• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN

METODE PENELITIAN

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

1) Aktivitas Pembelajaran Siswa Tabel 4.6

Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus I

NO Aspek yang dinilai Penilaian Pertemuan Ke- Total Ket

I II III IV

1. Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru 3 2 3 3 11 Baik 2. Siswa mengidentiikasi suatu permasalahan 2 2 3 3 10 Cukup Baik 3. Siswa mempresentasikan hasil identifikasinya 2 2 3 3 10 Cukup Baik 4. Siswa mengajukan

pertanyaan kepada guru

1 1 2 3 7 Cukup baik 5. Siswa memecahkan masalah 1 1 3 3 8 Cukup baik 6. Siswa menanggapi pertanyaan guru 1 3 2 2 8 Cukup baik 7. Siswa menentukan solusi

permasalahan 1 3 3 3 10 Cukup Baik JUMLAH 11 15 19 18 64 RATA- RATA (%) 31,4 42,9 54,3 57,1 Rata-rata presentase 46,4 Keterangan: P = Pertemuan

Kriteria nilai: Skala skor total : 1 = tidak Baik 1 – 7 = tidak baik 2= kurang Baik 8 – 14 = kurang baik

3= cukup 15 – 21 = cukup

4 = baik 22 – 28= baik

5 = sangat baik 29 – 35 = sangat baik

Berikut ini prosentase aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan Project Based Learning jika disajikan menggunakan diagram batang:

Grafik 4.7

Prosentase Aktivitas Kegiatan Pembelajaran

dengan Metode Project Based Learning Selama Siklus I

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukan bahwa perolehan rata-rata aktivitas siswa siklus I pada saat proses pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan Project Based Learning mengalami peningkatan pada setiap pertemuan dengan rata-rata persentase keseluruhan sebesar 46, 4 %. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dikategorikan kurang baik karena angka tersebut belum mencapai indikator yang telah ditentukan, walaupun perolehan rata-rata aktivitas siswa tersebut mengalami peningkatan setiap pertemuannya. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Project Based Learning harus ditingkatkan sampai tahap intervensi tindakan yang diharapkan yaitu sebesar 65 % siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Kurangnya ketercapaian indikator aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus I diantaranya, peneliti belum bisa sepenuhnya menjangkau dan mengkondisikan seluruh aktivitas siswa. Ada beberapa

0 10 20 30 40 50 60 I II III IV Series1

siswa yang belum fokus memperhatikan penjelasan materi diantaranya masih bercanda, mengobrol, bahkan berjalan-jalan dikelas sehingga bentuk perhatian siswa untuk mencatat penjelasan yang disampaikan peneliti masih sedikit.

Kategori baik terlihat pada aktivitas siswa saat menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti. Hal ini biasanya dilakukandi awal pembelajaran saat melakukan apersepsi dan di akhir pembelajaransaat melaksanakan tanya jawab pada kegiatan konfirmasi untuk memberikan umpan balik kepada siswa mengenai materi yang telah diajarkan. Sedangkan pada aktivitas siswa saat mengajukan pendapat dengan mengharapkan siswa mampu menanggapi pernyataan guru dalam menyatakan pendapatnya secara lisan, berani bertanya langsung mengenai hal-hal yang belum dipahami terkait dengan penjelasan materi masih dalam kategori cukup baik, hanya beberapa siswa-siswa itu saja yang berani mengungkapkan pendapatnya.

Ketertarikan siswa terhadap materi yang diberikan belum merata pada seluruh siswa, ada beberapa siswa dalam mengerjakan LKS mengabaikan langkah-langkah penyelesaian karena siswa tersebut masih bingung dan kesulitan dalam memahami soal yang berupa soal Project Based Learning.

