i
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BERBASIS KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP
DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA
(Studi di Madrasah Tsanawiyah Sudirman Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017)
oleh
YASIN NIM. 12010150004
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
ABSTRAK
Implementasi Pendidikan Agama Islam Berbasis Konservasi Lingkungan Hidup dalam Membentuk Karakter Siswa (studi di Madrasah Tsanawiyah
Sudirman Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017). Tesis. Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga. 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) konsep Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup, 2) implementasi Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup, 3) hasil pembentukan karakter siswa melalui Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup di Madrasah Tsanawiyah Sudirman Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, pendekatan yang digunakan adalah studi kasus. Subjek penelitian ini adalah Kepala Madrasah, Wakil kepala Madrasah, Guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, Siswa Madrasah. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan trianggulasi data. Teknik analisis data menggunakan model Miles and Huberman.
Hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1) Konsep Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup telah
tertuang dalam kurikulum pendidikan Madrasah dengan mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup dalam materi-materi PAI yang meliputi Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak dan Fiqih, 2) Implementasi Pendidikan Agama Islam melalui integrasi kegiatan belajar mengajar di dalam kelas (indoor) dan integrasi outdoor tertuang dalam kegiatan pembiasaan piket kelas, Jumat bersih, dan melalui berbagai slogan tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. 3) Karakter yang terbentuk melalui Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup digolongkan menjadi 2 yaitu karakter individual antara lain: religius, disiplin, kreatif, mandiri. Kemudian yang kedua yaitu karakter sosial antara lain: peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.
Kontribusi yang dapat diberikan dalam penelitian ini dapat memberikan paradigma baru yaitu untuk mengatasi kerusakan lingkungan dapat dilakukan melalui pemahaman dan penanaman cinta lingkungan kepada siswa melalui lembaga pendidikan, dengan memasukan materi-materi tentang lingkungan alam dalam materi-materi yang tertuang dalam mata pelajaran.
ABSTRACT
Implementing Islamic Religion Education Based on the Environment Conservation to Build the Students Character (Study in MTs Sudirman Getasan Kabupten Semarang in the academic year 2016/2017). Thesis. Graduate Program Islamic Institute Salatiga. 2017.
This research aims to determine: 1) The concept of Islamic Religion Education based on the environment conservation, 2) The Implementationof Islamic Religion Education based on the environment conservation, 3) the results of the students character building through Islamic Religion education based environment conservation in MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang Academic Year 2016 / 2017.
This research is a qualitative research approach used is a case study. The subjects were Principals, the vice head master, the al-Qur'an Hadith, Morals Aqeedah, Fiqh teachers, Students. The technique of collecting data through observation, interviews, documentation and data triangulation. Data were analyzed using a model of Miles and Huberman.
The results of the implementation showed that has been done that: 1) The concept of Islamic Religion Education based on the environment conservation has been stated in the curriculum MTs Sudirman Getasan by integrating of environment education in the subject matter of the which include of Al -Qur'an Hadith, Morals Aqeedah and Fiqh, 2) Implementation of Islamic Religion education through the integration of teaching and learning activities in the classroom (indoor) and the integration of outdoor activities in habituation of picket class on Friday, and through various slogans about the importance of keeping the environment . 3) The result of character formed through Islamic Religion education based on the environment conservation was classified into two, individual characters such as: religious, disciplined, creative, independent. And the social character such as: environment care, social care, responsibility.
Hopetully the findings on the research could benefit in providing a new paradigm one way to resolve the natural harm that can be done through understanding and implanting of loving the environment to the students through the educational institutions, by including materials about the natural environment in the materials of subjects matters.
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT dan
mengharapkan ridho yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis yang berjudul " Implementasi Pendidikan Agama Islam
Berbasis Konservasi Lingkungan Dalam Membentuk Karakter Siswa (studi di
Madrasah Tsanawiyah Sudirman Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2016/2017).)". Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar
Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Shalawat dan salam disampaikan kepada junjungan kita Nabi
Muhammmad SAW, mudah-mudahan kita semua mendapatkan safaat-Nya di
yaumul akhir nanti, Amin.
Berbagai bentuk kerusakan lingkungan alam dewasa ini telah memperoleh
perhatian dari berbagai pihak, upaya-upaya juga telah dilakukan agar kerusakan
terhadap terhadap lingkungan alam tidak semakin parah. Penelitian merupakan
salah satu upaya agar lingkungan alam tetap lestari dan terpelihara, yakni dengan
melihat konsep-konsep kurikulum yang terkait dengan lingkungan alam.
Pendidikan ternyata dapat mengambil peran yang signifikan dalam upaya untuk
mencegah berbagai kerusakan lingkungan alam melalui penanaman karakter
Sebagai manusia, Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam
penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak baik secara moral maupun spiritual. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada:
1. Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag Direktur Program Pascasarjana Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Dr. Phil. Asfa Widiyanto, MA Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam
Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
3. Dr. Imam Sotomo, M. Ag, Pembimbing dalam penulisan tesis ini yang dengan
sabar memberikan bimbingan dan arahan sejak penulisan sampai dengan
selesainya tesis ini.
4. Prof. Dr. Mansur, M.Ag, selaku penguji tesis ini yang telah memberikan
arahan dan wawasan untuk perbaikan.
5. Istiqomah, S.Pd, pendamping sejati, terima kasih untuk semua kesabaran,
pengertian dan motivasinya.
6. Natisya Adha Hanindya dan Raisya Ayunda Happy, bidadari-bidadari kecilku
yang telah menghilangkan setiap lelah, dan maaf telah mengurangi waktu
berkasih sayang buat kalian, semoga menjadi anak-anak yang sholehah, amin.
7. Bapak dan ibu dosen Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga yang
telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu kepada penulis selama
8. Kepala MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang atas ijin belajar dan
kebijaksanaan yang diberikan kepada penulis.
9. Teman-teman guru dan karyawan MTs Sudirman Getasan atas dukungannya.
10. Teman-teman mahasiswa Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga,
sebagai teman berbagi rasa dalam suka dan duka dan atas segala bantuan dan
kerjasamanya sejak mengikuti studi sampai penyelesaian penelitian dan
penulisan tesis ini.
11. Semua orang yang meluangkan waktu untuk membaca karya ini
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
Penulis menyadari atas segala keterbatasan dan kekurangan dari isi
maupun tulisan tesis ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak
sangat diharapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan
kontribusi bagi pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di masa
mendatang.
