• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktivitas Guru dan Peserta Didik

DILEMATIS BAGI ALUMNI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

HASIL PENELITIAN

2. Aktivitas Guru dan Peserta Didik

Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran akan menyebabkan

interaksi yang tinggi antara guru dengan peserta didik ataupun dengan peserta didik itu

sendiri. Aktivitas yang timbul dari peserta didikakan mengakibatkan pula

terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan

prestasi. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salahsatu

indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Menurut Jessica (2009 : 1- 2) faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar peserta didik, yaitu faktor internal

(dari dalam individu yang belajar), dan faktor eksternal (dari luar individu yang

belajar). Faktor eksternal yang mempengaruhi aktivitas belajar peserta didik salah

satunya adalah faktor guru, meliputi kemampuan mengajar yang dimiliki guru,

menarik atau tidaknya metode pembelajaran yang digunakan, cara guru

berinteraksi dengan peserta didik, serta sumber belajar yang digunakan.

Berdasarkan observasi aktivitas guru dengan menggunakan APKG 2 diperoleh

hasil bahwa selama melaksanakan pembelajaran di kelas eksperimen dengan

menggunakan LKPD berbasisGuided Note Taking, aktivitas guru mengalami peningkatan

dari pertemuan pertama hingga pertemuan keenam. Peningkatan aktivitas guru ini

diikuti pula dengan peningkatan aktivitas peserta didik, dimana dari pertemuan

pertama yang merupakan awal adaptasi peserta didik dengan pembelajaran

menggunakan LKPD berbasisPraktikum hingga pertemuan keenam, pesertadidik

menunjukkan peningkatan aktivitas belajar. Berdasarkan hasil tersebut terlihat adanya keterkaitan antara aktivitas guru dengan aktivitaspesertadidik.

3. Hasil Belajar Peserta Didik

Hasil belajar peserta didik terdiri atas nilai pretest dan posttest pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol, sedangkan untuk penilaianGuided Note Taking

didasarkan pada nilai LKPD yang dikerjakan oleh peserta didik. Berdasarkan hasil rata-rata posttestpada kelas eksperimen 83,2 dan kelas kontrol 78,1. Rata-rata

nilai ketuntasan klasikal pada kelas eksperimen yang menggunakan LKPD berbasis

Praktikumadalah 92%, sedangkan rata-rata nilai ketuntasan klasikal kelas kontrol

yang tidak menggunakan LKPD berbasisPraktikum adalah 78,94%, yaitu 30 orang

peserta didik tuntas, dan 8 orang peserta didik tidak tuntas. Nilai rata-rata ketuntasan klasikal kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, dengan

selisih rata-rata ketuntasan 13,36%.

Penggunaan LKPD berbasisGuided Note Takingdalam pembelajaran menekankan

pada pengalaman peserta didik melalui kegiatan menyimak dan menulis, sehingga

dibutuhkan konsentrasi penuh dari peserta didik selama proses pembelajaran.

Slameto (2015 : 86) mengemukakan bahwa konsentrasi adalah pemusatan pikiran

pada suatu hal dengan cara menyampingkan hal-hal lain yang tidak berhubungan.

dibimbing untuk memfokuskan konsentrasinya pada materi yang sedang dipelajari,

sehingga peserta didikakan lebih mudah menyerap pengetahuan dari materi yang

dipelajarinya. Peserta didik yang sudah mampu berkonsentrasi dan memahami materi yang diajarkan, maka peserta didik dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

dengan menggunakan LKPD berbasisPraktikum lebih efektif dalam meningkatkan

hasil belajar peserta didik dibandingkan dengan kelas yang melaksanakan

pembelajaran tidak menggunakan LKPD berbasisPraktikum.

KESIMPULAN

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Praktikum dikategorikan layak untuk digunakan sebagai sumber belajar, khususnya pada Kompetensi Dasar Interaksi Manusia dan Lingkungan dalam Dinamika Hidrosfer. Respon peserta didik sangat baik terhadap penggunaan LKPD Berbasis Praktikum, sehingga penggunaan LKPD ini dinilai efektif. Keefektifan dari penggunaan LKPD Berbasis Praktikum terlihat dari peningkatan hasil belajar peserta didik. Peningkatan juga terjadi pada aktivitas guru.

SARAN

1. Bagi sekolah, hendaknya mendukung penyediaan Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) Berbasis Guided Note Takingagar dapat diterapkan pada semua peserta

didik kelas X peminatan IPS.

2. Bagi guru, hendaknya lebih memperhatikan cara menyampaikan materi, agar

dapat menarik minat peserta didik memperhatikan setiap materi yang disajikan

yangakan dibuat catatan pada LKPD berbasis Praktikum.

3. Bagi penulis, hendak mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis

Guided Note Taking dengan lingkup materi yang lebih luas dan dibuat penelitian

lanjutan, sehingga keterampilan menyimak peserta didik dapat diasah lebih dalam lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Jessica. 2009.Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran.Bandung: Indah

Slameto. 2015.Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinhya (edisi revisi). Jakarta: Rineka Pustaka.

Soegiyono.2010.MetodePenelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Thiagarajan, Sivasailam dan Semmel, D.S. 1974. Instructional Developme for Training Teacher of Exceptional Children. A Sourcebook. Minneapolis: University of Minnesota

Utami, W.S., Sumarni, Ruja, I.N., Utaya, S. 2016. “Effectiveness of Geography Student Worksheet to Develop Learning Experiences for High School Students”.

Journal of Education and Learning.Vol.5 (3):pp 317 Widjayanti, Endang. 2008.Kualitas Lembar Kerja.

