• Tidak ada hasil yang ditemukan

PLANET BUMI KELAS X SMAN 4 SURABAYA Dimas Hendra Sasmita

DILEMATIS BAGI ALUMNI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

PLANET BUMI KELAS X SMAN 4 SURABAYA Dimas Hendra Sasmita

Sukma Perdana Prasetya2

S2 pendidikan geograf pasca sarjana, Universitas Negeri Surabaya dimasgeograf@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini berdasarkan hasil wawancara dan angket yang diberikan kepada siswa di SMAN 4 Surabaya. Mengapa hasil belajar siswa rendah dan mengapa respon dan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Geografi rendah. Dari hasil tersebut maka dibuat miniatur 3 dimensi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk Untuk menghasilkan produk miniature 3 dimensi lempeng tektonik yang layak digunakan pada mata pelajaran Geografi pada materi dinamika planet bumi di SMAN 4 Surabaya dan mengetahui respon siswa selama pembelajaran dengan menggunakan miniatur 3 dimensi lempeng tektonik pada mata pelajaran dinamika planet bumi di SMAN 4 Surabaya.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan model Four-D. Lokasi penelitian di SMAN 4 Surabaya. Subjek uji coba kelas terbatas adalah siswa kelas X di SMAN 4 Surabaya. Jumlah siswa yang di uji coba sejumlah 37 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar validasi ahli media, ahli materi dan lembar angket minat siswa. Teknik analisis media pembelajaran menggunakan presentase persen dan skala likert, sedangkan angket minat siswa menggunakan presentase persen, skala guttman dan skala likert.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah melalui proses validasi media dan materi dengan presentase persen yang dianalisis dengan skala likert dari ahli media menyatakan 73,3% media kriteria baik dan bisa digunakan tanpa revisi. Ahli materi menyatakan 80% media sangat baik dan bisa digunakan tanpa revisi. Dari angket siswa menyatakan sebesar 100% persen siswa sangat berminat dan membutuhkan media miniatur 3 dimensi lempeng tektonik dalam proses pembelajaran

Kata Kunci : Media pembelajaran, media miniatur 3 dimensi lempeng tektonik, minat siswa SMAN 4 Surabaya.

PENDAHULUAN

Geografi pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan bagian dari ilmu pengetahuan sosial. Keberadaan geografi dalam struktur program pengajaran di SMA sangat penting untuk diajarkan, karena geografi memberi pengetahuan, pembentukan nilai dan sikap

serta keterampilan kepada peserta didik yang secara langsung berinteraksi dengan lingkungan. Pada jenjang ini peserta didik sudah diajak untuk melakukan kajian dan telaah materi menurut kaidah keilmuan geografi; mengobservasi lingkungan sekitar, mendata, menganalisis, dan menuangkan hasil dalam bentuk peta, tabel, diagram Siskandar (dalam Damayanti, 2012).

Pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperoleh dalam mata pelajaran geografi diharapkan dapat dapat membangun kemampuan perta didik untuk bersikap bertindak cerdas, arif dan bertangungjawab dalam menghadapi masalah sosial ,ekonomi, ekologis. Selain itu peserta didik dimotivasi secara aktif dan kreatif untuk menelaah bahwa kebudayaan dalam mempengaruhi presepsi manusia tentang tempat dan wilayah BNSP (dalam Damayanti, 2012).

Konsekuesi dari tuntutan pembelajaran geografi tidak bisa diajarkan sealakadarnya saja,namun perlu lebih banyak mengikutsertakan keterlibatan peserta secara aktif, yakni dengan metode yang menyajikan berbagai masalah sosial, ekonomi, dan ekologis sebagai stimulus dan melatih ketrampilan dalam memecahkan masalah sehingga dapat meningkatkan hasil belajar seorang siswa.

Secara geografis SMAN 4 Surabaya terletak di kawasan tengah kota yang di kelilingi oleh beberapa tempat fasilitas umum seperti rumah sakit Dr. soetomo, PDAM Surabaya (Perusahaan Daerah Air Minum), dan Universitas Airlangga. SMAN 4 Surabaya terletak di jalan Prof. Dr. Moestopo No.4 kelurahan Pacar Keling kecamatan Tambaksari Kota Surabaya. Siswa yang bersekolah di SMAN 4 Surabaya mulai dari orang tua yang memiliki penghasilan menengah kebawah sampai menengah keatas, karena semboyan dari SMAN 4 Surabaya adalah setiap siswa berhak mendapatkan pelayan yang sama. Sekolah ini adalah sekolahan milik pemerintah. Siswa yang masuk SMAN 4 Surabaya harus melalui proses seleksi.

