• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktivitas Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP

DATA OUTPUT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.6 Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP

4.6.1 Aktivitas Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP

Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP berisi seluruh informasi

yang menyangkut kegiatan budidaya serta kesesuaian lokasi tambak PT. IYP.

Dalam Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP, terdapat aliran

informasi dan transformasi data yang bergerak dari proses input data hingga

output. Hal tersebut berkaitan dengan fungsi utama sistem informasi ini adalah

memasukkan data (input), menyimpan data dalam database, memproses data, serta mengeluarkan atau menampilkan output yang dihasilkan. Alur proses input

dan output dalam Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP secara teknik grafik digambarkan dalam flowchart pada Gambar 24

Gambar 24. Alur proses input dan output Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP

a. Input

Proses input data dalam sistem informasi dibagi menjadi dua bagian yakni

input formasi data dan input data budidaya. Input formasi data bertujuan untuk mendefinisikan jenis dan kelompok data yang memiliki kemungkinan untuk

diubah atau diperbaharui. Input formasi data yang pertama dilakukan adalah

input data blok. Input data blok dilakukan paling awal dikarenakan seluruh kolam tambak tergabung dalam empat blok yang berbeda. Selanjutnya adalah input

data kolam, hal ini didasarkan pada kolam sebagai pendefinisi spasial dan

sumber lokasi dari berbagai data operasional budidaya yang diukur. Tanpa ada

rekaman mengenai data kolam, maka tidak dapat dilakukan pencatatan data

operasional budidaya. Hal ini sekaligus mendefinisikan kolam sebagai

penghubung antar kelompok data budidaya.

Data yang juga disertakan dalam proses input formasi data adalah data jenis plankton. Hal ini diperlukan untuk memudahkan user dalam mengisi atau memperbaharui data plankton, mengingat jenis plankton yang ditemukan sangat

bervariasi dan tidak menutup kemungkinan terdapat penambahan jenis plankton

yang ditemukan dalam air tambak. Pendefinisian Formasi Data dilanjutkan

terhadap informasi yang berkaitan dengan data pakan, yakni jenis pakan, waktu

pemberian pakan, dan definisi status anco. Jenis pakan yang digunakan akan

berubah sesuai umur udang, sehingga perlu pilihan jenis pakan yang digunakan

untuk memudahkan proses input data pakan harian. Waktu pemberian pakan dan status anco merupakan hal yang sudah pasti diketahui kondisi dan

definisinya sehingga turut direkam terlebih dahulu dalam Formasi Data. Layar

menu input formasi data Blok, Kolam, Jenis Plankton, Jenis Pakan, Waktu Pakan dan Status Anco dalam Sistem Informasi Pengelolaan Budidaya Tambak PT.

Gambar 25. Layar menu input formasi data dalam Sistem Informasi Pengelolaan Budidaya Tambak PT. Indonusa Yudha Perwita

Formasi data BLOK

Formasi data KOLAM

Formasi data STATUS ANCO

Proses input data budidaya diawali dengan memilih kolam sebagai sumber data dan alamat pengumpulan data dalam sistem informasi. Format isian data didasarkan pada hasil yang diperoleh, yakni teks atau bilangan. Proses input

data dikelompokkan menjadi lima yakni:

- data panen

- data kualitas air

- data plankton

- data pakan

- data sampling

Input data kualitas air mencakup beberapa parameter fisika, kimia, dan konsentrasi bakteri vibrio. Proses input data plankton lebih mudah karena user

tidak perlu menuliskan secara manual setiap nama plankton yang ditemukan,

melainkan memilih dari daftar nama plankton yang telah direkam terlebih dahulu

dalam Formasi Data. Proses pengisian data pakan mencakup waktu

pengambilan data, jenis pakan, bobot pakan hingga data mengenai anco.

Pencatatan data sampling disesuaikan dengan pola sampling yang dilakukan

sebanyak dua kali dalam satu kali sampling. Perubahan bobot diperoleh dari

hasil rataan dua kali sampling yang dilakukan. Data yang diisikan dalam menu

Data Panen mencakup data luas area, tanggal tebar, jumlah benih yang ditebar,

tanggal panen, hari pembesaran, jumlah panen. Layar menu input lima jenis data budidaya dalam Sistem Informasi Pengelolaan Budidaya Tambak PT. Indonusa

Gambar 26. Menu input lima jenis data budidaya dalam Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. Indonusa Yudha Perwita Input data KUALITAS AIR

Input data PLANKTON

Input data PAKAN

Input data SAMPLING

b. Pemrosesan data

Pemrosesan data dalam sistem informasi ini adalah mengakumulasi data deret waktu (temporal), melakukan perbandingan data antar kolam (spasial), atau

menerapkan operasi matematika (formula) untuk menghasilkan informasi baru.