Salatiga, Maret 2017
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...
i
HALAMAN PENGESAHAN ...ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
PRAKATA ...v
DAFTAR ISI ...viii
DAFTAR GAMBAR ...x
DAFTAR LAMPIRAN ...xi
BAB I PENDAHULUAN ………...1
A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Rumusan Masalah ...3
C. Signifikansi Penelitian ...4
D. Kajian Pustaka ...5
E. Metode penelitian ... …...11
F. Sistematika Penulisan ...12
A.Paradigma Integratif Mengatasi Kerusakan Lingkungan ………13
B. Membumikan Nilai-Nilai Sosial Islam...19
BAB III IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP ……….25
A. Gambaran Umum MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang …...25
B.Upaya Realisasi Pemaknaan Fungsi Khalifatullah fi Al-ardh ………..26
C.Upaya Konkret Penyelamatan Krisis Lingkungan Hidup ……….29
BAB IV PEMBENTUKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KOSERVASI LINGKUNGAN HIDUP ………32
A. Aktualisasi Nilai-Nilai Karakter Individual ……….32
B.Aktualisasi Nilai-Nilai Karakter Sosial ………35
BAB V PENUTUP ………...39
A.Simpulan ………..39
B. Saran ………40
DAFTAR PUSTAKA ...41
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
A. Struktur Organisasi MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang
TahunPelajaran 2016/2017 ……….44
DAFTAR LAMPIRAN
A. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ………50
B. Jadwal Observasi Penelitian ………52
C. Pedoman Wawancara Guru……….54
D. Pedoman Wawancara Siswa………56
E. Pedoman Observasi ……….58
F. Pedoman G. Dokumentasi ………59
H. Surat ijin mengadakan penelitian ………60
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kerusakan lingkungan yang terjadi dewasa ini telah mengakibatkan
terganggunya ekosistem baik di darat maupun di laut. Berbagai aktivitas
manusia yang tanpa kendali telah menyebabkan dampak yang buruk terhadap
lingkungan. Berbagai kerusakan yang begitu parah pada puncaknya adalah
bencana-bencana yang semakin sering terjadi akhir-akhir ini. dimana manusia
mengalami dampak yang parah.
Fenomena bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini, mayoritas
akibat kerusakan lingkungan yang sudah semakin parah. Selama tahun 2016
kejadian bencana naik 35% jika dibandingkan dengan jumlah bencana pada
tahun 2015.1 Dari berbagai bencana yang terjadi, bencana banjir, longsor, kombinasi banjir dan longsor dan kebakaran hutan mendominasi. Banjir
adalah bencana paling banyak seperti yang terjadi di Pangkal Pinang,
Bandung maupun Bima. Bencana tersebut terjadi selain karena faktor cuaca
maupun alam, juga karena berbagai aktivitas manusia yang belum
mempunyai kesadaran menjaga kelestarian lingkungan.
1
Fakta bahwa krisis lingkungan sudah begitu kritis adalah data yang
dilansir oleh World Wide Fund for Nature (WWF),2 bahwa Indonesia merupakan negara pemilik hutan hujan tropis terluas ke-3 sedunia setelah
Brazil dan Kongo dengan luas hutan sekitar 109 juta hektar (2003). Akan
tetapi, dari luasan hutan yang tersisa itu, hampir setengahnya terdegradasi.3 Rehabilitasi terhadap lingkungan hidup yang telah mengalami kerusakan
wajib dilakukan untuk menyelamatkan lingkungan dari kerusakan yang lebih
parah lagi, sehingga dapat mengancam kehidupan manusia di bumi.
Penanaman karakter yang peduli terhadap pelestarian dan
pemeliharaan lingkungan pada generasi muda merupakan salah satu upaya
menyelamatkan lingkungan. Kemudian lembaga-lembaga pendidikan dapat
memberikan kontribusi dalam upaya menanamkan karakter positif dalam
berbagai usaha pelestarian lingkungan. Generasi penerus perlu diberikan
pemahaman yang tepat tentang pemanfaatan dan penjagaan kekayaan
ekosistem, sehingga keseimbangan alam akan terjaga untuk kelangsungan
kehidupan manusia. MTs Sudirman Getasan sebagai lembaga pendidikan
dapat berkontribusi dalam melakukan konservasi lingkungan hidup melalui
pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang di dalamnya terdapat
materi-materi tentang lingkungan sebagai basis dalam membentuk karakter siswa.
2World Wide Fund for Nature
(WWF) adalah sebuah organisasi non-pemerintah internasional
yang menangani masalah-masalah tentang konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan, dulunya bernama World Wild Life Fund dan masih menjadi nama resmi di Kanada dan Amerika Serikat. WWF adalah organisasi konservasi independen terbesar di dunia dengan lebih dari 5 juta pendukung di seluruh dunia yang bekerja di lebih dari 100 negara, mendukung sekitar 1.300 proyek konservasi dan lingkungan. http://www.wwf.or.id/tentang_wwf/whoweare.
B. Rumusan Masalah
1. Identifikasi masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi berbagai
masalah sebagai berikut, (a) kerusakan lingkungan alam yang disebabkan oleh
manusia, (b) fenomena bencana alam akibat kerusakan lingkungan,
(c) pembiaran terhadap eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan,
(d) peran lembaga pendidikan melalaui Pendidikan Agama Islam untuk
menumbuhkan kesadaran melestarikan alam belum maksimal, (e) karakter
untuk menjaga dan memelihara lingkungan hidup belum tertanam secara kuat.
2. Pembatasan Masalah
Objek penelitian: konsep dan implementasi Pendidikan Agama
Islam berbasis konservasi lingkungan hidup dalam membentuk karakter siswa,
lokasi penelitian: MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang, waktu
penelitian: bulan Nopember Tahun 2016 sampai bulan Pebruari Tahun 2017.
3. Perumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang di atas maka dirumuskan masalah
sebagai berikut:
a. Bagaimanakah konsep Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi
lingkungan hidup?
b. Bagaimanakah implementasi Pendidikan Agama Islam berbasis
konservasi lingkungan hidup?
c. Bagaimanakah hasil pembentukan karakter siswa melalui Pendidikan
C. Signifikansi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah keinginan-keinginan seorang peneliti atas
hasil penelitian yang dilakukannya terutama terkait dengan variabel-variabel
yang diteliti.4 Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui:
konsep Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup,
implementasi Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup
dan hasil pembentukan karakter siswa melalui Pendidikan Agama Islam
berbasis konservasi lingkungan hidup. Penelitian ini semoga juga menjadi
pondasi dalam pembentukan karakter bagi generasi yang cinta dan peduli
terhadap lingkungan.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan penjelasan mengenai kegunaan dari
penelitian itu sendiri.5 Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan yang berguna bagi peningkatan keilmuan, juga dapat menjadi sumber yang
akurat untuk memberikan informasi dan rekomendasi bagi guru mengenai
konsep-konsep pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi
lingkungan hidup dalam membentuk karakter siswa. Dan juga bagi para
penyelenggara pendidikan untuk dapat dijadikan salah satu sumber dalam
membentuk karakter bagi peserta didik yang peduli, cinta terhadap
lingkungan.
