• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berbagai kerusakan yang terjadi pada lingkungan perlu segera di berikan solusi salah satunya dengan jalan mengubah pola pandang, ideologi yang bisa mengarah pada perubahan perbaikan lingkungan, estetika dan budaya.48 Pelestarian lingkungan merupakan tugas dan tanggung jawab seluruh umat manusia. Namun demikian, perlu adanya pengetahuan yang mendasar untuk meningkatkan kesadaran untuk secara aktif mengambil bagian dalam pelestarian lingkungan, baik itu melalui kegiatan sehari-hari atau melalui kegiatan-kegiatan yang difokuskan dalam pemeliharaan lingkungan. Budaya yang mengakar kuat akan menjadi modal berharga dalam upaya untuk membantu mencegah terjadinya penghancuran ekosistem yang lebih parah akibat ulah manusia.

Dalam agama Islam, pendidikan karakter merupakan misi utama Nabi Muhammad SAW ketika diutus menjadi Nabi atau dengan kata lain adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Al-Qur’an adalah buku ajarnya di dalam menghadapi “peserta didik” masyarakat Arab yang ketika dulu sangat jahiliyah. Dimulai dari perintah membaca, karakter Islam dibentuk kemudian perlahan-lahan diingatkan untuk bangun dari selimut, menghayati pergantian alam semesta, menghargai sesuatu dengan kodratnya dan membersihkan perilaku.49

48

Fachruddin M. Mangunjaya, Konservasi Alam Dalam Islam, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005, 36.

49

Fauzi Annur, “Pendidikan karakter berbasis keagamaan (studi kasus di SDIT Nur Hidayah Surakarta)”, Jurnal At-Tarbawi, Volume 1, Nomer 1, (Januari-Juni 2016), 39-56.

Karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), acting, menuju kebiasaan (habit). Karakter tidak sebatas pada pengetahuan, karakter lebih dalam lagi menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan diri. Hal ini diperlukan agar siswa mampu memahami, merasakan, dan mengerjakan sekaligus nilai-nilai kebijakan.50 Proses pembentukan karakter kepada anak yang dilaksanakan di sekolah melalui aktivitas pembelajaran merupakan salah satu proses. Selanjutnya aktivitas melatih siswa dalam bentuk perilaku positif yang pada akhirnya menjadi kebiasaan, maka sangat penting apabila suatu lembaga pendidikan memiliki program-program pembiasaan untuk melatih siswa melaksanakan aktivitas konkret dalam rangka menunjang penanaman dan penumbuhan karakter siswa.

Institusi pendidikan yang dirancang dengan tujuan agar manusia memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang rasional dan bertanggung jawab terhadap pemanfaatan sumber daya alam sehingga terwujud pribadi-pribadi yang peduli pada kelestarian lingkungan. Ajaran Islam yang dihayati dan diresapi dalam kepribadian seseorang akan mampu menangkal dampak negatif perubahan paradigma nilai di masyarakat dan akan memperkuat dan memunculkan suatu dinamika paradigma nilai baru yang lebih harmonis dan stabil.51 Pembentukan kepribadian terhadap anak dalam lingkungan pendidikan dapat menumbuhkan pola piker bahwa lingkunganadalah mitra dalam komunitas bumi yang mutlak untuk dijaga kualitasnya.

50Hardianto Rahman, “Pengembangan Karakter Anak Melalui Fungsi Edukatif Agama Islam”, Jurnal Lisan Al-Hal, Volume 4, Nomer 2, (Desember 2012), 251-272.

51

Siswanto, “Islam Dan Pelestarian Lingkungan Hidup: Menggagas Pendidikan Islam Berwawasan Lingkungan”, Jurnal Karsa, Volume XIV, Nomer 2, (Oktober 2008), 82-90.

Karakter tidak sebatas pada pengetahuan, karakter lebih dalam lagi menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan diri.52 Proses pembentukan karakter kepada anak yang dilaksanakan di sekolah melalui aktivitas pembiasaan merupakan salah satu proses yang dapat dilakukan, sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Zakaria, S.Pd.I selaku Wakil Kepala Madrasah bidang kesiswaan:

Untuk menciptakan lingkungan yag bersih seluruh warga madrasah diajak untuk melakukan berbagai aktivitas pembiasaan misalanya melalui kegiatan jumat bersih dengan mengajak siswa membawa alat-alat kebersihan dari rumah sebagai bentuk penanaman tanggung jawab. Semuanya dilakukan untuk menjaga lingkungan Madrasah agar tetap bersih dan nyaman untuk kegiatan belajar juga membiasakan siswa untuk hidup dengan lingkungan yang bersih. Dalam berbagai aktivitas pembiasaan yang telah dilakukan melalui program-program madrasah juga bertujuan melakukan pembentukan karakter positif kepaada seluruh siswa, agar di masyarakat dapat memberikan contoh yang baik, berbagai aktvitas pembiasaan ini akan terus dilakukan dalam rangka untuk menciptakan lingkungan madrasah yang nyaman untuk aktivitas seluruh warga madrasah termasuk di dalamnya kegiatan belajar mengajar siswa.53

Aktivitas pembiasaan merupakan bagian dari proses pembentukan karakter terhadap siswa, terkait dengan menanamkan kesadaran terhadap pelestarian lingkungan hidup maka berbagai pembiasaan melalui piket kelas, jumat bersih merupakan upaya untuk menuju green school yang dapat memberikan kenyamanan kepada seluruh siswa madrasah dalam melaksanakan pembelajaran. Sehingga program pembiasaan untuk melatih siswa melaksanakan aktivitas konkret dalam rangka menunjang penanaman dan penumbuhan karakter siswa merupakan salah satu komponen strategis.

52Hardianto Rahman, “Pengembangan Karakter Anak Melalui Fungsi Edukatif Agama Islam”, Jurnal Lisan Al-Hal, Volume 4, Nomer 2, (Desember 2012), 251-272.

Karakter sosial yang ditanamkan terkait dengan kepedulian terhadap lingkungan yang dikembangkan dalam implementasi Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan, yang dikembangkan Kementerian pendidikan Nasional dapat, antara lain:

1. Peduli lingkungan

Peduli terhadap lingkungan mencakup aspek yang luas, misalnya lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Karakter peduli lingkungan dalam upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan dapat dimulai dari masing-masing lingkungan tempat seorang individu tinggal.

2. Peduli sosial

Kepedulian sosial sangat dibutuhkan dalam usaha untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan, sikap peduli sosial terkait kepekaan seorang individu terhadap kondisi lingkungannya, misalnya kebersihan, keasrian maupun keindahan.

3. Tanggung jawab

Dalam upaya untuk menjaga kondisi lingkungan tetap nyaman untuk ditinggali, karakter tanggung jawab diimplentasikan lebih kepada tanggung jawab sosial untuk memberikan kenyamanan umum dengan menciptakan lingkungan yang bersih terbebas dari polusi.

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil observasi dan analisis peneliti tentang implementasi Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup dalam membentuk karakter siswa di MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017, beberapa hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:

1. Konsep Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan telah tertuang dalam kurikulum pendidikan madrasah, dengan mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup dalam materi-materi PAI yang meliputi Al-Qur’an Hadist, Akidah Akhlak dan Fiqih, serta pengembangannya yang dilakukan oleh guru yang dimulai dari membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hingga proses penyampaiannya di dalam kelas, untuk itu kompetensi guru tentang pentingnya menjaga keestarian lingkungan hidup menjadi hal yang sangat penting.

2. Implementasi Pendidikan Agama Islam melalui integrasi kegiatan belajar mengajar di dalam kelas (indoor), dan integrasi outdoor tertuang dalam kegiatan pembiasaan piket kelas, Jumat bersih. Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup yang dapat membentuk karakter peduli terhadap lingkungan juga diimplementasikan melalui metode keteladanan (uswatun khasanah), latihan, pembiasaan dan praktik .

3. Karakter yang terbentuk melalui Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan digolongkan menjadi 2 yaitu karakter individual antara lain: religius, disiplin, kreatif, mandiri. Kemudian yang kedua yaitu karakter sosial antara lain: peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.

B. Saran

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi selama proses penelitian, penyusun memberikan saran yang dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan, khususnya guru mata pelajaran PAI guna perbaikan kedepan. Berikut ini merupakan beberapa saran dari peneliti :

1. Kepada Kementerian Agama, untuk memasukan materi-materi tentang lingkungan hidup ke dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam untuk semua jenjang pendidikan.

2. Kepada Keapala Madrasah, meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak untuk menumbuhkan budaya peduli terhadap lingkungan pada madrasah.

Keapada guru, dalam penulisan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) seharusnya guru juga memperlihatkan integrasi pendidikan lingkungan hidup dalam materi Pendidikan Agama Islam secara jelas. Hal ini sangat penting karena

RPP merupakan acuan pembelajaran yang digunakan oleh guru ketika melaksanakan proses pembelajaran.

Dokumen terkait