2) Aktivitas Pembelajaran Guru

Observer (guru bidang studi IPS) melakukan pengamatan atau observasi terhadap seluruh kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti selama proses pembelajaran siklus I, dengan tujuan untuk memperbaikai pembelajaran dikelas pada pembelajaran selanjutnya. Berikut hasil pengamatan yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.8

Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru (Peneliti) Siklus I

No Aspek yang diamati Pertemuan ke - tot

al

1 2 3 4

I Pra Pembelajaran

1 Menghimpun data dan informasi tentang kemampuan mengukur peserta didik.

2 3 3 2 10 Baik

2 Menganalisis kemampuan mengukur sebelum ada tindakan.

2 3 2 3 10 Baik

3 Mengklasifikasi peserta didik sesuai dengan karakteristik.

1 2 3 3 9 Baik

II Kegiatan Awal Pembelajaran

1 Memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan

3 2 4 3 12 Baik

2 Menempatkan peserta didik sesuai dengan karakteristik.

2 2 3 2 9 Baik

III Kegiatan Inti Pembelajaran 1 Melakukan kegiatan pembelajaran

dengan pendekatan Project Based Learning

3 3 3 3 12 Baik

2 Penguasaan materi 3 3 4 3 13 Sangat

baik 3 Membantu peserta didik yang mengalami

kesulitan dalam memahami materi yang dipelajari

2 2 3 4 11 Baik

4 Memberikan penguatan pada peserta didik yang sudah terampil menggunakan latihan soal.

2 2 3 4 11 Baik

IV Kegiatan Akhir

1 Menetapkan ketuntasan belajar 2 3 3 4 12 Baik

2 Pemberian tugas rumah 2 3 3 4 12 Baik

Jumlah 24 28 34 35 121

Skor maksimal 44 44 44 44

Presentase (%) 54,5 63,6 77,3 79,5

Presentase rata – rata 68,75

Keterangan: P = Pertemuan

Kriteria nilai: Skala skor total : 1 = Kurang Baik Kurang Baik = 1 – 4 2= Cukup Baik Cukup Baik = 5 – 8

3= Baik Baik = 9 – 12 4 = Sangat Baik Sangat Baik= 13 – 16

Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas penelitidiatas menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan dalam kategori baik, hanya saja masih terdapat beberapa aktivitas yang kurang maksimal diantaranya pengaturan peserta didik, pengelolaan kelas sehingga perlu diperbaiki agar tidak terjadi pada siklus berikutnya.

3) Hasil Belajar

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dilakukan tes kemampuan siswa. Adapun hasil tes kemampuan siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9

Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Siklus I

NO Nama Siswa Pretest Postest N-gain Katagori

1 AFJ 60 80 0,5 Sedang 2 AKM 50 70 0,4 Sedang 3 APM 60 70 0,25 Rendah 4 AZN 60 80 0,5 Sedang 5 AP 70 80 0,33 Rendah 6 AR 60 60 0 Rendah 7 AWM 60 70 0,25 Rendah 8 DY 60 80 0,5 Sedang 9 EHR 50 60 0,2 Rendah 10 LWB 50 60 0,2 Rendah 11 MAL 70 80 0,33 Rendah 12 MGA 70 80 0,33 Rendah 13 MZL 60 70 0,25 Rendah 14 NZM 50 70 0,4 Sedang 15 NZQ 40 60 0,33 Rendah 16 RAI 60 60 0 Rendah 17 RHR 50 80 0,6 Sedang 18 SK 40 60 0,33 Rendah 19 SAT 40 60 0,33 Rendah

20 SF 40 70 0,5 Sedang 21 WME 40 80 0,66 Sedang 22 ZI 40 60 0,33 Rendah Rata-rata 52,97 70,81 0,36 Rendah Presentase Ketuntasan = 70% Tabel 4.10

Hasil Tes Kemampuan Siswa Pada Siklus I

Jumlah Siswa 22

Siswa yang sudah tuntas 12

Siswa yang belum tuntas 10

Persentase ketuntasan 70%

N-gain 0,36

4) Rencana Perbaikan Tindakan

Setelah melakukan proses pembelajaran menggunakan pendekatan

Project Based Learning maka berdasarkan hasil tes siklus I, diperoleh nilai rata-rata kelas 60,86 nilai ini menunjukkan belum tercapainya keberhasilan pembelajaran menggunakan pendekatan Project Based Learning, hal ini bisa dilihat dari kurangnya nilai rata-rata kelas dari nilai rata-rata kelas yang diharapkan yaitu minimal 65. Tahap ini dilakukan untuk perbaikan terhadap proses pembelajaran menggunakan pendekatan Project Based Learning pada siklus II. Sehingga hasil yang diperoleh meningkat dari siklus sebelumnya.

