• Tidak ada hasil yang ditemukan

AIR, UDARA, HUTAN

Dalam dokumen Laporan Akhir Rtrw Aceh Besar (Halaman 182-186)

Rencana penatagunaan tanah, air, udara dan hutan merupakan pengaturan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah, air, udara dan hutan. Uraian selengkapnya masing masing rencana penatagunaan tersebut dijelaskan berikut ini.

8.1 RENCANA PENATAGUNAAN TANAH

Pada dasarnya penatagunaan tanah ini diselenggarakan terhadap bidang bidang tanah yang sudah ada haknya maupun tanah negara. Dalam penatagunaan tanah ini tetap mengakui hak hak atas tanah yang sudah ada. Pengaturan hak dan kewajiban dalam penguasaan tanah adalah :

a. Pemegang hak atas tanah wajib menggunakan tanah dan dapat memanfaatkan tanah sesuai rencana tata ruang, serta memelihara tanah dan mencegah kerusakan tanah. b. Penguasaan tanah yang sudah ada haknya sebelum adanya penetapan rencana tata

ruang tetap diakui haknya.

c. Pengusaan tanah setelah penetapan rencana tata ruang dapat diberikan haknya apabila penggunaan dan pemanfaatan tanahnya sesuai dengan rencana tata ruang.

d. Penguasaan tanah setelah penetapan rencana tata ruang tidak diberikan haknya apabila penggunaan dan pemanfaatan tanahnya tidak sesuai dengan rencana tata ruang. Dalam hubungannya dengan pemanfaatan tanah, maka :

a. Pemegang hak atas tanah yang secara sukarela melakukan penyesuaian pemanfaatan tanah dapat diberikan insentif.

b. Pemegang hak atas tanah maupun pemakai tanah negara yang belum melaksanakan penyesuaian pemanfaatan tanahnya dapat dikenakan disentif.

Dalam pelaksanaan pengelolaan penatagunaan tanah adalah : pengelolaan penguasaan dan pemanfaatan tanah dapat dilakukan melalui penataan kembali, upaya kemitraan, penyerahan dan pelepasan hak atas tanah kepada negara atau pihak lain dengan penggantian sesuai dengan perundang undangan yang berlaku.

8.1.1 Rencana Penatagunaan tanah di Kawasan Lindung

Pada dasarnya rencana penatagunaan tanah di kawasan lindung akan diuraikan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan pemanfaatannya. Ketentuan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah di kawasan lindung dan kawasan budidaya diuraikan sebagai berikut :

a. Penguasaan tanah di kawasan lindung

ƒ Penguasaan pada bidang bidang tanah yang belum dilekati hak atas tanah pada kawasan lindung tidak akan diberikan hak atas tanah.

ƒ Penguasaan tanah pada kawasan yang ditetapkan berfungsi lindung yang dikuasai oleh masyarakat yang pemanfaatan tanahnya tidak sesuai dengan rencana tata ruang tidak akan diberikan hak atas tanah

c. Penggunaan tanah di dalam kawasan lindung harus sesuai fungsi lindung d. Pemanfaatan tanah dalam kawasan lindung

Kegiatan budidaya yang sudah ada di kawasan lindung dan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup, serta dapat mengganggu fungsi lindung harus dikembalikan ke fungsi lindung secara bertahap sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.

8.1.2 Rencana Penatagunaan Tanah di Kawasan Budidaya

Dalam rencana penatagunaan tanah di kawasan budidaya diuraian tentang ketententuan penguasaan dan pemanfaatan tanah di kawasan budidaya sebagai berikut:

a. Ketentuan penguasaan tanah di kawasan budidaya adalah :

ƒ Penguasaan tanah dalam kawasan budidaya harus sesuai dengan sifat pemberian hak, tujuan pemberian hak dan rencana tata ruang.

ƒ Penggunanan tanah yang dikuasai oleh masyarakat yang penggunaan dan pemanfaatan tanahnya tidak sesuai dengan rencana tata ruang disesuaikan melalui penyelenggaraan penatagunaan tanah.

ƒ Pemanfaatan tanah yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang tidak dapat ditingkatkan pemanfaatannya, harus disesuaikan dengan rencana tata ruang dan dilaksanakan melalui penyelenggaraan penatagunaan tanah.

ƒ Pemanfaatan tanah di kawasan budidaya yang belum diatur dalam rencana rinci tata ruang dilaksanakan dengan mempertimbangkan kriteria dan standar pemanfaatan ruang.

8.2 RENCANA PENATAGUNAAN AIR

Air merupakan kebutuhan vital untuk kelangsungan hidup sehari hari, untuk itu perlu adanya penatagunaan air. Ketentuan ketentuan tentang penatagunaan air adalah :

a. Air baku permukaan dan air tanah serta sumber air tidak dapat dikuasai oleh perorangan atau badan usaha.

b. Ketentuan ketentuan pemanfaatan air adalah :

ƒ Masyarakat dan badan usaha dapat memanfaatkan air baku permukaan dan air tanah sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku

ƒ Masyarakat dan badan usaha wajib memelihara kualitas air baku permukaan dan air tanah.

