• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. a Jenis-Jenis Pidana Yang Dijatuhkan

Seperti yang sudah dijelaskan peneliti dalam sub bab sebelumnya mengenai jenis pidana yang dijatuhkan di Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun yang menangani perkara pidana ABH, juga berpijak pada aturan penetapan jenis pidana terhadap ABH sesuai dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. Hal ini dikarenakan yang menjadi aturan hukum mengenai Peradilan Anak termasuk penetapan jenis pidana pada ABH yaitu berdasarkan pada peraturan yang terdapat dalam Undang- undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan dalam penetapan jenis pidana melihat pada undang- undang yang dijeratkan atas perbuatan ABH termasuk KUHP serta tetap harus memperhatikan aturan dasar dalam pemidanaan terhadap ABH di

Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. Pada kasus- kasus yang melibatkan ABH di Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun, Hakim Anak membenarkan dan menggunakan undang-undang lain, di luar KUHP yang masih berkaitan dengan masalah anak. Peneliti mengambil

sample dari kasus-kasus yang berkaitan dengan ABH selama tahun 2011.

Terdapat 31 (tiga puluh satu) kasus ABH di Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun. Undang-undang lain di luar KUHP yang digunakan Hakim Anak yang masih bertalian dengan masalah ABH antara lain:

1) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika; 2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika; 3) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Pelindungan Anak; 4) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

5) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

6) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;

Dalam wawancara yang dilakukan peneliti dengan narasumber, beliau berpendapat bahwa penggunaan undang-undang di luar KUHP tersebut dalam hukum pidana anak cukup beralasan karena dalam mencari kebenaran dan keadilan terhadap hukum pidana harus ada keseimbangan dalam mencari kebenaran hukum materiil dan hukum formil. Utamanya Hakim Anak harus mengacu pada isi surat dakwaan yang disampaikan Penuntut Umum khususnya unsur-unsur pasal yang didakwakan termasuk dalam pembuatan putusan, harus mengacu pada unsur-unsur pasal yang didakwakan Penuntut Umum dan kebenaran formil. Untuk melaksanakan keadilan hukum dalam proses pemeriksaan perkara pidana ABH di Pengadilan yang menjadi pijakan utama Hakim Anak dalam memberikan pemidanaan pada ABH adalah Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.

Dalam perkara pidana ABH yang ada di Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun di tahun 2011 sebanyak 31 perkara pidana ABH yang telah diputus Hakim Anak, sebagian besar putusan Hakim adalah pidana penjara, pidana denda, dan pidana tambahan berupa perampasan barang

tertentu. Tetapi dalam perkara pidana ABH d i Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun juga terdapat putusan yaitu subsider hukuman tindakan berupa wajib latihan kerja selama 90 hari. Menurut narasumber, Hakim Anak dalam penjatuhan pidana berupa pidana penjara, pidana denda, dan subsider wajib latihan kerja, serta pidana tambahan berupa perampasan barang tertentu tidak menyalahi aturan dalam ketentuan penjatuhan pemidanaan pada peraturan perundang-undangan yang terdapat pada Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. Untuk mempermudah memahami hasil penelitian mengenai pelaksanaan pemidanaan terhadap ABH di Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun, maka dapat dilihat pada Tabel 1.

No. Indikator Undang-undang Nomor 3 Tahun 19997 tentang Pengadilan Anak

Hasil Penelitian

1. Jenis sanksi Jenis sanksi (Pasal 22):

1. Pidana

2. Tindakan

Jenis pidana (Pasal 23):

a. Pidana pokok:

1) Pidana penjara;

2) Pidana kurungan;

3) Pidana denda, atau;

4) Pidana pengawasan.

b. Pidana tambahan:

1) Perampasan barang, dan atau;

2) Pembayaran ganti rugi.

Jenis tindakan (Pasal 24 ayat (1)):

a. Mengembalikan kepada orang tua, wali, atau

orang tua asuh;

b. Menyerahkan kepada negara untuk mengikuti

pendidikan, pembinaan dan latihan kerja; atau

c. Menyerahkan kepada Departemen Sodial,

Jenis sanksi yang diberikan terhadap ABH pada perkara pidana di Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun pada Tahun 2011 antara lain:

a. Pidana pokok:

1) Pidana penjara;

2) Pidana kurungan;

3) Pidana denda.

b. Pidana tambahan: Perampasan barang.

Jenis tindakan:

Menyerahkan kepada negara untuk mengikuti wajib latihan kerja.

