• Tidak ada hasil yang ditemukan

Qana’ah a. Pengertian

Dalam dokumen Akhlak Guru 2 Maret 2015 (Halaman 48-51)

AKHLAK TERPUJI

3. Qana’ah a. Pengertian

Menurut bahasa qana’ah artinya merasa cukup terhadap pemberian rezeki dari Allah Swt. Sedangkan menurut istilah qana’ah adalah rela dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, serta menghindari rasa tidak puas dalam menerima pemberian dari Allah Swt. Dengan sikap inilah maka jiwa akan menjadi tentram dan terjauh dari sifat serakah atau tamak.

b. Komponen Qana’ah

Bersikap qana’ah paling tidak meliputi lima hal:

1) Menerima dengan rela apa yang ada dan tidak mengharap kepada apa yang dipunya orang lain.

2) Memohon kepada Allah Swt. suatu tambahan rezeki yang layak dan diiringi dengan ikhtiyar.

3) Menerima dengan sabar akan semua ketentuan Allah Swt. 4) Bertawakkal kepada Allah Swt.

5) Tidak tertarik oleh segala tipu daya yang bersifat duniawi.

Orang yang memiliki sifat qana’ah akan membentengi harta sekedar apa yang berada dalam genggamannya dan pikirannya tidak menjalar keluar dari yang ada pada dirinya. Ia berpendirian bahwa apa yang diperolehnya selama ini merupakan suatu ketentuan dari Allah Swt., karena itu tidak pernah merasa akan kekurangan.

c. Dalil tentang Qanaah

)هيلع قفتم( ِسْفَنلا َن� ِغ َن�ِغْلا َنَِكَلَو ِضَرَعلا ِةَ ْث�َك ْنَع َن�ِغلا َسْيَل

Artinya: “Bukanlah kekayaan itu lantaran banyak harta, akan tetapi kekayaan itu adalah kekayaan jiwa.” (HR. Bukhari-Muslim)

d. Manfaat Qanaah

2) Menumbuhkan sikap optimis dalam setiap usaha.

3) Tidak mudah berputus asa dan tidak menyesal jika gagal. 4) Mampu menjauhkan diri dari sikap iri.

5) Selalu bersyukur kepada Allah Swt. 4. Amanah

a. Pengertian

Kata amanah menurut bahasa diartikan sebagai sesuatu yang dipercayakan (dititip-kan) kepada orang lain. Deinisi amanah tersebut memberikan pengertian bahwa setiap amanah selalu melibatkan 2 pihak yaitu si pemberi amanah dan si penerima amanah. Lebih jelasnya, hubungan keduanya dapat dijelaskan dalam kehidupan sehari-hari. b. Dalil Naqli tentang Amanah

Termaktub pada QS. Al-Anfaal [8] : 27 ;

7 َنو ُ َل ْعَت ْ ُة�ْنأَو ْ ُكِت َن�ا َمَ أ اوُنو ُخـَت َو َلو ُسَرلاَو َه اوُنو ُخَـت َا اوُن َمآ َن ي� ِذَ َلا اَ ُي�َأ َي�

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Ra

-sul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang diper

-cayakan kepadamu, sedang kamu Mengetahui.” c. Contoh tentang Amanah

Misalnya manusia secara individu diberi amanah berupa umur oleh Allah. Pertanyaan-nya adalah digunakan untuk apa umur tersebut? Apakah umur itu digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat seperti bekerja, melaksanakan ibadah puasa, membaca Al Qur’an, dan yang lainnya. Bila kita sebagai individu sudah melaksanakan amanah tersebut sesuai tuntunan-Nya, maka kita pantas disebut orang yang dapat dipercaya/bisa menjalankan amanah dari-Nya. Sebaliknya bila kita salah menggunakan amanah tersebut misalnya bermalas-malasan, tidak mau bekerja, hanya berdiam saja di rumah, maka kita oleh Allah Swt. dianggap orang yang tidak dapat dipercaya/tidak beramanah.

