• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktivitas Ketakmiran Mahasiswa IAIN Salatiga yang Tinggal di Masjid 1 Pengertian Aktivitas Ketakmiran Masjid

LANDASAN TEOR

A. Aktivitas Ketakmiran Mahasiswa IAIN Salatiga yang Tinggal di Masjid 1 Pengertian Aktivitas Ketakmiran Masjid

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata aktivitas mempunyai arti: 1). keaktifan, kegiatan 2). Kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilakukan dalam tiap bagian di dalam perusahaan(Depdiknas, 2008:32).Takmir Masjid adalah sekumpulan orang yang mempunyai kewajiban memakmurkan masjid. Takmir masjid sebenarnya telah bermakna kepengurusan masjid, namun tidak salah bila kita menyebut

“Pengurus Takmir Masjid” (Wibowo 2008:29). Firman Allah SWT (QS.At-Taubah:18).

Artinya:“Sesungguhnya orang-orang yang memakmurkan masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, menegakkan shalat, mengeluarkan zakat dan tidak takut kecuali hanya kepada Allah. Karena itu semoga mereka termasuk orang- orang yang mendapat hidayah“. (QS. At-Taubah:18) Terjemahan oleh Departemen Agama RI .

Dari ayat di atas dapat dipahami, bahwa salah satu tanda orang beriman yaitu orang yang mau memakmurkan masjid dengan landasan iman kepada Allah SWT. Orang yang menegakkan shalat di masjid adalah salah satu tanda memakmurkan masjid, karena dengan adanya orang yang shalat

21

di masjid, menjadikan syiar Islam lebih terlihat. Allah SWT tidak memandang siapa yang berada di masjid dengan pangkat jabatan apapun, tetapi yang di pandang adalah ketaqwaannya.

Sedangkan masjid berasal dari bahasa Arab yaitu “sajada” yang berarti tempat sujud atau tempat menyembah Allah SWT. Bumi yang kita tempati ini adalah masjid bagi kaum muslimin. Setiap muslim boleh melakukan shalat di wilayah manapun di bumi ini, terkecuali diatas kuburan, di tempat yang bernajis, dan di tempat-tempat yang menurut ukuran syariat Islam tidak sesuai untuk dijadikan tempat shalat (Gazalba, 1975:108-109). Meletakkan dahi, kedua tangan, lutut, dan kaki ke bumi, yang kemudian dinamai sujud oleh syariat adalah bentuk lahiriah yang paling nyata dari makna-makna diatas. Itulah sebabnya mengapa bangunan yang dikhususkan untuk melaksanakan shalat dinamakan masjid, yang artinya "Tempat Bersujud."(Wibowo 2010:23). Masjid tidak bisa dilepaskan dari masalah shalat, berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW setiap orang bisa melakukan shalat dimana saja, baik itu dirumah, dikebun, dijalan, di kendaraan, dan tempat lainnya. Selain itu masjid merupakan tempat orang berkumpul dan melaksanakan shalat secara berjamah, dengan meningkatkan solidaritas dan silaturahmi di kalangan kaum muslimin. Di masjid pulalah

tempat terbaik untuk melangsungkan shalat Jum’at.

Di masa Nabi Muhammad SAW ataupun dimasa sesudahnya masjid menjadi pusat atau sentral kegiatan kaum muslimin. Kegiatan di bidang pemerintahan pun mencakup idiologi, politik, ekonomi, sosial, peradilan,

22

dan kemiliteran yang dibahas dan dipecahkan di lembaga masjid. Masjid berfungsi sebagai pusat pengembangan kebudayaan Islam. Masjid merupakan ajang halaqah atau diskusi, tempat mengaji, dan memperdalam ilmu-ilmu agama dan umum. Pertumbuhan remaja masjid dewasa ini juga termasuk upaya memaksimalkan fungsi kebudayaan yang diemban masjid.Kalau saja tidak ada kewajiban shalat, tentu tidak ada yang namanya masjid dalam Islam. Shalat sudah disyariatkan pada awal kelahiran Islam sebanyak empat rakaat, dua di pagi hari dan dua di sore hari. Penetapan shalat lima waktu seperti sekarang ini baru disyariatkan menjelang Nabi hijrah ke Madinah. Sampai saat itu ibadah shalat dilakukan di rumah-rumah, tidak usaha mendirikan masjid karena lemahnya kedudukan umat Islam yang sangat lemah, sedangkan tantangan dari penduduk Makah begitu ganasnya yang menyebabkan sulitnya Islam masuk ke hati masyarakat.