4
Riduan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2009, 11.
5
D. Kajian Pustaka
1. Tinjauan Pustaka
Hasil penelitian B Hadia Martanti, bahwa Islam memiliki konsep
mengenai etika terhadap lingkungan hidup, konsep tersebut tersurat dalam
Al-Qur’an dan Al-Hadist sebagai sumber hukum.6 Tesis Binti Salamah konsep implementasi Pendidikan Agama Islam berwawasan lingkungan hidup
di MAN Yogyakarta II dengan mengintegrasikan berbagai mata pelajaran
seperti : Biologi, Bahasa Indonesia, Akidah Akhlak, Fiqih, Al-Qur’an Hadist.7 Penelitian lain tesis oleh Afik Ahsanti bahwa program wawasan lingkungan
hidup dalam Pendidikan Agama Islam adalah untuk mewujudkan peserta didik
yang cinta lingkungan.8 Berikutnya Mumtaz Akhter menyampaikan bahwa, Islam melalui lembaga-lembaga pendidikan mempunyai peran penting dalam
menyelesaikan masalah-masalah lingkungan.9
Selanjutnya Haleema Sadia Mian dkk menyampaikan bahwa, Islam
memiliki etika yang tertuang dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist, bagaimana hubungan manusia dengan alam.10 Berikutnya Azila Ahmad Sarkawi dkk Islam mempunyai pandangan tentang konsep keberlanjutan pada konteks
sumber daya terbarukan dan kemampuan ekologi untuk mendukung
6
B Hadia Martanti, “Kajian Etika Islam Tentang Lingkungan Hidup (Tinjauan Filosofis)”, Tesis, UIN Yogyakarta, 2009.
7
Binti Salamah, “Implementasi Pendidikan Agama Islam Berwawasan Lingkungan Hidup di MAN Yogyakarta II”, Tesis, UIN Yogyakarta, 2014.
8
Afik Ahsanti, “Pendidikan Agama Islam Berwawasan Lingkungan Hidup (Studi Kasus di SMA Negeri Banyumas Kabupaten Banyumas)", Tesis, UIN Yogyakarta, 2015.
9 Mumtaz Akhter, “Islamic Educational Approach to Environment Protection:A Strategic
Approach for Secure and Peaceful World” , International Journal of Business and Social Science, Volume 1, Number 3 ( Desember 2010 ), 182 – 191.
10
Haleema Sadia Mian, Janas Khan, “Ata ur Rahman, Environmental Ethics of Islam”,
kehidupan manusia sebagai khalifah di bumi.11 Kemudian Abdur-Rahman
Olalekan Olayiwola berpendapat bahwa alam semesta, air dan bumi, tanaman,
hewan dan manusia perlu diperlakukan dengan hormat yang disebabkan
makhluk Allah.12 Penelitian berikutnya O.M. Ashtankar menyampaikan
manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungan karena sesuai
dengan amanah yang telah diberikan kepada manusia yaitu sebagai khalifah.13
Menurut Ekpenyong Obo Ekpenyong, Bahwa Islam memiliki potensi untuk
menempatkan hubungan, alam dan manusia yang berkaitan dengan makna
dan tanggung jawab melalui otoritas moral dan kekuatan institusional yang
membantu efek perubahan.14
Menurut peneliti, dari berbagai penelitian yang telah dilakukan
masih menfokuskan kepada relevansi Pendidikan Islam dengan lingkungan
baik dari aspek normatif maupun konseptual, ataupun kontribusi Islam
terhadap lingkungan yang baru sebatas pada substansi. Oleh karena itu peneliti
berusaha melanjutkan penelitian yang terdahulu dengan menfokuskan pada
proses pembentukan karakter melalui Pendidukan Agama Islam berbasis
konservasi lingkungan.
11Azila Ahmad Sarkawi, Alias Abdullah, Norimah Md. Dali, “The Concept of Sustainability From The Islamic Perspectives”, International Journal of Business, Economics and Law, Volume 9, ( April 2016 ), 112 – 116.
12
Abdur-Rahman Olalekan Olayiwola, “Mass Media of Communication and Environmental Problems: Islamic Religious Communication Solutions Perspectives”,
International Journal of Academic Research and Reflection, Volume 2, Number 4 ( 2014 ), 1 –
18. 13
O.M. Ashtankar, “Islamic Perspectives on Environmental Protection” , International Journal of Applied Research, Volume 2, Number 1, ( 2016 ), 438 – 441.
14
Ekpenyong Obo Ekpenyong, “Islam and Global Ecological Crisis: An Eco-Theological Review”, International Journal of Asian Social Science, Volume 3, Number 7, ( 2013 ), 1591 –
2. Kerangka Teori
a. Pendidikan Agama Islam Berbasis Konservasi Lingkungan
Pendidikan Agama Islam merupakan proses transinternalisasi
pengetahuan dan nilai Islam kepada peserta didik melalui upaya
pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan, pengawasan,
pengarahan, pengembangan potensi-potensinya guna mencapai
keselarasan dan kesempurnaan hidup di dunia dan di akhirat, jasmani dan
rohani.15
Pendidikan Islam juga merupakan proses pembentukan individu
berdasarkan ajaran Islam yang diwahyukan Allah kepada Muhammad
SAW yaitu Al-Qur’an. Melalui proses dimana individu dibentuk agar dapat mencapai derajat yang tinggi sehingga ia mampu menunaikan
tugasnya sebagai khalifah di muka bumi.16
Bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah untuk
mengelola bumi dengan sebaik-baiknya agar dapat memberikan
kesejahteraan, kemakmuran dan kenyamanan untuk hidup, Allah
memberikan kewenangan kepada manusia untuk mengelola alam semesta
tapi tidak dibenarkan apabila manusia merusakanya.17 Sehingga tugas untuk merawat dan memelihara lingkungan merupakan kewajiban manusia
yang harus dilaksanakan secara istiqomah.
15
Muhammad Muntahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Penerbit Teras, 2011, 26.
16
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi di Tengah Tantangan Mileniun III, Jakarta: Kencana2010, 6.
