• Tidak ada hasil yang ditemukan

57dan pengelolaan

Dalam dokumen Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Bali. (Halaman 90-118)

kawasan pariwisata

manajemen pengelolaan kawasan wisata serta peningkatan fasilitas umum di kawasan wisata

Kemen PU

5. Kualitas SDM

masyarakat lokal Meningkatkan kualitas SDMdan meningkatkan penguasaan serta penerapan IPTEK 2016 2018 Kemendikbud, KemenNaker, Pemda Pemda, Per

guruan Tinggi LembagaSertifikasi Profesi (LSP), PHRI Pemda (Disnaker) 6. Ekonomi kreatif berbasis eco-tourism •Program Gerakan Interpreneurship

(Kewirausahaan) dan daya saing pengusaha kecil dan menengah 2016 - 2018 Kemenpar, Kemennaker, BUMN LSM Pemda, Per guruan Tinggi, BUMN LSM Pemda 7. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lokasi pariwisata •Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lokasi pariwisata 2016 2018 Kemenpar,

Kemennaker LSM Pemda, Perguruan Tinggi LSM, PHRI Pemda, Perguruan Tinggi DesaPekraman

8. Kebijakan anggaran pembangunan pariwisata

•Meningkatkan anggaran

pembangunan pariwisata 2016 2018 Kemenku,Kemenpar, Kemen PU,

Kerjasama Swasta dan Pemerintah

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015

58

investor dalam negeri Swasta dan

59

¤ . ¥œ ¢œ ¦œš¤œ §œ¨ £©œ ªœ ¦«™t ¬ ¦ v£š ¢ £­œ£ ˜ ™«£œ©œ š¬ ™š›Ÿ®š«u ¯u¦œ ¢ £ ¬ ™ œŸ¢œšœœ š °±² ³ ´² ´´² µ ±¶u·´¸¹ º±·±» ¼ ´¶ ´´² Lainnya

•Pembangunan jalan dari

Soka-Tanah Lot, Beringkit Mas 2016 - 2018 Dana pendam pingyang disediakan Pem Prov

Harus merevisi

Perda RTRW Sikap masy Bali yangkurang setuju jalan layang

Pembebasan lahan •Pembangunan bandara di Buleleng 2016 - 2018 Dana pendamping

1. Akses transportasi 197 km jalan tol

•Mengupayakan adanya penambahan pener bangan langsung ke beberapa negara

2016 - 2018 Perlu promosi dan

kerjasama antar Negara •Meningkatkan promosi pariwisata 2016 2018 Masih kurang,

sebaiknya menggunakan standar per target wisatawan

Dana promosi yang dikelola pemerintah dan asosiasi kurang transparan

2. Akses informasi dan

komunikasi Target 4,8juta wisman tahun 2018

•meningkatkan jaringan internet ke

seluruh kawasan wisata 2016 2018 Kerjasama denganoperator swasta

3. Pengembangan

budaya lokal 11.950 grupkesenian, 15 gedung kesenian

•Pelestarian dan pengembangan kebudayaan Bali dengan memperkuat kelembagaan tradisional kemasyarakatan

2016 2018 Dana untuk kegiatan ini masih kurang Seharusnya pemerintah meninjau bagi hasil VOA Pemanfaatan Dana transfer pajak HR dari Badung dan Denpasar tidak jelas

4. Pengembangan dan pengelolaan kawasan pariwisata

•Peningkatan kemampuan

manajemen pengelolaan kawasan wisata serta peningkatan fasilitas umum di kawasan wisata

2016 2018 Anggaran Pemda lebih banyak untuk biaya administrasi

5. Kualitas SDM

masyarakat lokal Meningkatkan kualitas SDM danmeningkatkan penguasaan serta penerapan IPTEK

2016 2018 Kurang dana untuk meningkatkan kualitas SDM

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015

60

pengusaha kecil dan menengah UKM

7. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lokasi pariwisata

•Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lokasi pariwisata 2016 2018 8. Kebijakan anggaran pembangunan pariwisata •Meningkatkan anggaran

pembangunan pariwisata 2016 2018 Pembagian VOAyang tidak adil

9. Kebijakan investasi •Menarik lebih banyak investor

dalam negeri 2016 2018 KewenanganPemprov/Kab yang sering berubah

Permasalah yang Dihadapi dalam Bidang Pariwisata

Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan pariwisata, al:

a. Indikasi penurunan lama tinggal wisatawan mancanegara, penurunan rata rata pengeluaran wisman per orang/perhari, rata rata tingkat hunian hotel wisman. Hal ini karena pariwisata sangat rentan terhadap berbagai isu seperti isu politik, keamanan, kesehatan dan lain-lain baik disebabkan faktor internal maupun eksternal.

b. Pengembangan pariwisata banyak memerlukan sumberdaya alam khususnya tanah dan air. Air semakin langka di Bali oleh karena meningkatkan kebutuhan untuk hotel dan restoran. Hal ini dapat mengancam kelangsungan hidup sektor pertanian. Dengan pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi dan pertumbuhan sektor pariwisata yang pesat dibandingkan dengan persediaan air tanah yang terpusat di Bali Selatan akan cenderung terjadi penurunan muka air tanah akibat pengambilan yang berlebihan.