ƒ Masyarakat dan badan usaha dilarang mencemari air baku dan badan air sungai dan danau/mata air diatas ambang batas yang ditetapkan dalam peraturan perundang undangan yang berlaku.

8.3 RENCANA PENATAGUNAAN UDARA

Ruang udara merupakan ruang yang harus bebas dari polusi dan pencemaran. Untuk itu, perlu rencana penatagunaan udara yang menguraikan tentang ketentuan ketentuan sebagai berikut:

a. Ruang udara tidak dapat dikuasai oleh perseorangan atau badan usaha b. Ketentuan pemanfaatan udara adalah :

ƒ Masyarakat dan badan usaha wajib memelihara kualitas udara

ƒ Masyarakat dan badan usaha dilarang mencemari udara diatas ambang batas yang ditetapkan dalam peraturan perundang undangan yang berlaku.

ƒ Pemanfaatan ruang udara diatas tanah yang dikuasai masyarakat dan badan usaha harus seijin pemilik hak atas tanah yang bersangkutan.

8.4 RENCANA PENATAGUNAA HUTAN

Rencana penatagunaan hutan dalam hal ini meliputi pengaturan pengendalian kegiatan kegiatan permukiman dan pertanian yang terletak di kawasan hutan, pengaturan hutan produksi, hutan konversi, hutan lindung serta pengaturan rehabilitasi dan reklamasi hutan. Selengkapnya pengaturan pengaturan tersebut diuraikan sebagai berikut:

a. Kegiatan permukiman dan pertanian yang terletak di kawasan hutan :

ƒ Pencegahan kegiatan ladang berpindah di kawasan hutan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan dan terjadinya kebakaran.

ƒ Penggunaan tanah yang dikuasai masyarakat untuk kegiatan permukiman dan pertanian di kawasan hutan disesuaikan melalui penyelenggaraan penatagunaan tanah.

b. Hutan produksi

ƒ Pemanfaatan hutan produksi dilakukan oleh pemegang HPH yang telah mempunyai izin resmi untuk eksploitasi hasil hutan.

ƒ Pemegang HPH wajib melakukan reboisasi terhadap hutan yang telah dilakukan penebangan.

c. Hutan Lindung

ƒ Kawasan hutan lindung merupakan kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya, sehingga wajib dilindungi.

ƒ Pengenaan sanksi terhadap perambah hutan lindung baik yang dilakukan oleh perorangan, badan hukum, oknum pemerintahan, para penegak hukum, dan para legislator tertentu.

d. Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan

ƒ Rehabilitasi dan reklamasi hutan bakau (mangrove) bagi kawasan kawasan disekitar pantai yang terkena bencana tsunami dan gempa.

9.1 RENCANA SISTEM KEGIATAN PEMBANGUNAN

9.1.1 Indikasi Kawasan Prioritas Pembangunan

Rencana kawasan yang diprioritaskan meliputi kawasan yang dianggap perlu diprioritaskan pengembangannya atau penangannya serta memerlukan dukungan rencana rinci dan program sebagai upaya mewujudkan Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang. Untuk wilayah Kabupaten Aceh Besar kawasan-kawasan yang dianggap prioritas pembangunannya adalah :

¾ Kawasan yang terkena dampak langsung bencana tsunami dan gempa.

Secara umum bencana tersebut telah meluluhlantakan lingkungan, penduduk dan infrastruktur kawasan pesisir radius sampai ± 5 km dari garis pantai. Pada kawasan ini perlu dilakukan penanganan segera. Sesuai dengan amanat Perpu No. 2 Tahun 2005 untuk membentuk Badan Rehabilitasi dan rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Propinsi NAD dan Kepulauan Nias Propinsi Sumatera Utara, serta mengeluarkan Perpres No. 30 Tahun 2005 tentang Rencana induk rehabilitasi dan Rekonstruksi wilayah dan Kehidupan Masyarakat Propinsi NAD dan Kepulauan Nias Propinsi Sumatera Utara sebagai acuan bagi proses percepatan tersebut. Wilayah Kabupaten Aceh Besar yang masuk pada kawasan tersebut meliputi : Kecamatan Mesjid Raya, Baitussalam, Darussalam, Seulimeum, Peukan Bada, Lhoknga, Leupung dan Lhoong. Kawasan tersebut merupakan kawasan yang harus ditangani segera berupa kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi perumahan, infrastruktur, lingkungan serta pemulihan kehidupan masyarakat yang terkena bencana dengan program kegiatan tahun 2005 – 2009.

Bab

9

RENCANA SISTEM KEGIATAN

Dalam dokumen Laporan Akhir Rtrw Aceh Besar (Halaman 182-186)

Dokumen terkait