• Tidak ada hasil yang ditemukan

Administrasi dan Evaluasi

Dalam dokumen Oleh: EDVAN NIM : (Halaman 119-126)

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP METODE

3. Administrasi dan Evaluasi

Tugas-tugas Administrasi yang harus dilaksanakan antara lain :

- Entry data untuk semua jenis polis-polis yang diterbitkan sesuai jenis asuransinya masing-masing (Nomor Polis, Nilai Pertanggungan, Jenis Risiko, Tarif Premi, Jaminan tambahan, dan Tarif Preminya).

- Membagi-bagi premi (Share Asuradur dan Share Reasuradur)

- Penyusunan dalam bentuk “Bordero Premi” sesuai dan dikirimkan kepada Leading Reinsurers setiap bulan.

- Pembuatan Rekapitulasi setiap tiga bulan dalam bentuk Statement of Account. - Laporan klaim. Disamping itu secara bertahap harus dilakukan evaluasi,

sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan Treaty untuk tahun yang akan datang.

Sebaliknya untuk Non Proportional Treaty Excess of Loss tidak memerlukan administrasi tersebut di atas. Satu-satunya laporan adalah apabila terjadi klaim dengan jumlah pembayaran melebihi retensi sendiri, karena keterlibatan reasuradur untuk membayar klaim.

Berikut ini akan dijelaskan isi dari perjanjian Reasuransi Syariah dengan menggunakan Metode Treaty Non Proportional Excess of Loss.

1) Takaful Operator

Pihak pemberi sesi (ceding company), yaitu perusahan asuransi syariah yang menyatakan kesepakatannya untuk memberikan porsi reasuransi kepada pihak penerima sesi yang dalam hal ini disebut reasuradur atau penanggung ulang.

2) Class dan Type

Bila dalam suatu perjanjian reasuransi disebutkan class dan type, maksudnya adalah jenis asuransi yang termasuk dalam suatu perjanjian, misalnya:

- Asuransi Kebakaran - Asuransi Pengangkutan

- Asuransi Rangka Kapal - Asuraansi Gempa bumi 3) Period

Period yang dimaksud dalam perjanjian ini adalah masa perjanjian antara pihak operator asuransi syariah dengan operator reasuransi syariah. Misalnya 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2010.

4) Territorial Scope

Dalam setiap traktat reasuransi baik yang proportional maupun non proportional, ketentuan tentang “Territorial Scope” biasanya diberlakukan.

Contoh 1:

Territorial Scope : Republik Indonesia

Berlaku atas objek pertanggungan yang berada dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Seperti misalnya untuk Asuransi Kebakaran, Asuransi Kendaraan Bermotor, Asuransi Alat-alat Berat dan lain-lain.

Ketentuan tentang “Territorial Scope” seperti di atas tidak berlaku untuk jenis-jenis asuransi tertentu. Seperti misalnya untuk Asuransi Aviasi, Asuransi Pengangkutan Barang, Asuransi Kecelakaan Diri, Asuransi Tanggung Gugat Profesi dan lain-lain.

5) Retakaful Limit

Yang dimaksud dengan retakaful limit dalam metode treaty non proportional excess of loss adalah batas kemampuan perusahaan asuransi syariah menanggung beban tanggung jawab sendiri atas kerugian tunggal atau kerugian akumulatif.

Contoh 2 :

To pay up to IDR 4,700,000,000 or equivalent in other currency Ultimate Net Loss each and every Loss, each and every risk or series of losses arising out of one event

in excess of

IDR 300,000,000 or equivalent in other currency Ultimate Net Loss each and every Loss, each and every risk or series of losses arising out of one event.

Penjelasannya, retensi sendiri perusahaan asuransi syariah adalah sebesar Rp 300.000.000 berarti bahwa semua klaim dengan jumlah kerugian sampai dengan Rp 300.000.000 akan ditanggung sendiri oleh perusahaan asuransi syariah, dan apabila terjadi klaim dengan jumlah kerugian lebih dari Rp 300.000.000 akan tetapi tidak lebih dari Rp 4.700.000.000 maka perusahaan reasuransi syariah akan bertanggung jawab untuk membayar kerugian tersebut setelah dikurangi retensi sendiri.