c. Alih fungsi lahan telah banyak terjadi, terutama untuk hotel dan restoran. Alih fungsi lahan sawah yang terjadi di Bali dalam 11 tahun terakhir rata-rata sekitar 0,5% per tahun dan apabila dilihat lima tahun terakhir, terjadi penurunan alih fungsi lahan sawah sebesar 0,18% pertahun. Alih fungsi lahan sawah ini terutama terjadi di kabupaten yang memiliki pembangunan yang pesat akibat perkembangan pariwisata, seperti di Kabupaten Badung, Gianyar, dan Kota Denpasar. Perkembangan luas sawah di Bali ditunjukkan pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5

d. Pengembangan sektor pariwisata yang ada di Bali selama ini telah melahirkan disparitas pembangunan ekonomi. Kabupaten/kota yang tergabung dalam wilayah Sarbagita, yaitu Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan yang banyak memiliki akomodasi pariwisata memiliki pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi yang relatif lebih tinggi, sementara di kabupaten lainnya yang tidak banyak memiliki objek dan akomodasi wisata pendapatan per kapita dan tingkat pertumbuhan ekonominya relatif lebih rendah. Disparitas dalam fasilitas pariwisata khususnya akomodasi atau hotel ditunjukkan pada Tabel 2.6. Tampak bahwa akomodasi paling banyak ada di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar, daerah yang sudah maju.

Tabel 2.6

Akomodasi Pariwisata Menurut Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota di Provinsi Bali, Tahun 2014

Pendapatan tinggi Pendapatan rendah

Pertumbuhan tinggi BADUNG, DENPASAR (177*H, 723H) BULELENG GIANYAR (32*H, 602H)

Pertumbuhan rendah KLUNGKUNG (7*H, 96H)

JEMBERANA, BANGLI TABANAN, KARANGASEM

(11*H, 395H)

Keterangan: * hotel bintang, H-hotel dan akomodasi pariwisata lainnya.

Pengembangan sektor pariwisata juga melahirkan disparitas pada investasi baik secara sektoral maupun lokasi investasi per kabupaten kota. Ketimpangan ini merupakan refleksi pembagian hasil-hasil pembangunan yang tidak merata yang disebabkan terlalu terkonsentrasinya pembangunan di daerah atau kabupaten maju serta terpusatnya pembangunan di sektor pariwisata di Bali Selatan dengan mengabaikan perkembangan sektor lain, khususnya pertanian, dan kawasan Bali lainnya, yaitu Bali Barat, Bali Utara, dan Bali Timur.

Ketimpangan sebagai dampak penerapan strategi pertumbuhan takseimbang dapat dicermati dari konsentrasi investasi di daerah atau kabupaten pada tahun 2013, yang tampak pada Tabel 2.7 sebagai berikut:

Tabel 2.7

Investasi di Kabupaten Badung dan Kabupaten Lainnya di Provinsi Bali, Tahun 2013

Wilayah Investasi PMA (%) Investasi PMDN (%) Kab. Badung 83.1 38.4

Kab. Lainnya 16.9 61.6 Total 100.0 100.0

Lebih dari 80 persen daripada investasi PMA berada di Kabupaten Badung, kabupaten yang paling kaya dan maju. Hal yang sama untuk investasi PMDN, hampir 40 persen dari total ditanam di Kabupaten Badung, sementara delapan kabupaten dan kota menerima sekitar 62 persen.

Ketimpangan dapat pula dilihat dari sektor dimana investasi di tanam pada tiga sector utama. Tabel 2.8 menunjukkan bahwa lebih dari 95 persen dari total investasi di tanamkan pada sektor tersier dimana salah satunya adalah pariwisata yang meliputi akomodasi, transportasi, dan jasa lainnya. Dengan demikian, ketimpangan terjadi secara sektoral ekonomi dan geografis dibawah kendali administrasi pemerintahan. Kabupaten Badung merupakan kabupaten yang paling banyak menerima manfaat dari investasi ini, diikuti oleh Kota Denpasar.

Tabel 2.8

Investasi Menurut Tiga Sektor Utama di Provinsi Bali, Tahun 2014

Sektor PMA US$ribu PMDN Rpmilyar PMA (%) PMDN (%) Primer 315.0 4,134.6 0.1 0.1 Sekunder 15,648.6 159,605.1 4.0 2.1 Tersier 374,857.8 7,407,126.9 95.9 97.8 Total 390,821.4 7,570,866.6 100.0 100.0

Disparitas lainnya yang cukup tinggi adalah pada produktivitas tenaga kerja antara sektor pertanian dan non-pertanian, dimana sektor non-pertanian didominasi oleh pariwisata. Perbedaan ini membuat mereka yang bekerja di sektor pertanian, yaitu generasi mudanya, ingin memburu mata pencaharian di sektor non-pertanian (pariwisata). Gambar 6 menunjukkan perbedaan yang cukup besar tersebut.

Gambar 2.6

Produktivitas Tenaga Kerja Pertanian dan Non-Pertanian (RpJuta/orang/tahun), Tahun 2014

e. Penduduk Miskin di Daerah Pariwisata

Masalah lain yang masih menonjol adalah masih adanya penduduk miskin di daerah pariwisata. Penduduk miskin di Bali yang mencapai angka tidak lebih dari 5% merupakan ngka terendah di Indonesia. Persoalannya adalah bukannya tingkat kemiskinan rendah, namun kenapa masih ada penduduk miskin di daerah pariwisata yang bahkan sudah maju seperti Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Sebagai gambaran umum, Tabel 2.9 menyajikan Kunjungan Wisman dan Jumlah Pendduk Miskin.

