• Tidak ada hasil yang ditemukan

a Gen dominan letal

Dalam dokumen sma12bio Biologi Siti (Halaman 160-163)

Gendominan letal adalah gen dominan yang dapat menyebabkan

kematian jika bersifat homozigotik. Contoh adanya gen dominan le- tal ini terdapat pada ayam “Creeper” (ayam redep), tikus kuning, dan manusia.

Jika ayam redep (ayam yang bertubuh normal, tetapi kakinya pendek) heterozigotik dikawinkan dengan sesamanya, maka akan di- hasilkan keturunan ayam letal, ayam redep, dan ayam normal. Gen C sebagai penentu ayam redep dan gen c sebagai penentu ayam normal. Hal ini dapat dilihat pada persilangan berikut.

P Cc X P Cc

(ayam redep) (ayam redep) Gamet C dan c C dan c F1 CC = letal 1

Cc = redep Cc = redep

cc = normal 1

Berdasarkan Hukum Mendel, perbandingan fenotip yang diharap- kan adalah 3 : 1. Dengan adanya gen letal yaitu gen dominan C yang homozigotik (CC), maka terjadi penyimpangan perbandingan fenotip menjadi 2 redep : 1 normal. Gen letal tersebut menyebabkan ayam mati dalam keadaan embrio.

Pada manusia, gen dominan letal dapat menyebabkan Th allase- mia, yaitu kelainan akibat rusak atau pecahnya (hemolisis) eritrosit,

dengan ciri-ciri: ukuran eritrosit kecil berbentuk lonjong (tidak bulat bikonkaf), jumlahnya melebihi normal, dan daya ikat terhadap oksi- gen rendah. h allasemia dibedakan menjadi dua, yakni:

a). h allasemia Mayor

h allasemia mayor merupakan thallasemia yang parah, sehingga menyebabkan kematian saat bayi. h allasemia mayor disebabkan gen dominan homozigot (h h ).

b). h allasemia Minor

Pada thallasemia minor ini, terjadi sedikit kerusakan pada eritrosit atau penderita hanya mengalami anemia (kekurangan darah). Pende- rita biasanya masih dapat hidup, meskipun mengalami anemia. h alla- semia minor disebabkan oleh gen heterozigot (h th). Oleh karena itu, orang yang normal mempunyai genotip resesif homozigot (thth).

b. Gen resesif letal

Gen resesif letal adalah gen resesif yang menyebabkan kematian jika dalam keadaan homozigot. Gen ini dijumpai pada tanaman jagung, yaitu gen G sebagai pembentuk klorofi l dan gen g yang menyebabkan tidak terbentuknya klorofi l jika bersifat homozigotik.

Persilangan antara sesama tanaman jagung berdaun hijau hetero- zigotik dapat dilihat sebagai berikut.

P Gg X P Gg

(hijau) (hijau) Gamet G dan g G dan g F1 GG = hijau

Gg = hijau Gg = hijau

gg = putih atau albino (letal)

Pada persilangan tanaman jagung tersebut, diketahui perbanding- an fenotip yang dihasilkan semula adalah 75% berdaun hijau : 25% berdaun putih. Tanaman berdaun hijau dapat menjalankan proses fo- tosintesis serta dapat menyerap zat makanan dengan akarnya. Namun, tanaman berdaun putih dengan akar yang belum sempurna hanya mampu bertahan selama 14 hari saja, yaitu dengan menerima makanan dari endospermnya (putih lembaga). Tanaman putih tidak dapat berfo- tosintesis karena tidak memiliki klorofi l pada daunnya. Setelah 14 hari, tanaman tersebut segera mati. Oleh karena itu, persilangan dua tanam an monohibrida tersebut tidak menghasilkan perbandingan fenotip 3 : 1, tetapi terjadi penyimpangan yaitu menjadi 3 : 0.

