• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktivitas Tangan untuk Menyakiti

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Temuan Penelitian

4.1.13 Aktivitas Tangan untuk Menyakiti

Dalam bahasa Mandailing terdapat beberapa leksem yang menyatakan aktivitas tangan untuk menyakiti. Leksem-leksem yang ada dalam kelompok ini dibagi menjadi tiga subkelompok berdasarkan komponen makna generiknya, seperti dapat dilihat pada uraian berikut ini.

4.1.13.1 Aktivitas Tangan untuk Menyakiti Kepala beserta Bagian-bagiannya

Kelompok ini memiliki delapan leksem anggota, yaitu tampar ’tampar’, topar ’tampar’, tampeleng ’tempeleng’, toko ’jitak’, siksik ’tarik’, jangging ’jambak’, tulduk ’tusuk’, dan pistik ’selentik’. Leksem-leksem tersebut mempunyai wilayah makna generik, yakni ’menyakiti’ dan makna spesifik, yaitu ’menyakiti kepala’.

Berikut ini akan diuraikan leksem-leksem yang menyatakan aktivitas tangan untuk menyakiti kepala beserta bagian-bagiannya.

a. Leksem Tampar ’Tampar’

Leksem tampar memiliki komponen makna, yaitu + TELAPAK TANGAN +

DIPUKULKAN + SASARAN. Secara umum leksem tampar mempunyai arti aktivitas

tangan untuk menyakiti dengan cara memukulkan telapak tangan pada sasaran. Penggunaan leksem tampar dapat dilihat pada contoh kalimat berikut. (1) Marrara mukonia hona tampar.

memerah mukanya kena tampar ’Mukanya memerah kena tampar.’ (2) Jongjong ia manampar-nampar indora.

berdiri dia menampar-nampar dada ’Dia berdiri menampar-nampar dada.’ (3) Sip ho, hutampar pamanganmi naron!

diam kau, kutampar mulutmu itu nanti ’Diam kau, kutampar mulutmu itu nanti!.’

b. Leksem Topar ’Menampar Keras-keras’

Leksem topar memiliki komponen makna, yaitu TELAPAK TANGAN

umum leksem topar mempunyai arti aktivitas tangan untuk menyakiti dengan memukulkan telapak tangan keras-keras pada sasaran.

Penggunaan leksem topar dapat dilihat pada contoh kalimat berikut. (1) Polisi manopar muko ni panangko i.

polisi menampar muka pencuri itu ’Polisi menampar muka pencuri itu.’ (2) Hutopar ho naron, ning amangnia.

kutampar kau nanti, kata ayahnya. ’Kutampar kau nanti, kata ayahnya.’ (3) Si Fuddin manopar halak na mandogo ia.

si Fuddin menampar orang yang menabrak dia ’Si Fuddin menampar orang yang menabraknya.’

c. Leksem Tampeleng ’Tempeleng’

Leksem tampeleng memiliki komponen makna, yaitu + TELAPAK TANGAN +

DIPUKULKAN + SASARAN SPESIFIK: MUKA/PIPI. Secara umum leksem tampeleng

mempunyai arti aktivitas tangan untuk menyakiti dengan menggunakan telapak tangan yang dipukulkan pada sasaran.

Penggunaan leksem tampeleng dapat dilihat pada contoh kalimat berikut. (1) Hutampeleng ho naron!

kutempeleng kau nanti ’Kutempeleng kau nanti!’

(2) Tampeleng anggo bahat kecetna! tempeleng kalau banyak bicaranya ’Tempeleng kalau banyak bicaranya!’ (3) Rara muko ni si Ijal ditampeleng gurunia.

merah muka si Ijal ditempeleng gurunya ’Muka si Ijal merah ditempeleng gurunya.’

d. Leksem Toko ’Jitak’

Leksem toko memiliki komponen makna, yaitu BUKU TANGAN DIKEPAL +

DIKETUKKAN + SASARAN SPESIFIK, YAITU KEPALA. Secara umum leksem toko

mempunyai arti aktivitas tangan untuk menyakiti dengan mengetukkan buku tangan yang dikepalkan pada sasaran.