Hasil wawancara pertama yang dilakukan peneliti pada tanggal 13 agustus 2018 pada pukul 12.20 WIB dengan guru geografi ibu Lilik Sri Mukti di SMAN 4 Surabaya. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh hasil berikut:

“Dalam kegiatan proses kegiatan belajar mengajar sikap siswa yang sebagian besar

kurang antusias ketika pelajaran akan berlangsung, rendahnya respon umpan balik dari siswa terhadap pertanyaan dan penjelasan guru serta pemusatan perhatian terhadap pelajaran yang kurang, sebagian besar siswa pasif, mereka tidak berani berbicara tentang apa yang sudah dan belum diketahui, konsep-konsep mereka benar atau salah sulit diketahui guru, meskipun guru telah berusaha menjelaskan materi dengan semaksimal mungkin. Untuk mata pelajaran sebelum dinamik litosfer seperti pengetahuan dasar geografi dan metode penelitian geografi untuk ketuntasan belajar siswa juga rendah. KKM untuk mata pelajaran geografi tersebut

adalah 76”.

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 13 Agustus 2018 pada pukul 13.00 WIB dengan guru geografi ibu Lilik Sri Mukti di SMAN 4 Surabaya. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh hasil berikut:

“Minat siswa pada mata pelajaran geografi tahun kemaren memiliki kecenderungan kejurusan yang diminati yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) jadi minat terhadap mata pelajaran geografi sangat kurang. Minat belajar hanya untuk memenuhi KKM saja agar naik kelas saja, hanya sebagai syarat saja untuk bisa masuk jurusan IPA. Respon siswa terhadap mata pelajaran geografi geografi sangat antusias tergantung dari pemilihan medianya. Tetapi untuk hasil ulangan dan tugas mereka tidak terlalu berminat mengerjakan sehinga nilai yang dicapai sangat rendah. Dari segi nilai hampir 60 % yang

tidak tuntas dalam mata pelajaran geografi”.

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 13 Agustus 2018 pada pukul 13.00 WIB dengan guru geografi Lilik Sri Mukti di SMAN 4 Surabaya bahwa siswa kurang berminat terhadap mata pelajaran geografi karena mereka mengingingkan masuk kedalam jurusan IPA. Nilai mata pelajaran Geografi menjadi rendah dan dan ketuntasan hasil belajar banyak yang tidak tuntas karena tidak ada minat masuk kedalam IPS dan Mempelajari Geografi. Dapat dilihat hasil ketuntasan belajar siswa pada tabel 1.1.

Tabel 1. Tabel ketuntasan Belajar Siswa SMAN 4 Surabaya Tahun ajaran 2017-2018

No Kelas Ketuntasan klasikal Keterangan

1 X 1 60 % Tidak tuntas

2 X 2

65% Tidak tuntas

Sumber : Nilai Mata Pelajaran Dinamika Litosfer Kelas X SMAN 4 Surabaya Tahun Ajaran 2017-2018.

Berdasarkan tabel 1 tingkat ketidak tuntasan siswa siswa terhadap mata pelajaran geografi adalah 62.5 %.

Hasil angket yang dibagikan oleh peneliti kepada siswa di SMAN 4 Surabaya pada tanggal 13 oktober 2018 sejumlah 80 angket diperoleh informasi sebagai berikut.

Tabel 2 hasil angket pengunaan media pembelajaran di SMAN 4 Surabaya Tahun ajaran 2017-2018

No Jumlah Jumlah presetase Keterangan

1 37 52,9 % Tidak pernah menggunkan media 2 24 34,3% Jarang menggunakn media dan

media tersebut kurang menarik

3 9 12,8 % Jarang mengunakan media dan mengatakan media tersebut menarik

Sumber: Angket di SMAN 4 Surabaya Tahun Ajaran 2017-2018.