Pertambahan jumlah masjid merupakan sesuatu yang harus di syukuri. Apalagi ini pertanda bahwa eksistensi Islam dan umatnya, khususnya di negara Indonesia semakin kuat. Namum sebagai umat Muslim yang baik, tidak boleh puas hanya karena masjid dan musholla kian bertambah banyak. Hal ini apabila di lihat dari sisi lain, yakni menilai sejauh mana fungsi masjid yang terwujud sekarang ini, sebagian besar dari masjid belum berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam kontek mengembalikan kejayaan Islam dan umatnya, memakmurkan masjid sebagimana fungsinya menjadi sesuatu yang sangat penting. Hal ini bisa dijadikan sebagai titik tolak untuk mencapai kembali kejayaan Islam dan umatnya.

23

Masjid bagi umat Islam seperti air bagi ikan, yang tidak akan bertahan lama dalam hidupnya kalau dipisahkan dari air. Berarti jiwa atau ruh keislaman seorang muslim tidak akan kokoh kalau tidak suka ke masjid atau tidak memperoleh pembinaan dari masjid. Oleh sebabnya, Muhammad

Sa’id Ramadhan Al-Buthi dalam bukunya, Sirah Nabawiyah menyatakan

”tidak heran kalau masjid merupakan asas utama dan terpenting bagi

pembantukan masyarakat Islam. Karena masyarakat muslim tidak akan tersentuh secara kokoh dan rapi kecuali dengan adanya komitmen terhadap sistem, aqidah dan tatan Islam. Hal ini tidak akan ditimbulkan kecuali

melalui semangat masjid.” (Al-Buthi, 2005:6). Dengan demikian, masjid punya kedudukan yang sangat penting bagi kaum muslimin, yakni dalam rangka dan memantapkan ruh keislaman dari kaum muslimin.

2. Fungsi dan Tugas Takmir Masjid

Takmir Masjid adalah sekumpulan orang yang mempunyai kewajiban memakmurkan masjid. Takmir masjid sebenarnya telah bermakna

kepengurusan masjid, namun tidak salah bila kita menyebut “Pengurus Takmir Masjid”.

Adapun fungsi dari takmir masjid ini yaitu meliputi: 1).Idaroh atau kegiatan administrasi, 2). Imaroh atau kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada pembinaan jamaah, dan 3). Ri’ayah, yaitu kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan fisik (sarana dan prasarana).

Takmir Masjid memiliki tanggungjawab untuk mengarahkan jamaahnya mencapai kebersihan iman (tauhid), yaitu kemantapan akidah

24

jamaah dalam meyakini Allah SWT sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai Nabinya. Selain itu, takmir masjid juga memiliki kewajiban untuk mendorong jama’ahnya agar senantiasa menjaga kerukunan diantara warga masyarakat.

Prinsip mengakui adanya perbedaan paham dan menghargai pemikiran dan pemahaman antara yang satu dengan yang lain haruslah tetap dijunjung tinggi. Suasana kerukunan haruslah diciptakan sedemikian rupa sehingga masalah-masalah perbedaan paham tidak harus menjadi hambatan di dalam kehidupan bersama. Meskipun kadang tidak dapat memuaskan bagi semua pihak, namun upaya yang baik dilakukan adalah menjadikan dialog atau musyawarah sebagai jalan untuk mengambil keputusan- keputusan.

Pengurus masjid tentu saja sangat besar perannya dalam memakmurkan masjid, pengurus masjid harus benar-benar solid (Wibowo 2010:30). Komunikasi adalah suatu hal yang terpenting dalam organisasi atau perkumpulan. Takmir masjid yang solid dan saling bekerjasama dangan baik, akan menghasilkan kegiatan dengan baik. Tetapi jika komunikasi berjalan tidak sehat antara takmir maka tujuan kegiatannya tidak akan tercapai atau berhasil.

