• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Administrasi Berperkara di Pengadilan Agama Salatiga

Administrasi di Pengadilan Agama dikenal dua bentuk administrasi, yaitu administrasi umum (bidang kesekretariatan) dan administrasi perkara yang disebut administrasi perkara bidang kepaniteraan. Berdasarkan pasal

76

43UU No. 7 tahun 1989 administrasi umum meliputi administrasi kepegawaian, persuratan, keuangan yang berkaitan dengan penerimaan dan penyelesaian perkara. Pelaksana dan penanggung jawab bidang ini adalah Wakil Sekretaris dan Kepala Bagian Sub.

` Menurut pasal 26 UU No. 7 tahun 1989 administrasi bidang kepaniteraan adalah bidang yang meliputi seluruh proses penyelenggaraan yang teratur dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan bidang pengelolaan kepaniteraan perkara yang menjadi bagian tugas Pengadilan.Prosedur administrasi di Pengadilan Agama Salatiga mengacu pada aturan yang telah ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung tanggal 24 Januari 1991 No. KMA/001/SK/1991 Tentang Ketentuan Pola Pembinaan dan Pengendalian Administrasi Perkara yang disebut Pola Bindalmin (Pembinaan dan Pengendalian Administrasi) meliputi lima bidang:

a. Pola prosedur penyelenggaraan administrasi perkara tingkat pertama, banding, kasasi dan peninjauan kembali (PK) adalah prosedur penerimaan perkara.

b. Pola register perkara. c. Pola keuangan perkara d. Pola pelaporan perkara

e. Pola kearsipan perkara. (Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan Buku II:40- 62).

77

Penggugat yang belum bisa membuat surat gugatan atau permohonan diterima oleh petugas di bagian prameja dan dibantu membuat surat gugatan/permohonan. Bagi yang sudah memiliki surat gugatan sesuai dengan ketentuan tidak perlu melewati prameja surat gugatan/permohonan yang sudah ditandatangani oleh penggugat atau pemohon diserahkan ke meja pertama untuk ditaksir biaya perkaranya dan dibuatkan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) kemudian dikembalikan kepada penggugat atau pemohon.

Penggugat atau pemohon membayar panjar biaya perkara dikasir dan menyerahkan berkas gugatan atau permohonan yang sudah dilengkapi SKUM bagian kasir menerakan nomor perkara sesuai nomor SKUM, menandatangani SKUM, memberi cap pembayaran, memasukkan perkara ke dalam jurnal dan menyerahkan kepada meja kedua. Bagian meja kedua memasukkan berkas perkara ke buku register, memberikan salinan berkas kepada penggugat/pemohon dan Wakil Panitera mencatat berkas ke buku pantauan dan menyerahkan kepada Panitera. Selanjutnya, Panitera menyampaikan berkas perkara kepada Ketua Pengadilan. Ketua Pengadilan menunjuk Hakim Ketua Majelis dan dua anggota Majelis Hakim beserta Panitera Pengganti.

Majelis hakim bertugas menentukan hari sidang. Hari sidang dapat diketahui oleh para pihak setelah dilakukanpanggilan oleh pihak Pengadilantiga hari sebelum sidang berlangsung. Majelis Hakim terlebih

78

dahulu melakukan mediasi antara Penggugat dan Tergugat.Pada saat hari sidang, tahap-tahap yang dilakukan dalam persidangan sebagai berikut:

1. Membuka sidang, memanggil para pihak dengan bertanya identitas penggugat dan tergugat.

2. Mengumumkan hasil mediasi yang dilakukan oleh orang yang ditunjuk sebagai mediator sesuai pilihan Kuasa Hukum pihak yang berperkara atau dengan pilihan dari Pengadilan Agama Salatiga. Jika mediasi berhasil maka penggugat wajib mencabut gugatan dan isi putusannya perkara nomer yang telah tertera. Setelah dicabut perkara tersebut, apabila hasil mediasi adalah sebuah perdamaian maka perdamaian diatas wajib ditaati oleh para pihak. Bukti perdamaian wajib ditandatangani oleh para pihak dan mediator, apabila mediasi gagal maka sidang dilanjutkan.

