memahami suatu bahasan atau bab tertentu yang dalam pelaksanaannya terdiri ats tahap membaca, membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan. Sedangkan jumlah guru yang mengenal langkah-langkah dalam strategi pembelajaran RQA hanya 1 orang guru. Strategi pembelajaran RQA terdiri atas 3 tahap yaitu reading, questioning dan answering. Tahap pertama yaitu reading (membaca). Membaca adalah kegiatan memahamiisi yang terdapat dalam suatu teks yang berupa kata, frase, atau klausa baik yang tersurat maupun tersirat (Sunarta, 2010).
Skor 3 : jika pengucapan lafal, intonasi bacaan, dan penyebutan huruf pada bacaan tepat Skor 2 : jika pengucapan lafal, intonasi bacaan, dan penyebutan huruf pada bacaan kurang tepat Skor 1 : jika pengucapan lafal, intonasi bacaan, dan penyebutan huruf pada bacaan tidak tepat 2. Posisi tubuh pada saat