ngunan semesta, karena kemampuannja memberikan bahan2 dasar disegala lapangan pekerdjaan dalam waktu jang disingkat, teliti dan murah, terutama dalam bidangbidang perindustrian, pertambangan, kehutanan, pertanian, perpetaan, pekerdjaan umum (civilengineering) dsb. Dinegaranegara lain terutama di U.S.A., Canada, U.K. dan Rusia „Aerial Survey” mendapat tempat dan kedudukan jang penting sekali, oleh karena dengan tjara itu negara2 itu telah mengalami dan membuktikan dengan hasil2 jang njata arti dan faedahnja. Dengan tidak raguragu penulis menjatakan disini, bahwa karena aerial surveylah negara2 tersebut itu sangat madju dalam usaha membangun negaranja.
Terutama bagi negara kita jang pada saat itu sedang menjusun Rentjana Pembangunan Semesta, maka „Aerial Survey” selajaknja mendapat perhatian chusus. Negara kita terkenal diseluruh dunia sebagai negara jang kaja raya, tetapi kita sendiri sebenarnja tidak mengetahui dalam matjam apa dan djumlah berapa kekajaan alam itu. Djanganpun mengenai kekajaan alam, peta jang „up to date”, jang dapat dipertjaja sadja, belum kita miliki semua. Baru 6% dari seluruh wilajah kita jang petapetanja sudah diperbaha rui (herzien) tetapi sisanja masih merupakan peta2 jang „out of date”, jang kurang dapat dipertjaja kebenarannja.
AERIAL SURVEY.
Sesuatu rentjana tidak mungkin dapat dibuat kalau tidak dilengkapi lebih dahulu dengan informasi2 atau indikasi2 jang bersifat geografis, ar chaeologis dan geologic. Apr mendapatkan sumber2 informasi dan indikasi dalam waktu singkat kita bisa, maka tjara pemotretan, perpetaan dan penje lidikan (penafsiran) jang teliti dari udara merupakan satu2nja tjara jang wadjib kita tempuh.
Tjara untuk mendapatkan sumber2 informasi jang dapat kita pakai sebagai bahan2 dasar untuk pembangunan selandjutnja, baik jang bersifat social, tennis maupun economis, lazim disebut „aerial survey”.
Djelaslah kiranja, bahwa jang dimaksud dengan aerialsurvey itu bukan hanja pemotretan dan pengintaian dari udara sadja, tetapi segala bidang pekerdjaan jang mempergunakan langsung potret2 udara sebagai bahan2 4300
dasar. Dengan demikian aerial survey itu meliputi 4 bidang pekerdjaan besar jaitu: a. Pemotretan dari udara (airphotography) b. Fotogrametri (Photogrammetry) c. Interpretasi Foto (Photointerpretation) d. Penjelidikan Tambang (Airborne Geophysic Survey). PEMOTRETAN DARI UDARA. Kita mengenal. dua matjam fotoudara, foto udara jang diambil setjara menjerong (dari pintu atau djendela pesawat terbang) dan fotoudara jang diambil oleh kamera jang arahnja (relatip) tegak lurus kebawah. Jang per tama kita sebut fotooblique (oblique photo) dan jang kedua fotovertikal
(vertical photo).
Jang dipakai untuk keperluan perpetaan (photogrammetry) adalah jang vertical, oleh karena dapat ditentukan skalanja (perbandingannja). Skala negatip (film) sudah barang tentu bergantung pada tinggi terbang pesawat diatas tanah dan matjam lensa jang dipakai.
Sepia sesuatu jang terdapat dan kelihatan dari atas terlihat pula dalam fotoudara. Arus sungai atau djalan jang berbelokbelok kelihatan pula berbelokbelok dipotret.
Tang dikatakan djembatan, droppingszone, hutan dsb. tampak dipo tret sebagai keadaan jang sebenarnja, lengkap dengan detailnja. Karena sifatsifat itu maka gambar jang diperlihatkan potretudara itu merupakan suatu „natuurlijke weergave” dari daerah jang bersangkutan.