17
Konservasi merupakan amanah bagi manusia untuk menjaga dan
memelihara beraneka ragam kehidupan, konservasi dapat dilakukan
melalui pelestarian, pemanfaatan secara lestari, rehabilitasi dan
peningkatan mutu lingkungan untuk dapat menjamin terus berlangsungnya
kemaslahatan manusia beserta seluruh makhluk hidup lainnya dalam
jangka panjang dan berkesinambungan.18
Etika pengelolaan lingkungan dalam Islam mencari keselarasan
dengan alam sehingga manusia tidak hanya memikirkan kepentingan diri
sendiri tetapi menjaga lingkungan dari kerusakan. Setiap perusakan
terhadap lingkungan harus dilihat sebagai perusakan terhadap manusia itu
sendiri. Sikap ini berbeda dengan cara pandang para teknokrat yang
melihat alam sebagai modal untuk mencapai tujuan komsumtif.19
Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan adalah
konsep Pendidikan yang mengembangkan kesadaran, pengetahuan, sikap,
ketrampilan, dan partisipasi peserta didik terhadap konservasi lingkungan
dan permasalahannya melalui materi-materi dan kurikulum yang
semuanya didasarkan pada ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadist.20 Islam telah memberikan berbagai contoh tentang pentingnya penanaman kesadaran kepada anak sejak dini mengenai alam
beserta isinya.
18
Mudhofir Abdullah, Al-Qur’an dan Konservasi Lingkungan, Jakarta: Dian Rakyat, 2010, 329.
19
M Quraish Shihab, Membumikan Al Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung: Penerbit Mizan, 2004, 297.
20
Penddidikan Agama Islam yang didalamnya terdapat muatan
materi-materi tentang lingkungan hidup, menjadi investasi strategis untuk
mewujudkan madrasah yang hijau dimana salah satu tujuan pembelajaran
yang dilakukan adalah untuk membentuk siswa yang peduli terhadap
kelestarian lingkungan. menciptakan madrasah hijau selaras dengan
program Kementerian Lingkungan Hidup melalui pembentukan sekolah
adiwiyata atau dikenal dengan green school,21 merupakan program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya
pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam pelestarian lingkungan
hidup.
Secara bahasa green school yaitu sekolah hijau, tetapi bukan hanya
tampilan fisik sekolah yang hijau atau rindang, tetapi wujud sekolah yang
memiliki program dan aktifitas pendidikan mengarah pada kesadaran dan
kearifan terhadap lingkungan hidup. Green school yaitu sekolah yang
memiliki komitmen dan secara sistematis mengembangkan program program
tertentu untuk menginternalisasikan nilai nilai lingkungan kedalam seluruh
aktifitas sekolah. Tampilan fisik sekolah ditata secara ekologis sehingga
menjadi wahana pembelajaran bagi seluruh warga sekolah untuk bersikap arif
dan berperilaku ramah terhadap lingkungan. Sehingga konsep Pendidikan
Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup dapat dijadikan model
untuk mewujudkan madrasah hijau dimana materi tentang lingkungan hidup
include dalam kurikulum madrasah.
21
b. Karakter
Karakter terbentuk oleh tiga macam bagian yang saling berkaitan
yaitu: pengetahuan moral, perasaan moral, perilaku moral, karakter yang
terdiri atas mengetahui kebaikan, menginginkan kebaikan, dan melakukan
kebaikan kebiasaan pikiran, kebiasaan hati, kebiasaan perbuatan.22 Karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru
untuk mengajarkan nilai-nilai kepada siswanya.23 Bahwa penanaman dan penumbuhan karakter penting dilakukan sejak dini seperti juga yang
disampaikan Ratna Megawangi tentang pilar-pilar karakter yang perlu
ditanamkan pada anak sejak dini.24
Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter
pada satuan pendidikan telah teridentifikasi nilai-nilai karakter yang
bersumber dari agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan
nasional,25 yang sudah dilaksanakan pada satuan pendidikan diberbagai tingkatan. Implementasi penanaman karakter kepada anak dilakukan
melalaui berbagai aktivitas baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
22
Thomas Lickona, Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Baik dan Pintar, Terjemahaan Lita S, Bandung: Nusa Media, 2014, 70.
23
Albertus dan Doni Kusuma, Pendidikan Karakter di Zaman Keblinger: Mengembangkan Visi Guru Sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidik Karakter, PT Grasindo, Jakarta, 2009, 43.
24
Sembilan karakter baik yaitu: (1) mulai dari cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya, (2) Tanggung Jawab, Kedisiplinan, Kemandirian, (3) Kejujuran, (4) hormat dan Santun, (5) Kasih Sayang, Kepedulian, dan Kerjasama, (6) Percaya Diri, Kreatif, Kerja Keras dan Pantang Menyerah, (7) Keadilan dan Kepemimpinan, (8) Baik dan Rendah Hati, (9) Toleransi, Cinta Damai, Persatuan. Ratna Megawangi, Pendidikan Karakter Solusi Yang Tepat Untuk Membangun Bangsa Cetakan Kedua (Revisi), Bogor: Indonesia Heritage Foundation, 2007, 24.
25
E. Metode Penelitian
Menurut jenisnya penelitian ini merupakan penelitian lapangan
(field reseacrh), pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah studi
kasus. Teknik pengumpulan data, Observasi untuk mengamati aktivitas guru
dan siswa dalam kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Wawancara,
dengan Kepala Madrasah dan Wakil Kepala Madrasah untuk mengetahui
program-program berkaitan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
berbasis konservasi lingkungan hidup, wawancara dengan siswa untuk
mengecek pemahaman siswa tentang materi-materi yang berkaitan dengan
lingkungan hidup.
Dokumentasi, dalam penelitian ini untuk mengecek dokumen
kurikulum, materi-materi Pendidikan Agama Islam yang berkaitan dengan
lingkungan hidup, dokumen pembelajaran, dokumen kegiatan-kegiatan siswa
yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Trianggulasi data dalam penelitian
ini untuk mengecek informasi yang telah didapatkan melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi.
Teknik analisis menggunakan model Miles and Huberman. Miles
and Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interakatif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu data
reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.26
26
F. Sistematika Penulisan
1. BAB I, pendahuluan, yang mengantarkan pada inti pembahasan selanjutnya
yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, signifikansi
Penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.
2. BAB II, memuat konsep Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi
lingkungan hidup, paradigma integratif mengatasi kerusakan lingkungan,
membumikan nilai-nilai sosial Islam.
3. BAB III, memuat implementasi Pendidikan Agama Islam berbasis
konservasi lingkungan hidup, meliputi pembahasan tentang gambaran
umun MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang, upaya realisasi
pemaknaan fungsi khalifatullah fi Al-ardh, upaya konkret penyelamatan
krisis lingkungan hidup.
4. BAB IV, pembahasan tentang pembentukan karakter dalam pembelajaran
Penddikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup, yang terdiri
aktualisasi nilai-nilai karakter individual, aktualisasi nilai-nilai karakter
sosial.
