KISAH ORANG ORANG SALEH
1. Abu Bakar Ash Shiddiq Ra
a. Akhlak utama dari Abu Bakar as-Shiddiq Ra
Beliau adalah Abdullah bin Usman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib Al-Qurasyi At-Taimy. Nasab beliau bertemu dengan nasabnya Rasulullah Saw. pada kakek keenam yaitu Murrah bin Ka’ab.
Bapak beliau, Usman bin Amir, akrab dipanggil Abu Quhafah. Ibu beliau adalah Um-mul Khair yaitu Salma binti Shohr bin Amir. Berarti sang ibu adalah putri pamannya
(sepupu) bapak. Beliau dilahirkan dua tahun enam bulan setelah Tahun Gajah.
Di masa jahiliah Abu Bakar dikenal sebagai seorang yang jujur, berakhlak mulia, dan mahir dalam berdagang. Hal ini diketahui oleh semua manusia sehingga beliau sering didatangi para pemuda Quraisy untuk diminta keterangan tentang ilmu pengetahuan, strategi berdagang, dan sopan santunnya. Selain itu, beliau juga termasuk salah satu dari ahli nasab Quraisy hingga Rasulullah pernah mengatakan, “Sesungguhnya Abu Bakar adalah seorang Quraisy yang paling mengetahui tentang nasab mereka.” (HR. Muslim)
Bahkan Abu Bakar tidak pernah meminum Khamer walaupun di masa jahiliah. Tatka-la beliau ditanya, beliau menjawab, “Aku adalah orang yang menjaga kehormatan dan menjaga kewibawaan, siapa yang meminum khamer maka berarti dia telah melalaikan kehormatan dan wabawanya.”
Ketika cahaya Islam menerangi bumi Makkah dibawa oleh seorang Al-Amin (yakni Rasulullah Saw.), maka Abu Bakar ra menyambut baik hidayah Islam, bahkan beliau adalah orang pertama yang masuk Islam dari kalangan kaum laki-laki yang merdeka.
Sahabat Ammar bin Yasir bercerita, “Aku melihat Rasulullah di Makkah dan tidakkah bersamanya kecuali lima orang budak, dua wanita, dan Abu Bakar.” (HR. Bukhari)
Setelah mengikrarkan keislamannya, Abu Bakar ra mengajak sahabat-sahabatnya un-tuk masuk Islam, sehingga dengan sebab dakwahnya banyak para pemuda Makkah yang menyatakan keislamannya. Beliau pun banyak menginfakkan hartanya di jalan Allah Swt.. Bahkan beliau pernah menginfakkan seluruh hartanya hingga sahabat Umar tidak dapat mengalahkannya dalam berinfak. Selain itu, Abu Bakar memerdekakan para budak dan tidak mengharapkan dari hal itu semua kecuali ridha Allah Swt..
b. Kisah teladan Abu Bakar as-Shiddiq Ra
Beliau adalah seorang yang selalu membenarkan berita yang dibawa Nabi Muham-mad Saw. semustahil apa pun menurut manusia. Peristiwa Isra’ dan Mi’raj adalah bukti nyata bahwa beliau adalah as-Shiddiq. Tatkala manusia datang beramai-ramai sambil mengolok-olok Rasulullah karena ceritanya tersebut, tetapi apa yang diucapkan oleh sa-habat Abu Bakar? Beliau justru mengatakan, “Apabila Rasulullah telah mengatakan hal itu, maka sungguh dia telah benar.”
Karena itu, tidak berlebihan bila beliau disebut sebagai as-Shiddiq, bahkan yang memberi gelar tersebut adalah Rasulullah Saw. sendiri.
Suatu hari Rasulullah naik ke gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar, dan Usman. Gunung Uhud itu bergetar, lantas Rasulullah Saw. menenangkan gunung Uhud seraya mengatakan, “Tenang wahai Uhud, karena di atasmu ada seorang Nabi, Shiddiq dan dua orang Syahid.” (HR. Bukhari)
Terkait dengan cerita diatas, Al-Imam Ibnu Jarir mengatakan bahwa pelaku dalam QS. Az-Zumar [39]:33 “Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan
mem-benarkannya mereka itulah orang-orang yang bertaqwa,” adalah Nabi Muhammad dan Abu Bakar Abu Bakar ra. adalah sahabat Rasulullah Saw. yang sangat berhati-hati dalam hal makanan. Aisyah ra menceritakan bahwa suatu waktu Abu Bakar memiliki seorang budak yang setiap harinya budak tersebut memberi beliau hasil usaha kesehariannya. Abu Bakar pun memakan dari hasil usaha budaknya tersebut. Suatu hari budak tersebut mem-bawa makanan dan Abu Bakar memakan sebagian dari makanan tersebut. Lantas budak tersebut mengatakan kepadanya, “Wahai tuanku, tahukan Anda dari mana makanan ini?” Abu Bakar menjawab, “Dari mana engkau dapat makanan ini?”