Tabel 2.9

Kunjungan Wisman dan Penduduk Miskin di Provinsi Bali, Tahun 2000 - 2014

Tahun Kunjungan Wisman Penduduk Miskin

2000 1,376.80 176.8 2001 1,358.60 248.4 2002 1,286.60 221.8 2003 995.3 246.1 2004 1,460.40 231.9 2005 1,389.00 228.4 2006 1,262.50 243.5 2007 1,668.50 229.1 2008 2,085.10 215.7 2009 2,385.10 181.7 2010 2,576.10 174.9 2011 2,826.70 165.8 2012 2,949.30 166.9 2013 3,278.60 159.9

Penutup

1. Pariwista telah membawa kemakmuran bagi masyarakat Bali. Demikian pula pariwisata telah membawa perubahan-perubahan sosial dan budaya pada masayarakat setempat.

2. Meskipun demikian, perkembangan pariwisata yang demikian pesat telah meninggalkan sektor pertanian sehingga ketimpangan pembangunan terjadi antara ke dua sektor tersebut.

3. Ketimpangan terjadi pula antar wilayah, yaitu wilayah selatan yang tergolong maju pesat sedangkan wilayah lainnya tergolong relatif terbelakang.

4. Penduduk miskin masih ada di daerah pariwisata yang tergolong maju seperti di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar, disertai pertumbuhan penduduk yang sangat pesat.

B. Data Sasaran Pokok RPJMN 2015-2019 untuk menyusun database

Tim EKPD Provinsi mengumpulkan data-data capaian kinerja pembangunan provinsi berdasarkan indikator-indikator sasaran pokok RPJMN 2015-2019. Tim Provinsi dapat bekerjasama dengan stakeholders terkait untuk melengkapi data yang terdapat dalam sasaran pokok RPJMN 2015-2019 baik untuk capaian daerah maupun dalam penyusunan rekomendasi target tahun-tahun yang akan datang. Adapun sasaran Pokok RPJMN 2015-2019 ditunjukkan pada Tabel terlampir.

Tabel 2.10. Sasaran Pokok RPJMN 2015 - 2019

â ãäaian åaerah æekomendasi çarget

èo éasaran éatuan êëìë êë ìì êë ì ê êë ìí êëì î éumber åata êë ìï êë ìð êëì ñ êëì ò êëì ó ôeterangan éasaran õakro Pembangunan Manusia dan Masyarakat:

ö÷ ønùú ûs üú ýþ ÿnnÿn ÿnusÿ ønùú ûs

ö 87 71,62 72,09 72,48 BPS 75,1 75,5 76,0 76,5 77,0 Target denganmetode Trend

Linier

2. Indeks Pembangunan Masyarakat Indeks

Data belum tersedia

3. Indeks Gini Indeks

0,370 0,410 0,430 0,403 0,442 BPS 0,428 0,436 0,444 0,451 0,459

Target dengan metode Trend Linier

4. Persentase penduduk yang menjadi peserta jaminan kesehatan melalui SJSN Bidang Kesehatan

Persen Data belum

tersedia

Jumlã kepersertãã Progrãm SJSN ôetengãkerjãã :

5. Pekerja Formal Orang 778 960 549 1.094 1.131 1.153 1.241 1.331 1.424 1.519 Diproyeksi

aian aerah ekomendasi arget o asaran atuan umber ata eterangan konomi Mro

!"rtu#$u% &n "'ono#( !"rs"n

)*83 6,49 6,65 6,05 5,58 BPS 6,80 6,94 7,09 7,24 7,38 Dengan MetodeTrend Linier

8. PDRB per Kapita tahun dasar 2010 Juta Rp 23,99 25,27 26,69 28,13 29,67 BPS 31,02 32,44 33,86 35,28 36,70 Dengan MetodeTrend Linier

9. PDRB per Kapita tahun dasar 2000 Juta Rp 7,40 7,75 8,11 8,44 +

BPS

9,31 9,70 10,09 10,47 10,86 Dengan MetodeTrend Linier

10. Inflasi Persen 8,10 3,75 4,71 5,76 8,43 BPS 5,35 5,22 5,08 4,95 4,82 Dengan Metode

Trend Linier

11. Tingkat Kemiskinan Persen 4,88 4,20 4,18 3,95 4,76 BPS 3,90 3,84 3,81 3,77 3,74 Dengan MetodeTrend Linier

12. Rasio Pajak (Tax Ratio) tahun dasar

2010 Persen +

8,8 3,9 5,8 5,3 Bappenas 5,9 6,4 6,9 7,3 7,8 Dengan MetodeTrend Linier

13. Tingkat Pengangguran Terbuka

(TPT) Persen 3,06 2,32 2,04 1,79 1,9 BPS 1,67 1,59 1,48 1,40 1,36 Proyeksi

ependuduk, d,elu- gBeren.,

14. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk

Persen 2,15 1,95 1,75 1,55 1,35 SP 2010 &

BPS 1,17 1,14 1,11 1,08 1,05 Proyeksi

15. Angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR)

Per

wanita 2,10 2,20 2,30 2,21 2,12 SP 2010SDKI 12 2,040 2,026 2,012 1,998 1,984, Proyeksi

16. Angka prevalensi Pemakaian kontrasepsi (CPR) suatu cara (all methods)

/ 01aian 2aerah 3ekomendasi 4arget 5o 6asaran 6atuan 7898 78 99 78 9 7 78 9: 789 ; 6umber 2ata 78 9< 78 9= 789 > 789 ? 789 @ Aeterangan Bendidikan CD E FGtGHIGtGJ G KG sLMoJ G N pLnOuOuM us P GOP GtGs C QtG Nun RG Nun 8,21 8,35 8,57 8,58 8,70 BPS 8,82 8,94 9,06 9,18 9,30 Proyeksi