Penggunaan leksem toko dapat dilihat pada contoh kalimat berikut. (1) Ditoko si Bayo ulu ni si Uncok.

dijitak si Bayo kepala si Uncok. ’Kepala si Uncok dijitak si Bayo.’ (2) Ise de nangkin manoko ulungku?

siapa tadi menjitak kepalaku Siapa menjitak kepalaku tadi?’

(3) Ditoko guru i ulunia harani tarlambat. dijitak guru itu kepalanya karena terlambat ’Kepalanya dijitak guru itu karena terlambat.’

e. Leksem Siksik ’Tarik’

Leksem siksik memiliki komponen makna, yaitu +IBU JARI DAN TELUNJUK

+ BIMBITAN DAN TARIKAN + SASARAN. Secara umum leksem siksik mempunyai

arti aktivitas tangan untuk menyakiti dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk membimbit dan menarik sasaran.

Penggunaan leksem siksik dapat dilihat pada contoh kalimat berikut. (1) Disiksik ayania obuknia.

ditarik ayahnya rambutnya ’Rambutnya ditarik ayahnya.’ (2) Biasi disiksik guru i jambangmu?

mengapa ditarik guru itu cambangmu ’Mengapa ditarik guru itu cambangmu?’ (3) Anggo jogal-jogal siksik obukna i.

kalau bandel-bandel tarik rambutnya itu ’Kalau bandel-bandel tarik rambutnya itu.’

f. Leksem Jangging ’Dipegang dan Ditarik, Jambak’

Leksem jangging memiliki komponen makna, yaitu + TANGAN BESERTA

JARI-JARI + MEMEGANG DAN MENARIK + SASARAN SPESIFIK, YAITU RAMBUT.

Secara umum leksem jangging mempunyai arti aktivitas tangan untuk menyakiti dengan menggunakan tangan dan jari-jari memegang dan menarik sasaran (rambut).

Penggunaan leksem jangging dapat dilihat pada contoh kalimat berikut. (1) Marsijanggingan anak boru na marbada i.

saling menjambak perempuan yang berkelahi itu ’Perempuan yang berkelahi itu saling menjambak.’ (2) Marurus obuknia na hona jangging i.

berguguran rambutnya yang kena jambak itu ’Rambutnya yang kena jambak itu berguguran.’ (3) Ulang ho manjanggingi obuk ni halak!

jangan kau menariki rambut orang ’Jangan kau menariki rambut orang!’

g. Leksem Tulduk ’Colok, Tusuk’

Leksem tulduk memiliki komponen makna, yaitu + UJUNG TELUNJUK +

DITUSUKKAN + SASARAN. Secara umum leksem tulduk mempunyai arti aktivitas

tangan untuk menyakiti dengan cara menusukkan ujung telunjuk pada sasaran. Penggunaan leksem tulduk dapat dilihat pada contoh kalimat berikut. (1) Ditulduk ia mata ni angkangnia.

dicolok dia mata kakaknya ’Dia mencolok mata kakaknya.’ (2) Marmudar supingnia ditulduk si Udin.

berdarah telinganya ditusuk si Udin ’Telinganya berdarah ditusuk si Udin.’

(3) Ulang tulduk-tulduk babamu! jangan colok-colok mulutmu ’Jangan colok-colok mulutmu!’

h. Leksem Pistik ’Selentik’

Leksem pistik memiliki komponen makna, yaitu BELAKANG JARI TANGAN

+ DIBIDASKAN DENGAN IBU JARI + SASARAN. Secara umum leksem pistik

mempunyai arti aktivitas tangan untuk menyakiti dengan menggunakan belakang jari tangan yang dibidaskan pada sasaran.

