TINJAUAN DESKRIPTIF TENTANG SISTEM PEWARISAN PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
Teks penuh
Dokumen terkait
Faktor-faktor pendorong terjadinya perubahan perlakuan terhadap anak perempuan adalah masuknya agama Kristen yang mengajarkan bahwa kedudukan laki-laki dengan perempuan adalah sama
100K/Sip/1967, tanggal 14 Juni 1968, yang memutuskan bahwa anak perempuan dan janda sebagai ahli waris bertentangan dengan hukum waris adat Batak Karo yang menganut sistem pewarisan
Herlina Mariaty P : Perkembangan Hak Waris Anak Perempuan Dan Janda Pada Masyarakat Batak…, 2003 USU Repository © 2008... Herlina Mariaty P : Perkembangan Hak Waris Anak Perempuan
Pada masyarakat Bali telah diakui bahwa garis keturunan laki-laki yang menjadi ahli waris dari keluarganya tetapi bagaimana dengan anak perempuan kandungnya,
kedudukan janda dengan ada anak baik anak laki – laki ataupun anak perempuan karena kematian suami pada masyarakat Batak perantauan terhadap harta peninggalan/ warisan almarhum
Menurut Tunas Pasaribu, sesuai dengan hukum waris adat Batak Toba dimana anak laki-laki merupakan ahli waris, orangtua dalam keadaan jumlah tanah yang dimilikinya lebih sedikit
Dapat dipahami dari ketentuan tersebut bahwa bila anak laki-laki bersama dengan anak perempuan, maka mereka mendapatkan seluruh harta bila tidak ada ahli waris lain
Sedangkan ahli waris perempuan lebih sering hanya mendapatkan berupa sebidang lahan dibagi sesama anak perempuan atau beberapa pohon kelapa atau pohon buah-buahan lainnya, bahkan yang