Pengembangan Media Berbasis Peta Pada Pembelajaran IPS Tema Kehidupan Manusia Pra-Aksara,Masa Kerajaan Hindu Budha,dan Masa Kerajaan Islam Julia Kumala Asri1, Nurul Komariah2,Ahmad Agustian Harja Winata3,Sukma Perdana

Prasetya3) 1,2,3,4

Prodi Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya

julia.17041344011@mhs.unesa.ac.id

Absrak

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan yang dihasilkan dari

perpaduan beberapa ilmu pengetahuan diantaranya

budaya,ekonomi,politik,sosiologi,sejarah,ekonomi,geografi,dan antropologi budaya. Integrasi dalam kajian ilmu pengetahuan sosial ini disebabkan ilmu-ilmu tersebut mempunyai kesamaan bidang kajian berupa kehidupan.manusia yang berada disuatu daerah wilayah merupakan esensi dasar pada pembahasaan geografi,dengan demikian geografi dijadikan pijakan (platform) telaah Ilmu Pengetahuan Sosial.Peta sebagai alat peraga dalam proses belajar mengajarserta sebagai alat bantu dalam pelajaran IPS terpadu.Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media IPS berbasis peta pada tema kehidupan.manusia praaksara,kerajaan hindu-budha dan islam.Model penelitian pengembangan ini menggunakan 4 tahap yaitu tahap pendefinisian,tahap perencanaan dan tahap pengembangan.Teknik analisi data menggunakan analisis data telaah ahli materi dan ahli meia,analisis data validasi ahli materi,ahli media,dan guru geografi,analisis data telaah perangkat pembelajaran,dan analisis data penilaian media IPS berbasis peta.Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peta dapat dijadikan media pembelajaran serta proses dan pengembangan pembuatan LKPD. Kata Kunci :Peta,Ilmu Pengetahuan Sosial,Media Pembelajaran

PENDAHULUAN

Seorang guru yang sadar akan pentingnya penggunaan media pembelajaran sangat membantu dalam proses pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas namun dalam implementasinya tidak banyak guru yang memanfaatkanya. Keterbatasan media serta kemampuan guru menciptakan media pembelajaran yang ada di sekolah merupakan alasan klasik guru tidak menggunakan media pembelajaran sehingga guru hanya menggunakan metode ceramah saja tanpa ada media yang mampu mendukung materi yang disampaikan membuat siswa menjadi bosan dan tidak aktif dalam pelajaran sehingga pelajaran tidak diserap dengan baik oleh siswa.

Dalam usaha untuk menyampaikan materi pembelajaran agar siswa merasa senang, guru dapat menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran sebagai strategi pembelajaran. Media pembelajaran dapat mendukung kegiatan belajar dan dapat memotivasi siswa dalam memahami materi. Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yakni menunjang penggunaan metode mengajar yang dipergunakan guru (Sudjana

& Rivai, 2010:7). Dalam pembelajaran di kelas penggunaan media pengajaran membantu siswa memahami materi yang diajarkan. Oleh karena itu, media perlu dirancang agar mampu melibatkan respon pemakai secara interaktif.

Setiap mata pelajaran mempunyai bidang kajian yang khas, demikian juga dengan Ilmu Pengetahuan Sosial. Kajian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan simplifikasi dari pengintegrasian berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan. Karena sifatnya simplifikasi dari ilmu-ilmu sosial, di Indonesia Ilmu Penghetahuan Sosial dijadikan sebagai mata pelajaran untuk siswa Sekolah Dasar (SD), dan sekolah menengah tingkat pertama (SMP/MTs). Sedangkan untuk tingkat sekolah menengah tingkat atas (SMA/MA) dan perguruan tinggi, ilmu sosial dipelajari berdasarkan cabang-cabang dalam ilmu tersebut khususnya jurusan atau fakultas yang memfokuskan diri dalam mempelajari hal tersebut (Sumaatmadja,2005:102)

Ilmu Pengetahuan Sosial dihasilkan dari perpaduan beberapa ilmu pengetahuan diantaranya: budaya, ekonomi, politik, sosiologi, sejarah, ekonomi, antropologi. Pengintegrasian dalam kajian Ilmu Pengetahuan Sosial ini disebabkan ilmu-ilmu tersebut mempunyai kesamaan bidang kajian berupa kehidupan manusia yang berada di suatu daerah pada permukaan bumi atau geosfer. Gejala kenampakan di permukaan bumi pada suatu wilayah merupakan esensi dasar pada pembahasan geografi, dengan demikian menjadikan geografi menjadi pijakan (platform) telaah Ilmu Pengetahuan Sosial. Tidak ada satu fenomenapun baik itu fenomena sosial, fenomena politik, fenomena budaya, fenomena alam, dan sebagainya yang tidak berada di permukaan bumi. Semua kejadian fenomena tersebut pasti terjadi dipermukaan bumi yang mempunyai karakter khas persamaan dan perbedaan di setiap wilayahnya (Hadi P,2012:8)

Model pembelajaran terpadu sebenarnya merupakan karakter dari pembelajaran IPS dengan geografi sebagai platformnya. Namun seringkali dijumpai guru-guru mengalami kesulitan untuk melaksanakan pembelajaran IPS secara terpadu yang berbasis geografi. Masih banyak guru yang memahami IPS sebagai mata pelajaran yang terpisah-pisah, yaitu Ekonomi, Geografi, Sosiologi dan Sejarah, yang pembelajarannyapun dilaksanakan secara terpisah (Riduwan,2010:26)