• Tidak ada hasil yang ditemukan

Administrasi Perkara (dilampirkan matrik terlampir)

Dalam dokumen PENGADILAN NEGERI PRAYA (Halaman 66-78)

Bab V Pembinaan dan Pengelolaan

D. Pengelolaan Administrasi

1. Administrasi Perkara (dilampirkan matrik terlampir)

Peradilan dalam rangka menyelenggarakan kekuasaan kehakiman sebagaimana desebutkan dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, bahwa tugas pokok Pengadilan yaitu untuk menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya.

Untuk dapat melaksanakan tugas pokok tersebut diatas diperlukan adanya peradilan yang benar dan tertib. Penyelenggaraan administrasi peradilan yang benar harus mampu mendukung terbentuknya peradilan yang mandiri.

Dalam rangka melaksanakan tugas pokok pengadilan Panitera Pengadilan Negeri Praya menerima perkara yang diajukan kepada Pengadilan Negeri Praya untuk diproses lebih lanjut. Prosedur penerimaan perkara di Pengadilan Negeri Praya melalui 3 (tiga) meja yaitu, Meja I, Meja II, Meja III. Pengertian meja tersebut adalah merupakan kelompok pelaksana tekhnis yang harus dilalui oleh suatu perkara di Pengadilan Negeri Praya mulai dari penerimaan sampai perkara tersebut diselesaikan atau diputus.

a. Perkara Perdata 1. Meja Pertama

a. Menerima gugatan, permohonan, perlawanan (verzet), pernyataan banding, kasasi, permohonan peninjauan kembali, eksekusi, penjelasan dan penaksiran biaya perkara dan biaya eksekusi.

b. Menyerahkan kembali surat gugatan/permohonan kepada calon penggugat atau pemohon.

c. Selain tugas-tugas penerimaan perkara seperti tersebut diatas, maka meja pertama berkewajiban memberi penjelasan-penjelasan dengan dianggap perlu berkenaan dengan perkara yang diajukan.

2. Kas

Pemegang kas bertugas :

a. Menerima pembayaran uang Panjar biaya perkara (PBP) dan biaya eksekusi dari pihak calon penggugat atau pihak pemohon berdasarkan Slip Penyerotan Bank BRI.

b. Membukukan penerimaan uang panjar biaya perkara dan biaya eksekusi dalam buku penerimaan uang.

c. Mengembalikan Fotokopi Slip Penyerotan Bank BRI kepada pihak calon penggugat atau calon pemohon.

3. Meja Kedua

Meja kedua mempunyai tugas :

1. Menerima syarat gugatan/perlawanan dari calon penggugat/pelawan dalam rangkap sebanyak jumlah tergugat/terlawan ditambah sekurang-kurangnya 4 (empat) rangkap untuk keperluan masing-masing hakim.

2. Menerima surat permohonan dari calon pemohon sekurang-kurangnya sebanyak 2 (dua) rangkap.

3. Mendaftar/ mencatat surat gugatan atau pemohon dalam register yang bersangkutan serta pemberian nomor register pada surat gugatan atau permohonan tersebut.

4. Menyerahkan kembali satu rangkap surat gugatan/permohonan yang telah diberi nomor register kepada penggugat/pemohon.

5. Asli surat gugatan/permohonan dimasukkan dalam sebuah map khusus dengan melampirkan Fotokopi Slip Penyerotan Bank BRI dan surat-surat yang berhubungan dengan gugatan/permohonan, disampaikan kepada wakil panitera, untuk selanjutnya berkas gugatan/permohonan tersebut disampaikan kepada ketua pengadilan Negeri Praya melalui Panitera Pengadilan Negeri Praya.

6. Mendaftar/mencatat putusan Pengadilan Negeri Praya /Pengadilan Tinggi Mataram /Mahkamah Agung, dalam semua buku register yang bersangkutan.

4. Meja Ketiga

Meja ketiga bertugas :

a. Menyerahkan salinan putusan Pengadilan Negeri Praya/ Pengadilan Tinggi Mataram/Mahkamah Agung kepada yang berkepentingan.

b. Menyerahkan salinan penetapan Pengadilan Negeri kepada pihak yang berkepentingan.

c. Menerima Memori/Kontra memori Banding, memori/kontra memori jawaban/tanggapan peninjauan kembali, dan akta-akta lainnya seperti pengakuan hutang hipotik, ikatan kredit, pendaftaran badan hukum/badan usaha dan lain-lain.

e. Terhadap putusan yang dimohonkan banding berkas perkara dijahit dan disusun sebagai berikut :

Bundel A (untuk Arsip Pengadilan Negeri Praya)