Selain itu, contoh lainnya dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam berorganisasi. Adakah amanah di dalamnya? Tentu ada. Amanah apa yang dipikul seorang pemimpin atas anggota yang dipimpinnya. Tidak lain adalah mengajak, membimbing, dan men-garahkan anggotanya untuk berperilaku sesuai tuntunan Allah dan Rasul-Nya sehingga mereka tidak hanya sejahtera di dunia juga di akhirat. Oleh karena itu, menjadi pemimpin umat beragama tidaklah mudah karena setiap kata dan tindakannya akan dimintai

per-tanggungjawaban baik di dunia apalagi di akhirat kelak. Seperti lazimnya dilakukan oleh organisasi, hal tersebut direalisasikan dalam bentuk Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ). LPJ itu lah yang merupakan wujud amanah yang diemban oleh sang pemimpin dan jajarannya. Jadi, amanah tidaknya seseorang pemimpin bukan dilihat dari penampi-lan isik, materi atau keturunan, tetapi lebih ditentukan oleh kinerja. Misalnya bagaima -na sang pemimpin mampu memobilisasi (menggerakkan) anggota serta mengorganisir sedemikian rupa sehingga mampu memberdayakan potensi anggota untuk kemaslahatan bersama sehingga yang menjadi tujuan utama adalah untuk kepentingan umum, bukan kepentingan pribadi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa amanah bisa diperlihatkan dalam ber-bagai aspek kehidupan sehari-hari seperti kehidupan individu, keluarga, masyarakat, hingga negara. Dan setiap amanah yang diemban oleh individu akan dimintai pertang-gungjawaban baik di dunia maupun di akhirat. Jika tidak melaksanakan amanah dengan baik maka ia tidak memiliki iman yang kuat.

Proses Pembelajaran 1. Pendahuluan

a. Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama.

b. Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

c. Guru menyapa peserta didik dengan memperkenalkan diri kepada peserta didik. d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

e. Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif materi sebelumnya dan mengaitkan dengan macam-macam akhlak terpuji

f. Media/alat peraga/alat bantu bisa berupa tulisan manual di papan tulis, kertas karton (tulisan yang besar dan mudah dilihat/dibaca), atau dapat juga menggunakan multimedia berbasis ICT atau media lainnya.

g. Untuk menguasai kompetensi ini salah satu model pembelajaran yang cocok

di antaranya model direct instruction (model pengajaran langsung) yang termasuk ke dalam rumpun model sistem perilaku (the behavioral systems family of model). Direct in-struction diartikan sebagai instruksi langsung; dikenal juga dengan active learning atau whole-class teaching mengacu kepada gaya mengajar pendidik yang mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dengan mengajarkan memberikan koreksi, dan memberikan penguatan

secara langsung pula. Model ini dipadukan dengan model artikulasi (membuat/mencari pas-angan yang bertujuan untuk mengetahui daya serap peserta didik).

2. Pelaksanaan

a. Guru meminta peserta didik untuk mencermati gambar beserta perenungannya yang ada pada kolom “Ayo Renungkan”.

b. Peserta didik mengemukakan pendapatnya tentang hasil pencermatannya tentang gambar beserta perenungannya.

c. Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap hasil pencermatannya peserta didik.

d. Guru meminta kembali peserta didik untuk mengamati gambar yang ada yang ada di kolom “Ayo Mengamati”.

e. Peserta didik mengemukakan pendapatnya tentang gambar tersebut.

f. Guru memberikan penjelaskan tambahan kembali dan penguatan yang dikemukakan peserta didik tentang isi gambar tersebut.

g. Peserta didik melakukan tanya jawab seputar akhlak terpuji

h. Peserta didik menyimak penyampaian cerita/kisah dari guru melalui bantuan gambar atau tayangan visual/ilm tentang akhlak terpuji tentang taubat, wara, qana’ah, zuhud, amanah. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dan diberikan tugas untuk berdiskusi sesuai dengan tema yang telah ditentukan.

i. Secara bergantian masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi sedangkan kelompok lainnya memperhatikan/menyimak dan memberikan tanggapan.

j. Guru memberikan penambahan dan penguatan kepada peserta didik tentang materi tersebut.

k. Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan kisah tersebut.

l. Guru dan peserta didik menyimpulkan intisari dari pelajaran tersebut sesuai yang terdapat dalam buku teks siswa pada kolom rangkuman.

m. Pada kolom “Ayo Berlatih,” guru:

1) Membimbing peserta didik untuk mengisi lembar centang dan membuat contoh ketentuan akhlak terpuji tentang taubah, wara, qana’ah, zuhud, amanah.

2) Meminta peserta didik untuk mengerjakan bagian pilihan ganda dan uraian. 3) Membimbing peserta didik untuk mengamati dirinya sendiri tentang

perilaku-perilaku yang mencerminkan orang yang meneladani sifat tersebut di lingkungannya (kolom tugas).

Dalam dokumen Akhlak Guru 2 Maret 2015 (Halaman 48-51)