• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASPEK PENDIDIKAN NILAI DALAM PELAKSANAAN TRADISI BERSIH DESA (CEPROTAN) TAHUN 2007 ASPEK PENDIDIKAN NILAI DALAM PELAKSANAANTRADISI BERSIH DESA (CEPROTAN) TAHUN 2007 (Studi Kasus di Desa Sekar Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ASPEK PENDIDIKAN NILAI DALAM PELAKSANAAN TRADISI BERSIH DESA (CEPROTAN) TAHUN 2007 ASPEK PENDIDIKAN NILAI DALAM PELAKSANAANTRADISI BERSIH DESA (CEPROTAN) TAHUN 2007 (Studi Kasus di Desa Sekar Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan)."

Copied!
96
0
0

Teks penuh

Loading

Gambar

Tabel 1. Perincian Kegiatan Pokok Penelitian
Gambar 1. Skema Analisis Interaktif
Gambar 1 Sambutan Kapala desa Sekar dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Gambar 3 Tempat Sesaji dan Juru Kunci Tradisi Bersih Desa (Ceprotan)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang, alat-alat dan perlengkapan, prosesi upacara, serta nilai-nilai religius dalam tradisi Temu Manten pada

untuk menliti Aspek Pendidikan Religius pada tradisi Upacara Rasulan di Dukuh Ngadipiro Desa Grajegan Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo.a.

Berbagai macam nilai, tradisi dan norma telah pula menimbulkan bermacam ragam masalah, misalnya bagaimanakah warga masyarakat secara tradisional melakukan penghormatan

Aspek nilai sosial pada tradisi Julungan dapat dilihat dari prosesi atau pelaksanaan tradisi Julungan adalah sebagai acara yang menggambarkan falsafah kehidupan gotong

Aspek nilai sosial pada tradisi Julungan dapat dilihat dari prosesi atau pelaksanaan tradisi Julungan adalah sebagai acara yang menggambarkan falsafah kehidupan gotong

Rangkaian dari tradisi upacara bersih desa di Desa Kiringan berupa kegiatan membersihkan makam, selamatan yang dilakukan di Punden (makam sesepuh desa), sambutan

Laporan tugas akhir ini dilatar belakangi permasalahan yaitu bagaimana tradisi upacara bersih desa Tanjung Sari, potensi apa saja yang dapat menjadi daya tarik

Latar belakang penelitian adalah tradisi ngijing pada seribu hari setelah seribu hari masih dilaksanakan oleh masyarakat khususnya Desa Siwal, beradasarkan teori