6) Reinstatement

Istilah ini biasanya dipakai dalam Excess of Loss Treaty. Yang dimaksud dengan Reinstatement adalah pemulihan limit reasuransi yaitu mengembalikan limit reasuransi setelah terpakai untuk membayar klaim yang terjadi.

Contoh 3 :

Motor Motor Excess of Loss Programme PT. Asuransi XYZ. Ceding Company Retention Rp. 50.000.000 / a.a.c

Reinstatement Limit Rp 150.000.000

(Reinsurer‟s share = Rp 200.000.000 – Rp 50.000.000 = Rp 150.000.000)

Rate 6.5% (flat)

Terj adi klaim sebesar Rp 150.000.000

Share Asuradur / Deductible Rp 50.000.000 Share Reasuradur Rp 100.000.000

Oleh karena share reasuradur any one occurance adalah sebesar Rp 150.000.000 karena terpakai untuk membayar klaim Rp 100.000.000 = Sisa Rp 50.000.000. Jumlah Rp 50.000.000 harus dikembalikan (di reinstatement) menjadi Rp 150.000.000 dengan kekurangan sebesar Rp 100.000.000.

Premi Reinstatement = 6.5% x Rp 100.000.000 = Rp 6.500.000. Sehingga perhitungan pembayaran klaim kepada reasuradur menjadi sebagai berikut:

Jumlah klaim Rp 150.000.000

Deductible (share asuradur) Rp 50.000.000

Premi Reinstatement 6.5% x Rp 100.000.000 = Rp 6.500.000. Klaim dibayar kepada asuradur :

= Rp 100.000.000 – Rp 6.500.000 = Rp 93.500.000

7) Minimum & Deposit Premium (Mindep)

Adakalanya penanggung ulang akan menggunakan tarif minimum dan maksimum yang didasarkan pada pengalaman yang sebenarnya dari tahun sebelumnya dan diperhitungkan pada akhir tahun sebelumnya. Dengan metode perhitungan excess of loss, premi yang sebenarnya harus dibayar baru dapat diketahui pada akhir tahun berjalan. Dengan kenyataan ini penanggung ulang harus menunggu demikian lama untuk menerima pembayaran premi meskipun dapat saja terjadi kemungkinan bahwa para penanggung ulang sewaktu-waktu sudah harus membayar ganti kerugian selama jangka waktu satu tahun yang sedang berjalan.

Metode pembayaran premi demikian jelas tidak menguntungkan pihak penanggung ulang. Untuk mengatasi hal yang demikian, lazimnya pihak

penanggung ulang akan menetapkan suatu jumlah minimum deposit yang diperkirakan jumlahnya lebih kecil dari jumlah premi yang diperkirakan akan diperoleh setelah akhir tahun berjalan, pada saat jumlah pendapatan premi secara keseluruhan telah diketahui.

Contoh 4 :

Apabila jumlah premi untuk tahun sebelumnya mencapai Rp 4.700.000.000 dan jumlah kerugian yang melampaui U.N.R seluruhnya sebesar Rp 350.000.000, burning cost untuk tahun itu adalah

350.000.000

x 100% = 7.447% 4.700.000.000

Selanjutnya, bila faktor beban tambahan yang dikenakan adalah 100/75, tariff premi menjadi 100/75 x 7.447% = 9.93% dan jumlah uang premi yang harus dibayar kepada penanggung adalah 9.93% x 4.700.000.000 = Rp 466.710.000 dibayar dimuka.

Apabila minimum deposit untuk tahun itu tersebut ditetapkan Rp 300.000.000 dan dengan perkiraan pendapatan premi sebesar Rp 4.700.000.000 serta jumlah premi yang harus dibayarkan kepada penanggung ulang sebesar Rp 466.710.000, pada saat perhitungan penyesuaian pihak penanggung pertama selaku tertanggung yang bersangkutan harus membayar lagi sejumlah Rp 166.710.000. Sebaliknya jika premi yang harus dibayar kepada penanggung lebih kecil dari minimum deposit tidak ada pengembalian premi.

B. Analisis Faktor-faktor Yang Membuat Perusahaan Asuransi Syariah

Dalam dokumen Oleh: EDVAN NIM : (Halaman 119-126)

Dokumen terkait