3. Pembacaan gugatan, jawaban tergugat, replik dan duplik.

4. Pembuktian oleh para pihak dan yang harus dibuktikan adalah dalil-dalil penggugat yang tidak diketahui oleh tergugat. Selain itu juga harus menghadirkan saksi yang melihat dan mendengarkan hal itu minimal 2 orang.

5. Kesimpulan yaitu menjatuhkan putusan bagi para pihak yang terlibat. Selanjutnya setelah ada putusan dari Majelis Hakim yang sudah tetap dan berkekuatan hukum, maka dilanjutkan dengan pembacaan putusan. Bentuk amar putusan cerai gugat karena alasan adanya kekejaman atau kekerasan

79

suami adalah menjatuhkan talak satu ba‟in sughra Tergugat terhadap Penggugat. Amar putusan cerai gugat dengan alasan pelanggaran taklik talakadalah menjatuhkan talak satu khul‟i tergugat terhadap penggugat dengan jumlah iwadh yang telah ditentukan. Besar jumlah iwadh ditulis dengan huruf.

Kemudian setalah adanya putusan dari Majelis Hakim, Penggugat kembali ke kasir untuk mengecek biaya perkara.Salinan putusan akan disampaikan ke meja 3 dan meja 3 akan memberikan kepada penggugat, tergugat dan instansi terkait (Hasil wawancara dengan Ibu Widad selaku Panitera Muda 2 Oktober 2014).

C. Putusan Kasus Gugatan Perceraian Karena Salah Satu Pihak Murtad di Pengadilan Agama Salatiga.

1. Putusan No. 138/Pdt.G/2006/PA. SAL a. Identitas para pihak

Penggugat bernama Sri Dadi Anggraeni binti Syukur Budi Raharjo, berumur 26 tahun dan beragama Islam. Alamat Penggugat yakni Jl.Joko Tingkir Rt 01/04 Kelurahan Tingkir Lor Kota Salatiga. Adapun penggugat memberikan kuasa pada Kuasa Hukumnya yang bernama Dwi Heru Wismantasidi, SH berdasarkan surat kuasa tertanggal 20 Februari 2006, kemudian karena perkara belum terselesaikan Kuasa Hukum dilimpahkan kepada Bayu Adi Susetyo, SH dan Imam Supriono, SH.

80

Tergugat bernama Tan Tjee Heap bin Tan Hong Tjan, berumur 47 tahun, beragama Kristen, pekerjaan swasta. Alamat lengkap Jl. Hasanuddin No. 617 B Rt03/07 Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. Kuasa Hukum Tergugat bernama Agus Pramono berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 10 April 2006.

b. Tentang duduk perkaranya (posita dalam gugatan)

Berdasarkan kutipan akta nikah Nomor: 136/09/IX/1998 penggugat dan tergugat telah menikah pada tanggal 9 September 1998 di KUA Argomulyo. Setelah akad berlangsung dan suami telah mengucapkan sighat taklik talak, Pengugat dan Tergugat menjalin hubungan yang baik layaknya suami istri. Pada mulanya Penggugat dan Tergugat tinggal bersama di rumah kontrakan di Kalicacing, kemudian pindah di Mrican Salatiga dan mulai pada tahun 2002 tinggal bersama di rumah sendiri Banjaran Salatiga. Dari perkawinan antara Penggugat dan Tergugat telah lahir dua orang anak bernama Cevin Ananta dan Vincent Ananta

Semenjak anak kedua yang lahir hubungan antara Penggugat dan tergugat tidak membaik justru memburuk karena mulai bulan Agustus 2004 dalam rumah tangga sering terjadi pertengkaran terus menerus yang sulit didamaikan.Pertengkaran dan percekcokan tersebut disebabkan Tergugat sering keluar tanpa pamit dan tidak diketahui di mana tujuan setiap pergi keluar. Pemicu yang lain Tergugat telah berpindah agama dan keyakinan dari

81

Islam menjadi Kristen. Demi keutuhan rumahtangga Penggugat sudah menasehatti Tergugat agar dapat merubah kebiasaan buruk yang pergi tanpa pamit dan kembali ke agama Islam. Namun hal ini tidak berhasil.