18 Rata-rata angka melek aksara penduduk usia di atas 15 tahun

Persen 88,40 89,17 90,17 91,15 82,07 BPS 92,99 93,91 94,83 95,75 96,67 Proyeksi

19. Prodi perguruan tinggi minimal

berakreditasi B

- - - - - - - - -

-20. Persentase SD/MI berakreditasi

minimal B

- - - - - - - - -

-21. Persentase SMP/MTs berakreditasi

minimal B

- - - - - - - - -

-22. Persentase SMA/MA berakreditasi

minimal B

- - - - - - - - -

-23. Persentase Kompetensi Keahlian

SMK berakreditasi minimal B

- - - - - - - - -

-24. Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya

-S TUaian Vaerah Wekomendasi Xarget Yo Zasaran Zatuan [\]\ [\ ]] [\ ] [ [\ ]^ [\] _ Zumber Vata [\ ]` [\ ]a [\] b [\] c [\] d eeterangan fg h ijsk lm nopqm rp qorqmjntj sj f tu pvnwuwux tvs y ksx kzwjn f tu p vnwuwux tvs xjyj { { { { { { { { { { eesehatan f| h m z } xjxvyjtkjn k~u pvr t thttt

xv€ j  ks jn Jiwa 57,5 84,2 89,6 72,1 70,6 Profil KesBali 69,19 67,78 66,37 64,96 63,55 27. Angka kematian bayi per 1.000

kelahiran hidup Bayi 6,7 7,2 5 5,5 5,9 Profil KesBali 5,07 4,74 4,41 4,08 3,75

28. Prevalensi kekurangan gizi

(underweight) pada anak balita persen 9,2 9,2 9,2 10,2 10,2 Profil KesIndo 9,9 9,6 9,3 9 8,7

29. Prevalensi stunting (pendek dan

sangat pendek) anak baduta persen 29,3 29,3 29,3 32,6 32,6 Profil KesIndo 31,61 30,62 29,63 28,64 27,65

30. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per

100.000 penduduk persen 83,7 83,3 87,1 73,1 69,7 Profil KesIndo 68,0 64,1 60,3 56,5 52,7

31. Prevalensi HIV persen 0,0114 0,0123 0,0207 0,0186 0,0320 Profil KesIndo 0,0333 0,0380 0,0428 0,0475 0,0523

32. Prevalensi tekanan darah tinggi persen 2,2928 3,3367 2,4144 2,6160 2,7079 Profil KesBali 2,706 2,717 2,728 2,739 2,750 Program mulai2014 33. Prevalensi obesitas pada

penduduk usia 18+ tahun persen 10,4 10,4 10,4 15,46 15,46 Profil KesIndo 16,9 16,9 16,9 18,5 18,5

Laju pening-katan obesitas dibatasi

‚ ƒ„aian …aerah †ekomendasi ‡arget ˆo ‰asaran ‰atuan Š‹Œ‹ Š‹ ŒŒ Š‹ Œ Š Š‹ Œ Š‹Œ Ž ‰umber …ata Š‹ Œ Š‹ Œ Š‹Œ ‘ Š‹Œ ’ Š‹Œ “ ”eterƒ•gƒ• –— ˜ ™šrsšnt›sšœšroo pšnžužu us

Ÿ ›  ¡ ¢   £t›¤un ™¥ šv ¥›tš — ¦ §8 n.a n.a n.a n.a Riskesdas n.a n.a n.a n.a n.a Usia pertamamerokok 35. Jumlah kecamatan yang memiliki

minimal 1 puskesmas

terakreditasi Buah 0 0 0 0 0 Dinkes 0 9 18 57 57

36. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi

dasar lengkap pada bayi % 100 100 100 100 100

Profil Kes

Bali 100 100 100 100 100

37. Jumlah puskesmas yang minimal memiliki lima jenis tenaga

kesehatan unit 114 114 115 120 120 Sarana Kesehatan Bali 2014 120 120 120 120 120 sesuai jumlah puskesmas

”esetƒ¨ƒƒ• Gender© Pemberdƒªƒƒ• Perempuƒ•© dƒ •

Perlindungƒ • Anƒ«

38. Indeks Pembangunan Gender (IPG) 67,81 68,24 69,02

39. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 58,53 58,59 58,49

40. Prevalensi Kekerasan terhadap Anak Laki-laki

¬¬ ¬¬ ¬¬ ¬¬ ¬¬ ¬¬ ¬¬ ¬¬ ¬¬ ¬¬

41. Prevalensi Kekerasan terhadap Anak Perempuan

­ ®¯aian °aerah ±ekomendasi ² arget ³o ´asaran ´atuan µ¶·¶ µ¶ ·· µ¶ · µ µ¶ ·¸ µ¶· ¹ ´umber °ata µ¶ ·º µ¶ ·» µ¶· ¼ µ¶· ½ µ¶· ¾ ¿eterangan

´asaran Àembangunan ´ektor Unggulan

¿edaulatan Àangan

ÁÂ Ã ÄÅ Æ Ç È ÇÉu ton 867,2 856,8 884,2 882,1 857,4 Bali Memba-ngun 2015 871,3 871,9 872,4 873,0 873,6