Proses akumulasi berdasarkan deret waktu terutama dilakukan terhadap data

kualitas air (pH, salinitas, DO), sedangkan perbandingan spasial dilakukan untuk

mengevaluasi perbedaan kondisi budidaya antara beberapa kolam produksi

(perbandingan padat tebar, hasil panen atau pertumbuhan bobot udang).

Pemrosesan dengan operasi matematis atau kalkulasi menggunakan formula

dalam Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP digunakan untuk

menghasilkan informasi mengenai padat tebar (densitas), sintasan atau survival rate (SR), feeding convertion ratio (FCR) atau rasio pakan, rataan bobot udang (hasil sampling), total pakan harian, akumulasi jumlah pakan dalam satu periode

pembesaran, pertumbuhan bobot udang harian (ADG), dan nilai produksi/ ha.

Pemrosesan data berlangsung cepat, sebagai bentuk efisiensi waktu untuk

memperoleh informasi kondisi budidaya. Sebagai contoh, pada saat input data panen dilakukan maka kolom ukuran udang (Harvest size), tingkat kelulushidupan (SR), rasio konversi pakan (FCR), pertumbuhan rata-rata harian

(ADG), Total pakan kumulatif, dan nilai produksi (kg/ha) akan terisi secara

otomatis sebagai hasil pemrosesan data menggunakan formula atau operasi

matematika.

c. Output

Dalam menghasilkan output, Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP memberikan pilihan dalam bentuk grafik atau tabel. Hasil dalam bentuk tabel disimpan dalam bentuk file report (*.txt) dan hasil cetak (print), sedangkan output

informasi dari data budidaya pada masa produksi Maret- Juli 2009 disajikan

dalam Lampiran 16.

Penggunaan jenis grafik sebagai bentuk output disesuaikan dengan data, yakni grafik 1 kolam dan grafik antar kolam, dalam bentuk garis atau batang.

Grafik 1 kolam digunakan untuk membandingkan beberapa parameter kualitas

air dari 1 kolam pada suatu masa produksi, sedangkan grafik antar kolam

digunakan untuk membandingkan 1 parameter dari beberapa kolam dalam suatu

masa produksi. Output grafik dapat digunakan untuk menggambarkan variasi seluruh data budidaya.

Output grafik dari sistem informasi untuk budidaya periode Maret- Juli 2009 ditampilkan dalam Gambar 27 dan 28. Data pembesaran periode Maret- Juli

2009 merupakan kumpulan data dari kolam produksi yang tergabung dalam Blok

2 yang terdiri dari kolam E1, E2, F1, F2 dan F3.

Dalam Gambar 27 ditampilkan kemampuan Sistem Informasi Budidaya

Tambak Udang PT. Indonusa Yudha Perwita untuk menghasilkan informasi hasil

evaluasi spasial dalam bentuk grafik batang. Hasil evaluasi proses budidaya

periode Maret- Juli 2009 ditampilkan dalam bentuk perbandingan data luas

kolam, jumlah tebar, padat tebar, pertumbuhan bobot udang, hasil panen, Final

Hasil evaluasi Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP dalam

Gambar 27 menunjukkan bahwa pada masa produksi Maret- Juli 2009, proses budidaya yang paling baik dimiliki oleh kolam produksi F2. Dengan luas kolam

4000 m2 yang tidak jauh berbeda jika diperbandingkan dengan kolam F1 dan F3,

kolam F2 memiliki padat tebar lebih tinggi yakni 86 ekor/m2, menghasilkan hasil

panen lebih tinggi yakni 7680 kg, tingkat kelulushidupan (SR) hingga 100% dan

nilai FCR terendah diantara kolam lainnya yakni 1,64. Jumlah pakan yang

dihabiskan selama masa pembesaran dalam kolam F2 mempengaruhi nilai FCR,

bobot udang saat panen (ABW) serta pertumbuhan bobot udang yang lebih kecil

dibandingkan dengan udang pada kolam lainnya. Berdasarkan grafik pun dapat

diketahui bahwa proses budidaya pada kolam E1 kurang optimal. Hal tersebut

dilihat dari kondisi kolam E1 sebagai kolam terluas, jumlah benur tebar

terbanyak, dan menghabiskan pakan terbanyak, namun menghasilkan produksi

terendah, SR yang rendah serta FCR yang kurang baik (> 1,8).