Penggunaan leksem pistik dapat dilihat pada contoh kalimat berikut. (1) Dipistik ia pinggolku.

diselentik dia telingaku ’Diselentiknya telingaku.’ (2) Hupistik ulumi naron!

kuselentik kepalamu itu nanti ’Kuselentik kepalamu itu nanti!’ (3) Marsipistikan suping halahi.

berselentikan telinga mereka

4.1.13.2 Aktivitas Tangan untuk Menyakiti Leher

Leksem yang menyatakan aktivitas tangan untuk menyakiti leher dalam bahasa Mandailing hanya ada satu leksem, yaitu pingkok ’cekik’.

Leksem pingkok memiliki komponen makna, yaitu TANGAN + MEMEGANG

DAN MENEKAN KUAT + SASARAN SPESIFIK, YAITU LEHER. Secara umum

leksem pingkok mempunyai arti aktivitas tangan untuk menyakiti dengan cara memegang dan menekan kuat-kuat sasaran (leher).

Penggunaan leksem pingkok dapat dilihat pada contoh kalimat berikut. (1) Biasi dipingkok ho ia?

mengapa dicekik kau dia Mengapa kau cekik dia?’ (2) Ise de na mamingkok bayo i?

siapa yang mencekik pemuda itu ’Siapa yang mencekik pemuda itu?’ (3) Hampir mate manuk i dipingkok ia.

hampir mati ayam itu dicekik dia ’Ayam itu hampir mati dicekiknya.’

4.1.13.3 Aktivitas Tangan untuk Menyakiti Badan

Leksem yang menyatakan aktivitas tangan untuk menyakiti badan dalam bahasa Mandailing ada sepuluh, yaitu cibit ’cubit’, pulos ’dicubit dan diputar’, tenju

’tinju’, jontik ’selentik’, tompuk ’tumbuk’, lipat ’pukul’, balbal ’pukul’, dorap ’pukul’, garut ’cakar’, dan garumang ’dicakar dan ditarik’.

Leksem-leksem tersebut mempunyai wilayah makna generik, yakni ’menyakiti’ dan makna spesifik, yaitu ’menyakiti badan’. Dengan demikian, makna spesifik yang dimiliki oleh masing-masing leksem dapat mengandung komponen makna yang sama atau mirip.

Berikut ini akan diuraikan satu per satu leksem-leksem yang mengandung makna ’menyakiti badan’.

a. Leksem Cibit ’Cubit’

Leksem cibit memiliki komponen makna, yaitu IBU JARI DAN TELUNJUK +

JEPITAN/BIMBITAN KERAS + SASARAN. Secara umum leksem cibit mempunyai

arti aktivitas tangan untuk menyakiti sesuatu dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk membimbit dan menarik sasaran.

Penggunaan leksem cibit dapat dilihat pada contoh kalimat berikut. (1) Ulang ho sai mancibiti anggimu!

jangan kau mencubiti adikmu ’Jangan kau cubiti adikmu!’ (2) Hancit noma na dicibitmi.

Sakit sekali yang dicubitmu itu ’Sakit sekali yang kau cubit itu.’

(3) Tangis si Siti dicibit umaknia. tangis si Siti dicubit ibunya ’Si Siti menangis dicubit ibunya.’

b. Leksem Pulos ’Dicubit dan Diputar’

Leksem pulos memiliki komponen makna, yaitu +IBU JARI DAN TELUNJUK

+ BIMBITAN DAN TARIKAN + DIPUTAR + SASARAN. Secara umum leksem pulos

mempunyai arti aktivitas tangan untuk menyakiti dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk membimbit dan memutar sambil menarik sasaran.