1. Surat gugatan menggugat atau surat permohonan pemohon; 2. Penetapan penunjukan (Majelis/ Hakim);

3. Penetapan hari sidang; 4. Relas-relas panggilan;

5. Berita acara sidang (jawaban/ Replik/ Duplik pihak-pihak dimasukkan kesatuan berita acara);

6. Surat kuasa dari kedua belah pihak (bila memakai kuasa) 7. Penetapan sita konservatoir/ revindicatoir (kalau ada); 8. Berita acara sita conservatoir/ revindicatoir (bila ada); 9. Berita acara eksekusi (bila ada);

10. Lampiran-lampiran surat-surat yang dimajukan oleh kedua belah pihak (bila ada);

11. Surat-surat bukti penggugat (diperinci); 12. Surat-surat bukti tergugat (diperinci);

13. Tanggapan bukti-bukti tergugat dari penggugat (bila ada); 14. Tanggapan bukti-bukti penggugat dari tergugat (bila ada); 15. Berita acara pemeriksaan setempat (bila ada);

16. Gambar situasi (bila ada); 17. Surat-surat lainnya (bila ada).

Bundel B (untuk Arsip Pengadilan Tinggi Mataram) 1. Selain Putusan Pengadilan Negeri Praya.

2. Akta banding

3. akta pemberitahuan banding.

4. pemberitahuan memori kesempatan memori banding/ kontra memori banding.

5. Pemberitahuan memberi kesempatan pihak-pihak untuk melihat, membaca dan memeriksa (ter-inzage) berkas perkara/ permohonan. 6. Surat kuasa khusus (kalau ada khusus) penasehat hukum.

7. Tanda bukti ongkos perkara banding.

Terhadap putusan yang diajukan kasasi, berkas perkara dijahit dengan susunan sebagai berikut :

Bundel A (untuk arsip Pengadilan Negeri Praya) Berkas perkara susunan/aturannya sama seperti diatas.

Bundel B (untuk arsip Mahkamah Agung RI)

1. Relas-relas pemberitahuan isi putusan banding kepada kedua belah pihak.

2. Akta permohonan kasasi.

3. Surat kuasa khusus dari pemohon kasasi.

4. Memori kasasi (bila ada) atau suatu keterangan apabila pemohon kasasi tidak mengajukan memori kasasi.

5. Tanda terima memori kasasi.

6. Relas pemberitahuan kasasi kepada pihak lawan.

7. Relas pemberitahuan memori kasasi kepada pihak lawan. 8. Kotra memori kasasi (bila ada).

10. Relas memberikan kesempatan pihak-pihak untuk melihat, membaca dan memeriksa (ter-inzage) berkas perkara/ permohonan.

11. Salinan putusan Pengadilan Negeri Praya / foto copy yang telah dilegalisir oleh Panitera Pengadilan Negeri Praya.

12. Salinan putusan Pengadilan Tinggi Mataram/foto copy yang telah dilegalisir oleh Panitera Pengadilan Tinggi Mataram.

13. Tanda bukti setoran biaya yang sah dari Bank. 14. Surat-surat lain yang sekiranya ada.

Terhadap putusan yang diajukan peninjauan kembali, berkas perkara dijahit dengan susunan sebagai berikut :

Bundel A (untuk arsip Pengadilan Negeri Praya)

Berkas perkara susunan/aturannya sama seperti diatas.

Bundel B (untuk Arsip Mahkamah Agung RI)

1. Relas pemberitahuan isi putusan Mahkamah Agung (terutama kepada pemohon peninjauan kembali (PK) atau relas pemberitahuan isi putusan banding bila permohonan peninjauan kembali itu diajukan atas putusan Pengadilan Tinggi Mataram.

2. Akte permohonan peninjauan kembali.

3. Surat permohonan peninjauan kembali, dilampiri dengan surat bukti. 4. Tanda terima surat permohonan peninjauan kembali.

5. Surat Kuasa Khusus.

6. Surat pemberitahuan dan penyerahan salinan permohonan peninjauan kembali kepada pihak lawan.

7. Jawaban surat permohonan peninjauan kembali.

8. Salinan putusan Pengadilan Negeri Praya/ foto copy yang dilegalisir. 9. Salinan putusan Pengadilan Tinggi Mataram/ Foto copy yang

dilegalisir.

10. Salinan putusan Mahkamah Agung/ foto copy yang dilegalisir. 11. Tanda Bukti setoran biaya dari Bank.

12. Surat-surat lain yang dianggap ada.

Didalam menjalankan tugasnya sub Kepaniteraan Perdata Pengadilan Negeri Praya terlebih dahulu mempelajari kelengkapan-kelengkapan persuratan dan mencatat semua data-data perkara-perkara, yang baru diterimanya dalam buku penerimaan tentang perkara-perkara perdata, kemudian menyampaikannya kepada panitera dengan melampirkan semua formulir-formulir yang berhubungan dengan pemeriksaan perkara.