Gambar 28 menunjukkan hasil aktivitas Sistem Informasi Budidaya Tambak

Udang PT. IYP dalam monitoring data kualitas air kolam produksi periode Maret -

Juli 2009 serta pengolahan menjadi gambaran variasi temporal. Variasi temporal

data kualitas air yang ditampilkan mencakup nilai pH pagi dan sore, salinitas,

serta kandungan oksigen terlarut (DO). Berdasarkan Gambar 28 diketahui bahwa

terdapat tren nilai pH yang diukur pada sore hari lebih tinggi dibandingkan pH air

kolam di pagi hari. Data salinitas berada pada kisaran yang dapat ditoleransi oleh

spesies vannamei yakni 10 – 30 permill. Kisaran oksigen terlarut keseluruhan kolam produksi ada pada kisaran 3,5 – 5,5 mg/l. Tren kondisi oksigen terlarut dalam masa budidaya cenderung menurun saat mendekati masa panen.

Output tabel Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP memberikan kemudahan dalam hubungan dengan program lain dalam pengolahan data. Hasil keluaran sistem informasi disimpan dalam format *.txt, dan dapat diolah kembali

dengan program lain sesuai keinginan user. Salah satu bentuk penggunaannya adalah pengolahan menjadi grafik yang kemudian disandingkan dengan nilai

batas atau kriteria sebagai bagian dari evaluasi. Penggunaan Sistem Informasi

Budidaya Tambak Udang PT. IYP dalam membantu mengevaluasi keberhasilan

operasional budidaya ditunjukkan dalam Gambar 29.

Keberhasilan operasional tambak dapat diketahui dengan membandingkan

nilai produksi yang diperoleh terhadap literatur batas nilai produksi berdasarkan

teknologi budidaya yang digunakan. Nilai produksi merupakan bagian dari data

budidaya yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT.

IYP. Tabel nilai produksi tambak PT. IYP dilampirkan dalam Lampiran 17, dan

dituangkan kedalam grafik variasi nilai produksi pada Gambar 29. Berdasarkan

Gambar 29, nilai produktivitas terendah ditemukan pada kolam C5 (Blok 4) dalam

periode Desember 2004 – April 2005 yakni 7.511,1111 kg/ha, sedangkan nilai produktivitas tertinggi yaitu 22.743,4783 kg/ha diperoleh dari kolam E9 (Blok 3)

pada masa produksi Nopember 2006 – Maret 2007.

Tambak udang vannamei dengan teknologi intensif memiliki batas nilai

produktivitas yang lebih tinggi dari tambak berteknologi semi intensif atau

tradisional. Kriteria nilai produksi untuk tambak udang berteknbologi intensif

diungkapkan oleh Boyd dan Clay (2002), yakni diatas 13.600 kg/ha. Hal tersebut

disesuaikan dengan spesies vanamei yang mempunyai beberapa keunggulan

seperti tingkat kelulushidupan tinggi, kualitas benur, padat tebar tinggi, ketahanan terhadap penyakit dan konversi pakan rendah. Gambar 29 turut

memberikan gambaran mengenai pencapaian produktivitas tambak PT. Indonusa

Dengan menyandingkan nilai batas produktivitas berdasarkan literatur Boyd

dan Clay (2002), dapat diketahui bahwa produktivitas kolam yang memenuhi kriteria adalah kolam dalam Blok 2 dan Blok 3, sedangkan kolam dalam Blok 1

dan Blok 4 dianggap kurang berhasil karena kisaran nilai produksinya berada

dibawah batas nilai produksi.

4.6.2 Evaluasi Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP

Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP dapat memenuhi

kebutuhan perusahaan dalam proses penyimpanan, pembaharuan, pengamanan

dan penggunaan kembali data budidaya dalam pengolahan menjadi informasi

untuk kegiatan evaluasi proses budidaya. Secara teknis, sistem informasi

dibangun secara sederhana sesuai dengan sumberdaya dan sarana yang ada

dalam PT. IYP, sehingga mempermudah proses instalasi dan pengoperasian

oleh pegawai tambak. Beberapa fungsi yang mampu dilakukan oleh Sistem

Informasi Budidaya Tambak Udang PT. Indonusa Yudha Perwita mempermudah

pengelola tambak dalam memantau kondisi tambak, riwayat pembesaran udang,

dan menentukan langkah yang diperlukan untuk kegiatan budidaya.