Karena peta digambar menurut bandingan ukuran tertentu, maka gambar peta itu adalah suatu „wiskundige weergave” dari daerah jang dipeta.
Gambar stereoskopis jang diperlihatkan oleh fotoudara vertikal ber ukuran 3 demensi, sedangkan gambar peta hanja berukuran 2 demensi, djadi dari 2 pets tidaklah dapat dilihat stereoskopis.
Dengan sifat istimewa dari potret2 udara vertikal itulah maka kemung kinan pemakaiannja sangat luas. Terutama dalam bidang tehnik potret2 udara vertikal sangat diperlukan dalam bidangbidang:
a. fotogrametri b. interpretasi foto c. pertanian, dsb.
FOTOGRAMETRI.
Fotogrametri adalah suatu ilmu jang bergerak dalam lapangan peng ukuran2 potretudara, jang (dengan menggunakan alatalat tertentu) dapat membuat peta2 topografi. Dalam lapangan pengukuran dan perpetaan, po tretudara dapat dipakai djuga sebagai peta dasar. Kalau daerah jang akan diukur itu luas, maka dari rangkaian potret2udara dapat dibuatkan suatu mosaik (mosaic) jang ketelitiannja (apabila controlled mosaic) dapat mendekati peta.
Dengan alat2 fotogrametry jang modern (the first order precision plot ting machine) jang telah ada dan jang telah pula dimiliki oleh instansi2 per petaan kita (Djatop, Kantor Kadaster), maka penglihatan perspektip dari fotoudara dapat diubah mendjadi projeksi, sebagai jang diperlukan untuk membuat peta atau rentjana. Dengan pengukuran stereoskopis itu, tinggi
dapat ditentukan dan contournja dapat digambar. Sekalipun begitu, ground control dengan tjara lama tetap diperlukan untuk memberikan rangka pekerdjaan (feame work) dari titik2 jang sudah ditentukan (fixed points), tetapi setjara relatip djerih pajah jang diperlukan djauh lebih berkurang dengan adanja tjara baru, jaitu fotogrametri. Didalam banjak hal tjara airsurvey dibandingkan dengan tjara teristris, djauh menguntungkan dalam biaja dan waktu. Terutama bagi daerah2, misalnja daerah2 rawa, hutan, pegunungan, dsb., aerial survey adalah satusatunja tjara jang sangat me nguntungkan, bahkan satusatunja tjara untuk memungkinkan pelaksanaan. pengukuran dalam waktu jang sesingkatsingkatnja. INTERPRETASI FOTO. Sebagai sudah diterangkan diatas, dengan dilihat stereoskopis terdapat tinggi rendahnja daerah. Dari lanschap itu dapat pula dikenal relief geolo gi, gezola erosi, bentuk daerah, terras2 sungai, mikrorelief tanah dsb. Dari tjaratjara morfologis itu dapatlah dikenal kesatuan2 morfologinja dan atas dasar itulah maka daerah jang diselidiki dapat dibagibagi dalam pelbagai daerah tanah (bodem lanschappen), jang selandjutnja dapat dibuatkan suatu peta geologis.
Potretudara dapat djuga dipakai untuk mengenal tumbuh2an. Untuk daerah chatulistiwa seperti Indonesia ini, dimana djenis tumbuh2an begitu banjaknja, ditambah pula lebatnja hutan2 dan keadaan geografinja, maka potret udara adalah salah satu alat (hulpmiddel) jang berguna sekali. Dengan menggunakan potretudara (vertikal) dapatlah dikenal pelbagai matjam hutan, jang selandjutnja masih dapat lagi dibagibagi menurut lebatnja.
Dengan dasar ini dapatlah dibuatkan peta vegetasi (vegetation map) jang kiranja sangat diperlukan oleh djawatan kehutanan dan pertanian.