Puncak dari percekcokan dan perselisihan terjadi pada bulan Mei 2005. Tergugat mengusir Penggugat dari rumah kediaman bersama sehingga Penggugat kembali ke rumah orangtua Penggugat di Tingkir bersama kedua anaknya. Sejak itulah Penggugat dan Tergugat telah pisah ranjang dan rumah selama kurang lebih satu tahun. Selama itu pula Tergugat tidak pernah memberikan nafkah wajib kepada anak maka berdasarkan sighat taklik talaq yang diucapkan saat menikahTergugat telah melanggar angka 2 dan 4. Berdasarkan pasal 116 huruf f, g, dan h KHI telah menjadi dasar kuat bagi Penggugat untuk pengajuan gugatan perceraian.

c. Isi petitum yang diajukan oleh Penggugat

Petitum yang terdapat dalam putusan terdiri dari petitum primer dan petitum subsidier. Untuk petitum primer berisi Penggugat meminta kepada Hakim untuk menerima dan mengabulkan seluruh gugatan, perkawinan Pengugat dan Tergugat putus karena perceraian, menetapkan syarat taklik talak atas pelanggaran yang dilakukan oleh Tergugat pada angka 2 dan 4, menetapkan hasil putusan adalah jatuh talak satu khul‟i Tergugat kepada Penggugat dengan uang iwadh Rp. 10.000, menetapkan biaya perkara menurut hukum. Petitum yang subsidier adalah menjatuhkan putusan dengan seadilnya.

82 d. Isi Diktum (jawaban dari petitum)

Majelis Hakim sudah melakukan mediasi atau perdamaian antara Penggugat dan Tergugat namun hasilnya gagal. Jawaban tertulis Tergugat berisi membenarkan semua hal yang dikemukakan oleh Penggugat. Berita acara persidangan berisi telah terjadi jawab jinawab antara Penggugat dan Tergugat. Penggugat dalam persidangan berusaha meneguhkan semua dalil gugatan disertai dengan alat bukti yang ada. Alat bukti tersebut adalah akte nikah No. 136/09/1998 dari KUA Kec. Tingkir (P-1), saksi dari pihak Penggugat yang merupakan teman Pengugat dan kenal Tergugat. Saksi pertama bernama Handoko Santoso bin Budi Santosa memberikan keterangan Penggugat dan Tergugat menikah tahun 1998 dikarunia 2 orang anak yang sekarang tinggal dengan Penggugat. Sebelum pernikahan berlangsung Penggugat berstatus gadis dan Tergugat berstatus duda.

Keterangan saksi pertama selanjutnya adalah semula rumahtangga Penggugat dan Tergugat rukun namun sejak bulan Maret 2004 Tergugat telah kembali ke agama semula yaitu Kristen sehingga sering terjadi pertengkaran dan perselisihan. Saksi melihat beberapa kali Tergugat berangkat ke Gereja. Menurut keterangan saksi antara Penggugat dan Tergugat telah pisah rumah sejak tahun 2005. Penggugat telah kembali ke rumah orangtuanya serta tidak ada komunikasi lagi di antara keduanya.

83

Saksi kedua bernama Suk Ping Hong bin Sung Hang Tjong yang merupakan kawan Penggugat dan kenal dengan Tergugat. Berdasarkan keterangan saksi Penggugat dan Tergugat menikah tahun 1998 dan dikarunia 2 orang anak yang tinggal bersama Penggugat. Sebelum pernikahan berlangsung Penggugat berstatus gadis dan Tergugat berstatus duda. Awal rumahtangga antara Penggugat dan Tergugat rukun namun sejak bulan Maret 2004 Tergugat telah kembali keagama semula yaitu Kristen. sehingga sering terjadi pertengkaran dan perselisihan. Saksi beberapa kali melihat Tergugat berangkat ke Gereja. Menurut saksi antara Penggugat dan Tergugat telah pisah rumah sejak tahun 2005. Penggugat telah kembali ke rumah orangtuanya serta tidak ada komunikasi lagi di antara keduanya.

e. Pertimbangan hukum.

