• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM PADA AKHIR MASA KEBUNTINGAN PERTAMA TERHADAP PERFORMAN DAN BERAT LAHIR PEDET SAPI PERAH PERANAKAN FRIESIAN HOLSTEIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM PADA AKHIR MASA KEBUNTINGAN PERTAMA TERHADAP PERFORMAN DAN BERAT LAHIR PEDET SAPI PERAH PERANAKAN FRIESIAN HOLSTEIN"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

Loading

Gambar

Tabel 1. Standar kebutuhan pakan sapi PFH dara umur kebuntingan 8 bulan dengan bobot badan  450 kg
Tabel 2. Kandungan nutrien bahan pakan untuk ransum
Tabel 4. Rata-rata konsumsi pakan  selama penelitian (kg/ekor/hari)
Gambar 1. Pengaruh pakan perlakuan terhadap rata-rata konsumsi pakan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Berjudul Status Kecernaan Pakan dan Produksi Susu Induk Sebagai Indikator Pertumbuhan Pedet pada Sapi Perah ( Friesian Holstein )

Perbandingan jumlah produksi air susu harian antara periode laktasi sebelum diperlakukan dengan periode laktasi saat diperlakukan pada sapi yang sama dengan posisi

Bersadarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa lama kebuntingan sapi bali dari hasil penelitian ini adalah 284,4±5,7 hari, bobot lahir rataan 18,4±1,6 kg dengan rasio

Skripsi yang berjudul : “Status Praesen Sapi Bali pada Masa Kebuntingan Trimester Pertama (1-3 Bulan) di Sentra Pembibitan Sapi Bali, Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi,

Data yang diperoleh dilakukan analisis pengaruh jenis kelamin dan paritas terhadap berat badan, ukuran tubuh pedet SIMPO pada saat lahir dan umur 60 hari, serta

Pakan hijauan yang diberikan pada sapi- sapi penelitian adalah rumput raja dan batang beserta daun tanaman jagung muda (tebon) baik untuk sapi perlakuan maupun

Bobot Badan Sapi FH Laktasi Pertama Pengukuran panjang badan dilakukan sebagai salah satu indikator adanya pertumbahan dan perkembangan tubuh pada ternak sapi perah, sehingga dapat

Pemberian protein by-pass, Ca-PUFA, dan mineral organik tidak memberikan pengaruh terhadap frekuensi denyut jantung, disebabkan karena pedet sapi perah di Kandang Koloni Tarumajaya KPBS