• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3 Karakteristik Sosial Kemasyarakatan

5.3.3 Agama Responden

Keseluruhan responden beragama Kristen yakni Kristen Protestan (76,3%) dan Kristen Katolik (23,7%). Tidak ditemukan responden penganut agama lain di lokasi penelitian. Seperti halnya variabel suku, hal ini juga merupakan keunikan tersendiri karena selama ini kota Medan dikenal sebagai kota multi religi,

termasuk kawasan sekitar lokasi penelitian yakni Perumnas Mandala dimana warganya berbaur dalam suku dan agama yang berbeda-beda.

Gambar 5.15 Jumlah responden menurut agama Sumber: Data Penelitian Lapangan, 2009

Tabel 5.7 Crosstab Agama terhadap Lama Bermukim

AGAMA

KATOLIK PROTESTAN Total

Count 4 23 27 >25 THN % of Total 4.1% 23.7% 27.8% Count 1 4 5 21-25 THN % of Total 1.0% 4.1% 5.2% Count 4 6 10 16-20 THN % of Total 4.1% 6.2% 10.3% Count 3 8 11 11-15 THN % of Total 3.1% 8.3% 11.3% Count 3 10 13 6-10 THN % of Total 3.1% 10.3% 13.4% Count 8 23 31 LAMA BERMUKIM 0-5 THN % of Total 8.3% 23.7% 32.0% Count 23 74 97 Total % of Total 23.7% 76.3% 100.0%

Dari hasil tabulasi silang agama dengan lama bermukim ditunjukkan bahwa responden dengan agama Kristen Protestan dan Katolik terdistribusi merata

berdasarkan lama bermukim, artinya adanya kesamaan agama dengan pemukim terdahulu mendukung lama bermukim.

Tabel 5.8 Chi-square test Agama terhadap Lama Bermukim Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 78.163a 5 .000

Likelihood Ratio 83.607 5 .000

Linear-by-Linear Association 53.598 1 .000

N of Valid Cases 97

a. 5 cells (41,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,19.

Dari tabel 5.8 diperoleh Chi-squarehitung sebesar 78.163 sedangkan Chi-squaretabel sebesar 11.070 (taraf kepercayaan 95% dan derajat kebebasan = 5). Berdasarkan hasil tersebut keputusannya adalah Chi-squarehitung > Chi-squaretabel

maka Ho ditolak artinya H1 diterima artinya terdapat hubungan antara agama dengan lama bermukim.

5.3.4 Kekerabatan

Kehadiran responden di kawasan ini didominasi oleh ajakan kerabat (56,7%) yang telah lebih dulu bermukim di sana ataupun di sekitarnya, walaupun ada juga yang karena ajakan teman sekampung (2,1%), karena ajakan teman di kota Medan (5,2%) atau atas kemauan sendiri (36,1%). Hal di atas didukung oleh pengakuan responden yang menyatakan bahwa sebagian besar responden memiliki kerabat yang bermukim di sekitar kawasan penelitian (57,7%), apakah bermukim di lokasi penelitian atau bermukim di Perumnas Mandala yang

berhadapan langsung dengan permukiman responden. Sebagian lainnya tidak memiliki kerabat di sekitar kawasan (42,3%).

Hubungan kekerabatan ini dibuktikan dari ditemukannya rumah yang didiami oleh lebih dari satu keluarga, seperti anak yang telah berkeluarga (generasi kedua) tinggal bersama orang tua sekeluarga (generasi pertama), bahkan ada rumah yang didiami oleh tiga keluarga karena dua kepala keluarga generasi kedua bekerja di luar kota. Hubungan kekerabatan juga ditunjukkan dari pasangan suami istri yang umumnya bermarga karena berasal dari suku yang sama yakni Tapanuli/Batak serta menganut agama yang sama pula yaitu Kristen.

Tabel 5.9 Crosstab Kekerabatan terhadap Lama Bermukim

KEKERABATAN TIDAK ADA KERABAT ADA KERABAT Total Count 27 0 27 >25 THN % of Total 27.8% .0% 27.8% Count 5 0 5 21-25 THN % of Total 5.2% .0% 5.2% Count 9 1 10 16-20 THN % of Total 9.3% 1.0% 10.3% Count 0 11 11 11-15 THN % of Total .0% 11.3% 11.3% Count 0 13 13 6-10 THN % of Total .0% 13.4% 13.4% Count 0 31 31 LAMA BERMUKIM 0-5 THN % of Total .0% 32.0% 32.0% Count 41 56 97 Total % of Total 42.3% 57.7% 100.0%

Dari hasil tabulasi silang kekerabatan dengan lama bermukim ditunjukkan bahwa permukiman didominasi oleh responden yang memiliki kerabat di sekitar

kawasan (57,7%). Hubungan lama bermukim dengan kekerabatan berpengaruh secara signifikan bagi pemukim lama (27%) dan pemukim pemula (31%).