Pertimbangan hukum dalam memutus perkara menjadi hal yang sangat penting bagi Hakim.Maksud d3an tujuan isi gugatan yang diuraikan secara terperinci adalah salah satu bahan pertimbangan Hakim. Posita dalam gugatan disesuaikan kebenarannya dengan keterangan saksi, kehadiran Penggugat dan Tergugat dalam persidangan, hasil mediasi gagal atau berhasil, petitum primer maupun subsidier merupakan serangkaian uraian dalam gugatan.

Pertimbangan hukum yang lain adalah bukti dan fakta yang ada dalam persidangan. Bukti yang didapat dalam persidangan adalah tidak ada sanggahan dari Tergugat atas gugatan Penggugat yang beralasan dan

84

tidakmelawan hak tetap dibebani wajib bukti, bukti P-1 yaitu posita No. 1 telah diakui dan dibenarkan oleh Tergugat, posita No. 2-7 telah dibenarkan oleh kedua saksi. Dari bukti yang ada maka Hakim dapat menemukan fakta yang ada dalam persidangan.

Fakta yang didapat adalah Penggugat dan tergugat adalah suami istri yang sah dan belum pernah bercerai, Pengugat dan Tergugat telah hidup bersama dalam satu rumah dan dikarunia 2 orang anakbernama Cevin Ananta dan Vincen Ananta, awal rumah tangga Pengugat dan Tergugat baik dan rukun akan tetapi sejak bulan Agustus 2004 Tergugat kembali kepada agama semula yaitu Kristen sehingga rumah tangga mulai sering terjadi perselisihan dan pertengkaran puncaknya pada bulan Maret 2005 antara Penggugat dan Tergugat telah pisah rumah sampai sekarang.

Berdasarkan fakta-fakta yang ada antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada ketentraman dan kesejahteraan lahir bathin. Tergugat telah keluar dari agama Islam dan kembalike agama semula yaitu Kristen sehingga tidak terwujud tujuan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat. Sesuai fakta ini telah terpenuhi dasar pertimbangan hukum Hakim selanjutnya. Sebagaimana kehendak pasal 1 UUP No. 1 tahun 1974 dan pasal 2 KHI, maka telah terpenuhi ketentuan pasal 19 huruf (f) PP No. 9tahun 1978 dan pasal 116 huruf (f dan h) KHI dan oleh karenanya hubungan perkawinan Penggugat dan Tergugat difasakhkan karena murtad.

85

Dasar pertimbangan hukum lain yang digunakan Majelis Hakim yaitu mengetengahkan pendapat pakar Hukum Islam Imam Haramayn al-Juwayni dalam kitab Hidayah al-Matlab fi Dirayah al-Mazhab sebagai berikut:

ارُ لْ دَ لْا دَ دِطرُفا دَ رُ رُ دَادَألْودَأادِن دَ لْودَساأقَّ دَ لْ أأدَذدِأا

ا

“Jika kedua suami istri atau salah satunya murtad (keluar dari agama Islam)

maka nikahnya difasakhkan”(al-Juwayni, 2007:119)

Pertimbangan Hakim selanjutnya adalah pasal 89 ayat 1 UU No. 7 tahun 1989 semua biaya perkara dibebankan kepada Penggugat.

f. Tentang Putusan Hakim

Putusan Hakim adalah tetap, berkekuatan hukum dan tidak bisa diganggu gugat. Putusan Hakim didapat setelah adanya pertimbangan hukum, bukti dan fakta-fakta yang ada. Putusan pada perkara No. 138/Pdt. G/2006/PA. SAL adalah mengabulkan gugatan dari pihak Penggugat. Gugatan yang diajukan adalah meminta Majelis Hakim untuk menyatakan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat putus karena perceraian. Gugatan yang kedua berdasarkan pasal 116 huruf f, g, dan h KHI dapat dijadikan dasar pelanggaran sighat taklik talaq angka 2 yaitu tidak memberi nafkah wajib selama 3 bulan kepada istri dan pada talaq angka 4 yaitu membiarkan dan tidak memperdulikan istri selama 6 bulan atau lebih.