43. Jagung Ribu ton

66,35 64,61 61,87 57,57 40,61 Bali Memba-ngun 2015 63,85 64,80 65,75 66,69 67,64

44. Kedelai Ribu ton

5,56 8,50 8,21 7,43 8,19 Bali Memba-ngun 2015 8,44 8,66 8,88 9,10 9,32

45. Gula Ribu ton N.a. N.a. N.a. N.a. N.a. N.a. N.a. N.a. N.a. N.a.

46. Daging Sapi Ribu ton

6,25 8,08 8,76 7,67 7,68

Bali

Memba-ngun 2015 8,02 8,07 8,11 8,16 8,20

47. Produksi perikanan Ribu ton 239,4 250,5 243,6 256,4 240,1 Bali Memba-ngun 2015 248,2 248,9 249,7 250,4 251,1

48. Pembangunan dan Peningkatan

Jaringan irigasi air permukaan, air tanah dan rawa

ÊÊ ÊÊ ÊÊ ÊÊ ÊÊ ÊÊ ÊÊ ÊÊ ÊÊ ÊÊ

49. Rehabilitasi jaringan irigasi permukaan, air tanah dan rawa

ÊÊ ÊÊ ÊÊ ÊÊ ÊÊ ÊÊ ÊÊ ÊÊ ÊÊ ÊÊ

50. Pembangunan dan Peningkatan

irigasi tambak

Ë ÌÍaian Îaerah Ïekomendasi Ðarget Ño Òasaran Òatuan ÓÔÕÔ ÓÔ ÕÕ ÓÔ Õ Ó ÓÔ ÕÖ ÓÔÕ × Òumber Îata ÓÔ ÕØ ÓÔ ÕÙ ÓÔÕ Ú ÓÔÕ Û ÓÔÕ Ü Ýeterangan Þß à áâã äånæçånn wå èué êê êê êê êê êê êê êê êê êê êê Þë à ìåíån sååíw äåru êê êê êê êê êê êê êê êê êê êê Þî à áâå ã äåíån n ïåíån é âð ñ ò æ êê êê êê êê êê êê êê êê êê êê Þó à Jumlah pasar 239 239 239

55. Jumlah Desa Mandiri Benih êê êê êê êê êê êê êê êê êê êê

56. Jumlah Desa Pertanian Organik êê êê êê êê êê êê êê êê êê êê

57. Luas reforma agrarian êê êê êê êê êê êê êê êê êê êê

MÌôitim dÌõÝelÌötÌõ

58. Pengembangan pelabuhan untuk menunjang tol laut

êê êê êê êê êê êê êê êê êê êê

59. Produksi Hasil Perikanan Ribu ton

237,7 251,8 224,9 248,4 201,8 Bali Memba-ngun 2014 242,4 242,8 243,3 243,8 244,3

Diproyeksi dgn Trend Linier

60. Pengembangan pelabuhan

perikanan

êê êê êê êê êê êê êê êê êê êê

61. Peningkatan luas kawasan konservasi laut

÷ øùaian úaerah ûekomendasi üarget ýo þasaran þatuan ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ þumber úata ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ eterangan

62. Jumlah sentra perikanan baru

Pøiwisø ø

63. Kontribusi sektor pariwisata

terhadap PDRB Persen 61,78 62,25 63,73 65,21 66,29 DinasPariwisata 74,64 77,13 79,63 82,13 84,62

Diproyeksi dgn Trend Linier

64. Wisatawan Mancanegara Ribu orang 2.493 2.757 2.892 3.279 3.767 Dinas

Pariwisata 3.958 4.265 4.572 4.879 5.186

Diproyeksi dgn Trend Linier

65. Wisatawan Nusantara Ribu orang 4.646 5.675 6.064 6.977 6.392 Dinas

Pariwisata 7.389 7.868 8.348 8.827 9.307

Diproyeksi dgn Trend Linier

66. Devisa $ Juta 3.487 3.957 4.086 4.637 5.474 BPS 5.724 6.190 6.655 7.120 7.586 Diproyeksi dgnTrend Linier

Industri

67. Pertumbuhan sektor industri Persen 6,08 3,12 6,04 6,75 6,60 BPS 7,12 7,59 8,05 8,52 8,99 Diproyeksi dgnTrend Linier

68. Kontribusi sektor industri terhadap

PDRB Persen 9,16 8,92 8,90 8,72 8,70 BPS 8,54 8,43 8,32 8,21 8,10

Diproyeksi dgn Trend Linier 69. Penambahan jumlah Industri skala

menengah dan besar Unit -40 3 -9 5 - BPS 7 9 12 14 17

Diproyeksi dgn Trend Linier

aian aerah ekomendasi arget

o asaran atuan

umber

ata eterangan

! " #$ % &'( ) *+, * -*&.)y))nn + &rp)/u

, )tu *$ %tu0

11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

et2 3 3 Air

4" #)p)s$5)s ) $ '6)7u *rov$ %$s 8$ .9)r 8 :

6.426 6.426 6.426 6.426 6.269 6.269 6.269 6.238 6.206 6.175 Diproyeksi dgnTrend Linier

73. Ketersedian air irigasi yang bersumber dari waduk

11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

74. Terselesaikannya status DAS lintas Provinsi

11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

75. Berkurangnya luasan lahan kritis

melalui rehabilitasi dalam KPH Ha 1.500 1.500 1.500 1.540 1.000 KehuatnanDinas 600 600 600 600 600

Infr;truktu ;< d3r Donektivits

76. Kapasitas pembangkit 643.5 626.10 739.15 796.50 898.90 PLN 922.50 922.50 922.50 922.50 922.50 Diproyeksi dgnTrend Linier

77. Rasio elektrifikasi Persen 87,11 90,92 91,91 93,49 96,14 PLN 97,00 98,43 99,92 100,0 100,0 Diproyeksi dgnTrend Linier