Penggunaan leksem pulos dapat dilihat pada contoh kalimat berikut. (1) Guru mamulos suping ni si Tigor harana gaor di kalas.

guru memulas telinga si Tigor karena ribut di kelas ’Guru memulas telinga si Tigor karena ribut di kelas.’ (2) Dipulos ayania butuhania harani jogalna.

dipulas ayahnya perutnya karena bandelnya ’Perutnya dipulas ayahnya karena bandel.’ (3) Pulos supingna i anggo losok-losok karejo!

pulas telinganya itu kalau malas-malas kerja ’Pulas telinganya kalau malas-malas kerja.’

c. Leksem Tenju ’Tinju’

Leksem tenju memiliki komponen makna, yaitu + LIMA JARI + BAGIAN

PERSENDIAN + TANGAN MENGEPAL + GERAKAN KE DEPAN + SASARAN. Secara

umum leksem tenju mempunyai arti aktivitas tangan untuk menyakiti dengan menggunakan kepalan tangan digerakkan ke depan.

Penggunaan leksem tenju dapat dilihat pada contoh kalimat berikut. (1) Unggal alonia i ditenju ia.

tumbang lawannya itu ditinju dia ’Lawannya itu tumbang ditinjunya.’ (2) Ulang tenju butuha ni anggimu!

jangan tinju perut adikmu ’Jangan kau tinju perut adikmu.’

(3) Ise nangkin manenju ulungku sian pudi? siapa tadi meninju kepala dari belakang ’Siapa meninju kepala dari belakang tadi?’

d. Leksem Jontik ’Jentik, Selentik’

Leksem jontik memiliki komponen makna, yaitu + BELAKANG UJUNG JARI

+ DIBIDASKAN DENGAN IBU JARI + SASARAN. Secara umum leksem jontik

mempunyai arti aktivitas tangan untuk menyakiti dengan menggunakan belakang ujung jari yang dibidaskan dengan ibu jari.

Penggunaan leksem jontik dapat dilihat pada contoh kalimat berikut. (1) Barani de ho manjontik tangan ni anak boru an?

beranikah kau menjentik tangan anak gadis itu ’Berani kau menjentik tangan anak gadis itu?’ (2) Tarsonggot doma au hatiha dijontikmi.

terkejut aku ketika dijentikmu ’Aku terkejut ketika kau jentik.’ (3) Jontik jolo suping ni si Ijal!

selentik dulu telinga si Ijal ’Selentik dulu telinga si Ijal!’

e. Leksem Tompuk ’Tumbuk’

Leksem tompuk memiliki komponen makna, yaitu + BELAKANG JARI +

DIKEPALKAN + DIPUKULKAN/DITUMBUKKAN + SASARAN. Secara umum leksem

tompuk mempunyai arti aktivitas tangan untuk menyakiti dengan menggunakan belakang jari yang dikepalkan lalu dipukulkan/ditumbukkan pada sasaran.

Penggunaan leksem tompuk dapat dilihat pada contoh kalimat berikut. (1) Inda diboto ia sangan ise manompuk ia sian bolakang.

tidak tahu dia entah siapa menumbuk dia dari belakang ’Dia tidak tahu siapa yang menumbuknya dari belakang.’ (2) Lenong diraso ia ditompuk halak tangkuhuknia.

nanar dirasa dia ditumbuk orang tengkuknya ’Nanar dia rasa ditumbuk orang tengkuknya.’

(3) Tompuk-tompuk jolo bahungku! tumbuk-tumbuk dulu bahuku ’Tumbuk-tumbuk dulu bahuku!’

f. Leksem Lipat ’Pukul’

Leksem lipat memiliki komponen makna, yaitu TANGAN + DIPUKULKAN +

SASARAN. Secara umum leksem lipat mempunyai arti aktivitas tangan untuk

menyakiti dengan cara memukulkan tangan pada sasaran.

Penggunaan leksem lipat dapat dilihat pada contoh kalimat berikut. (1) Ulang ho mangalo-alo di si, hulipat ho naron!

jangan kau melawan-lawan di situ, kupukul kau nanti ’Jangan kau melawan-lawan di situ, kupukul kau nanti!’ (2) Lipat sanga ise pe na gaor!

pukul entah siapa saja yang ribut ’Pukul siapa saja yang ribut!’ (3) Tangis daganak i dilipat umaknia.

tangis anak itu dipukul ibunya ’Anak itu menangis dipukul ibunya.’

g. Leksem Balbal ’Dipukul Berulang-ulang’

Leksem balbal memiliki komponen makna, yaitu TANGAN + DIPUKULKAN

mempunyai arti aktivitas tangan untuk menyakiti dengan memukulkan tangan secara berulang-ulang pada sasaran.