86

Putusan Hakim yang kedua adalah memfasakhkan perkawinan antara Penggugat (Sri Dadi Anggraeni binti Syukur Budi Raharjo dengan Tergugat (Tan Tjee Hiap bin Tan Hong Tjan) sesuai pasal 1 UUP No. 1 tahun 1974 dan pasal 2 KHI, maka telah terpenuhi ketentuan pasal 19 huruf (f) PP No. 9 tahun 1978 dan pasal 116 huruf (f dan h) KHI. Putusan Hakim yang ketiga adalah membebankan biaya perkara sebesar Rp. 166.000,- kepada penggugat. Putusan tersebut dibuat pada hari Selasa tanggal 9 Mei 2006 M bertepatan pada tanggal 11 Rabiul Akhir 1427 H. Ketua Majelis Hakim dalam perkara ini adalah Drs. H. Fadly Hasan. Drs, Ahmad Syaukani, SH. MH dan Drs. Hj. Muhlison, MH sebagai Hakim Anggota dan M. Nur Agus Achmadi, SH. sebagai Penitera Pengganti dan dihadiri oleh Penggugat dan Tergugat.

2. Putusan No. 0356/Pdt.G/2011/PA. SAL a. Identitas para pihak

Penggugat nama dirahasiakan, umur 38 tahun, beragama Islam, pekerjaan petani, pendidikan terakhir SMP. Alamat lengkap di Dusun Satriyan Rt. 29/07 Desa Plumbon, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang.

Tergugat nama dirahasiakan, umur 58 tahun, beragama Kristen, pekerjaan tidak ada, pendidikan terakhir SMA, alamat di Ngentak Rt. 02/05, Kelurahan Kutowinangun, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.

87

Berdasarkan Kutipan Akta Nikah No.183/25/VII/95 penggugat dan tergugat telah menikah tanggal 21 Juli 1995 di Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Setelah akad nikah dan Tergugat telah mengucapkan sighat taklik talaq, Penggugat dan Tergugat hidup rukun selayaknya suami dan istri. Tempat tinggal yang pertama adalah rumah orangtua Tergugat selama 1 tahun, pindah kontrakan selama 1 tahun, terakhir menempati kediaman bersamaselama 11 tahun 8 bulan.

Dari pernikahan antara Penggugat dan Tergugat, lahir seorang anak dengan nama dirahasiakan tanggal 22 Maret 1996. Anak tersebut dalam pemeliharaan Penggugat. Kehidupan rumah tangga Penggugat dan Tergugat mulai goyah, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran terus-menerus yang sulit diatasi sejak bulan Mei 2009. Sebab terjadi perselisihan dan pertengkaranadalah karena Tergugat yang dahulu beragama Nasrani dan setelah menikah dengan Penggugat beragama Islam, namun setelah beberapa tahun menikah Tergugat kembali lagi beragama Nasrani.

Pada bulan Maret 2009, Tergugat pulang ke rumah orang tuanya tanpa seijin maupun sepengetahuan Penggugat. Selama 2 tahun 1 bulan Tergugat tidak pernah pulang lagi ke rumah kediaman bersama di Desa Plumbon sampai gugatan diajukan antara Penggugat dan Tergugat telah pisah rumah. Selama pisah rumah Tergugat tidak pernah mengurus serta memberi nafkah kepada Penggugat dan seorang anak yang ikut Penggugat. Penggugat saat ini

88

bertempat tinggal di rumah kediaman bersama di Kecamatan Suruh dan tergugat tinggal di rumah orang tuanya di Kecamatan Tingkir. Hal ini sesuai dengan pasal 116 KHI karena Tergugat telah melanggar taklik talak.

c. Isi Petitum yang diajukan oleh Penggugat

Petitum yang terdapat dalam putusan terdiri dari petitum primer dan petitum subsidier. Untuk petitum primer berisi Penggugat meminta kepada Hakim untuk menerima dan mengabulkan seluruh gugatan, perkawinan Pengugat dan Tergugat putus karena perceraian, menetapkan syarat taklik talak atas pelanggaran yang dilakukan oleh Tergugat pada angka 2 dan 4, menetapkan hasil putusan adalah jatuh talak satu khul‟i Tergugat kepada Penggugat dengan uang iwadh Rp. 10.000, menetapkan biaya perkara menurut hukum. Petitum yang subsidier adalah menjatuhkan putusan dengan seadilnya.

d. Isi replik dan duplik dalam gugatan.