5. BAB V, penutup, yang berisikan simpulan dari pembahasan bab-bab
sebelumnya dan saran yang bertujuan untuk memberi masukan kepada
\
BAB II
KONSEP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BERBASIS KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP
A. Paradigma Integratif Mengatasi Kerusakan Lingkungan
Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan
jasmani dan rohani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan,
mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi. Melalui interaksi sosial,
diharapkan pendidikan lingkungan hidup dapat tersampaikan dengan baik di
sekolah. Proses belajar-mengajar sebagai salah satu bentuk interaksi sosial,
mempunyai peran dalam menghasilkan pribadi murid yang sadar lingkungan.27 Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan
bertujuan untuk meningkatan rasa kepedulian, memberikan prespektif baru,
memberikan pengetahuan, yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku dan
kebiasaan yang mendukung pelestarian lingkungan hidup sesuai dengan
nilai-nilai yang diajarkan oleh agama Islam. Sebagaimana penjelasan dari Bapak
Risnan, S.Ag, selaku Wakil Kepala Madrasah bidang kurikulum mengatakan:
Materi-materi yang berkaitan dengan lingkungan diajarkan melalui Pendidikan Agama Islam yang terdiri dari al-Qur’an Hadist, Fiqih dan Aqidah akhlak yang di dalamnya terdapat muatan-muatan tentang lingkungan, dengan tujuan siswa memiliki
pemahaman dan pengetahuan untuk menjaga lingkungan di sekitar mereka.Tentang pemeliharaan lingkungan.28
Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan yang
disampaikan melalui materi-materi yang terkait dengan lingkungan hidup di MTs
Sudirman Getasan Kabupaten Semarang, materi tentang lingkungan hidup
disampaikan melalui kegiatan belajar mengajar yang sudah dirangcang dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hal ini sejalan dengan apa yang
dikemukakan Guru mata pelajaran Fiqih dan al-Qur’an Hadist, Bapak Sholihin,
S.Pd.I mengatakan:
Pendidikan yang terkait tentang lingkungan hidup di madrasah kami ini memang diajarkan kepada anak didik, pada awalnya, anak didik kami perkenalkan kepada lingkungan yang ada disekitar baik tumbuhan, hewan dan bagaimana cara merawatnya. Siswa juga diajak untuk melihat berbagai fenomena alam misalnya tentang bencana alam, kerusakan lingkungn maupun berbagai fenomena tentang tanda-tanda terjadinya kiamat. Adapun materi pendidikan islamnya akan kami masukkan di dalam kegiatan tersebut dengan model pembelajaran lebih bersifat tematik teaching.29
Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang didalamnya
terkait dengan materi lingkungan hidup di MTs Sudirman Getasan disajikan
dengan berusaha mengajak siswa untuk belajar menangkap informasi lalu
mengolahnya menjadi bermanfaat bagi kebutuhan dirinya maupun dapat
memberikan manfaat untuk lingkungan sekitar mereka yang mayoritas tinggal
di sekitar lereng gunung Merbabu dan Telomoyo. Hal ini terlihat bahwa
Pendidikan Agama Islam yang dikembangkan adalah bagaimana memadukan
pengetahuan siswa yang didapat di madrasah dengan aplikasi di masyarakat.
Sehingga siswa dibekali dengan pengetahuan tentang pentingnya menciptakan
28
Wawancara dengan Wakil Kepala Bidang Kurikulum tanggal 21 Januari 2017. 29
lingkungan yang bersih,siswa diajak secara langsung menjaga kebersihan
madarasah. Lebih lanjut Bapak Risnan, S.Ag guru Aqidah Akhlak mengatakan:
Pendidikan Agama Islam yang terkait dengan lingkungan hidup di MTs Sudirman Getasan ini bersifat kontekstual learning, jadi pembelajaran dengan menyampaikan materi-materi yang terkait lingkungan hidup dengan melihat berbagai fenomena tentang lingkungan alam yang ada disekitar mereka agar anak-anak dapat memahami bahwa setiap materi pelajaran itu ada didalam kehidupan sehari-hari terutama terkait lingkungan hidup.Misalnya tentang materi Aqidah Akhlak yang terkait akhlak terhadap lingkungan, anak-anak akan diberikan pemahaman bahwa seluruh lingkungan hidup ini adalah hasil ciptaan Allah yang diberikan kepada manusia dan kita harus menjaga dan melestarikannya.30
Pendidikan Agama Islam yang diajarkan di madrasah dapat langsung
diterapkan dalam kehidupan masyarakat, terkait dengan kesadaran tentang
menjaga lingkungan yang sudah disampaikan oleh guru merupakan konsep
yang dapat diaplikasikan pada lingkungan masing-masing siswa. Dengan
demikian manfaat tidak hanya terciptanya lingkungan yang bersih di madrasah
tetapi juga di rumah masing-masing.
Nilai-nilai yang terkandung di dalam Al Qur’an dan Hadist dapat dijadikan sebagai landasan berpikir dan bertindak bagi umat islam dalam
menyikapi kerusakan lingkungan, dengan kekayaan nilai yang terkandung
dalam ayat-ayat Al Qur’an maupun Hadist Nabi Muhammad SAW dapat menjadi pendorong bagi umat Islam dalam melastarikan alam dan lingkungan
karena merupakan perintah suci. Pendidikan lingkungan yang diajarkan secara
Islami merupakan sarana penting bagi muslim untuk mengenal dan menyadari
lingkungan hidup mereka secara baik dan benar sehingga mampu berperan
secara sadar dan aktif dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup,
30
yang dapat memberikan manfaat untuk dirinya sendiri sebagai individu dan
masyarakat dalam konteks sosial.
Lembaga pendidikan utamanya madrasah memiliki peran penting
dalam upaya mencegah terjadinya kerusakan lingkungan, karena lembaga
madrasah yang dalam sistem pembelajarannya tidak terlepas dari
konsep-konsep Al Qur’an dan Hadits. Selain itu Islam perlu melakukan modernisasi
ekologis melalui pemutahiran contentspemahaman syari’ah tentang konservasi lingkungan dan mengintegrasikannya pada strategi kebudayaan, yakni melalui
Pendidikan Agama Islam disemua jenjang. 31 Karena dalam karakteristik Pendidikan Agama Islam tidak hanya untuk diketahui dan dikembangkan
melainkan sekaligus dipraktikkan dalam kehidupan nyata.32
Madrasah dapat mengambil peran yang konkret dalam mengatasi
berbagai kerusakan lingkungan melalui pembelajaran yang berbasis lingkungan
hidup, yang sudah tertuang dalam kurikulum madrasah yang didalamnya
tedapat materi-materi tentang lingkungan hidup. Dari berbagai mata pelajaran
materi tentang lingkungan sudah terintegrasi di dalamnya, misalnya yang
terdapat dalam mata pelajaran Al Qur’an Hadist, Akidah Akhlak dan Fiqih,
membahas tentang fenomena alam, adab terhadap lingkungan maupun tentang
kebersihan diri. Pembelajaran untuk memberikan pengetahauan ekologis
kepada siswa dengan menggunakan media lingkungan sekitar secara langsung
yang merupakan media faktual, dapat memberikan gambaran secara konkret
31
Mudhofir Abdullah, Al-Qur’an dan Konservasi Lingkungan …, 2010, 331.
