• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akses transportasi

Dalam dokumen Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Bali. (Halaman 35-39)

A.2. Evaluasi Tematik Pembangunan Pariwisata di Provinsi Bali Perkembangan Kedatangan Wisatawan

1. Akses transportasi

2. Akses informasi dan komunikasi 3. Pengembangan budaya lokal

4. Pengembangan dan pengelolaan kawasan pariwisata 5. Kualitas SDM masyarakat lokal

6. Ekonomi kreatif berbasis eco-tourism

7. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lokasi pariwisata 8. Kebijakan anggaran pembangunan pariwisata

9. Peningkatan jumlah investor nasional

1. Akses transportasi

Sektor pariwisata sering pula disebut sebagai motor penggerak perekonomian Bali, karena sektor ini tidak hanya memberikan imbas ke depan (forward linkage) akan tetapi juga imbas ke belakang (backward linkage). Kaitan antarsektor membutuhkan

ketersediaan fasilitas-fasilitas pendukung seperti prasarana dan sarana transportasi. Jenis fasilitas prasarana dan sarana transportasi yang akan dibahas berikut ini mencakup (1) transportasi darat; (2) transportasi laut; dan (c) transportasi udara. Masing-masing jenis fasilitas prasarana dan sarana transportasi tersebut akan dibahas berturut-turut berikut ini.

a. Transportasi Darat

Fasilitas prasarana dan sarana transportasi darat mencakup dua subsistem, yaitu prasarana dan sarana angkutan darat dan pelabuhan penyeberangan yang merupakan jembatan apung untuk menghubungkan simpul kegiatan dari satu wilayah ke wilayah lainnya yang dipisahkan oleh wilayah perairan.

(1) Prasarana dan Sarana Angkutan Jalan

Jalan merupakan sarana vital dalam mendukung perkembangan suatu wilayah. Kemudahan akses yang ditimbulkan oleh ketersediaan jalan secara otomatis akan memberi dampak positif bagi kelangsungan transaksi perekonomian. Sesuai dengan data Bali Dalam Angka tahun 2014 diperoleh keterangan bahwa panjang jalan di Provinsi Bali pada tahun 2013 mencapai7.844,02km, meliputi jalan nasional 535,23 km, jalan provinsi 860,53 km, dan jalan kabupaten 6.448,26 km. Dilihat dari kondisi permukaan jalan secara keseluruhan dari jalan tersebut, yang dalam hal ini dibedakan menjadi 4 (empat), yaitu (1) baik; (2) sedang; (3) rusak; dan (4) rusak berat.

Untuk menanggulangi kemacetan lalulintas pada jalur padat, pemerintah telah menyelesaikan jalan baypass Tohpati-Kusamba. Mulai tahun 2012 pemerintah juga telah membangun underpass di kawasan patung Dewa Ruci Kuta, dan jalan tol Serangan-Nusa Dua.

Tabel 2.4

Distribusi Panjang Jalan, Dirinci Menurut Status Jalan dan Kondisinya di Provinsi Bali, 2013 (dalam km)

Kondisi Jalan Status Jalan

Baik Sedang Rusak Rusak Berat Jumlah Nasional 491,13 36,70 4,10 3,30 535,23 Provinsi 366,48 317,89 176,16 - 860,53 Kabupaten 3.233,86 1.388,30 1.293,72 532,38 6.448,26 Total 2013 4.091,47 1.742,89 1.473,98 535,68 7.844,02 2012 3.360,75 2.012,51 1.654,92 537,82 7.566,00 2011 3.195,17 2.152,04 1.723,77 433,17 7.504,15

2010 3.884,44 2.103,80 1.511,76 - 7.500,00 Sumber: Bali Dalam Angka 2014

Berkaitan dengan transportasi darat, berikut ini diungkapkan jenis dan perkembangan sarana transportasi darat, yang meliputi (1) mobil penumpang; (2) mobil gerobak (truck); (3) oto bis (buses); dan (4) sepeda motor. Mobil penumpang masih dapat dirinci lagi menjadi jenis kendaraan seperti sedan, jeep, dan station wagon. Demikian pula oto bis masih dapat dibedakan menjadi bis besar dan bis kecil. Perkembangan jumlah dari masing-masing jenis sarana transportasi darat yang diuraikan di atas disajikan pada Tabel 2.5.

Informasi yang dapat dipetik dari Tabel 2.5 menunjukkan bahwa jumlah kendaraan bermotor di Provinsi Bali cenderung meningkat selama periode 2010 -2013. Mobil penumpang yang terdiri dari sedan, jeep, bus, mini bus juga meningkat selama periode tersebut. Di samping peningkatan jumlah mobil penumpang yang menggambarkan kecenderungan peningkatan, fenomena yang tidak kalah menariknya dari Tabel 2.4 adalah besarnya jumlah sarana transportasi darat jenis sepeda motor pada tahun 2013 yang sudah mencapai sekitar dua setengah juta buah.

Tabel 2.5

Perkembangan Jumlah dan Jenis Sarana Transportasi Darat di Provinsi Bali Selama Periode 2010 - 2013 (buah)

Jumlah Sarana Transportasi Jenis Sarana Transportasi 2010 2011 2012 2013 Sedan 29.037 38.862 39.214 39.844 Jeep 31.501 38.037 39.136 41.574 Minibus 136.373 168.009 188.158 214.985 Bus 3.731 5.605 5.983 6.533 Pic Up 46.033 61.173 70.115 78.720 Truk 19.721 26.989 30.169 35.217 Sepeda Motor 1.449.279 2.154.568 2.374.604 2.586.715 Lainnya - 1.325 1.785 100 Jumlah 1.715.675 2.494.568 2.749.164 3.003.688 Sumber: Bali Dalam Angka, 2011, 2012, 2013, dan 2014 (diolah).