Yang sering dijatuhkan dalam pemidanaan yang diberikan pada ABH adalah pidana penjara, dan/ pidana denda serta pidana tambahan yaitu

5 2

ka

a

n

.u

n

s.

a

c.

id

d

ig

ilib

.u

n

s.

a

c.

id

c

o

m

m

it

t

o

u

ser

bergerak di bidang pendidikan, pembinaan, dan latihan kerja

Pasal 24 ayat (2), jenis tindakan dapat disertai dengan:

1. Teguran; atau

2. Syarat tambahan lainnya.

Untuk anak yang melakukan Tindak Pidana menurut Pasal 25 ayat (1):

1. Pidana;

2. Tindakan.

Untuk anak yang belum berumur 12 tahun hanya dikenakan tindakan yang berupa:

1) Tindakan sub b jika melakukan tindak pidana

yang diancam pidana mati/ seumur hidup (Pasal 26 ayat (3));

2) Salah satu tindakan sub a-c, jika melakukan

tindak pidana yang diancam pidana mati/ seumur hidup (Pasal 26 ayat (4))

3) Untuk anak yang melakukan “perbuatan

terlarang lainnya” hanya dikenakan tindakan (Pasal 25 ayat (2)).

pidana kurungan dan menyerahkan ABH pada negara untuk wajib latihan kerja hanya sebagai pidana pengganti atas pidana denda apabila ABH tidak dapat membayar denda yang ditetapkan Hakim Anak pada putusan perkara pidana ABH.

5 3

a

n

.u

n

s.

a

c.

id

d

ig

ilib

.u

n

s.

a

c.

id

c

o

m

m

it

t

o

u

ser

1. Penjara/ kurungan/ denda dikurangi ½:

2. Maksimum 10 tahun penjara apabila tindak

pidana diancam pidana mati/ seumur hidup;

3. Pidana pengganti denda: wajib latihan kerja

dengan ketentuan:

a. Paling lama 90 hari kerja;

b. Lama latihan kerja tidak lebih dari 4 jam

sehari;

c. Tidak dilakukan pada malam hari.

Pada hasil peneltian, Hakim Anak d i Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun untuk ketentuan

mengenai lamanya pidana berpijak pada

Undang-undang Pengadilan Anak meskipun dalam pemidanaannya Hakim Anak melihat pasal-pasal atau peraturan perundang-undangan yang dijeratkan pada ABH namun tetap berpijak pada Undang-undang Pengadilan Anak.

Pidana pengganti denda yaitu wajib latihan kerja, Hakim Anak juga melaksanakan ketentuan ini dalam prakteknya, meskipun tidak semua Hakim Anak di Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun yang melaksanakan ketentuan mengenai pidana pengganti denda.

3. Pidana Bersyarat Pidana bersyarat:

1. dijatuhkan pidana bersyarat apabila pidana

penjara yang dijatuhkan paling lama 2 tahun;

2. Lamanya pidana bersyarat/ percobaan

Menurut data yang diambil peneliti pada tahun 2011, tidak terdapat putusan mengenai pidana bersyarat di Pengadilan Negeri Kabupaten

5 5

a

n

.u

n

s.

a

c.

id

d

ig

ilib

.u

n

s.

a

c.

id

c

o

m

m

it

t

o

u

ser

3. Hanya bisa dijatuhkan pidana penjara.

perkara pidana ABH yang diambil peneliti,

laporan Litmas dari Pembimbing

Kemasyarakatan memberikan saran untuk

dijadikan pertimbangan pada Hakim Anak yang

bersangkutan untuk menjatuhkan pidana

bersyarat pada ABH.

5 6

a

n

.u

n

s.

a

c.

id

d

ig

ilib

.u

n

s.

a

c.

id

c

o

m

m

it

t

o

u

ser

Hakim Anak menekankan bahwa yang menjadi pertimbangan Hakim Anak di Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun dalam penjatuhan pidana adalah:

1) hasil Litmas dari pembimbing kemasyarakatan 2) pasal-pasal yang dijeratkan pada ABH

3) batasan umur ABH.

4) efek dari perbuatan yang dilakukan ABH

5) kedudukan ABH sebelum perkara dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun sudah dimasukkan tahanan atau belum.

