• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lemak Bulu Domba adalah zat serupa lemak yang dimurnikan, diperoleh dari bulu dombaOvis ariesLinne (Familia Bovidae) yang dibersihkan dan dihilangkan warna dan baunya. Mengandung air tidak lebih dari 0,25%. Boleh mengandung antioksidan yang sesuai tidak lebih dari 0,02%.

Pemerian Massa seperti lemak, lengket; warna kuning; bau khas.

Kelarutan Tidak larut dalam air; dapat bercampur dengan air lebih kurang dua kali beratnya; agak sukar larut dalam etanol dingin; lebih larut dalam etanol panas; mudah larut dalam eter, dan dalam kloroform.

Baku pembandingLemak Bulu Domba BPFI.

Jarak lebur <1021> Metode IV Antara 38º dan 44º, lakukan penetapan menggunakan contoh yang telah didinginkan pada suhu antara 8º dan 10º.

Keasaman Untuk menetralkan asam bebas dalam 10,0 g zat: diperlukan tidak lebih dari 2,0 mlnatrium hidroksida 0,10 N; lakukan penetapan seperti tertera padaLemak dan Minyak lemak<491>.

Kebasaan Larutkan 2,0 g zat dalam 10 ml eter P, tambahkan 2 tetesfenolftalein LP: larutan tidak berwarna merah.

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,25; lakukan penetapan menggunakan 10,0 ml larutan yang dibuat sebagai berikut: timbang saksama lebih kurang 25 g zat, larutkan dalam 75 ml campuran pelarut kloroform P-metanol P (3:2), encerkan dengan campuran pelarut hingga 100,0 ml. Lakukan penetapan blangko menggunakan 10,0 ml campuran pelarut.

Sisa pemijaran<301> Tidak lebih dari 0,1%

Asam dan basa larut air Hangatkan 10,0 g zat dengan 50 ml air di atas tangas uap, aduk terus hingga lemak meleleh dan terpisah sempurna pada pendinginan: lapisan air hampir jernih dan bereaksi netral terhadap kertas lakmus P.Simpan lapisan air.

Senyawa mudah teroksidasi larut air Pada 10 ml larutan yang diperoleh dari penetapan Asam dan basa

larut air tidak menghilangkan warna 50 µl kalium permanganat 0,10 N secara sempurna dalam waktu 10 menit.

Klorida <361> Tidak lebih dari 0,035%; lakukan penetapan sebagai berikut: Refluks 1,0 g zat dengan 20 ml etanol P, dinginkan, tambahkan 1 ml asam nitrat 2 N, saring. Pada filtrat tambahkan 5 tetes larutanperak nitrat P dalametanol P (1 dalam 50): larutan yang diperoleh tidak lebih keruh dari blangko yang ditambah 0,50 ml asam klorida 0,020 N.

Amonia Tambahkan 1 ml natrium hidroksida 1 N ke dalam 10 ml lapisan air yang diperoleh dari penetapan Asam dan basa larut air, uap yang terjadi tidak mengubah warnakertas lakmus P.

Bilangan iodum Antara 18 dan 36; lakukan penetpan seperti tertera pada Penetapan bilangan iodum dalam Lemak dan Minyak Lemak<491>, menggunakan 780-820 mg zat.

VaselinDidihkan 500 mg zat dengan 40 mletanol mutlak P:larutan jernih atau tidak lebih dari opalesen.

Senyawa asing [Catatan Lakukan uji dengan menggunakan pereaksi dan pelarut bebas pestisida. Bahan pembanding pestisida yang digunakan pada Larutan baku dapat diperoleh dari perdagangan.]

Larutan baku persediaanBuat larutan persediaan dalam heksan P masing masing hingga kadar 100 mg pestisida pembanding per liter.[Catatan Larutan baku persediaan pekat dapat disimpan di tempat gelap dalam wadah bersumbat kaca, dalam lemari pendingin pada suhu 2º-5º, selama 1 tahun. Hampir semua pestisida dapat segera larut dalam heksan P, meskipun isomer heksaklorosikloheksan dan golongan DDT harus dilarutkan terlebih dahulu dengan sedikit mungkin aseton P kemudian diencerkan dengan heksan P hingga kadar yang ditentukan.]

Larutan baku Encerkan dengan saksama sejumlah volume Larutan baku persediaan secara kuantitatif dan bertahap denganheksan Phingga diperolehLarutan baku dengan kadar seperti pada Tabel. Simpan Larutan baku dalam wadah bersumbat kaca di tempat gelap pada suhu 2º-5º, dan ganti setiap 2 bulan.[Catatan Jika diperlukan dapat dibuat dua atau lebih larutan baku masing-masing mengandung tidak lebih dari 8 pestisida pembanding. Pestisida pembanding untuk Larutan baku campuran harus dipilih berdasarkan waktu retensi relatif (seperti pada Tabel) yang cukup berbeda sehingga puncak kromatogram diharapkan tidak tumpang tindih dan harus dipilih serta dikombinasi sesuai untuk sistem dan detektor kromatografi yang digunakan.]

