• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II MAKNA DENOTATIF DAN KONOTATIF BERDASARKAN

2.9 Adegan 8

Tanda visual pada Adegan 8 berupa tokoh jin yang duduk selonjor dengan arah wajah yang sedang menatap foto yang terletak di bawahnya. Foto tersebut memvisualisasikan seorang pria yang sedang merokok dengan dua tengkorak putih yang membayanginya. Di samping foto disertai dengan tulisan

„PERINGATAN: MEROKOK MEMBUNUHMU‟ dan angka 18+ dalam

lingkaran. Tanda visual ini didukung oleh tanda verbal ”Hahahaha. Wis yo. Eksis di mana-mana! Hahahhaa”. Tanda verbal dan tanda visual ini kemudian tersaji menjadi tokoh jin. Tanda visual dan tanda verbal yang disebutkan dapat dilihat pada Gambar 10 di bawah:

No. Sub Tanda Denotasi Konotasi

1

Tokoh Pria Paruh Baya

Proses Foto pria yang sedang merokok.

Potret seorang pria yang sedang melakukan aktivitas merokok. Pemberitahuan konsekuensi merokok secara langsung.

Gambar 10: Adegan 8

2.9.1Tokoh Jin

Sistem penandaan pada aspek tokoh jin tersaji menjadi tiga, yaitu (i) tindakan, (ii) foto peringatan, dan (iii) warna jingga.

2.9.1.1Tindakan

Makna konotatif berdasarkan tanda visual pada Gambar 10 menunjukkan sebuah konsekuensi akan permintaan ketenaran pria paruh baya. Tanda verbal

”Hahahaha. Wis yo. Eksis di mana-mana! Hahahhaa” dapat ditelusuri maknanya

melalui bantuan kode hermeneutik, kode semantik, dan kode kebudayaan. Kode hermeneutik berupa aspek artikulasi berbentuk seruan. Aspek ini mudah dikenali dari struktur bahasa dengan model kalimat seruan meskipun lebih mengarah pada sindiran. Jawabannya terletak pada foto pria yang menghembuskan rokok dengan gambar dua tengkorak putih di sampingnya. Jawaban ini juga muncul sebagai konsekuensi permintaan pria paruh baya sebelumnya.

2.9.1.2 Foto Peringatan

Tanda verbal „PERINGATAN: MEROKOK MEMBUNUHMU‟ pada Gambar 10 di atas menggunakan komposisi statis. Komposisi hurufnya memberikan kesan berbahaya, kesan semacam itu timbul sebagai simbol dari konsekuensi merokok. Jenis huruf yang digunakan ialah Sans Serif untuk

huruf Sans Serif mempunyai karakter garis huruf sama tebal dan tidak berkaki atau berkait. Keberadaannya sangat mudah dibaca, sehingga target sasaran mudah memahami pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Jadi, jenis huruf yang digunakan pada Gambar 10 memberikan makna konotasi tentang sesuatu yang berbahaya seperti yang tercermin pada gambar yang menyertainya.

Ilustrasi yang menyertai tanda verbal tersebut berupa foto pria yang sedang merokok dan terdapat gambar dua tengkorak putih di sebelah kanan. Tampilan ilustrasi semacam itu dimaksudkan untuk mendekatkan keberadaan tanda verbal

„PERINGATAN: MEROKOK MEMBUNUHMU‟ dengan objeknya. Warna putih

pada tengkorak mewakili tengkorak manusia dan secara langsung menunjuk ikon dan indeks kematian. Dengan demikian, ia lebih bersifat ikonik (representasi dari kematian) dan indeks (menyebabkan kematian).

Pada kode kebudayaan ada pada aspek yang bersifat kolektif khususnya simbol. Kode tersebut menunjukkan simbol pembatasan umur yang menyertai peringatan merokok di atas. Jika diperhatikan, terdapat gambar angka 18+ dalam lingkaran. Dalam tataran denotasi, gambar ini memiliki makna literal yang hanya menunjukkan arti dari angka dan tanda yang dipergunakan. Namun dalam representasi, gambar ini merupakan suatu simbol. Sudah umum diketahui bahwa simbol ini menunjukkan pembatasan umur. Sebuah simbol yang menunjukkan pelarangan akan sesuatu terhadap umur tertentu (18 ke bawah) dan pembolehan terhadap umur tertentu pula (18 ke atas). Jadi, makna konotasi yang dapat disimpulkan ialah iklan rokok ini hanya diperuntukkan kepada orang yang berumur 18 tahun ke atas.