32
berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan hidup, yang dapat dimulai dari
lingkungan madrasah maupun lingkungan mereka masing-masing.
Penanaman pengetahuan tidak hanya dilakukan melalui
pembahasan teoretis, tetapi melalui pengalaman-pengalaman aktual pada
lingkungan sekitar mereka tinggal. Alam sebagai media pembelajaran original
yang dapat membantu guru dalam upaya menanamkan kepedulian terhadap
lingkungan alam kepada siswa. Berbagai fenomena yang terjadi pada
lingkungan merupakan sumber pengetahuan yang berharga, bagi guru maupun
siswa. Memelihara kelestarian lingkungan adalah kewajiban penting dalam
kehidupan ekosistem bumi seperti yang disampaikan Bapak Sholihin, S.Pd.I,
“materi-materi tentang berbagai fenomena kerusakan lingkungan dapat
memberikan gambaran kepada siswa, dapat menjadi sumber pengetahuan
mengenai pentingnya menjaga lingkungan sekitar”.33
Lingkungan yang buruk dapat memberikan dampak yang negatif
dan mempengaruhi seluruh aspek aktivitas manusia. Sehingga implementasi
pembelajaran yang mengakomodasi pemeliharaan lingkungan sebagai kajian
dalam kelas merupakan upaya nyata mengatasi kerusakan ekosistem. Melalui
aktivitas pembelajaran yang mengaplikasikan lingkungan hidup sebagai bahan
kajian, maka proses pengkaderan terhadap relawan penyelamatan lingkungan
telah dilakukan. Siswa yang nantinya kembali kepada lingkungan sosialnya
dapat menjadi relawan yang tangguh dalam melakukan upaya-upaya
penyelamatan kerusakan lingkungan, yang dimulai dari lingkungan mereka
masing-masing. Aktivitas pencegahan kerusakan lingkungan yang sederhana
tetapi dapat menjadi efek global.
Efektivitas penanaman kesadaran penjagaan lingkungan melalui
pembelajaran akan menjadi sarana strategis dalam mencetak relawan
penyelamatan kerusakan lingkungan. Pendidikan Agama Islam mempunyai
akses yang luas untuk menjangkau berbagai jenjang pendidikan baik
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi, sehingga akan
menjadi sarana yang sangat strategis untuk mengembangkan peradaban
manusia yang mempunyai kepedulian terhadap upaya pelestarian lingkungan.
Berbagai aktivitas yang dilakukan dalam dunia pendidikan dapat mendorong
berbagai upaya pencegahan terhadap kerusakan lingkungan pada dewasa ini
sudah semakin akut dan mengancam berlangsungnya kehidupan manusia.
Aktivitas yang dilaksanakan dalam lembaga pendidikan, baik
berupa kegiatan belajar mengajar ataupun pembiasaan merupakan upaya
konkret untuk menanamkan, menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya
menjaga lingkungan hidup agar tidak terdegradasi sehingga menimbulkan
bencana alam yang dapat merugikan manusia. Pembentukan kondisi
lingkungan yang bersih, sehat, rapi akan membantu proses pembelajaran di
sekolah, sehingga penting dibuat pembiasaanyang dapat menciptakan kondisi
lingkungan sekolah yang aman dan nyaman untuk ditempati seluruh komunitas
sekolah. Siswa sebagai salah satu aspek penting dalam lingkungan sekolah
tertanam misalnya menjaga kebersihan, menanamkan kedisiplinan, menanam
dan merawat tumbuhan.34
B. Membumikan Nilai-Nilai Sosial Islam
Aktivitas yang dilaksanakan di MTs Sudirman Getasan dalam
rangka untuk membentuk siswa yang peduli terhadap lingkungan, dilakukan
dalam berbagai pembiasaan dalam aktivitas sehari-hari. Sehingga konsep
tentang kesadaran menjaga lingkungan tidak hanya tekstual yang didapat
melalui pembelajaran tetapi juga melalui berbagai aktivitas konkret
sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Zakaria, S.Pd.I selaku Wakil
Kepala Madrasah bidang kesiswaan:
Untuk membentuk siswa yang peduli terhadap kebersihan Madrasah siswa dibiasakan untuk membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan, dan untuk itu terus dilakukan bentuk penyadaran secara lesan dalam apel pagi. Siswa juga di ingatkan untuk melakukan aktivitas membersihkan ruang kelasnya masing-masing sesuai dengan jadwal yang sudah ditempael dikelas. Kewajiban untuk menjaga kebersihan lingkungan Madrasah juga dituangkan dalam Tata Tertib yang ditempelkan dalam ruang kelas. Selanjutnya untuk menjaga kebersihan lingkungan Madrasah siswa diajak untuk membawa alat-alat kebersihan dari rumah yang dilakukan melalui program Jumat bersih. Semuanya dilakukan untuk menjaga lingkungan Madrasah agar tetap bersih dan nyaman untuk kegiatan belajar juga membiasakan siswa untuk hidup dengan lingkungan yang bersih. Harapannya juga siswa dapat menerapkan apa yang sudah dilaksanakan di Madrasah dapat diaplikasikan di lingkungan masing-masing.35
Pembiasaan yang dilakukan oleh madrasah juga bagian proses pembentukan
karakter terhadap siswa, begitu juga terkait dengan menanamkan kesadaran
terhadap pelestarian lingkungan. Pembiasaan yang sudah tertanam akan
menumbuhkan budaya positif bagi setiap siswa, yang dapat dijadikan bekal
34
Diah Soeprobowati, Akhlak Siswa…, 2008, 11.
bagi untuk ikut serta menjaga dan melestarikan lingkungannya dimana mereka
tinggal, sebagai bagian aktivitas sosial.