Sistem pembersih kromatografi permeasi gel.

Fase gerakCampurandiklorometan P-heksan P(1:1). Alat Kromatograf permeasi gel dilengkapi dengan kolom 25 mm x 50 cm berisi 35 g butiran kopolimer stirena-divinilbenzen yang dimampatkan menjadi kolom dengan panjang 20 cm. Fase gerak dipompakan dengan

laju alir lebih kurang 5 ml per menit, tekanan 8-11 Psi. Atur agar pemisahan fraksi eluat dari 12-28 menit, bilas selama 2 menit dan buang fraksi bilasan.

Kesesuaian sistem

ELUASI LEMAK BULU DOMBA Leburkan sejumlah tertentu zat dan saring dengan kertas saring berlipat ke dalam wadah. Timbang saksama 5,0 g filtrat hangat, masukkan ke dalam labu tentukur 25 ml. Encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Masukkan 5,0 ml larutan ini ke dalam kolom kromatograf permeasi gel, eluasi dengan Fase gerak. Kumpulkan 100 ml eluat dalam gelas piala yang telah ditara masing-masing berisi 10 ml eluat; uapkan pelarut, dinginkan, timbang gelas piala dan isi, dan hitung jumlah lemak bulu domba yang diperoleh dari masing-masing 10 ml eluat. Kolom sesuai jika tidak kurang dari 96% lemak bulu domba tereluasi dalam 60 ml eluat pertama.

ELUASI PESTISIDA DARI LEMAK BULU DOMBA Larutkan sejumlah diazinon, diklofention, bromofos etil, lindan dan dieldrin dalamFase gerak untuk memperoleh larutan baku dengan kadar berturut-turut 0,4; 0,4;1,0;0,1; dan 0,6 µg per ml. Masukkan 5,0 ml larutan ini dalam labu tentukur 10–ml yang berisi 2 gLemak Bulu Domba BPFI, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Masukkan 5 ml larutan ini ke dalam kolom kromatografi permeasi gel dan eluasi dengan 160 ml Fase gerak. Buang 60 ml fraksi pertama dan kumpulkan 100 ml fraksi berikutnya (dari 60-160 ml). Masukkan kumpulan fraksi ke dalam konsentrator yang dilengkapi dengan labu penampung berskala, tambahkan 50 ml heksan P dan pekatkan dengan penguapan hingga 5 ml. Suntikkan lebih kurang 5 µl fraksi ini ke dalam kromatograf seperti tertera pada Sistem kromatografi I dan Sistem kromatografi II. Rekam kromatogram dan ukur respons puncak yang diperoleh dari 5 pestisida dalam Larutan baku. Hitung perolehan kembali masing-masing pestisida yang digunakan dalam larutanLemak Bulu Domba BPFIyang dipekatkan. Siapkan larutan uji dengan mencampur heksan P-larutan baku(1:1).

Suntikkan 5 µlLarutan ujike dalam kromatograf seperti tertera pada Sistem kromatografi I dan Sistem kromatografi II, rekam kromatogram dan ukur respons puncak dari masing-masing pestisida dalam Larutan uji. Bandingkan respons puncak yang diperoleh dari fraksi Larutan baku terhadap respons puncak pestisida yang diperoleh dariLarutan uji: tidak kurang dari 85% jumlah setiap pestisida yang ditambahkan diperoleh kembali.

Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 6 g zat yang telah dileburkan dengan memanaskan di atas tangas air dan masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Larutkan dalam 25 ml Fase gerak, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda dan saring. Masukkan 5,0 ml larutan ini ke dalam kolom dan eluasi dengan 160 ml Fase gerak. Buang 60 ml fraksi pertama dan kumpulkan fraksi berikutnya ke dalam evaporator. Pekatkan dengan penguapan diatas tangas air hingga 3 ml, tambahkan lebih kurang 50 ml heksan P dan uapkan kembali untuk

menghilangkan seluruh sesepora diklometana, tambahkan heksan Phingga 3,0 ml.

Sistem kromatografi I Lakukan seperti tertera pada Kromatografi<931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor penangkap elektron dan kolom 2 mm x 1,8 m berisi bahan pengisi 5% fase cair G1 pada partikel penyangga S1A 80 mesh - 100 mesh. Pertahankan suhu awal kolom pada 200°. [Catatan Suhu awal kolom disesuaiakan agar waktu retensi relatif p,p’-DDT dan etion lebih kurang 3,1 dan 2,56 terhadap klorpirifos] gunakannitrogen Psebagai gas pembawa dengan laju alir diatur 60 ml per menit, hingga waktu retensi klorpirifos lebih kurang 4 menit.