78. Konsumsi Listrik Perkapita KWH/Th 794 812 879 965 1.056 BPS 1.104 1.172 1.239 1.307 1.375 Diproyeksi dgnTrend Linier

79. Kawasan permukiman kumuh

perkotaan

= >?aian @aerah Aekomendasi Barget

Co Dasaran Datuan

EFGF EF GG EF G E EF GH EFG I

Dumber

@ata

EF GJ EF GK EFG L EFG M EFG N Oeterangan 80. Kekurangan tempat tinggal

(backlog) berdasarkan perspektif menghuni

PP PP PP PP PP PP PP PP PP PP

81. Akses Air Minum Layak % 79,25 82,16 87,87 88,21 91,35 Bappeda Bali 92 93 94 96 96 Diproyeksi dgnTrend Linier

82. Akses Sanitasi Layak % 80,45 80,62 82,71 82,51 84,23 Bappeda Bali 85 86 87 88 90 Diproyeksi dgnTrend Linier

83. Kondisi mantap jalan nasional Km 405.47 396.97 472.39 357.21 405,81 Bali Memba-ngun 2015 450 500 535,23 535,23 535,23 Diproyeksi dgnTrend Linier 84. Pengembangan jalan nasional Km 501,64 535,23 535,23 535,23 535,23 Bali Memba-ngun 2015 535,23 535,23 535,23 535,23 535,23 Diproyeksi dgnTrend Linier 85. Pengembangan jalan provinsi Km 883.07 860,53 860,53 860,53 860,53 Bali Memba-ngun 2015 860,53 860,53 860,53 860,53 860,53 Diproyeksi dgnTrend Linier 86. Pembangunan jalan baru Km na 11,05 11,05 11,05 607.89 Bali Memba-ngun 2015 607.89 607.89 607.89 607.89 607.89 Diproyeksi dgnTrend Linier

87. Pengembangan jalan tol Km 0 0 0 12,7 12,7 Bali Memba-ngun 2015 12,7 12,7 12,7 169,4 169,4 Diproyeksi dgnTrend Linier

88. Panjang jalur kereta api Km 0 0 0 0 0 Bali Memba-ngun 2015 0 0 0 0 0

89. Jumlah bandara Bh 2 2 2 2 2 Dishub 2 2 2 3 3

90. Kab/Kota yang dijangkau

Broadband Bh 9 9 9 9 9 Dishub 9 9 9 9 9 Sudah semuaKab/Kota

91. Jumlah Dermaga Penyeberangan Bh 4 4 6 6 6 Dishub 6 6 8 8 8

92. Pangsa Pasar Angkutan Umum

Perkotaan

Q RSaian Taerah Uekomendasi Varget

Wo Xasaran Xatuan

YZ[Z YZ [[ YZ [ Y YZ [\ YZ[ ]

Xumber

Tata

YZ [^ YZ [_ YZ[ ` YZ[ a YZ[ b ceterangan

dingk Reung

fg h inj kls muno p q ns rp s t lunt nn up jup

vim ruw

inj kls

ff x65 56,62 59,11 57,5 59,81 BLH 60,50 61,10 67,70 62,00 60,40 Diproyeksi dgnTrend Linier

94. Tambahan Rehabilitasi Hutan Ha 155,0 35,0 120,0 540,5 Bali

Mem-bangun 250 250 250 250 250 Diproyeksi dgnTrend Linier

SRy Rz Re PembRegunRe Dimensi PemerR{ RRe

MeningkR{kR e | R}upRe pelR~Re Re dRyRz dRe R}ses terh

RRS ekonomi produktif mRyyRz R} R{ kurReg mpu CR}upRe pRR]Z  penduduk miskin:

95. Kepesertaan Jaminan Kesehatan ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚

96. Akses Pangan Bernutrisi ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚

97. Akses Terhadap Layanan Keuangan ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚

98. Kepemilikan akte lahir (2013) ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚

99. Akses air bersih ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚ ‚‚

ƒ „…aian †aerah ‡ekomendasi ˆarget ‰o Šasaran Šatuan ‹ŒŒ ‹Œ  ‹Œ  ‹ ‹Œ Ž ‹Œ  Šumber †ata ‹Œ  ‹Œ ‘ ‹Œ ’ ‹Œ “ ‹Œ ” •eterangan –— –˜ ™šs›s p›n› œ nžn ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ

Peningk„ „¡ d„¢ „s„ing ten„£„kerj„

–— ¤˜ ¥›ny›¦ § n ¨pnžn š › œ© ª¤— –« ¬ ¤—–­® ¯ §°u oœnž ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ ¤˜±² ³ ¤˜´¤´ ¤˜´²— ¤˜ «–µ ¤˜ «µ¤ ¶ §·roy›šs§ ¦ ž ¸ ¹œ›n¦º§ ¸§›r –—±˜ ¥›rs›nts› t›nžš›œ© »oœ¼¨ ¥›rs›n

±«½²µ ´±½ «² ´µ½­« ´³½ – « ´²½68 48,95 50,79 52,63 54,47 56,32 Diproyeksi dgnTrend Linier

104. Jumlah pekerja formal Ribu orang 778 960 1.018 1.094 1.131 1.259 1.352 1.448 1.547 1.648 Diproyeksi dgnTrend Linier

105. Jumlah pekerja Informal Ribu orang 1.399 1.244 1.151 1.179 1.242 1.119 1.071 1.022 969 914 Diproyeksi dgnTrend Linier

106. Jumlah Pelatihan Unit ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ

107. Jumlah Sertifikasi Buah ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ

108. Proporsi tenaga kerja keahlian

menengah yang berkpeten Persen

ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ ŸŸ

109. Kinerja lembaga pelatihan negara

menjadi berbsis kompetensi Skor

¾ ¿Àaian Áaerah Âekomendasi Ãarget Äo Åasaran Åatuan ÆÇÈÇ ÆÇ ÈÈ ÆÇ È Æ ÆÇ ÈÉ ÆÇÈ Ê Åumber Áata ÆÇ ÈË ÆÇ ÈÌ ÆÇÈ Í ÆÇÈ Î ÆÇÈ Ï Ðeterangan