Setelah menerima berkas tersebut Panitera Pengadilan Negeri Praya sebelum meneruskan berkas perkara yang baru di terimanya itu kepada Ketua Pengadilan Negeri Praya, terlebih dahulu menyuruh petugas yang bersangkutan untuk mencatatnya dalam buku register umum untuk perkara-perkara perdata.

Kemudian selambat-lambatnya pada hari kedua setelah surat-surat gugat diterima dibagian kepaniteraan, Panitera Pengadilan Negeri Praya harus sudah menyerahkan kepada Ketua Pengadilan Negeri Praya mencatat dalam buku ekspedisi yang ada padanya dan mempelajarinya, kemudian menyampaikan kembali berkas perjara tersebut kepada Panitera Pengadilan Negeri Praya dengan disertai penetapan penunjukan Majelis Hakim/Hakim yang sudah harus dilakukannya dalam waktu 10 (sepuluh)

hari sejak gugatan/permohonan didaftarkan. Panitera Pengadilan Negeri Praya menyerahkan berkas perkara yang diterimanya dari Ketua/ Wakil Ketua Pengadilan Negeri Praya kepada Ketua Majelis Hakim/ Hakim yang bersangkutan.

Panitera Pengadilan Negeri Praya menunjuk seorang atau lebih Panitera Pengganti Pengadilan Negeri Praya untuk diperbantukan pada Majelis Hakim/Hakim yang bersangkutan. Setelah Majelis Hakim menerima berkas perkara dari Ketua/wakil Ketua Pengadilan Negeri Praya, maka Ketua Majelis/Hakim harus membuat Penetapan Hari Sidang (PHS). c. Perkara Pidana

a. Meja Pertama

Meja Pertama Bertugas :

1. Menerima berkas perkara pidana dari petugas yang berwenang dalam hal ini Pihak Kejaksaan Negeri Praya lengkap dengan surat dakwaan dan atau surat-surat yang berhubungan dengan perkara tersebut.

2. Menerima perkara pidana biasa, singkat, cepat, (ringan dan lalu lintas), pra peradilan, perlawanan, banding, kasasi, peninjauan kembali dan permohonan grasi.

3. Mendaftarkan dan memberi nomor register dan mengirimkan kepada Panitera Pengadilan Negeri Praya.

4. Menerima barang-barang bukti dan dicatat seteliti mungkin dalam buku register barang bukti.

5. Mencatat isi putusan Pengadilan Negeri Praya dan mendaftarkan dalam buku register perkara pidana dengan acara pemeriksaan singkat dan cepat.

6. Mencatat isi putusan Banding dari Pengadilan Tinggi Mataram, Kasasi, peninjauan kembali dan grasi dalam semua buku register yang bersangkutan.

7. Memberitahukan putusan Banding dari Pengadilan Tinggi Mataram, Kasasi, peninjauan kembali dan grasi kepada yang bersangkutan.

b. Meja Kedua

1. Menyerahkan ketikan ataupun salinan putusan Pengadilan Negeri Praya/ Pengadilan Tinggi Mataram/Mahkamah Agung kepada yang bersangkutan. 2. Menerima pernyataan perlawanan, naik banding, kasasi, peninjaun kembali

dan grasi.

3. Menerima memori banding, kontra memori banding, memori kasasi, kontra memori kasasi dan alasan peninjauan kembali.

4. Menerima permohonan grasi/ penangguhan pelaksanaan putusan Pengadilan Negeri Praya/ Pengadilan Tinggi Mataram/ Mahkamah Agung, permohonan peninjauan kembali.

5. Membuat akte permohonan berpikir terdakwa.

6. Membuat akta tidak mengajukan permintaan banding. 7. Membuat akte tidak mengajukan memori kasasi. 8. Pemberkasan.

Berkas perkara pidana banding disusun dalam bentuk dan urutan sebagai berikut:

Bundel A (Arsip Pengadilan Negeri Praya).

1. Penetapan penunjukan Majelis / Hakim serta Panitera Pengganti. 2. Penetapan hari sidang.

3. Berita Acara Persidangan (eksepsi/ replik/ duplik dimasukkan dalam kesatuan berita acara sidang).

4. Surat-surat bukti yang dimajukan dipersidangan (kalau ada). 5. Surat penetapan ijin penyitaan (kalau ada).

6. Surat penetapan ijin penggeledahan (kalau ada). 7. Surat perintah/ penetapan tahanan.

8. Surat kuasa penasehat hukum (kalau ada). 9. Surat relas panggilan.

10. Surat-surat lainnya.

11. Surat pelimpahan perkara dari jaksa penuntut umum. 12. Berkas perkara penyidik.

Bundel B (Arsip Pengadilan Tinggi Mataram) 1. Surat pengantar dan daftar isi.