Dijelaskan oleh Agung Nugroho selaku narasumber hakim di Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun, mengenai penjatuhan pidana berupa pidana penjara karena ABH sebelumnya telah ditahan di Rumah Tahanan (RUTAN ) Madiun sebagai tahanan titipan dari Kantor Polisi Sektor/ Polisi Resort Wilayah Kabupaten Madiun sebelum perkara dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun. Jadi tidak mungkin kalau Putusan Hakim Anak berupa putusan bebas, kurungan, denda, pengawasan, maupun hukuman tindakan. Apabila Hakim Anak menjatuhkan putusan pada perkara pidana ABH lebih ringan maka akan melanggar Hak Asasi Anak, dimana ABH sejak awal telah ditahan. Kalaupun terdapat hukuman tindakan wajib latihan kerja selama 90 hari hanya berupa hukuman subsider atas pidana pengganti pidana denda. Untuk hukuman tindakan yang dikembalikan ke orang tua, wali, atau orang tua asuh bisa saja dilaksanakan tapi menilik kembali bahwa sejak penyidikan pihak Kepolisian telah melakukan penahanan ABH melalui Surat Perintah Penahanan oleh penyidik.

Peneliti telah mengambil 2 (dua) sample putusan perkara pidana ABH di Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun serta dilengakapi dengan Litmas dari BAPAS Klas II Madiun atas nama Klien pada putusan tersebut, yang selanjutnya akan dijadikan bahan analisis pada pembahasan. Perkara tersebut antara lain:

1) Putusan No. 455/Pid..B/2011/PN.Kb. Mn

commit to user

Putusan Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun atas nama Terdakwa bernama Sugianto Als. Ganden, berusia 17 (tujuh belas) tahun telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “dengan sengaja mengedarkan sediaan farmasi dan / atau alat kesehatan yang tidak memenuhi standar dan /atau persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan dan mutu” sebagaimana diatur dalam Pasal 196 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Penyidikan dilakukan sejak tanggal 27 September 2011 dan Hakim Anak mnejatuhkan putusan pada 06 Desember 2011. Hakim menjatuhkan pemidanaan terhadap Terdakwa tersebut dengan hukuman penjara selama 5 (lima) bulan dikurangi selama terdakwa dalam tahanan sementara dengan perintah agar terdakwa tetap ditahan dan denda sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) subsider 1 (satu) bulan pidana kurungan. Selain itu, menyatakan barang bukti berupa 367 butir obat warna kuning bertuliskan Nova dalam bungkus plastik, 58 butir obat warna kuning bertuliskan Nova yang dimasukkan dalam bungkus rokok Mild, 1 buah HP Nokia tipe 1202 d irampas untuk dimusnahkan.

2) Putusan No. 523/Pid.B/2011/PN.Kb.Mn

Putusan Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun Nomor 523/ Pid.B/ 2011/ PN.Kb.Mn. Perkara pidana ABH ini dilakukan oleh 2 (dua) orang ABH. Terdakwa I bernama Rohmat Hidayat, 17 (tujuh belas) tahun dan Terdakwa II bernama Lukas Suko Ahmadi, 14 (empat belas) tahun. Kedua Terdakwa tersebut terbukti secara bersama-sama melakukan penganiayaan ringan (Pasal 80 ayat (1) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo. Pasal 170 ayat (1) KUHP) pada saksi korban Adi Setiyawan, 17 (tujuh belas) tahun, yang terjadi pada hari kam is tanggal 24 November 2011 pukul 09.30 WIB di warung Marlan di Desa Kwangsen, Kecamatan Jiwan- Kabupaen Madiun. Telah dilakukan penahanan sejak 25 November 2011 dan Hakim menjatuhkan putusan pada 25 Januari 2011. Hakim Anak yang menangani perkara pidana ABH menjatuhkan putusan

pemidanaan berupa pidana penjara masing-masing selama 3 (tiga) bulan dengan masa penahanan yang telah dijalani para Terdakawa dikurangkan dengan pidana yang dijatuhkan. Lebih lengkapnya Putusan No. 455/ Pid..B/2011/PN.Kb.Mn dan Putusan No. 523/Pid.B/2011/PN.Kb.Mn dapat dibaca pada Lampiran.