Adapun tugas pokok takmir masjid adalah sebagai berikut:

a. Bidang Ibadah, Pendidikan & Dakwah, yang meliputi pemberdayaan TPQ, mengajar membaca Al-Qur’an untuk anak dan dewasa, pelatihan iman dan khotib, pelatihan proses pengurusan jenazah, dan pelatihan

25

manjemen takmir masjid. Selain itu juga bertugas mengenai pembuatan

jadwal imam dan khotib sholat jum’at dan tarawih secara periodik.

b. Bidang Peringatan Hari Besar Islam Nasional, yang meliputi pelaksanaan sholat Idhul Adha dan penyembelihan qurban, pelaksanaan tahun baru hijriyah, peringatan maulid nabi, isra’ mi’raj, nuzulul qur’an, halal bihalal.

c. Bidang Kerumah tanggaan, yang meliputimenjaga dan merawat perlengkapan sarana ibadah masjid, menjaga dan merawat bangunan masjid, menata dan menjaga kebersihan masjid, dan menata dan memelihara kondisi taman di sekitar masjid secara rutin didasari keindahan dan keasriannya. Selain itu juga bertugas untuk melakukan inventarisasi barang-barang milik masjid, merencanakan pengadaan peralatan & perlengkapan untuk kelancaran kegiatan ibadah masjid, Melaporkan dan mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada ketua.

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa takmir masjid sangatlah erat dengan keberhasilan dalam memakmurkan masjid. Takmir masjid atau pengurus masjid yang kreatif dan inovatif akan membuat agenda-agenda yang bisa menarik masyarakat. Masyarakat akan terus semangat datang ke masjid apabila ada suatu stimulus yang menarik, sehingga menggerakkan hati masyarakat untuk pergi masjid.

26

3. Mahasiswa IAIN Salatiga yang Tinggal di Masjid

Mahasiswa kata yang berat dan sulit untuk diucapkan. Mahasiswa terdiri dari kata maha dan siswa, maha dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) artinya sangat, amat dan teramat sedangkan siswa artinya murid atau pelajar (Depdiknas, 2008:895). Mahasiswa seakan menjadi kata yang

terdengar “berat” bagi sebagian orang. Maklum, kata “maha” yang melakat

di depan kata “siswa” bukan hanya menjadi pelengkap atau imbuhan belaka, namun juga menandakan bahwa seorang mahasiswa mempunyai kemampuan, kualifikasi, dan tanggung jawab yang lebih banyak dan besar dari seorang siswa.

Secara harfiah, “mahasiswa” merupakan panggilan untuk orang yang

sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi. Namun secara tersirat, mahasiswa memiliki tugas yang jauh lebih besar dari hanya sekedar belajar di almamater. Menurut Tri Dharma Perguruan Tinggi, seorang mahasiswa sedikitnya harus melakukan 3 hal, yaitu: pendidikan, pengajaran, penelitian & pengembangan, serta pengabdian masyarakat.Selain itu, seorang mahasiswa juga diharuskan menyadari identitas seorang mahasiswa

Mahasiswa adalah insan yang memiliki kualifikasi keilmuan yang memadai, individu yang logis, ilmiah, terpelajar, merasa lebih tahu dari pada masyarakat kelas non ilmiah. Mahasiswa mempunyai aktivitas yang berbeda-beda satu sama lain, karena berlatar belakang yang tidak sama.

27

Masyarakat memandang mahasiswa adalan penggerak perubahan, yang salah satu tugasnya ikut andil dalam gerakan memajukan masyarakat.

Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga adalah Mahasiswa yang terdaftar di dalam akademik kemahasiswaan yang mempunyai kewajiban untuk mengikuti peraturan di dalam kampus dan mempuyai hak fasilitas yang tercukupi berupa pelayanan yang sesuai.

Dari ribuan mahasiswa IAIN Salatiga, ada puluhan mahasiswa yang berperan dalam aktivitas ketakmiran masjid seperti mengerjakan tugas berupa sosial seperti mengadakan TPQ di sore hari, bersih bersih lingkungan masjid, ataupun yang berupa keagamaan dengan menggerakan

shalat berjama’ah, tadabbur Al-Qur’an, menjadi muadzin ataupun imam masjid. Semua itu dilakukan ada yang berupa harian, mingguan, atau bulanan sesuai dengan kesepakatan atau jadwal yang tertera.

Dokumen terkait