Majelis Hakim sudah melakukan mediasi atau perdamaian antara Penggugat dan Tergugat namun hasilnya gagal.Isi replik (jawaban gugatan dari pihak lawan)adalahTergugat mengakui sebagai suami Penggugat dan sudah mempunyai seorang anak. Tergugat mengakui tempat tinggal di kediaman bersama. Rumahtangga Penggugat dan Tergugat mulai tidak harmonis bulan Mei 2001 hingga berpisah tempat tinggal. Tergugat tidak beragama Islam lagi melainkan kembali ke agama Nasrani.

89

Ada beberapa dalil yang dibantah oleh Tergugat. Dalil yang dibantah adalah Tergugat tidak meninggalkan Penggugat tetapi Penggugat yang pergi, karena tidak diberi nafkah oleh Tergugat. Jawaban akhir replik Tergugat adalah tidak bersedia bercerai dengan alasan mempunyai anak.

Duplik atas jawaban tersebut tetap seperti dalam dalil gugatan dan sebelumnya Penggugat memberikan bukti tertulis berupa fotocopy Kutipan Akta Nikah.

e. Persaksian dalam persidangan

Nama saksi pertama dirahasiakan bin nama ayah saksi. Saksi tersebut dari pihak keluarga yaitu kakak kandung Penggugat. Saksi berumur 48 tahun, agama Islam, pekerjaan tani. Alamat tinggal Krasaksari Rt 02/07 Desa Koripan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Saksi memberikan keterangan Penggugat menikah dengan Tergugat dan bertempat tinggal di rumah bersama. Sejak 2 tahun lalu Penggugat berpisah tempat tinggal karena terjadi pertengkaran dengan Tergugat. Alasan pertengkaran adalahb Tergugat pindah agama Nasrani kemudian Penggugat pergi meninggalkan Tergugat. Saksi sudah berusaha mendamaikan tetapi tidak berhasil.

Saksi kedua nama dirahasiakan binti nama ayah saksi, umur 61 tahun, agama Islam, pekerjaan Pensiunan PNS, alamat tinggal Kalicacing Rt. 06/01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Saksi adalah kakak Tergugat. Berdasarkan keterangan saksi, Tergugat menikah dengan Penggugat

90

danbertempat tinggal di rumah bersama selama 12 tahun. Namun Penggugat dan Tergugat sekarang berpisah tempat tinggal karena sering terjadi percekcokan dan pertengkaran. Alasan pertengkaran adalah hutang ke Bank untuk modal usaha Penggugat, akan tetapi oleh Penggugat dipinjamkan kepada tetangga. Upaya untuk memberikan nasehat dan merukunkan telah dilakukan tetapi tidak berhasil. Saksi juga menyampaikan lebih baik rukun lagi, namun semua keputusan kembali lagi pada Penggugat dan Tergugat.

Berdasarkan keterangan saksi baik saksi dari pihak Penggugat maupun saksi dari pihak Tergugat, Penggugat dan Tergugat membenarkan atas keterangan yang diberikan. Setelah persaksian Penggugat tidak mengajukan sesuatu apapun lagi dan memohon putusan dari Majelis Hakim.

f. Tentang pertimbangan hukum

Pertimbangan hukum dalam memutus perkara menjadi hal yang sangat penting bagi Hakim. Maksud dan tujuan isi gugatan yang diuraikan secara terperinci adalah salah satu bahan pertimbangan Hakim. Posita dalam gugatan disesuaikan kebenarannya dengan keterangan saksi yaitu dengan dalil rumah tangga tidak hamonis, mulai goyah serta sering terjadi pertengkaran dan perselisihan sejak Mei 2001. Alasan pertengkaran adalah Tergugat kembali ke agama Nasrani dan keluar dari agama Islam. Kehadiran Penggugat dan Tergugat dalam persidangan, hasil mediasi gagal atau berhasil, petitum primer maupun subsidier merupakan serangkaian uraian dalam gugatan.