Berdasarkan kode semantik, Gambar 10 memberikan makna konotasi kesadaran. Dalam hal ini, tanda-tanda yang ditata pada gambar tersebut memberikan suatu konotasi kesadaran para penonton, sebab tanda visual dan verbal yang dijelaskan memaparkan konsekuensi merokok secara langsung. Larangan merokok yang disuarakan tidak lagi berupa penelitian-penelitian kedokteran, seperti merokok dapat menyebabkan serangan jantung, kanker, impotensi, gangguan kehamilan serta janin tetapi berupa pemberitahuan poin utama bahwa merokok adalah pembunuh.

Pada kode kebudayaan lebih ditunjukkan pada aspek pengetahuan. Tanda visual dan tanda verbal yang berdampingan memberikan pendidikan dan pengetahuan tentang segala sesuatu yang bersifat baik-buruk, salah-benar, dan sehat-sakit.

Dari analisis berdasarkan tanda verbal dan visual dan pemaparan kode-kode di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan erat di antara tanda dan kode tersebut. Tali hubungan yang erat itu memberikan pesan yang jelas dan langsung kepada penonton akan bahaya dari merokok.

2.9.1.3 Warna jingga

Seniman-seniman zaman dahulu terikat dengan ketentuan umum dalam hal penggunaan warna. Penggunaan warna bagi seorang seniman bisa menjadi arah penemuan jati dirinya sehingga bersifat khas dan memiliki nilai sendiri. Bahari (2008: 101) mengatakan bahwa pada masa pramodern, warna tidak pernah mewakili dirinya sendiri, biasanya Ia menjadi simbol atau lambang sesuatu. Sama

halnya dengan pemilihan warna jingga pada Gambar 10, warna jingga pada gambar tersebut menjadi perwakilan akan produk rokok Djarum 76.

Pada iklan-iklan sebelumnya, warna latar belakang logo Djarum 76 ialah warna jingga. Prawira (1989: 42-43) menunjukkan secara jelas melalui hasil percobaan para ahli ilmu jiwa serta peneliti-peneliti bahwa warna jingga memiliki sifat dan pengaruh positif, agresif, aktif, hangat, segar, menyenangkan, merangsang, dan bergairah. Warna ini termasuk dalam golongan warna panas yang terasa seolah-olah maju ke dekat mata dan memberikan kesan jarak yang lebih pendek.

Meninjau akan hal di atas, penggunaan warna jingga ingin menampilkan identitas dan identifikasi merek dan citra perusahaan. Adalah penting bahwa citra yang ditunjukkan di layar harus mudah dikenali. Kemasan dan warna yang muncul di televisi harus mengingatkan pelanggan pada apa yang telah mereka lihat di layar, dan ini membantu menciptakan penjualan. Ucapan mungkin kurang berarti tanpa kenyataan, tetapi dampak visual sangat penting. Warna jingga yang mendominasi ini digunakan sebagai alat untuk menciptakan identitas merek atau citra merek yang memerlukan perhatian khusus atau dapat dilihat sebagai suatu unsur penting yang digunakan untuk membedakan Djarum 76 dengan merek rokok lainnya.

Jadi, secara keseluruhan, sistem penandaan tataran denotasi dan konotasi pada Adegan 8 dapat disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 8: Penandaan Denotatif dan Konotatif Adegan 8

No. Sub Tanda Denotasi Konotasi

1 Tokoh Jin

Tindakan Jin berkata, ”Hahahaha. Wis

Jin yang sedang tertawa.

Model kalimat seruan meskipun lebih

yo. Eksis di mana-mana! Hahahhaa”. mengarah pada sindiran. Foto Peringatan

Foto seorang pria yang sedang merokok, tulisan „PERINGATAN: MEROKOK MEMBUNUHM U‟, dan tanda 18+ dalam lingkaran. Foto seorang pria merokok yang dibayangi oleh dua tengkorak putih dan di sampingnya tertera „PERINGATAN : MEROKOK MEMBUNUH MU‟ dan tanda 18+ dalam lingkaran.

Indeks dan ikon kematian serta simbol pembatasan umur.

Warna Jingga

Warna Jingga Warna kuning kemerah-merahan: oranye. Menampilkan identitas dan identifikasi merek serta citra perusahaan.

Dokumen terkait