Penggunaan leksem balbal dapat dilihat pada contoh kalimat berikut. (1) Ditangkup polisi ia harani mambalbal halak.

ditangkap polisi dia karena memukuli orang ’Dia ditangkap polisi karena memukuli orang.’

(2) Ulang pabeteng-betengkon ho di si, hubalbal ho naron! jangan sok jago kau di situ, kupukuli kau nanti

’Jangan kau sok jago di situ, kupukuli kau nanti!’ (3) Marmudar-mudar panangko i dibalbal halak.

berdarah-darah pencuri itu dipukuli orang ’Pencuri itu berdarah-darah dipukuli orang.’

h. Leksem Dorap ’Memukul Keras-keras, Mendarab’

Leksem dorap memiliki komponen makna, yaitu TANGAN + DIPUKULKAN +

SASARAN + DILAKUKAN DENGAN KERAS. Secara umum leksem dorap

mempunyai arti aktivitas tangan untuk menyakiti dengan memukulkan tangan keras-keras pada sasaran.

Penggunaan leksem dorap dapat dilihat pada contoh kalimat berikut. (1) Tardapot marjuji, si Roni didorap ayania.

kedapatan berjudi, si Roni dipukul ayahnya ’Kedapatan berjudi, si Roni dipukul ayahnya.’

(2) Inda tanggung-tanggung da anggo mandorap ia. tidak tanggung-tanggung kalau memukul dia ’Tidak tanggung-tanggung kalau dia memukul.’ (3) Dorap anggo mangalo tu orang tua!

pukul kalau melawan pada orang tua ’Pukul kalau melawan pada orang tua!’

i. Leksem Garut ’Cakar’

Leksem garut memiliki komponen makna, yaitu + KUKU-KUKU JARI

TANGAN + DITEKAN DAN DITARIK + SASARAN. Secara umum leksem garut

mempunyai arti aktivitas tangan untuk menyakiti dengan menggunakan kuku-kuku jari tangan ditekan lalu ditarik pada sasaran.

Penggunaan leksem garut dapat dilihat pada contoh kalimat berikut. (1) Marsigarutan anak boru na marbada i.

bercakar-cakaran perempuan yang berkelahi itu ’Perempuan yang berkelahi itu saling mencakar.’ (2) Marmudar patnia digarut ia.

berdarah kakinya dicakar dia ’Kakinya berdarah dicakarnya.’

(3) Biasi dipatola ho anggimu manggarut-garut karosi? mengapa dibolehkan kau adikmu mencakar-cakar kursi ’Mengapa kau bolehkan adikmu mencakar-cakar kursi?’

j. Leksem Garumang ’Dicakar dan Ditarik’

Leksem garumang memiliki komponen makna, yaitu + JARI-JARI KEDUA

TANGAN + MENCAKAR DAN MENARIK + SASARAN. Secara umum leksem

garumang mempunyai arti aktivitas tangan untuk menyakiti dengan jari-jari kedua tangan mencakar dan menarik sasaran.

Penggunaan leksem garumang dapat dilihat pada contoh kalimat berikut. (1) Marmudari muko ni anak boru i digarumang alonia.

berdarah-darah muka perempuan itu dicakar lawannya ’Muka perempuan itu berdarah-darah dicakar lawannya.’ (2) Madung biaso ia manggarumang halak.

sudah biasa dia mencakar orang ’Dia sudah biasa mencakar orang.’ (3) Biasi marsigarumangan halahi?

mengapa bercakar-cakaran mereka ’Mengapa mereka bercakar-cakaran?’

Dokumen terkait