Penanaman kesadaran menjaga kelestarian lingkungan hidup yang
dilakukan melalui aktivitas pembelajaran melalui Pendidikan Agama Islam
merupakan penanaman doktrin tentang pentingnya menjaga keseimbangan
ekosistem antara manusia dan alam. Islam melalui mata pelajaran Al Qur’an
Hadist, Aqidah Akhlak dan Fiqih, memberikan pondasi dalam membentuk
pribadi yang cinta lingkungan. sebagaimana yang tertuang dalam Kompetensi
Inti maupun Kompetensi Dasar mata pelajaran Al Qur’an Hadist.36
Contents dalam ketiga mata pelajaran tersebut dapat menjadi
jembatan untuk mengarahkan peserta didik dalam memahami lingkungan
hidup sebagai objek yang tidak boleh dirusak keberadaannya, sebagaimana
yang disampaikan Bapak Sholihin, S.Pd.I “materi-materi dalam mata pelajaran
36Al-Qur’an Hadist Kelas IX: Kompetensi Inti: 1. Menghargai dan menghayati ajaran
Al-Qur;an Hadist dapat memberikan bekal bagi siswa untuk menjaga
lingkungannya masing-masing”.37 Materi mata pelajaran Al-Qur’an Hadist tertuang dalam tema “kulestarian alam dengan melestarikan bumiku”, dalam bab tersebut membahas tentang fenomena alam yang terjadi berdasarkan surat
Al-Qari’ah dan surat Al-Zalzalah mempunyai kesamaan dan keterkaitan yang erat. Keduanya menjelaskan fenomena alam pada saat terjadinya kiamat.
Diantaranya hancurnya alam semesta, gunung meletus, gempa bumi, angin
ribut, badai dan lain-lain dalam waktu yang bersamaan dan maha dahsyat.
Islam melalui Pendidikan agama Islam terlihat telah memberikan
gambaran bahwa menjaga lingkungan hidup tidak hanya memiliki dampak
bagi kehidupan dunia, tetapi menjaga lingkungan juga dapat memberikan
kebahagian akherat. Sehingga aktivitas menjaga kelestarian lingkungan hidup
dengan seluruh ekosistemnya merupakan ibadah dengan nilai yang tinggi,
ibadah yang di dalamnya melibatkan individu-individu lain yang mana
manusia juga sebagai mahkluk sosial. Pendidikan lingkungan yang diajarkan
secara Islami merupakan sarana penting bagi Muslim untuk mengenal dan
menyadari lingkungan hidup mereka secara baik dan benar sehingga mampu
berperan secara sadar dan aktif dalam pengelolaan dan pembinaan
lingkungan.38 Keterlibatan agama dalam gerakan konservasi lingkungan sangat penting, untuk mengatasi krisis lingkungan yakni melalui Pendidikan
37 Wawancara dengan guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadist kelas 9 Tanggal 2 Pebruari 2017.
38
Jumarddin La Fua, “Aktualisasi Pendidikan Islam Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Menuju Kesalehan Ekologis”, Jurnal Al-Ta’dib, Volume 7, Nomer 1 (Januari-Juni 2014),
Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup yang diajarkan melalui
berbagai institusi pendidikan dalam berbagai jenjang.
Penghormatan terhadap lingkungan termasuk di dalamnya adalah
meletakkan pada bagian ibadah kepada Allah SWT, karena lingkungan beserta
potensinya merupakan karya monumental di bumi. Aktivitas ibadah tidak
hanya ritual individual misalnya sholat, puasa, zakat dan haji. Menjaga
lingkungan juga dapat menjadi sumber amaliyah bagi manusia jika mampu
menjadikannya tetap dalam kondisi yang stabil, artinya apabila lingkungan
telah mengalami kerusakan maka manusia akan terganggu dalam menjalankan
amaliyah-amaliyah positif, yang berarti juga ibadah menjadi tidak khusyu’.
Penyelamatan lingkungan hidup dapat menjadi ibadah sosial, yang
mempunyai nilai lebih karena tidak hanya melakukan kebaikan untuk manusia
sebagai individu tetapi kabaikan yang mempunyai dampak sosial yang luas
karena mengandung nilai untuk kebaikan bersama seperti yang disampaikan
Bapak Risnan, S.Ag, “pembelajaran tentang lingkungan hidup di madrasah dapat dipraktekan siswa setelah kembali kemasyarakat”.39
Sebagaimana
digambarkan ketika seorang individu melakukan sholat sendiri akan
mempunyai nilai yang berbeda ketika individu melakukan sholat dengan
individu lainnya secara berjamaah, yang jelas mempunyai nilai lebih.
39
Pemeliharaan, penyelamatan lingkungan merupakan bentuk kepedulian sosial
yang dapat memberikan kebaikan untuk orang banyak. Aspek sosial sangat
terlihat dalam aktivitas manusia memelihara lingkungan, karena manfaatnya
akan memiliki dampak yang luas.
Berbagai gerakan untuk peduli terhadap lingkungan telah banyak
dilakukan melalui lembaga-lembaga pendidikan, madrasah juga telah mampu
menjadi yang terdepan dalam berbagai gerakan untuk mencegah terjadinya
kerusakan lingkungan. Melalui Pendidikan Agama Islam yang didalamnya
terdapat materi-materi yang terkait dengan menjaga kelestarian lingkungan
maupun pembentukan akhlak yang baik terhadap lingkungan,40 merupakan modal dasar bagi madrasah untuk melakukan usaha-usaha yang lebih konkret
dalam upaya menjaga, melestarikan maupun mengembalikan lingkungan yang
nyaman untuk dijadikan tempat tinggal manusia. Islam tidak melarang manusia
untuk melakukan eksploitasi terhadap alam, karena memang Allah SWT
menyediakan alam beserta isinya untuk aktivitas kehidupan manusia, hanya
40
bentuk pengambilan manfaat tidak bisa dilakukan dengan mengabaikan
ketentuan-ketentuan yang telah digariskan. Bahwa alam mutlak dijaga
keberadaannya, agar kehidupan dunia seimbang karena alam dan manusia
saling membutuhkan.
Melalui interaksi sosial, diharapkan pendidikan lingkungan hidup
dapat tersampaikan dengan baik di sekolah.41 Sebagaimana penjelasan dari Bapak Risnan, S.Ag, selaku Wakil Kepala Madrasah bidang kurikulum
mengatakan:
Tentang pemeliharaan lingkungan juga dilakukan melalui pembiasaan kepada anak misalnya menjaga kebersihan kelas, membuang sampah pada tempatnya maupun kegiatan jumat bersih dan juga bhakti masyarakat dengan membersihkan masjid dan mushola di sekitar madrasah, dan kegiatan bekerjasama dengan Balai Taman Nasional Gunung Merbabu wilayang Kopeng yaitu menanam pohon.42
Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup bertujuan
untuk meningkatan rasa kepedulian, memberikan prespektif baru, memberikan
pengetahuan, yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku dan kebiasaan
yang mendukung pelestarian lingkungan hidup sesuai dengan nilai-nilai yang
diajarkan oleh agama Islam. Materi tentang lingkungan hidup yang tertuang
dalam kurikulum melalui berbagai mata pelajaran di atas merupakan konsep
dalam menanamkan kepedulian terhadap lingkungan hidup kepada siswa yang
disampaikan melalui aktivitas kegiatan belajar mengajar. Selain melalui
pembelajaran di kelas konsep penanaman kesadaran untuk peduli terhadap
lingkungan juga dituaangkan dalam berbagai program madrasah, yang
41 Anisa Muslicha, “Metode Pengajaran dalam Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Siswa Sekolah Dasar (Studi Pada Sekolah Adiwiyata di DKI Jakarta)”, Jurnal Pendidikan, volume 16, Nomer 2, (September 2015), 110-126.