Uraian di atas secara khusus mengupas jumlah bus yang melayani trayek antar-kabupaten/kota di Provinsi Bali, dan sama sekali belum menyoroti banyaknya bus yang melayani trayek antarprovinsi. Trayek antarprovinsi yang dilayani oleh bus atau sarana transportasi darat di Provinsi Bali adalah Malang, Denpasar-Jember. Denpasar- Surabaya, Denpasar-Yogyakarta, Denpasar-Jakarta, dan

sebagainya. Bus atau sarana transportasi darat yang melayani arus mobilitas penumpang antarprovinsi tidak hanya dilayani oleh perusahaan bus yang berkedudukan di Bali, namun banyak juga dilakukan oleh perusahaan bus yang berkedudukan di luar Bali.

Secara keseluruhan jumlah perusahaan angkutan yang melayani trayek antar-provinsi pada tahun 2012 yang berkedudukan di Bali berjumlah 34 buah perusahaan. Di samping itu terdapat banyak perusahaan angkutan yang berkedudukan di luar Bali. Data pada tahun 2009 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 202 bus dengan daya angkut seluruhnya sebanyak 6.060 orang penumpang. Sementara itu perusahaan angkutan yang berkedudukan di Bali mengerahkan sebanyak 147 bus antarprovinsi dengan total daya angkut sebanyak 5.648 orang penumpang.

b. Pelabuhan Angkutan Penyeberangan

Sesuai dengan fungsinya, di Provinsi Bali terdapat 3 (tiga) pelabuhan penyeberangan yaitu pelabuhan penyeberangan Gilimanuk-Ketapang yang terletak di ujung Barat Pulau Bali dan Padangbai–Lembar terletak di ujung Timur Pulau Bali, yang merupakan pelabuhan penyeberangan lintas nasional serta pelabuhan penyeberangan Nusa Penida-Gunaksa yang berfungsi untuk memperlancar arus lalu lintas dari Bali daratan ke Pulau Nusa Penida.

c. Prasarana Angkutan Laut

Pelabuhan yang difungsikan untuk melayani angkutan penumpang adalah pelabuhan Benoa terletak di bagian Selatan Pulau Bali, dengan fasilitas dermaga untuk peti kemas, umum, dan untuk cruise. Data muat penumpang mencapai 380.529 penumpang. Selain itu, pelabuhan benoa juga difungsikan sebagai pelabuhan ikan dan ekspor dan impor dengan total tonase barang dan mencapai 1.093.462 ton.

Pelabuhan Tanah Ampo merupakan pelabuhan alami yang sudah dikenal sejak lama yang sering dikunjungi oleh kapal-kapal pesiar Internasional. Pembangunan Pelabuhan Kapal Cruise Tanah ampo ini akan menyeimbangkan pembangun Bali selatan dengan Bali bagian timur. Pelabuhan Celukan Bawang terletak di bagian Utara Pulau Bali. Sesuai dengan kondisi prasarana yang tersedia, Pelabuhan Celukan Bawang hanya mampu untuk melayani kapal barang dengan kapasitas maksimum 10.000 DWT atau setara dengan kapasitas kapal penumpang 20.000 DWT.

d. Prasarana Transportasi Udara

Sarana dan prasarana angkutan udara di Bali ditunjang oleh keberadaan Bandar Udara Ngurah Rai yang terletak di bagian Selatan Pulau Bali dan berfungsi untuk pelayanan penerbangan domestik dan internasional, serta lapangan terbang Letkol Wisnu yang terletak di bagian Utara Pulau Bali dan masih berfungsi untuk pelayanan pesawat sejenisCassa.

Bandara Internasional Ngurah Rai mempunyai luas area 295,30 ha. Berdasarkan data sampai tahun 2007, jumlah prasarana yang tersedia di Bandara Internasional Ngurah Rai mencakup landasan pacu (runway) 45X3.000 meter untuk pendaratan dan tinggal landas pesawat terbang maksimum jenis B-747; parallel taxiway 23X3.000 meter dan exit taxiway 7 buah; tempat parkir pesawat (apron) seluas 214.457 m2 untuk target penerbangan 81.100 pergerakan pesawat per tahun. Di samping itu juga tersedia terminal penumpang internasional seluas 63.246 m2 untuk target penumpang 6.100.000 orang per tahun, terminal penumpang domestik seluas 10.250 m2 untuk target penumpang 3.400.000 orang per tahun. Jumlah airlines yang beroperasi melalui Bandara Internasional Ngurah Rai pada tahun 2007 terdiri atas 26airlines penerbangan internasional ke 20 kota tujuan dan 11airlines domestik ke 16 kota tujuan.

Meningkatnya jumlah kunjungan wiswan yang akan datang ke Bali, tentunya sudah diantisipasi melalui pengembangan Bandar Udara tersebut hingga mampu menampung penumpang sampai 25 juta orang per tahun sampai dengan tahun 2025. Pemerintah Daerah sudah mengantisipasinya dengan rencana pembangunan suatu bandar udara baru di daerah Bali Utara, mengingat kapasitas bandar udara Ngurah Rai yang tidak dapat ditingkatkan lagi setelah pengembangan ini, baik meliputi run way ataupun apron pesawat. Hal itulah yang melandasi adanya kebijakan Pemerintah Provinsi Bali untuk Membangun Bandar Udara Baru yang terintegrasi (multi airport system) di Kabupaten Buleleng.

Dalam dokumen Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Bali. (Halaman 35-39)

Dokumen terkait