Dapat dilihat dari tabel 2 penggunaan media pembelajaran di SMAN 4 Surabaya tidak diterapkan dan ketika mengunakan media, media tersebut kurang menarik, sehingga Untuk mengatasi kurangnya minat siswa dalam pelajaran geografi maka perlu usaha peningkatan minat belajar siswa terhadap pelajaran geografi dengan memberi variasi media pembelajaran visual yang bersifat obyek fisik miniatur 3 dimensi yang menarik, yang melibatkan siswa secara langsung, yang dapat meningkatkan aktivitas dan tanggung jawab siswa.

Pentingnya materi ini bagi siswa terutama di Surabaya karena daerah Surabaya dilewati sesar aktif. Menurut data Pusat Gempa Nasional Kementeriaan Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan bahwa wilayah Surabaya itu dilalui Sesar Kendeng. Yakni patahan bumi yang membentang dari Flores hingga Bandung. Rekahan atau patahan itu melintang di antaranya melintasi Waru, Mayjen Sungkono, Cerme, Jombang, hingga Nganjuk. Kendeng adalah pusat patahan yang berada di wilayah Nganjuk. Setiap saat, patahan bumi itu bisa bergerak hingga mengguncangkan permukaan bumi Surabaya. Padahal saat ini banyak gedung bertingkat kebanyakan ada di Surabaya Barat. Surabaya terkena jalur subduksi yang menunjam kearah timur jawa sampai ke barat pulau jawa sehingga mengakibatkan ketika sesar ini aktif bergerak Surabaya mengalami gempa. Siswa diberikan pemahaman mengenai lempeng yang bergerak dengan sesar aktif disurabaya yang mengakibatkan dampak bagi dwilayah sekitarnya.

Dalam hal ini diperkuat dengan teori kerucut pengalaman Edgar Dale yang dikemukakan Sadiman (dalam Prasetya, 2014 ) semakin media tersebut abstrak maka tingkat pemahaman siswa rendah, sebaliknya semakin konkrit media tersebut maka pemhaman siswa semakin tinggi dalam memahami sebuah pembelajaran. Media miniatur 3 dimensi pergerakan lempeng tektonik masuk kedalam kelas simulation-role play atau disimulasikan atau siswa melakukan secara langsung pembelajaran media tersebut. Menurut Edgar Dale (dalam Prasetya, 2014) media obyek miniatur 3 dimensi ini mendapatkan pemahaman yang tinggi karena memperkuat pemahaman siswa mengenai gerakan 3 dimensi yang di bentuk dalam miniatur 3 dimensi.

Berdasarkan uraian di atas, upaya meningkatkan respon dan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran geografi dengan memberiakan variasi media pembelajaraan pada

kelas X di SMAN 4 Surabaya dilakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan

Media Miniatur 3 Dimensi Lempeng Tektonik Dalam Menarik Minat Belajar Siswa

Pada Materi Dinamika Planet Bumi Kelas X SMAN4 Surabaya”.

METODE

Menurut Ranberg dalam (Ayunigrum 2012:40) Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan atau dikenal Research and Development (R & D). Pengertian penelitian dan pengembangan tertuju pada proses, penelitian tidak menghasilkan objek, sedangkan pengembangan menghasilkan objek yang dapat dilihat dan diraba. Pengembangan merupakan proses rekayasa dari serangkaian unsur yang disusun bersama-sama untuk membentuk suatu produk.

Metode Penelitian dan Pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2009: 407). Menurut Puslitjaknov dalam (Ayunigrum 2012:40) model pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang akan dihasilkan. Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptual, dan model

teoritik. Dalam penelitian pengembangan ini digunakan model prosedural karena dianggap cocok dengan tujuan pengembangan yang ingin dicapai yaitu untuk menghasilkan suatu produk dan menguji kelayakan produk yang dihasilkan dimana untuk mencapai tujuan tersebut harus melalui langkah-langkah tertentu yang harus dikuti untuk menghasilkan produk tertentu. Model preosedural adalah model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Pada penelitian pengembangan ini akan menghasilkan suatu produk media miniatur 3 dimensi lempeng tektonik pada mata pelajaran Geografi materi dinamika planet bumi mengenai pergerakan lempeng yang menggunakan model pengembangan prosedur 4-D menurut Thiagarajan, dkk (dalam Trianto 2007:65). Pada penelitian pengembangan ini tidak sampai tahap perlakuan atau treatment sehingga tidak ada kelas kontrol dan ujicoba karena fokus penelitian hanya menghasilkan produk berupa media miniatur 3 dimensi lempeng tektonik.