Sistem informasi ini bermanfaat untuk mengubah sistem lama dalam

pengelolaan data budidaya, yakni pengubahan metode penanganan data dalam

catatan manual dalam buku menjadi penanganan data secara digital, berbasis

komputer dan terpusat dalam satu database. Dengan mengacu pada Prahasta (2009) mengenai kriteria umum sistem informasi, yang mencakup debit atau

jumlah data dan informasi yang mengalir dalam satuan waktu, waktu respon

yang singkat, dan pemenuhan fungsi yang didefinisikan sebagai kebutuhan,

maka dapat diuraikan perbedaan penggunaan Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang dibandingkan dengan pengelolaan data secara manual yang

Tabel 10. Perbedaan pengelolaan data secara manual dan dengan Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP

Pengelolaan data budidaya

Manual Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang

Data disimpan dalam buku atau media lain yang harus dibaca oleh pekerja

tambak

Data disimpan dalam database yang dapat dibaca oleh komputer

Bersifat statis, satu media penyimpanan (buku) tidak dapat digunakan pada banyak lokasi tambak

Bersifat statis dan dinamis, satu sistem informasi dapat digunakan dalam satu perusahaan tambak, namun juga dapat dimodifikasi untuk digunakan di tambak lain Penelusuran data dilakukan secara

manual oleh manusia (pekerja tambak); kecepatan penelusuran relatif rendah (orde menit hingga jam)

dan belum tentu menghasilkan informasi untuk evaluasi

Penelusuran data dilakukan oleh komputer sehingga lebih mudah dan cepat untuk ditelusuri (dalam satuan waktu detik hingga menit) dan mampu menghasilkan olahan data

menjadi informasi untuk evaluasi kegiatan budidaya

Semakin besar atau banyak data yang tersimpan maka akan semakin sulit dalam memperoleh gambaran yang lengkap dan cepat mengenai kondisi

budidaya

Sekumpulan data dalam jumlah besar tersimpan dalam satu lokasi saja sehingga analisis atau evaluasi dari berbagai himpunan

data budidaya akan lebih mudah dilakukan Waktu pengolahan data sangat

ditentukan oleh petugas terkait (manusia) dalam menghitung,

menyusun tabel dan laporan

Kecepatan pengolahan data sangat tinggi, bergantung pada spesifikasi komputer yang digunakan (dalam waktu hitungan detik), dan

sudah menjadi prioritas Transmisi data dan informasi

memerlukan fasilitas transportasi fisik dari media yang digunakan

Transmisi data dapat dilakukan dengan melalui sarana telekomunikasi (kabel,

microwave) Tidak memiliki fungsi pengamanan

data

Terdapat syarat akses ke dalam sistem informasi (username dan password) sebagai

fungsi pengamanan data budidaya Kapasitas penyimpanan data

bergantung pada buku sebagai lokasi penyimpanan data

Kapasitas penyimpanan data sangat besar (bergantung pada sistem operasi komputer

yang digunakan; lebih dari 4GB Pengolahan data menjadi informasi

dalam bentuk tabel, grafik, atau perbandingan antar kolam tidak

fleksibel

Terdapat fleksibilitas penggunaan data untuk pengolahan menjadi suatu informasi (tabel, grafik, perbandingan) yang diperlukan dalam

pengambilan keputusan Tidak memiliki fungsi keluaran,

sehingga menyulitkan interpretasi data; proses updating, manipulasi, dan

analisis data secara langsung tidak mungkin dilakukan

Kemudahan proses updating, manipulasi data, dan interpretasi dari output yang dihasilkan secara langsung (dalam waktu

yang hampir berdekatan)

Perbedaan antara metode manual dengan penggunaan sistem informasi

dalam pengelolaan data budidaya memunculkan beberapa kelebihan dari Sistem

a. Kemudahan penggunaan oleh pekerja (pegawai) tambak karena langkah

pengoperasian yang sederhana.

b. Dilengkapi dengan fungsi hak akses dan keamanan, yakni diberlakukan

pembatasan user melalui penggunaan username dan password pada saat ingin mengakses sistem informasi (Login).

c. Mampu menampilkan data dan informasi operasional budidaya yang

nantinya akan dapat digunakan sebagai pijakan untuk analisis dan

evaluasi keberhasilan operasional budidaya; mampu menampilkan FCR,

SR, kisaran nilai produksi, dan lain sebagainya.

d. Sistem informasi ini dapat menghasilkan beragam informasi keluaran

(output) sesuai dengan pilihan user. Pilihan bentuk output yakni dalam bentuk nilai pada tabel (file report), dan grafik.

e. Bentuk output tabel (*.txt) memungkinkan untuk terhubung dengan program lain dalam pengolahan data budidaya lebih lanjut.

f. Grafik hasil sistem informasi memberi kemudahan dalam interpretasi

data, penilaian kondisi budidaya terhadap nilai batas, sebagai tools dalam mengevaluasi proses budidaya, serta membantu proses pengambilan

keputusan (decision making tools).