Berdasarkan hasil lembar observasi, wawancara dan tes akhir kemampuan siswa dalam memahami materi siswa diperoleh hasil analisis kegiatan refleksi. Hasil refleksi tersebut akan diuraikan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.11

Hasil Refleksi pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan Project Based Learning pada siklus I

No Permasalahan Solusi

1 Siswa masih belum terbiasa

menggunakan pembelajaran dengan pendekatan Project Based Learning, hal ini terlihat masih banyak siswa yang bingung untuk menyelesaikan soal dan penyelesaian terlihat belum variatif

- Siswa dibimbing peneliti dalam menyelesaikan soal tersebut

- Peneliti membahas kembali soal-soal yang belum dimengerti, sehingga dengan pembahasan yang dilakukan setiap pertemuan diharapkan siswa terbiasa menyelesaikan soal Project Based Learning.

2 Keaktifan siswa pada kegiatan tanya jawab, presentasi kelompok dan pembahasan LKS didominasi hanya siswa yang pintar sedangkan yang lain cenderung diam, belum berani mengungkapkan pendapatnya karena malu dan enggan untuk bertanya

- Diberikan arahan, motivasi dan reward

berupa hadiah bagi siswa yang berani mempresentasikan hasil diskusi - Kegiatan mempresentasikan hasil

diskusi maupun hasil pembahasan LKS dilakukan bergilir pada anggota

kelompok/siswa yang belum pernah mempresentasikan

3 Kurangnya penguasaan peneliti terhadap kelas, sehingga ada beberapa siswa yng tidak disiplin atau bercanda saat proses

pembelajaran berkangsung.

Peneliti bertindak lebih tegas dalam memberikan reward dan punishment terhadap siswa.

2. Pelaksanaan Siklus II

Kegiatan siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I yang didasarkan pada hasil refleksi peneliti dan guru kolaborator terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Project Based Learning.

a. Tahap Perencanaan

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014, yang dimulai pada tanggal 5 Juli 2014. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat instrumen-instrumen penelitian, yang terdiri dari lembar observasi kegiatan mengajar guru, lembar observasi kegiatan belajar siswa, alat dokumentasi, membuat lembar kerja siswa (LKS), dan lembar soal tes.

Lembar observasi kegiatan belajar siswa digunakan untuk mengetahui proses belajar siswa selama pembelajaran dengan menggunakan metode

Project Based Learning berlangsung. Lembar kerja siswa dibuat peneliti dengan tujuan sebagai evaluasi proses pembelajaran agar peneliti mengetahui sejauh mana perkembangan siswa dalam memahami materi IPS. Lembar soal tes siklus digunakan untuk mengetahui perkembangan siswa dalam mempelajari materi IPS pada setiap siklus.

Desain pembelajaran yang disiapkan meliputi rencana pembelajaran yang menerapkan metode Project Based Learning pada materi Perjuangan mempertahankan Kemerdekaan yaitu menggunakan lembar kerja siswa, lembar observasi, catatan lapangan, alat dan bahan eksperimen, dan intsrument tes yang sudah dijelaskan. Pembelajaran siklus kedua dilakukan dengan dilakukan empat kali pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit. Pada pertemuan pretest dan posstest dilaksanakan di kelas. Indikator pembelajaran pada materi siklus pertama di antaranya: (1) menjelaskan mendeskripsikan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan (2) menceritakan agresi militer belanda (3) menjelaskan peranan para tokoh.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Pertemuan pertama/ Selasa, 9 September 2014