Åasaran Ñembangunan Ðewila¿Ò ¿Óa D¿ Ó Ant¿Ô Wil¿Õ ¿Ò

Pemer¿Ö ¿¿Ó Pemb¿Ógun¿Ó Ant¿Ô Wil¿Õ ¿Ò × ×ØÙ ÚÛÜ Ýn ÚÞßàÚrová âsátÛÜ ã Ý äÝp ÚÛå æÛntuçÝn Ú ÞàèÝsáénÝê ÚÛrsÛn ×ë ìí ×ë ìí ×ë ìî ×ë ïØ ×ë ïð àÚñ ×ë ï ð ×ë ï ì ×ë ïò ×ë ïó ×ë ïí ÚroyÛçsá äô â õÜ Ûnäöá âáÛr

Pemb¿Ógun¿Ó Perdes¿¿Ó

× ××Ù ÚÛnurunÝn äÛsÝ tÛá âô ôÝêrt ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ × ×ðÙ ÚÛná â ôçÝtÝn äÛsÝåÝnä áÜá ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ Pengemb¿Óg¿Óпø¿ù¿Ó Perb¿Ö ¿ù¿Ó × ×ìÙ ÚÛnôÛå æÝ nôÝn ÚusÝt úçonoåá ÚÛ ÜæÝtÝÝsn û ÚusÝt üÛôáÝtÝn ñtÜÝtÛ ô ás èÝsáénÝêý Úü ñèþ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ × ×ïÙ ÚÛná â ôçÝtÝn çÛÝåÝÝnn äÝn çÛsÛÿÝ ãtÛÜ Ý Ýn åÝsyÝ Ü ÝçÝt p Û ÜæÝtÝsÝn ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷

× ×òÙ Jumlah Daerah Tertinggal ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷ ÷÷

aian aerah ekomendasi arget o asaran atuan umber ata eterangan tt prtuun ono t ! " "#rt $$ $$ $$ $$ $$ $$ $$ $$ $$ $$ % &rsnts pnuu ' ! trt !" "# $$ $$ $$ $$ $$ $$ $$ $$ $$ $$ ( )n s & n"*nn +nus ,)&+- trt ! " "# $$ $$ $$ $$ $$ $$ $$ $$ $$ $$

Pemb.gun. Pus/ $Pus/ Pertu . mbuh0konomi di Provinsi

1 2 Jumlah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Provinsi

$$ $$ $$ $$ $$ $$ $$ $$ $$ $$

121. Jumlah Kawasan Industri $$ $$ $$ $$ $$ $$ $$ $$ $$ $$

122. Jumlah Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB

$$ $$ $$ $$ $$ $$ $$ $$ $$ $$

Pemb.gun.3 4 . Perkot.

123. Jumlah Pembangunan

Metropolitan sebagai PKN dan Pusat Investasi

5 67aian 8aerah 9ekomendasi :arget ;o <asaran <atuan =>?> => ?? => ? = => ?@ =>? A <umber 8ata => ?B => ?C =>? D =>? E =>? F Geterang an HI JK LMtN OP Q N RPsNI STotP otonoON UVruTuWPn sV XPnYX NZuPr Jawa

sebagai PKN/PKW dan penyangga urbanisasi

[[ [[ [[ [[ [[ [[ [[ [[ [[ [[

125. Penguatan 39 pusat pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) atau Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

[[ [[ [[ [[ [[ [[ [[ [[ [[ [[

126. Pembangunan 10 Kota Baru Publik [[ [[ [[ [[ [[ [[ [[ [[ [[ [[

S6\ 6] 6^ Pemb6^gun6^ Sektor Polhuh6 ^k6_

Politik ` Demokr6\i

127. Tingkat Partisipasi Politik Pemilu Indeks 72,44 74,2 71,75 72,22 73,57 RPJMD Bali 73.87 74.18 74.49 74.79 75.10 Diproyeksikansecara linear

128. Indeks Demokrasi Provinsi Poin 63,17 65,48 62,63 63,68 73,04 BPS 70,98 72,78 74,57 76,36 78,16 Diproyeksikansecara linear

Peneg6a6^ Hukum

129. Indeks Penegakan Hukum Persen 100 100 100 100 100 RPJMD Bali 100 100 100 100 100

130. Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indeks [[

[[ 32,00 32,00 34,00 [[ [[ [[ [[ [[ Data tidak ada

b cdaian eaerah fekomendasi garget ho iasaran iatuan jklk jk ll jk l j jk lm jkl n iumber eata jk lo jk lp jkl q jkl r jkl s teterangan

gATA tuvwvA DAN RuFwRMASI BIRw tRASI

tucxitcs Pelcycy cy Publik z{ |} ~nt€  ‚ ƒ„s … †„y„n„n …u‡†‚ ˆ ‰Š„  „‹ Œ ~n ˆs zŽŽ zŽ Ž zŽ Ž zŽ Ž zŽŽ …JMD Bali 100 100 100 100 100

133. Nilai Indeks Reformasi Birokrasi Indeks      70 70 75 80 100

134. Persentase Kabupaten/Kota dengan Nilai Indeks Reformasi Birokrasi Baik (Kategori B)

         

135. Opini WTP atas Laporan Keuangan Provinsi

Opini WDP WDP WDP WTP WTP BPK WTP WTP WTP WTP WTP 136. Persentase Kabupaten/Kota yang

memiliki status WTP Persen 0 11,11 22,22 11,11 66,66 BPK 77,77 88,88 100,0 100,0 100.0