Pada intinya semua Putusan Hakim khususnya di Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun sangat mempengaruhi kehidupan selanjutnya ABH yang bersangkutan. Hakim harus yakin betul bahwa putusan yang diambil akan dapat menjadi salah satu dasar yang kuat untuk mengembalikan dan mengantar anak menuju masa depan baik untuk mengembangkan dirinya sebagai warga yang bertanggung jawab pada bangsa, negara, dan keluarganya dalam hal ini Hakim Anak Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun memperhatikan dan melaksanakan tujuan dari Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.

b. Hak-hak ABH di Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun

Undang-undang telah memberikan perlindungan hukum terhadap ABH, baik ketika ia menjadi tersangka maupun ketika telah didakwa dalam persidangan anak. Hak-hak ABH di Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun sama halnya dengan peraturan perundangan-undangan yang ada yaitu Undang-undang Pengadilan Anak dan KUHAP, maupun peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan hak-hak anak khususnya ABH. Ini menunjukkan baik secara formil maupun materiil, peraturan tersebut dipakai oleh Hakim Anak di Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun. Narasumber menyatakan bahwa pada intinya Hakim Anak di Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun menginduk pada aturan hukum yang tercantum pada Undang-undang Pengadilan Anak dalam melaksanakan proses persidangan ABH di wilayah Kabupaten Madiun sehingga hak-hak ABH dapat terpenuhi, dan juga Undang-undang Pengadilan Anak tidak mencabut hak-hak ABH (tersangka/ terdakwa) dalam KUHAP, tetapi melengkapi apa yang diatur dalam Undang-undang Pengadilan Anak.

Hak-hak ABH dalam Undang-undang Pengadilan Anak diatur dalam Pasal 45 ayat (4), dan Pasal 51 ayat (1) dan (3), sedangkan dalam KUHAP diatur dalam Pasal 50 sampai Pasal 68 KUHAP kecuali Pasal 64. Mengenai apa saja hak-hak ABH, antara lain:

1) Sejak ditangkap atau ditahan ABH berhak mendapatkan batuan hukum dari seorang penasihat hukum atau lebih pada setiap tingkat pemeriksaan. 2) ABH berhak berhubungan langsung dengan penasihat hukumnya dengan

diawasi tanpa di dengar oleh pejabat berwenang.

3) Selama anak ditahan, kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial anak tetap terpenuhi.

4) ABH berhak segera mendapat pemeriksaan oleh penyidik dan selanjutnya dapat diajukan kepada penuntut umum.

5) ABH berhak perkaranya segera diajukan ke pengadilan oleh penuntut umum.

6) ABH berhak segera diadili oleh pengadilan.

7) ABH berhak untuk diberitahukan dengan jelas dalam bahasa yang dimengerti olehnya tentang apa yang disangkakan kepadanya pada waktu pemeriksaan dimulai.

8) ABH berhak untuk diberitahukan dengan jelas dalam bahasa yang dimengerti olehnya tentang apa yang didakwakan kepadanya.

9) Dalam pemeriksaan pada tingkat penyidikan dan pengadilan, ABH memberikan keterangan secara bebas kepada penyidik atau hakim. 10) Dalam pemeriksaan pada tingkat penyidikan dan pengadilan, ABH

berhak untuk setiap waktu mendapat bantuan juru bahasa, apabila tidak mengerti Bahasa Indonesia.

11) Dalam hal ABH bisu dan/ tuli, berhak mendapat bantuan penerjemah, orang yang pandai bergaul dengannya.

12) ABH berhak memilih sendiri penasihat hukumnya.

13) ABH berhak menghubungi penasihat hukumnya sesuai dengan ketentuan KUHAP.

14) ABH yang berkebangsaan asing yang dikenakan penahanan berhak menghubungi dan berbicara dengan perwakilan negaranya dalam menghadapi proses perkaranya.

15) ABH berhak menghubungi dan menerima kunjungan dokter pribadinya untuk kepentingan kesehatan, baik yang ada hubungannya dengan proses perkara atau tidak.

16) ABH berhak mendapatkan jaminan bagi penangguhan penahanan ataupun untuk usaha mendapatkan bantuan.

17) ABH berhak mendapat kunjungan dari sanak keluarga baik yang ada hubungannya dengan perkara atau tidak.

18) ABH berhak mengirim dan menerima surat pada pensihat hukumnya dan disediakan alat tulis.

19) ABH berhak mendapat kunjungan rohaniawan. 20) ABH tidak dibebani kewajiban pembuktian.

21) ABH berhak untuk minta banding terhadap putusan pengadilan tingkat pertama kecuali terhadap putusan bebas, lepas dari segala tuntutan hukum yang menyangkut masalah kurang tepatnya penerapan hukum dan putusan pengadilan dalam acara cepat.

22) ABH berhak menuntut ganti kerugian dan rehabilitasi sebagaimana Pasal 95 KUHAP.

Pengaturan tentang hak-hak tersebut harus dipenuhi dan petugas tidak boleh menghalangi d ipenuhinya hak-hak sejak awal pemeriksaan hingga proses persidangan berakhir.

Dokumen terkait