Kegiatan pembelajaran penelitian pertama berlangsung di ruang kelas IV didampingi guru bidang studi IPS sebagai observer untuk membantu peneliti dalam pelaksanaan kegiatan ini yang mengamati aktivitas pembelajaran serta melakukan penilaian pada peneliti saat mengajar di kelas yang kemudian dicatat pada lembar observasi. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan pembelajaran dimulai pukul 08.25-09.35WIB. Kegiatan awal yang dilakukan adalah mengabsen kehadiran siswa, melakukan ice breaking tepuk semangat dan menyanyikan lagu kemerdekaan untuk memotivasi siswadilanjutkan melakukan kegiatan apersepsi untuk mengingat materi sebelumnya. Setelah itu, saat peneliti mengajukan pertanyaan pertama terkait peristiwa 10 november di Surabaya hampir semua siswa dapat menjawab dengan benar secara bersamaan yang membuat keadaan kelas menjadi ramai.

Namun pada pertanyaan terakhir mengenai peristiwa apa saja yang terjadi dalam mempertahankan kemerdekaan indonesia, hanya sedikit siswa yang mampu menyebutkapn karena materi tersebut baru saja akan diajarkan oleh guru bidang studi IPS pada pertemuan ini.

Kegiatan pembelajaran selanjutnya peneliti memulai pelajaran dengan memperlihatkan media buku kliping yang telah disusun menjadi sebuah karya kliping yang berkaitan dengan materi IPS, kemudian meminta siswa untuk menjelaskan apa saja isi yang sudah ada pada kliping tersebut. Serentak semua siswa

dengan kompak menjawab “beberapa peristiwa yang terjadi pada

saat mempertahakan kemerdekaan”. Peneliti mengajukan kembali

tersebut. Beragam jawaban berbeda-beda diungkapkan oleh siswa secara bersamaan, mulai dari peristiwa 10 november, peristiwa d semarang, pertempuran ambarawa dan lain sebagainya. Peneliti merespon jawaban siswa dan membenarkan jawaban siswa serta memberikan reward berupa pujian bagi siswa yang telah mengungkapkan pendapatnya.

Peneliti membagikan ringkasan materipada siswa untuk dibaca dan dibahas bersama, dilanjutkan menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah berkaitan denganperjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Setelah memberikan penjelasan tersebut, peneliti memberikan soal (pretest) yang berkaitan dengan materi tersebut.

Pada pemberian soal tersebut siswa masih terlihat kebingungan untuk menjawab soal-soal tersebut. Ini dikarenakan peneliti masih menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah yang dsampaikan saat menjelaskan materi tersebut.

Dibagian konfirmasi, guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang belum dipahami dan menanggapi pertanyaan siswa dengan jawaban yang tepat. Kemudian menyimpulkan bersama materi yang telah dipelajari.

Sebelum menutup pelajaran, peneliti menginformasikan pada pertemuan berikutnya akan diadakan pembentukan kelompok danmemberikan tugas pada siswa untuk membuat suatu proyek materi yang sedang dipelajari tersebut. Dan masing-masing kelompok harus membuat sesuai dengan isi materi yang ada di dalam buku pelajaran.

Pada pertemuan ini siswa sudah mulai terkondisikan dengan baik dikarenakan adanya strategi pembelajaran baru, banyak siswa yang terlihat percaya diri bagaimana cara membuat sebuah kliping isi seperti materi yang telah dijelaskan.

2) Pertemuan kedua/ Rabu 10 September 2014

Pada pertemuan kedua ini dilaksanakan pada jam pertama mulai pukul 07.15-08.25 WIB. Siswa yang tidak hadir pada pertemuan ini berjumlah 2 orang karena sakit. Materi pelajaran yang disampaikan pada pertemuan masih tetap pada perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan.

Selama penjelasan materi, rata-rata siswa yang menempati bagian depan dan tengah tampak mengikuti dan memperhatikan penjelasan dengan baik, dan sudah tidak terlihat lagi siswa yang menempati bangku belakang yang masih bercanda dan mengobrol dengan teman duduknya, sebagian besar siswa saja mencatat materi penjelasan yang disampaikan guru

Setelah penjelasan materi dirasakan cukup dipahami oleh siswa, peneliti meminta siswa membentuk kelompok yang setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang. Karena pada pertemuan sebelumnya siswa telah diinformasikan akan dibentuk kelompok maka siswa memilih anggota kelompok sesuai pilihan mereka sendiri.