g. Efisiensi waktu, tenaga, dan lokasi penyimpanan data. Sistem informasi

dapat menyatukan lokasi penyimpanan seluruh data budidaya PT. IYP

yang selama ini tersimpan terpisah. Sistem informasi memudahkan

pekerja dalam memproses data serta menghasilkan informasi untuk

keperluan evaluasi proses budidaya dalam waktu singkat

h. Rekaman data pada sistem informasi merupakan titik awal dalam melihat tren data budidaya dalam tambak PT. IYP.

i. Data deret waktu atau tren data budidaya dari sistem informasi dapat

dimanfaatkan sebagai early warning system apabila terjadi permasalahan dalam proses budidaya yang sedang berlangsung.

j. Sistem informasi ini dapat dibuat menjadi dinamis sehingga dapat

diaplikasikan pada perusahaan tambak lainnya

Kelebihan dan manfaat yang ada menjadikan Sistem Informasi Budidaya

Tambak Udang PT. IYP layak untuk digunakan, terutama sebagai tahap awal

modernisasi manajemen data budidaya tambak. Dalam penggunaan lebih lanjut,

sistem informasi ini masih memerlukan penyempurnaan dan perbaikan terhadap

kekurangan yang ada, antara lain pengaturan skala nilai grafik dan input nilai optimal setiap parameter sebagai bahan pembanding kisaran nilai data,

otomatisasi penilaian data budidaya terhadap batas kritis, peningkatan sistem

pengamanan melalui modifikasi akses data, atau mekanisme multi output dari berbagai jenis data budidaya dalam satu grafik. Sistem informasi ini pun dapat

dimodifikasi sehingga dapat digunakan dalam pengelolaan usaha tambak

lainnya. Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP merupakan sistem

informasi yang melakukan pengelolaan data secara spasial yakni dibedakan

berdasarkan kolam produksi sebagai pendefinisi spasial secara manual. Hal ini

memungkinkan pengembangan sistem informasi menjadi suatu sistem informasi

pengelolaan budidaya berbasis sistem informasi geografis.

4.7 Pemanfaatan sistem informasi dalam pengkajian kesesuaian lahan dengan keberhasilan operasional tambak PT. IYP

Penentuan kesesuaian lahan budidaya tambak penting dilakukan untuk

mencegah kegagalan budidaya karena kesalahan pemilihan lokasi. Kekeliruan pemilihan lokasi akan menyebabkan membengkaknya kebutuhan modal,

tingginya biaya operasi, rendahnya produksi dan munculnya masalah

yang diterapkan dan pola sebaran tambak di suatu kawasan pantai akan

berdampak luas terhadap mutu lingkungan, stabilitas produksi tambak dan keuntungan ekonomi usaha pertambakan (Poernomo, 1992; BPPT, 1995).

Dalam pembahasan sebelumnya telah diketahui bahwa tambak PT. IYP

berada pada kelas kesesuaian lahan yang sangat sesuai dan cukup sesuai,

seperti terlihat dalam Gambar 20. Dengan menyandingkan hasil kesesuaian

lahan berdasarkan faktor biofisik dan faktor pembatas, seperti dalam Gambar 21,

dengan hasil variasi nilai produksi tambak PT. IYP pada blok tambak yang

dihasilkan oleh sistem informasi (Gambar 29), diperoleh konsistensi antara

kesesuaian lahan dengan nilai produksi sebagai ukuran keberhasilan operasional

tambak. Dengan waktu pembesaran yang sama yakni 4 bulan, Kolam Blok 1 dan

4 yang berada pada lahan cukup sesuai secara biofisik, memiliki nilai produksi

yang lebih rendah daripada kolam tambak Blok 2 dan 3 yang berada pada lahan

dengan kelas sangat sesuai. Berdasarkan hasil tersebut, diduga produksi tambak

PT. Indonusa Yudha Perwita akan lebih optimal apabila seluruh kolam produksi

berada pada kelas sangat sesuai, dan tidak berada di jalur hijau atau kawasan

sempadan pantai.

Informasi mengenai kesesuaian lokasi tambak dan adanya efisiensi dalam

manajemen data sangat penting dalam menunjang keberlangsungan suatu

usaha budidaya. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, terlihat bahwa

kesesuaian wilayah usaha tambak berpengaruh terhadap hasil produksi yang

dicapai. Pemanfaatan hasil kesesuaian lahan tambak dan pengelolaan data

melalui sebuah sistem informasi pengelolaan budidaya tambak yang sekaligus

berperan sebagai decision making tools, diharapkan dapat memperbaiki kinerja tambak dan meningkatkan hasil produksi.