• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

PERTIMBANGAN HUKUM DALAM PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH OLEH HAKIM PENGADILAN AGAMA BINJAI

C. Akibat Hukum Setelah Anak Melakukan Perkawinan Di Bawah Umur

Salah satu produk dari Pengadilan Agama adalah Penetapan terhadap Permohonan dispensasi nikah juga mempunyai kekuatan hukum yang tetap, tetapi bedanya Putusan adalah penetapan yang hanya berlaku kepada Pemohon sendiri, untuk ahli warisnya, dan untuk orang yang memperoleh hak dari padanya. Hal ini disebabkan karena penetapan dikeluarkan karena adanya permohonan dimana permohonan diajukan oleh pemohon tanpa ada lawan atau tidak berpekara dengan lawan. Penetapan juga bersifat declaratoir atau menyatakan132

Saat mengajukan dispensasi perkawinan yg diwakilkan oleh orang tua salah satu calon mempelai. Dispensasi dilakukan untuk meminta izin Pengadilan Agama agar dapat melaksanakan perkawinan tersebut. Perkawinan yang dilakukan anak di bawah umur juga memiliki dampak negatif dan positif. Dilihat dari dampak negatif, anak yang melakukan nikah muda pastilah pemikiran yang

131 Wawancara dengan ibu Evawaty hakim Pengadilan Agama Binjai Pada Tanggal 23Januari 2019

132 Raihan A. Rosyid, Op.Cit. hal 215

belum cukup dewasa atau labil dan benturan-benturan dalam berumah tangga juga rentan perceraian. Dampak positifnya mereka menjauhi zina, kemashlahatan karena dilihat dari kasus yang pernah masuk di Pengadilan Agama bahwa karena terlalu dekat pasangan tersebut dan pergaulan mereka ada yang hamil di luar nikah. jadi dalam keadaan yang mendesak tersebut lebih baik untuk melakukan perkawinan.133

Setiap perbuatan hukum menimbulkan suatu akibat hukum antara suami dan isteri setelah perkawinan itu dilaksanakan. Sebagaimana yang terjadi pada perkawinan anak dibawah umur. Anak di bawah umur yang mendapatkan dispensasi perkawinan boleh melaksanakan perkawinan walaupun usianya masih di bawah umur yaitu anak tersebut telah dianggap dewasa dan dianggap cakap dalam melakukan suatu perbuatan hukum atau ia tidak berada di bawah pengampuan orang tuanya lagi. Setelah anak melakukan perkawinan kemudian anak itu hamil dan melahirkan seorang anak, maka anak tersebut menjadi anak sah sebagai akibat ia dinikahkan. Dan apabila anak itu dinikahkan kemudian anak itu lahir sebagai anak yang sah, maka timbullah suatu hubungan perdata antara orang tua dan anak terhadap harta perkawinan. Maksud anak sah di sini adalah karena pada saat ia lahir ia mempunyai ayah dan ibu dan dari hasil pernikahan yang sah pula.134

Sudah terjadinya perkawinan dan dianggap sudah dewasa dan cakap hukum dalam melakukan perbuatan hukum, maka dalam perkawinan tersebut juga timbulah hak dan kewajiban suami istri.

Yang dimaksud dengan hak disini adalah apa-apa yang diterima oleh seseorang dari orang lain, sedangkan yang dimaksud dengan kewajiban adalah apa yang mesti dilakukan seseorang terhadap orang lain. Dalam hubungan suami istri dalam rumah tangga suami mempunyai hak dan begitu pula istri mempunyai hak. Di balik itu suami mempunyai beberapa kewajiban. Adanya hak dan kewajiban antara suami istri dalam kehidupan rumah tangga itu dapat dilihat dalam beberapa ayat Qur’an dan beberapa hadis Nabi. Contoh dalam Al-Qur’an, umpamanya pada surat al-Baqarah (2) ayat 228: “bagi istri itu ada hak-hak berimbang dengan kewajiban-kewajibannya secara ,akruf dan bagi suami setingkat lebih dari istri”135

Contoh dalam hadis Nabi, umpamanya hadis dari Amru bin al-Ahwash:

“ketahuilah bahwa kamu mempenyunyai hak yang harus dipikul oleh istrimu dan istrimu juga mempunyai hak yang harus kamu pikul” hak suami merupakan kewajiban bagi istri, sebaliknya kewajiban suami merupakan hak bagi istri. Dalam kaitan ini ada tiga hal:

a. Kewajiban suami terhadapistrinya, yang merupakan hak istri dari suaminya

135 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Op. Cit., Hal 159

b. Kewajiban istri terhadap suaminya,yang merupakan hak suami dari sitrinya.

c. Hak bersama suami istri d. Kewajiban bersama suami istri

Adapun kewajiban suami terhadap istrinya dapat dibagi kepada dua bagian:

1. Kewajiban yang bersifat materi yang disebut nafaqah 2. Kewajiban yang tidak bersifat materi

Kewajiban suami yang merupakan hak bagi istrinya yang tidak bersifat materi adalah sebagai berikut:

a. Menggauli istrinya secara baik dan patut.hal ini sesuai dengan firman allah dalam surat an-Nisa’ ayat 19 “ pergaulilah mereka (istri-istrimu) secara baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka (bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak” yang dimaksud dengan pergaulan di sini secara khusus adalah pergaulan suami istri termasuk hal-hal yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan seksual. Bentuk pergaulan yang dikatakan dalam ayat tersebut diistilahkan dengan makruf yang mengandung arti secara baik sedangkan bentuk yang makruf itu tidak dijelaskan Allah secara khusu. Dalam hal ini diserahkan kepada pertimbangan alur dan patut menurut pandangan adat dan lingkungan

ucapan dan perbuatannya jangan sampai merusak atau menaykiti perasaan istrinya

b. Menjaganya dari segala sesuatu yang mungkin melibatkannya pada suatu perbuatan dosa dan maksiat atau ditimpa oleh sesuatu kesulitan dan mara bahaya. Dalam ayat ini terkandung suruhan kesulitan dan mara bahaya.

Dalam ayat ini terkandung suruhan untuk menjaga kehidupan beragama istrinya, membuat istrinya tetap menjalankan ajaran agama, dan menjauhkan istrinya dari segala sesuatu yang dapat menimbulkan kemarahan Allah. Untuk maksud tersebut suami wajib memberikan pendidikan agama dan pendidikan lain yang berguna bagi istri dalam kedudukannya sebagai istri136

Kewajiban istri terhadap suaminya yang merupakan hak suami dari istrinya tidak ada yang berbentuk materi secara langsung. Yang ada adalah kewajiban dalam bentuk nonmateri. Kewajiban yang bersifat nonmateri itu adalah:

1. Menggauli suaminya secara layak sesuai dengan kodratnya. Hal ini dapat dipahami dari ayat yang menuntut suami menggauli istrinya dengan baik yang dikutip di atas, karena perintah untik menggauli itu berlaku untuk timbal balik.

2. Memberikan rasa tenang dalam rumah tangga untuk suaminya, dan memberikan rasa cinta dan kasih sayang kepada suaminya dalam batas-batas yang berada dalam kemampuannya. Hal ini sejalan dengan bunyi surat Rum ayat 21, karena ayat itu ditujukan kepada masing-masing istri

136 Ibid Hal 160-161

3. Taat dan patuh kepada suaminya selama suaminya tidak menyuruhnya melakukan perbuatan maksiat.137

Pada umumnya hak dan kewajiban suami istri menurut Kompilasi Hukum Islam yaitu:

1. Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat.

2. Suami istri wajib saling mencintai, saling menghormati, setia dan memberi bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain.

3. Suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memelihara anak-anak mereka, baik mengenai pertumbuhan jasmani, rohani, maupun kecerdasan dan pendidikan agamanya.

4. Suami istri wajib memelihara kehormatannya

5. Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya, masing-masing dapat mengajukan gugatan kepada Pengadilan Agama

6. Suami istri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap

7. Rumah kediaman yang dimaksud dalam ayat (1), ditentukan oleh suami istri bersama.138

Hak dan kewajiban suami istri diatur juga secara tuntas dalam UU Perkawinan dalam satu bab yaitu bab V yang , materinya secara esensial telah sejalan dengan

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi sendiri dasar dari susunan masyarakatnya.

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat

(2) Masing- masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum (3) Suami adalah kepala keluarga dan istri ibu rumah tangga

Pasal 32

(1) Suami harus mempunyai tempat kediaman yang tetap

(2) Rumah tempat kediaman yang dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini ditentukan oleh suami istri bersama

Pasal 33

(1) Suami istri wajib saling cinta mencintai, hormat menghormati, setia, dan memberi bantuan lahir batin yang satu pada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat mengajukan gugatan kepada pengadilan.139

Adapun hak bersama suami istri, yang dimaksud dengan hak bersama suami istri ini adalah hak bersama secara timbal balik dari pasangan suami istri terhadap yang lain. Adapun hak bersama itu sebagai berikut:

1) Bolehnya bergaul dan bersenang-senang di antara keduanya. Inilah hakikat sebenarnya dari perkawinan itu

139 Undang-Undang Perkawinan BAB VI

2) Timbulnya hubungan suami dengan keluarga istrinya dan sebaliknya hubungan istri dengan keluarga suaminya, yang disebut hubungan mushaharah

3) Hubungan saling mewarisi di antara suami istri. Setiap pihak berhak mewarisi pihak lain bila terjadi kematian140

BAB V