Setelah semua siswa mulai tenang, peneliti menginstruksikan tentang bagaimana cara mereka membuat suatu proyek buku kliping yang berisi tentang peristiwa yang terjadi dalam mempertahankan kemerdekaan secara berkelompok. Peneliti menerangkan kepada siswa bahwa mereka harus bekerja sama untuk mencari informasi melalui internet, buku-buku pelajaran, buku cerita tentang apa saja peristiwa yang terjadi dalam mempertahankan kemerdekaan serta peran apa saja yang mereka lakukan dalam mempertahankan kemerdekaan tersebut, dan bagaimana cara menghargai tokoh dan jasa mereka yang telah berusaha mempertahankan kemerdekaan.

Setelah menjelaskan semua yang harus dilakukan siswa, terlihat beberapa siswa yang sudah mengerti tugas mereka dan

beberapa siswa masih kurang mengerti apa yang nanti dilakukan. Oleh karena itu peneliti mencoba memberikan sebuah contoh kliping sebagai gambaran siswa dalam melaksanakan proyek kliping yang akan di kumpulkan pada pertemuan selanjutnya. Kemudian peneliti juga menginformasikan bahwa setelah kliping tersebut dikumpulkan.

Pembelajaran pada pertemuan kedua ini sudah sedikit mengalami perubah sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Meski peneliti belum maksimal dalam mengatur keefektifan waktu pembelajaran saat melakukan penjelasan danpemberian tugas. Peneliti juga belum menjangkau pengawasan kepada seluruh siswa di kelas, masih terdapat siswa yang pada saat pembelajaran masih mengobrol dan bercanda, bahkan terdapat siswa beberapa kali meminta izin untuk pergi kekamar kecil. Hal ini menjadi catatan yang dicatat peneliti untuk dievaluasi agar tidak terjadi hal yang sama pada pertemuan selanjutnya karena menganggu konsentrasi siswa belajar di kelas.

3) Pertemuan ketiga / Kamis, 11 September 2014

Pada pertemuan ketiga ini, siswa mengumpulkan hasil project yang dibuat secara berkelompok selama batas waktu yang telah ditentukan. Para siswa bersama-sama mengumpulkan kliping yang telah mereka buat secara berkelompok.

Setelah kliping dikumpulkan, peneliti memberikan instrusi kepada siswa untuk mempresentasikan hasil proyek mereka di depan kelas, pada moment ini banyak sudah tidak ada siswa yang gaduh saling tunjuk menunjuk untuk maju mempresentasikannya. Tak lama, perwakilan dari tiap-tiap kelompok mulai mempresentasikan hasil project mereka dan menceritakan apa saja isi dari kliping tersebut.

Setelah itu, peneliti mencoba menjelaskan kembali hasil project mereka sesuai materi yang dipelajari agar siswa memahami pelajaran yang mereka dapati dengan project yang mereka telah buat bersama-sama. Sesaat peneliti menjelaskan materi kembali, siswa diberikan kesempatan untuk melihat dan membaca-baca kliping yang telah ada dan memberikan kesempatan mereka bertanya jika masih ada hal yang belum dipahami.

4) Pertemuan keempat / Jumat, 12 September 2014

Pada pertemuan kali ini diadakan tes siklus II, semua siswa tampak hadir dan duduk rapi pada pertemuan ini. Tes berlangsung selama 2 jam pelajaran dengan jumlah soal 20 butir. Dimana soal tersebut disesuaikan dengan indikator untuk mengukur kepemahaman siswa dengan materi yang sudah diberikan dan mengukur kepemahan mereka berdasarkan proyek kliping yang sudah mereka buat pada pertemuan kedua yang lalu.

Pada saat peneliti memasuki kelas, siswa masih terlihat belum siap untuk mengikuti tes yang diberikan. Tes siklus ini harus dikerjakan secara individu dan dilarang untuk melihat buku ataupun catatan. Selama proses berlangsung suasana menjadi sepi, beberapa siswa terlihat kebingungan dan ada beberapa siswa yang menyontek kepada teman sebangkunya. Peneliti memberi teguran dan membimbing siswa untuk menemukan jawaban yang benar secara mandiri.