Tabel 5.10 Chi-square test Kekerabatan terhadap Lama Bermukim

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 93.312a 5 .000

Likelihood Ratio 125.640 5 .000

Linear-by-Linear Association 79.728 1 .000

N of Valid Cases 97

a. 4 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,11.

Dari tabel 5.10 diperoleh Chi-squarehitung sebesar 93.312 sedangkan Chi-squaretabel sebesar 11.070 (taraf kepercayaan 95% dan derajat kebebasan = 5). Berdasarkan hasil tersebut keputusannya adalah Chi-squarehitung > Chi-squaretabel

maka Ho ditolak artinya H1 diterima artinya terdapat hubungan antara kekerabatan dengan lama bermukim. Adapun tempat responden berkumpul atau berjumpa dengan keluarga dan kerabatnya yakni di rumah sendiri (76,3%), hanya sebagian responden yang berkumpul/berjumpa di warung (23,7%), itupun karena warung/kedai berada di teras rumah sendiri yang sehari-hari dijadikan tempat berkumpul. Beberapa karakteristik sosial kemasyarakatan di atas sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh Srinivas (2007) yang menyatakan bahwa tempat asal, suku/etnik, agama serta kekerabatan di permukiman merupakan faktor-faktor internal (alami) yang bertindak sebagai kekuatan pembangkit dan menentukan kualitas serta ukuran sebuah permukiman termasuk permukiman kumuh dan liar. Keempat variabel karakteristik sosial kemasyarakatan tersebut memberi pengaruh yang signifikan terhadap keberlangsungan permukiman tersebut.

5.3.5 Kelembagaan

Sebagaimana diketahui permukiman ini merupakan permukiman ilegal. Namun kenyataannya permukiman ini termasuk Kelurahan Tegal Sari Mandala II dan merupakan satu lingkungan yakni Lingkungan XIV yang dikepalai oleh seorang Kepala Lingkungan. Pada awalnya kepala lingkungan adalah salah satu dari sepuluh pemukim pertama. Kemudian berganti karena meninggal dunia, tetapi bukan merupakan keturunan, terbukti dari marga para Kepala Lingkungan tersebut berlainan satu sama lain. Kepala Lingkungan merupakan tokoh masyarakat yang berpengaruh di permukiman tersebut, didominasi oleh tokoh-tokoh perintis permukiman tersebut.

Oleh karena itu maka secara administratif pemukim memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK) dan membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta diharuskan memberikan setoran kepada Kepala Lingkungan sebesar Rp.1500,-sampai Rp.1750,- setiap bulan guna kepentingan lingkungan.

Gambar 5.16 Bukti pembayaran PBB Sumber: Data Penelitian Lapangan, 2009

Tetapi tidak ditemukan adanya Sertifikat Tanah atau Izin Mendirikan Bangunan (IMB), yang ada hanyalah kwitansi jual beli tanah atau rumah saja. Begitu pula, lingkungan ini juga mendapat Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Pemerintah yang besarnya berkisar Rp.300 juta, untuk dibagikan kepada 220 KK miskin dan sesekali memperoleh bantuan sembako dari LSM. Tidak ditemukan Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) di dalam Lingkungan XIV ini, yang ada hanyalah satu lembaga yang disebut STM (Serikat Tolong Menolong) yang juga dibentuk oleh 10 keluarga pemukim di awal permukiman ini didirikan.

STM ini dibentuk berdasarkan kerohanian/aliran agama atau persatuan marga. STM membentuk beberapa bidang seperti kemalangan, sukacita dan adat. Persatuan marga dapat dikelompokkan lagi menurut marga suami atau istri. Menurut Kepala Lingkungan, satu badan STM beranggota sekitar 13 keluarga. Setiap anggota membayar iuran yang akhirnya menjadi simpanan. Besarnya iuran bervariasi sesuai kemampuan ekonomi, biasanya berkisar Rp.10.000,- sampai Rp.50.000,- per bulan. Apabila satu keluarga menjadi anggota dari beberapa badan STM, tentu pengeluaran untuk iuran juga menjadi besar. Suka atau tidak, pemukim terpaksa menjadi anggota beberapa STM. Hal ini disebabkan karena STM merupakan lembaga yang menolong pemukim di saat diperlukan seperti pada saat kemalangan, perhelatan ataupun sebagai tempat meminjam uang. Menurut seorang ibu (Br. Situmorang, 67 tahun), STM ini berbentuk koperasi simpan pinjam. Anggota boleh meminjam uang dengan syarat berbunga seperti sistem di bank. Oleh karena itu anggota yang meminjamkan uangnya juga memperoleh pembagian bunga sebagai jasa. Kadangkala pemukim menyebutnya

sebagai rentenir. Jika pemukim tidak menjadi anggota, kemungkinan besar akan dikucilkan sehingga tidak mendapat bantuan pinjaman.