Sistem kromatografi II Lakukan seperti tertera pada Kromatografi<931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor fotometri nyala dan kolom 2 mm x 1,8 m berisi bahan pengisi 3% fase cair G3 pada partikel penyangga S1A80 - 100 mesh. Pertahankan suhu kolom pada 200º. [Catatan Suhu awal kolom disesuaikan dengan waktu retensi relatif etion lebih kurang 3,36 terhadap klorpirifos.], gunakan nitrogen P sebagai gas pembawa dengan laju alir diatur lebih kurang 60 ml per menit, hingga waktu retensi klorpirifos lebih kurang 4 menit. [Catatan Tentukan kepekaan detektor untuk Sistem kromatografi I dan II: pilih atenuasi elektrometer sehingga penyuntikan 1,5 µg klorpirifos menghasilkan defleksi 50% dari skala penuh pada alat perekam. Jika kondisi detektor menyimpang dari rentang linier detektor, atur rentang linier dan rekam jumlah dalam ng klorpirifos yang menghasilkan defleksi 50% skala penuh pada kondisi ini.]

Prosedur [Catatan Prosedur di bawah ini harus diikuti untuk Sistem kromatografi I dan II] Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 5 µl) Larutan bakudanLarutan ujike dalam kromatograf gas, rekam kromatogram dan ukur respons semua puncak dalam kromatogram. Bandingkan respons puncak setiap residu pestisida dalam kromatogram Larutan uji yang diperoleh dari setiap sistem kromatografi dengan respons puncak yang sesuai dengan waktu retensi dalam kromatogram Larutan baku. Hitung jumlah dalam bpj, masing-masing residu pada zat dengan rumus:





S U

r

r

W

C

30

rUdan rSberturut-turut adalah luas puncak residu pada Larutan uji danLarutan baku; C adalah kadar pestisida pembanding dalam mg per literLarutan baku; Wadalah bobot zat uji dalam g: masing-masing residu tidak lebih dari 10 bpj dan jumlah seluruh residu yang ditetapkan tidak lebih dari 40 bpj.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, sebaiknya pada suhu ruang terkendali.

Tabel Larutan baku

(µg / ml)

Waktu retensi relatif terhadap klorpirifos Pembanding pestisida Detektor penangkap electron Detektor fotometri nyala Sistem 1 Sistem 2 Tetrakloronitrobenzen (TCNB) 0,05 - 0,29 0,24 Alfa heksaklorosikloheksan (alfa BHC) 0,05 - 0,40 0,35 Beta heksaklorosikloheksan (beta BHC) 0,30 - 0,43 0,56 Heksaklorobenzen (HCB) 0,05 - 0,45 0,33 Gamma heksaklorosikloheksan (Lindan) 0,05 - 0,48 0,41 Propetamfos - 0,30 0,48 0,42 Diazinon - 0,20 0,52 0,40 Diklofention 0,10 0,20 0,67 0,56 Ronnel 0,30 0,40 0,81 0,66 Heptaklor 0,10 - 0,83 0,60 Malation - 0,40 0,91 1,05 Klorpirifos 0,30 0,30 1,00 1,00 Aldrin 0,20 - 1,05 0,76 Etil pirimifos - 0,40 1,14 1,14 Klorfenvinfos 0,40 0,40 1,17 1,40 Heptaklor Epoksida 0,20 - 1,29 1,17 Klorfenvinfos Z 0,40 0,50 1,30 1,51 Etil Bromofos 0,40 0,50 1,51 1,45 1,1’-Dikloro-2-(2-klorofenil)-2-(4klorofenil)etena o,p-DDE) 0,30 - 1,55 1,51 1,1’-Dikloro-2-(4-klorofenil)-2-(4-klorofenil)etena p,p-DDE) 0,30 - 1,88 1,86 Stirofos 0,60 0,80 1,58 1,97 Alfa endosulfan 0,40 - 1,63 1,47 1,1’-Dikloro-2-(2-klorofenil)-2-(4-klorofenil)etana o,p-TDE) 0,40 - 1,90 2,19 Dieldrin 0,30 - 1,91 1,84 Endrin 0,40 - 2,13 2,29 Beta endosulfan 0,40 - 2,19 2,77 1,1 -Dikloro-2,2-bis(4-klorofenil)etana p,p-TDE) 0,40 - 2,41 2,87 1,1,1 -Trikloro-2-(2-klorofenil)-2-(4-klorofenil)etana o,p-DDT) 0,40 - 2,55 2,70 Etion 1,00 0,40 2,56 3,36 Karbofenotion 0,80 1,00 2,94 3,70 1,1,1 -Trikloro-2,2-bis(4-kloro-fenil)etana p,p-TDE) 0,50 - 3,13 3,50 Metoksiklor 0,60 - 4,70 7,20 Karbofenotion sulfon 5,00 - 5,10 9,20 Karbofenotion sulfoksida 5,00 - 5,40 10,00

LEUKOVORIN KALSIUM

Dokumen terkait