91

Pertimbangan hukum didasarkan pada HIR dan KHI. Mediasi yang telah dilakukan dalam suatu perkara baik hasilnya gagal ataupun berhasil, maka pemeriksaan perkara telah memenuhi ketentuan pasal 130 HIR dan PERMA No. 1 tahun 2008. Sesuai pasal 174 HIR merupakan bukti sempurna Tergugat mengakui dalil gugatan sebagai suami Penggugat dengan dibuktikan bukti otentik berupa akte nikah.Maka sesuai bukti yang ada Penggugat mempunyai hak atas gugatan. Berdasarkan pasal 116 huruf (h) KHI gugatan

telah memenuhi ketentuan dan dinyatakan jatuh talak satu ba‟in Tergugat

terhadap Penggugat.

Pengakuan dalil gugatan oleh Tergugat terjadinya pertengkaran karena Tergugat keluar dari agama Islam menjadi dasar pertimbangan Hakim.Keterangan saksi di persidangan yang telah diuraikan sebelumnya juga menjadi salah satu pertimbangan Hakim..

Hakim dalam pertimbangan hukum selain dari UU, saksi dan bukti juga mengambil pendapat pakar Hukum Islam Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqh As-Sunnahbab Ath-Thalaq

الْتدَتدَبلْحدَ ا لْندِ دَفادِ دَرّضاأأذدَهدِاا دَهدِ لْودَزادَنلُْدَبدَوا دَهدَنلُْدَبادَقلَْدِرلْ ّتاأا لْتدَب دَطدَواةدَ لْوقَّساأا لْتدَعقَّ اأأدَذدِأ

ا

اةًةدَندِا دَباةًةدَ لْ دَطا دَهدِ لْودَزا لْندِ اًدِا دَ لْاأا دَهدَ قَّ دَطادِ لْىرُهلْ دَ لْاأاًدَ دَعاةً دَ دِاأدَواةً قَّردَ لْىدَادَوادَ دَرّضاأ

ا

Artinya : jika seorang istri menggugat suami agar diceraikan dari suami, karena ada alasan (madharat) maka jika alasan (madharat) itu terbukti walau hanya satu kali, menurut pendapat yang masyhur,

92

Hakim dapat menceraikan istri dari suaminya dengan jatuh talak bain sughro.(Sabiq, 1980: 237)

Pertimbangan Hakim lain yang digunakan adalah berdasarkan pasal 84 UU No. 7 tahun 1989 yang telah diubah dengan UU No. 50 tahun 2009

tentang Peradilan Agama menyatakan bahwa, “Panitera Pengadilan Agama

Salatiga mengirimkan Salinan putusan ke KUA tempat dilangsungkan

perkawinan antara Penggugat dan Tergugat”. Berdasarkan pasal 89 ayat (1)

UU No. 7 tahun 1989 yang telah diubah dengan UU No. 50 tahun 2009, perkara tersebut termasuk bidang perkawinan, maka dari itu biaya perkara dibebankan kepada Penggugat.

g. Tentang Putusan Hakim perkara cerai gugat.

Putusan Hakim adalah tetap, berkekuatan hukum dan tidak bisa diganggu gugat. Putusan Hakim didapat setelah adanya pertimbangan hukum, bukti dan fakta-fakta yang ada. Putusan pada perkara No. 0356/Pdt. G/2011/PA. SAL adalah mengabulkan gugatan dari pihak Penggugat. Gugatan yang diajukan adalah meminta Majelis Hakim untuk menyatakan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat putus karena perceraian.

Gugatan yang kedua berdasarkanpemeriksaan perkara telah memenuhi ketentuan pasal 130 HIR dan PERMA No. 1 tahun 2008. Sesuai pasal 174 HIR merupakan bukti sempurna Tergugat mengakui dalil gugatan sebagai suami Penggugat dengan dibuktikan bukti otentik berupa akte nikah. Maka

93

sesuai bukti yang ada Penggugat mempunyai hak atas gugatan. Berdasarkan pasal 116 huruf (h) KHItelah memenuhi ketentuan dan dinyatakan jatuh talak

satu ba‟in Tergugat terhadap Penggugat.

Putusan Majelis Hakim yang kedua adalah berdasarkan pasal 116