Budak itu menjawab, “Dahulu saya pernah berlagak seperti orang pintar (dukun) kepada seseorang, padahal saya sama sekali tidak tahu tentang ilmu perdukunan. Saya hanya menipunya dan ia memberikan upah kepadaku, termasuk apa yang engkau makan tadi.” Mendengar hal itu Abu Bakar ra. langsung memasukkan jari ke mulutnya dan me-muntahkan semua makanan yang tadi ia makan. (HR. Bukhari)
Zaid bin Arqam Ra bercerita, “Salah satu budak Abu Bakar ra. pernah melakukan ghulul dan darinya ia membawa makanan kepada Abu Bakar. Setelah Abu Bakar sele-sai makan, budak tersebut mengatakan, ‘Wahai Tuanku, biasanya setiap malam engkau bertanya kepadaku tentang setiap hasil usahaku, tetapi mengapa malam ini engkau tidak bertanya terlebih dahulu?’ Abu Bakar menjawab, ‘Yang menyebabkan hal itu tidak lain adalah karena rasa lapar. Memangnya dari mana harta tersebut?’ Maka budak tersebut menceritakan usahanya. Serta-merta Abu Bakar menjawab, ‘Hampir saja engkau mem-bunuhku.’ Lalu Abu Bakar memasukkan tangannya ke mulut dan berusaha memuntahkan setiap suapan makanan yang tertelan, tetapi usahanya tidak berhasil, kemudian dikatakan, ‘Sesungguhnya makanan itu tidak dapat keluar kecuali dengan air.’ Maka beliau meminta segelas air lalu meminumnya dan memuntahkannya hingga keluar semua makanan yang tadi beliau makan. Lalu dikatakan kepada beliau, ‘Engkau lakukan ini hanya karena in-gin memuntahkan makanan yang telah engkau makan?’ Beliau menjawab, ‘Seandainya ia tidak keluar kecuali bila harus bersama jiwaku maka akan aku lakukan’.
c. Meneladani Akhlak Utama dari Abu Bakar as-Shiddiq Ra
Sebagai sahabat Nabi tentu Abu Bakar memiliki ahlak yang luhur dan dapat dite-ladani oleh kita semua. Sifat yang patut kita tedite-ladani dari Abu Bakar antara lain :
1) Kasih sayang, suka menolong dan dermawan
Abu Bakar adalah salah satu sahabat kaya raya yang dermawan. Bahkan sejak masuk Islam, dia telah mempersilahkan Rasulullah menggunakan harta bendanya untuk berda-kwah demi kejayaan agama Islam. Abu Bakar adalah sosok yang pengasih. Hal ini dibuk-tikan dengan penebusan kepada seorang budak yang disiksa oleh majikannya karena
ma-suk Islam, dialah Bilal bin Rabbah. Tidak hanya Bilal, masih banyak lagi budak-budak beragama Islam yang dibebaskan oleh Abu Bakar.
Kasih sayang, suka menolong dan dermawan merupakan ahlak yang sangat dian-jurkan dalam Islam. Salah satu asmaul husna adalah ar-rahman dan ar-rahim, artinya pengasih dan penyayang. Dalam Al-Quran dan hadis kita juga dianjurkan untuk saling menolong. Allah Swt. menyuruh kita tolong menolong dalam hal kebaikan dan taqwa, namun dilarang tolong menolong dalam dosa dan permusuhan. Mendermakan sebagian harta kita untuk orang lain yang membutuhkan akan dapat mengurangi dosa kita, menja-dikan harta kita bersih dan rizki akan bertambah banyak.
2) Rendah hati
Sikap rendah hati Abu Bakar terlihat ketika berpidato di awal pemerintahannya. Abu Bakar berkata kepada umat Islam, ”Bantulah aku jika aku berada di jalan yang benar, dan bimbinglah aku jika aku di jalan yang salah. Taatilah aku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan jika aku mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka janganlah engkau mengikutiku.”
Penyebab iblis menjadi musuh kekal manusia dan diturunkan dari surga adalah kare-na sifat sombong iblis. Allah Swt. sangat menyukai orang yang rendah hati, sebaliknya Allah Swt. sangat mengutuk orang yang sombong. Dalam hadis dijelaskan bahwa orang yang sombong tidak akan dapat mencium wanginya surga.
3) Berjiwa tenang
Ketika Rasulullah Saw. meninggal dunia, semua orang begitu sedih karena merasa kehilangan orang yang sangat dicintai. Bahkan Umar bin Khattab sangat marah dan men-ghunuskan pedang ketika ada orang yang memberi kabar bahwa Rasululllah Saw. menin-ggal. Namun tidak demikian dengan Abu Bakar, dia menampakkan kepasrahannya, dia menerima dengan ikhlas atas meninggalnya Rasulullah Saw.
4) Suka bermusyawarah
Sebagai seorang pemimpin Abu Bakar jauh dari sifat otoriter. Dia selalu memutus-kan persoalan yang dihadapi umat Islam dengan jalan musyawarah. Hal ini bisa dilihat ketika Abu Bakar jatuh sakit dan merasa ajalnya sudah dekat. Dia memanggil para tokoh Islam dari berbagai suku untuk diajak musyawarah menentukan siapa pengganti khali-fah setelah dia meninggal. Meskipun pada akhirnya Abu Bakar menunjuk sendiri Umar bin Khattab sebagai penggantinya namun dia tetap menawarkannya kepada para sahabat yang lain.
5) Setia
Saat Rasulullah Saw. berturut-turut ditinggal wafat oleh orang-orang yang disay-anginya, Abu Bakar adalah orang yang pandai menghibur Rasulullah Saw. Abu Bakar juga selalu mendampingi dakwah Rasulullah Saw., baik dalam keadaan bahagia maupun bahaya. Ketika Nabi mendapatkan perlawanan dari kaum kair Quraisy, Abu Bakar se -lalu membela Rasulullah Saw., bahkan beberapa kali Abu Bakar berhasil menghentikan perbuatan orang kair Quraisy yang akan membunuh Rasulullah. Kesetiaan Abu Bakar terhadap Rasulullah Saw. juga dibuktikan ketika Abu Bakar mendampingi Rasulullah saat hijrah ke Madinah. Padahal kejaran kaum kair Quraisy adalah bahaya yang men -gancam ketika itu, namun Abu Bakar telah membuktikan kesetiaannya untuk menemani Rasulullah Saw. sampai di Madinah.