Selain pada jagung, contoh gen resesif letal antara lain: gen pe- nyebab perlekatan paru-paru sehingga bayi mati saat dilahirkan, gen penyebab bentuk tulang rawan tidak normal (salah), penyebab mencit berekor pendek, lalat buah bermata bintang, dan gen penyebab ke- lainan darah (Sicklemia).

Sicklemia pada manusia atau sickle cell merupakan keadaan pada seseorang yang mempunyai eritrosit berbentuk bulan sabit. Hal ini menyebabkan terganggunya peredaran darah. Gen penyebab sickle- mia adalah gen resesif homozigot yang bersifat letal (ss). Sementara itu, pada orang normal dapat mempunyai genotip SS (dominan ho- mozigot) atau heterozigot (Ss).

6. Non-disjunction

Sebelum kalian mempelajari lebih lanjut tentang gagal berpisah ini, ada beberapa hipotesis tentang hubungan (korelasi) pemindahan kromosom dengan gen, antara lain: pertama, pada sel somatik (sel- sel tubuh) terdapat 2 kelompok kromosom yang identik (homolog), yang satu berasal dari induk jantan dan satu lagi dari induk betina. Terdapatnya kromosom-kromosom dalam pasangan-pasangan kro- mosom yang tidak identik adalah sejajar dengan terdapatnya gen-gen dalam pasangan; kedua, kromosom-kromosom tetap mempunyai sifat morfologi yang sama sepanjang berbagai pembelahan sel. Demikian pula gen-gen akan menunjukkan kontinuitas yang sama; ketiga, setiap kromosom atau setiap pasang kromosom mempunyai peranan tertentu dalam kehidupan dan perkembangan individu; dan keempat, selama

meiosis, kromosom-kromosom homolog berpasangan dan kemudian anggota dari pasangan kromosom tersebut memisah secara bebas ke sel-sel kelamin. Gen-gen juga memisah secara bebas sebelum terben- tuknya gamet.

Nah, pada uraian ini, kalian akan menemukan peristiwa yang ti- dak mengikuti hipotesis yang terakhir tersebut. Selama pembentukan individu keturunan, dapat terjadi beberapa kemungkinan peristiwa yang tidak berjalan normal. Salah satu dari peristiwa tersebut adalah peristiwa gagalnya pemisahan kromosom pada saat meiosis (pemben- tukan gamet) dan disebut gagal berpisah atau non-disjunction. Gagal berpisah dapat terjadi pada peristiwa meiosis yaitu pada anafase I atau pada anafase II sehingga pasangan kromatid tidak dapat memisahkan diri. Peristiwa gagal berpisah tersebut menyebabkan terjadinya peruba- han jumlah kromosom pada individu keturunannya (berkurang atau bertambah), baik pada kromosom seks maupun autosom.

Hal-hal apa sajakah yang menyebabkan gagal berpisah? Gagal berpisah tersebut kemungkinan dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

a. Adanya virus atau kerusakan akibat radiasi. Pengaruh ini akan mudah terlihat pada wanita yang telah berumur tua.

b. Kandungan antibodi tiroid yang tinggi

c. Sel telur dalam saluran telur yang tidak segera dibuahi akan men- galami kemunduran. Oleh karena itu, risiko melahirkan anak yang cacat akan dialami oleh wanita berumur lebih dari 25 tahun.

Gambar 5.12 a. Gagal berpisah saat meiosis I (Anafase I), b. Gagal berpisah saat meiosis II (Anafase II)

Normal dalam meiosis I Gamet n + 1 n + 1 n - 1 n - 1 n + 1 n - 1 n n Gamet Gagal berpisah dalam meiosis II Normal dalam meiosis II a b Gagal berpisah dalam meiosis I

Setelah kalian mempelajari pola-pola hereditas, untuk menguji ke- mampuan kalian, kerjakanlah Uji Kompetensi berikut.

Nah, setelah kalian mempelajari pola-pola hereditas, berikut akan kalian pelajari tentang hereditas khusus pada manusia.

Dalam dokumen sma12bio Biologi Siti (Halaman 160-163)