Persente Instcysi Pemerint yc yg Akuntilit tinerjcyycBk •Skor B –

137. Provinsi          

— ˜™aian šaerah ›ekomendasi œarget o žasaran žatuan Ÿ ¡  Ÿ  ¡¡ Ÿ  ¡ Ÿ Ÿ  ¡¢ Ÿ ¡ £ žumber šata Ÿ  ¡¤ Ÿ  ¡¥ Ÿ ¡ ¦ Ÿ ¡ § Ÿ ¡ ¨ ©eterangan

ª«NGUATAN TATA ©«¬ ­¬A P«M«RINTAH DA«RAH

©inerj˜©eu˜®g˜® D˜¯r˜° ±²³ ´ µ¶t¶·¸ ¶t¶ p¹rs¹nt¶s ¹º¹ » ¶n¼ ¶ p ¹½¶w ¶¾¿¶ ºÀ ¿ot¶ Á¹rs¹n ÂÃijŠà ÆÄ Âà à ÇÄ ÆÇ Ã ÇÄ³È Ã±Ä³Ã É¾¸ Ê ¿¹u

ɶ »¾ à ÇÄ Æ ³Ä68 49,13 48,57 48,02 Proyeksi dgnTrend Linier 140. Rata-rata pajak retribusi

Kab/Kota terhadap total PAD Persen 86,01 86,14 86,45 86,67 86,32 Biro KeuBali 86,66 86,78 86,89 87,01 87,12

Proyeksi dgn Trend Linier 141. Rata-rata belanja modal

Kab/Kota Persen 11,28 12,09 15,70 15,51 17,72 Biro KeuBali 19,34 20,97 22,60 24,23 25,86 Proyeksi dgnTrend Linier

142. Rata-rata presentase belanja

pegawai Kab/Kota Persen 45,98 52,45 50,20 50,96 51,95

Biro Keu

Bali 50,24 49,68 49,13 48,57 48,02 Proyeksi dgnTrend Linier 143. Rata-rata rasio ketergantungan

dana transfer Kab/Kota Persen 62,00 56,56 59,37 55,92 54,61

Biro Keu

Bali 53,06 51,52 49,98 48,43 46,89 Proyeksi dgnTrend Linier 144. Rata-rata nasional WTP Pemda

Kabupaten Poin 2,36 2,46 2,58 1,52 1,78 KeuanganBiro 2,17 2,11 2,05 1,99 1,93 Proyeksi dgnTrend Linier

145. Rata-rata nasional WTP Pemda

Kota Poin 58,76 52,01 52,14 54,36 46,15 KeuanganBiro 53,70 53,39 53,07 52,75 52,43 Proyeksi dgnTrend Linier

146. Rata-rata pajak retribusi Prov

terhadap total PAD Persen 89,12 88,66 91,26 88,34 90,45

Biro Keu

Bali 90,27 90,50 90,74 90,97 91,20 Proyeksi dgnTrend Linier

147. Rata-rata belanja modal Prov Persen

10,15 8,95 9,65 11,75 10,87

Biro Keu

Ë ÌÍaian Îaerah Ïekomendasi Ðarget Ño Òasaran Òatuan ÓÔÕÔ ÓÔ ÕÕ ÓÔ Õ Ó ÓÔ ÕÖ ÓÔÕ × Òumber Îata ÓÔ ÕØ ÓÔ ÕÙ ÓÔÕ Ú ÓÔÕ8 2019 Keterangan ÛÜ ÝÞ ßàtàáâ àtà pâ ãsãntàsãä ãå ànæ à pãç àwà èérov é ãrsãn êÜë ìí êÛë80 17,45 17,22 17,11 Biro Keu

Bali 17,07 16,36 15,65 14,95 14,24 Proyeksi dgnTrend Linier 149. Rasio ketergantungan dana

transfer Prov Persen 29,01 26,49 25,00 23,87 23,07

Biro Keu

Bali 21,77 20,78 19,79 18,80 17,81 Proyeksi dgnTrend Linier 150. Rata-rata nasional WTP Pemda

Prov -- -- -- -- -- -- -- -- --

--. Kinerja Kelembagaan

.151. PTSP Kondisi Mantap -- -- -- -- -- -- -- -- --

--.152. Perda bermasalah -- -- -- -- -- -- -- -- --

--. Rata-rata kinerja Daerah Otonomi Baru

153. Rata-rata kinerja maksimal -- -- -- -- -- -- -- -- --

--.154. Rata-rata kinerja minimal -- -- -- -- -- -- -- -- --

--.155. Kelembagaan Organisasi Perangkat Daerah yang ideal (sesuai PP 41)

-- -- -- -- -- -- -- -- --

--î ïðaian ñaerah òekomendasi óarget ôo õasaran õatuan ö÷ø÷ ö÷ øø ö÷ ø ö ö÷ øù ö÷ø ú õumber ñat a ö÷ øû ö÷ øü ö÷ø ý ö÷ø þ ö÷ø ÿ eterangan n pn ot -- -- -- -- -- -- -- -- -- Kinerja Aparatur t pn n p tur n n ! !! " #$roys n% r

PERTAHANAN DAN KEAMANAN

% &u ntn ' ns ny (n n ) o

rsn 8 1,82 2,22 BNNP Bali 2,24 2,25 2,27 2,29 2,91 Hasil PenelitianTahun 2008,

Dalam dokumen Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Bali. (Halaman 90-118)

Dokumen terkait