2. Akte permohonan Banding.

3. Akte pemberitahuan permohonan banding. 4. Memori banding.

5. Akte pemberitahuan dan penyerahan memori banding. 6. Kontra memori banding.

7. Akte pemberitahuan dan penyerahan kontra memori banding. 8. Surat pemberitahuan mempelajari berkas perkara.

9. Berita Acara Akte memeriksa berkas perkara. 10. Salinan putusan.

11. Surat-surat lainnya.

Berkas perkara pidana yang dimintakan kasasi kepada Mahkamah Agung harus dijilid (dibundel) dengan baik dalam susunan/urutan sebagai berikut :

Bundel A (untuk arsip Pengadilan Negeri Praya)

Sama seperti susunan/urutan Bundel A perkara banding.

Bundel B (untuk Arsip Mahkamah Agung). 1. Surat Pengantar dan daftar isi.

2. Akte pemberitahuan putusan tingkat banding (Pengadilan Tinggi Mataram). 3. Akte permohonan pemeriksaan kasasi.

4. Akte pemberitahuan permohonan kasasi kepada termohon kasasi (terdakwa/penuntut umum).

5. Memori Kasasi

6. Berita Acara/Akte penerimaan memori kasasi atau akte penyerahan tidak mengajukan memori kasasi yang ditandatangani panitera.

7. Akte pemberitahuan/penyerahan memori kasasi kepada termohon kasasi. 8. Kontra memori kasasi (kalau ada).

9. Akte pemberitahuan, penyerahan kontra memori kasasi kepada pemohon kasasi.

10. Surat pemberitahuan mempelajari (inzage) berkas perkara kepada pemohon.

11. Dua eksemplar salinan resmi putusan tingkat pertama dan tingkat banding. 12. Surat Kuasa Khusus untuk mengajukan kasasi dari terdakwa kepada

penasehat hukum. 13. Surat-surat lainnya.

Terhadap putusan yang diajukan permintaan peninjauan kembali berkas perkara dijahit dengan susunan sebagai berikut :

- Penetapan penunjukan Hakim yang tidak memeriksa perkara semula untuk memeriksa permintaan peninjauan kembali.

- Penetapan hari sidang.

- Berita acara pemeriksaan yang ditandatangani hakim, jaksa, pemohon dan panitera.

- Berita acara pendapat yang ditandatangani hakim dan panitera. - Berkas acara semula

Bundel B (untuk arsip Mahkamah Agung)

- Surat keterangan permintaan peninjauan kembali yang ditanda tangani panitera dan pemohon.

- Surat permintaan peninjauan kembali disertai alasan-alasannya. - Salinan Putusan Pengadilan Negeri Praya/foto copy yang dilegalisir. - Salinan putusan Pengadilan Tinggi Mataram/foto copy dilegalisir.

- Salinan putusan Pengadilan Mahlamah Agung/foto copy yang dilegalisir. - Surat-surat lain yang mungkin ada.

Terhadap putusan pidana yang diajukan permohonan grasi, berkas perkara dijahit dengan susunan sebagai berikut :

Bundel A (untuk arsip Pengadilan Negeri Praya) berkas perkara semula (sama seperti butir-butir hutuf a).

Bundel B (untuk arsip Mahkamah Agung)

a. Akte penerimaan surat permohonan grasi yang ditandatangani panitera. b. Surat pemohonan penundaan menjalani pidananya (kalau diajukan). c. Surat permohonan grasi.

d. Surat pertimbangan permohonan grasi yang dibuat hakim.

f. Salinan Putusan Pengadilan Tinggi Mataram/foto copy dilegalisir. g. Salinan putusan Pengadilan Mahkamah Agung/foto copy dilegalisir. h. Surat-surat lain yang mungkin ada.

i. Surat pengantar pada Kejaksaan Negeri Praya atau Oditur Militer.

3. Kas

Segala pembayaran yang menyangkut perkara-perkara pidana dilaksanakan oleh kas berdasarkan SPUN dari kepada- Sub Kepaniteraan Pidana.

Panitera sebelum meneruskan berkas perkara yang baru diterimanya kepada Ketua Pengadilan Negeri Praya, terlebih dahulu mencatat dalam buku register perkara Pidana, dalam waktu selambat-lambatnya pada hari kedua setelah berkas perkara pidana diterima Panitera Pengadilan Negeri Praya, berkas-berkas perkara pidana itu harus sudah diterima oleh Ketua Pengadilan Negeri Praya. Selanjutnya Panitera Pengadilan Negeri Praya mengirim berkas perkara kepada Ketua Majelis/Hakim yang bersangkutan dan sekaligus menunjuk Panitera Pengganti untuk diperbantukan pada Majelis Hakim tersebut. Dalam hal terdakwanya ditahan Panitera wajib segera melaporkan kepada Ketua Pengadilan Negeri Praya.

Dalam dokumen PENGADILAN NEGERI PRAYA (Halaman 66-78)

Dokumen terkait