Setelah pelaksanaan tes siklus II, peneliti mengumpulkan mendiskusikan hasil lembar kerja yang berisi catatan lapangan selama proses pembelajaran berlangsung.

Pada tahapan ini, peneliti sudah berusaha menerapkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Project Based Learning yang telah disusun dalam rencana pelaksanan pembelajaran RPP. Langkah-langkah pelaksanaan disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.12

Kegiatan Guru dan Siswa Pada Siklus II

Siklus II

Kegiatan

Guru Siswa

Pertemuan Pertama Menyampaikan tujuan

pembelajaran bahwa pada pertemuan ini akan dilaksanakan materi baru dan menjelaskan materi tersebut dan mengadakan tes awal (Pretest)

Secara perorangan mengisi soal yang diberikan

Menjelaskan bahwa pertemuan kedua akan dilaksanakan pembuatan sebuah kelompok untuk membuat proyek dalam bentuk papan kliping yang berisi tentang jasa dan tokoh pahlawan dalam memproklamasikan kemerdekaan.

Aspek yang dinilai melalui Project Based Learning Pertemuan Kedua Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru

Meminta siswa untuk membuat kelompok. Dan menjelaskan kembali bahwa siswa akan membuat suatu proyek dalam bentuk papan kliping

Duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang sudah ditentukan.

Siswa mengidentiikasi

Menjelaskan kembali materi pelajaran dan menyampaikan bahwa seluruh siswa akan

Menyimak penjelasan dari guru

suatu permasalahan terlibat dalam pembuatan kliping yang dilakukan secara

berkelompok yang telah dibentuk

Siswa menelaah dan mencari

informasi berdasarkan buku yang mereka punya

Mmenjelaskan siswa tentang membuat proyek dalam bentuk papan kliping yang berisi materi yang sedang berlangsung dengan cara mencari informasi dari internet, buku pelajaran, buku cerita, dan lain sebagainya.

Secara berkelompok melakukan semua langkah yang dijelaskan

Siswa mengajukan pertanyaan kepada guruyang masih belum dipahami

Memberikan kesempatan bagi siswa yang masih kurang mengerti proyek mereka.

Siswa bertanya terhadap penjelasan yang masih belum dipahami Pertemuan Ketiga Siswa memecahkan masalah dengan membuat suatu proyek yang di instruksikan guru

Mengumpulkan hasil project yang telah dibuat dan

memajangnya di sekitar kelas

Mengumpulkan hasil project yang dibuat di dapan kelas

Siswa menentukan solusipermasalahan setelah menyelesaikan proyek yang dibuat.

Meminta tiap kelompok

mempresentasikan hasil project mereka.

Tiap kelompok mewakili kelompoknya untuk presentasi dan kelompok yang lain mendengarkan

Pertemuan Keempat

Siswa dapat memahami materi

pelajaran berdasarkan proyek

yang telah mereka buat.

Memberikan postest siklus I sebanyak 20 soal pilihan ganda

Siswa menjawab soal pilihan ganda sebanyak 10 soal

c. Tahap Pengamatan

1) Lembar Observasi Kegiatan Siswa

Tabel 4.13

Lembar Observasi Kegiatan Kelompok Siswa Siklus II

No . Tahapan Project Based Learning Kelompok Rata -rata Kategori 1 2 3 4 5 6 % % % % % % % 1. Mengembangka n pemikiran siswa, belajar bermakna mengkontruksi pengetahuannya sendiri 92 92 83 83 83 83 86 Sangat Baik 2. Melaksanakan kegiatan Project Based Learning 100 92 88 96 83 100 93 Sangat Baik 3. Mengembangka n sikap ingin tahu dengan 88 88 88 88 88 88 88 Sangat Baik

bertanya 4. Menciptakan Masyarakat Belajar 88 81 81 81 88 81 83 Sangat Baik 5. Menghadirkan Pemodelan 88 75 75 88 88 88 84 Sangat Baik 6. Melakukan Refleksi 88 100 100 100 88 88 94 Sangat Baik 7. Melakukan Penilaian 100 88 75 88 88 100 90 Sangat Baik

