sendiri, agar kritis terhadap praktek tersebut, dan agar mau untuk memperbaikinya. Action research bersifat patisipatif, karma ia melibatkan guru dalam penelitiannya sendiri, dan kolaboratif, karena ia melibatkan orang lain (rekan-rekan) sebagai bagian dari suatu penelitian yang hasilnya dapat dinikmati bersama (shared enguiry). Hal ini penting untuk dicamkan karena anggapan yang dominan dari pendekatan tradisional adalah bahwa peneliti,pakar, telah melakukan segala macam penelitian mengenai manusia. Seringkali kita kesal terhadap orang-orang seperti itu yang mengangkat dirinya sebagai pakar dengan menggunakan sekolah, siswa, dan guru sebagai pemasok data yang hasilnya telah “ditentukan sebelumnya”. Pada umumnya, para “pakar” hanya ingin menguji hipotesisnya atau telah mempunyai tujuan tertentu dan mereka melakukan eksperimen pada orang lain dan berusaha agar hasilnya cocok dengan hipotesisnya. Hal ini sangat membahayakan bila yang diteliti manusia, lain halnya bila yang diteliti adalah benda mati. Sangat riskan jika dalam eksperimen tersebut yang menjadi kelompok kontrol adalah kelompok yang terdiri dari manusia (siswa). Sekalipun banyak aspek dari tingkah laku manusia yang dapat ditebak dalam berbagai taraf, namun sifat dasar manusia adalah kreatif dan tidak dapat diprediksi.
Baca lebih lanjut
Baca lebih lajut