Persentase Siklus 88,2 Sangat

Baik

Pada tabel 4.13 menunjukan bahwa rata-rata pencapaian indikator

Project Based Learning pada tahapan pengembangan pemikiran siswa mencapai 86% (berkategori sangat baik), pada tahapan melaksanakan

Project Based Learning rata-rata mencapai 93%, (berkategori sangat baik), pada tahapan mengembangkan sikap ingin tahu dengan bertanya mencapai 88% (berkategori sangat baik), pada tahapan menciptakan masyarakat belajar mencapai 83% (berkategori sangat baik), pada tahapan menghadirkan pemodelan mencapai 84% (berkategori sangat baik), pada tahap refleksi mencapai 94% (berkategori sangat baik), dan terakhir pada tahapan melakukan penilaian mencapai 90% (berketogori cukup). Dan presentase siklus pada lembar observasi kegiatan kelompok siswa pada siklus I mencapai 88,2% (bergategori sangat baik). Hal ini menunjukan sebagian besar siswa tidak memunculkan indikator-indikator tersebut selama proses pembelajaran berlangsung.

2) Lembar Observasi Kegiatan Guru

Kegiatan guru selam proses pembelajaran diamati dengan menggunakan lembar observasi. Hasil observasi kegiatan guru dimuat pada lampiran.

Tabel 4.14

Persentase Lembar Obsevasi Kegiatan Guru Pada Siklus II

No. Tahapan Project Based Learning %

1. Mengembangkan pemikiran siswa, belajar bermakna

mengkontruksi pengetahuannya sendiri 92 2. Melaksanakan kegiatan Project Based Learning 94 3. Mengembangkan sikap ingin tahu dengan bertanya 88

4. Menciptakan Masyarakat Belajar 100

5. Menghadirkan Pemodelan 88

6. Melakukan Refleksi 94

7. Melakukan Penilaian 88

Persentase Siklus 92

Kategori Sangat Baik

Pada tabel 4.14 menunjukan bahwa rata-rata pencapaian indikator kegiatan guru pada siklus II sudah mencapai 100% yaitu pada tahapan menciptakan masyarakat belajar (berketegori sangat baik). Diketahui bahwa kegiatan guru pada siklus II sudah mencapai indikator dengan presentase siklus 92% berkategori sangat baik.

3) Wawancara

Dari hasil wawancara dengan enam siswa dari perwakilan kelompok yang berbeda diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.15

Hasil Wawancara Siswa Pada Siklus II

No. Tahapan Project Based Learning Hasil Wawancara Siswa 1. Mengembangkan pemikiran siswa, belajar

bermakna mengkontruksi pengetahuannya sendiri

Siswa masih sudah terbiasa dengan kegiatan mengembangakan pengetahuannya sendiri 2. Melaksanakan kegiatan Project Based

Learning

Sebagian siswa senang dengan kegiatan Project Based Learning

3. Mengembangkan sikap ingin tahu dengan bertanya

Sebagian siswa masih pasif karena mereka masih malu-malu untuk bertanya ketika

pembelajaran berlangsung

4. Menciptakan Masyarakat Belajar Sebagian siswa terbiasa belajar berkelompok dengan latihan soal. 5. Menghadirkan Pemodelan Sebagian siswa sudah

tidak malu untuk

presentasi di depan kelas.

6. Melakukan Refleksi Sebagian siswa senang

dengan menyimpulkan sendiri.

7. Melakukan Penilaian Sebagian siswa senang

dengan menilai teman kelompok lainnya.

Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa sebagai besar siswa penyukai metode Project Based Learning. Siswa melakukan berdiskusi, bertanya,

belajar bersama, dan belajar berani mengungkapkan pendapat di depan kelas termotivasi untuk memperhatikan penjelasan dari guru dan terbiasa untuk memperhatikan penjelasan dari guru dan terbiasa untuk mengrjakan soal yang

Dokumen terkait