42
dilaksanakan melalalui aktivitas pembiasaan bagi seluruh warga madrasah.
Berbagai yang telah dilakukan di atas dapat mendukung terbentuknya
madrasah yang hijau, yang sangat relevan dengan program Kememterian
BAB III
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BERBASIS KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP
A.Gambaran Umum MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang
MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semaraang berdiri pada tahun
1991 yang dipelopori oleh para guru agama dan tokoh masyarakat muslim.
Pada Tahun 1991 hingga Tahun 1997 adalah satu – satunya Madrasah Tsanawiyah di Kecamatan Getasan. Mengingat waktu itu belum ada lembaga
pendidikan Islam setingkat Sekolah Menengah Pertama. Oleh karena sekolah
berbasis Islam sangat dibutuhkan,untuk mencetak generasi yang Islami yang
tertuang dalam visi dan misi,43 maka para tokoh masyarakat muslim merasa terpanggil untuk mendirikan lembaga pendidikan yang berbasis Islam.
Madrasah ini berada dibawah pengelolaan Yayasan Pusat Pendidikan Islam
(YAPPIS) Ambarawa. Guru dan karyawan di MTs Sudirman Getasan 23 orang
dengan rincian guru 20 orang, karyawan 3 orang. Sedangkan jumlah siswa 357,
dengan rincian kelas 7: 123 siswa, kelas 8: 121, kelas 9: 113.44
43
Visi dan Misi MTs Sudirman Getasan: Visi, Beriman, Berprestasi, Terampil dan Berakhlakul Karimah. Misi, a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki. b. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga Madrasah.c. Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat berkembang secara optimal. d. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama Islam dan juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak. e. Menerapkan manajemen partisipasi dengan melibatkan warga Madrasah dan kelomlok kepentingan yang terkait dengan Madrasah. f. Mendorong dan menyediakan fasilitas untuk meningkatkan wawasan IMTAQ dan IPTEK seluruh warga Madrasah.
44
B. Upaya Realisasi Pemaknaan Fungsi Khalifatullah fi Al-ardh
Dalam ajaran Islam menegaskan bahwa manusia ditugaskan Allah
menjadi khalifah di bumi yang mempunyai derajat istimewa dibandingkan
dengan makhluk lain, namun demikian manusia juga mempunyai tugas dan
tanggung jawab yang besar karena manusia sebagai makhluk yang ditunjuk
sebagai pengelola bumi. Khalifah, dapat diartikan sebagai pemimpin para
makhluk Allah. Oleh karena itu, adanya saling mendukung dan menopang
antara makhluk adalah fitrah yang berarti hidup mempunyai manfaat atas
sesama makhluk dalam satu ekosistem. Manusia sebagai makhluk Allah yang
diberi amanat dan dijadikan khalifah di bumi, wajib mengelola daya sumber
alam dan lingkungan hidupnya. Sebab sumber daya alam ini merupakan unsur
penting yang sangat menunjang kehidupan manusia dalam satu lingkungan
hidup.
Khalifah bukan berarti raja yang mempunyai kekusaan penuh
dengan tindakan yang sewenang-wenang terhadap lingkungan, tetapi khalifah
merupakan penjaga lingkungan beserta isinya sebagai amanah yang yang harus
dipertanggung jawabkan kepada pencipta alam. Tanggung jawab yang
diembannya tidak hanya secara horizontal kepada manusia yang dipimpinnya
tetapi khalifah mempunyai tanggung jawab secara vertikal kepada Allah
terkait lingkungan yang ditempatinya, karena merupakan ciptaan-Nya. Sebagai
seorang pemimpin yang memegang kebijakan politik, seorang khalifah
mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap upaya pemeliharaan,
Dengan kekuasaan politik yang dimiliki khalifah dapat melahirkan
kebijakan terkait pengelolan lingkungan, disini jelas hubungan yang terkait
antara politik dan lingkungan. Peran yang dimiliki seorang khalifah bukan
peran biasa, tetapi peran istimewa yang terkait dengan manusia maupun
pencipta manusia itu sendiri, yaitu Allah SWT. Pararel antara politik dan
lingkungan dapat menjadi keuntungan untuk melakukan berbagai upaya
pelestarian lingkungan, artinya bahwa Islam mempunyai visi yang jelas tentang
kepemimpinan yaitu sebagai pemelihara bumi. Sikap khalifatullah fi al-ardh
merupakan sikap yang peduli terhadap lingkungan, sikap yang tanggap secara
cepat dan tepat terhadap fenomena yang terjadi pada alam. Islam memandang
bahwa ada hubungan yang sangat erat antara manusia dan alam yang
terkandung dalam makna khalifatullah fi al-ardh.
Bahwa manusia sebagai penjaga bumi mempunyai fungsi
melindungi keberadaan seluruh makhluk yang berada di dalamnnya dengan
sebaik-baiknya. Harmonisasi yang tercipta merupakan wujud saling
membutuhkan antara manusia dengan makhluk bumi lainnya. Melalui proses
pengajaran keterlibatkan manusia dalam upaya menjaga dan memelihara
lingkungan dibumi dapat diarahkan secara tepat, karena di dalamnya
melibatkan aspek-aspek sosial, religius yang merupakan edukasi yang
seimbang dalam memberikan penyadaran-penyadaran ekologis terhadap
manusia sebagai pengelola bumi beserta seluruh kekayaannya. Pengelola juga
mempunyai makna kewajiban untuk menjaga dan melestarikan seluruh
Etika lingkungan perlu dibangun melalui uswatun hasanah seorang
pemimpin, contoh sikap positifnya akan mudah diadopsi oleh masyarakat
lainnya. Perwujudan khalifah adalah tokoh sentral dalam kehidupan
masyarakat, berbaur dalam lingkungan sosial yang luas, begitu juga dengan
pengaruh yang dimiliki. Sehingga etika yang memiliki rasa cinta terhadap
lingkungan patut dimiliki seorang pemimipin kemudian dapat diimitasi seluruh
anggota masyaratkat. Sebagai wakil (khalifah) Allah di muka bumi, manusia
harus aktif dan bertanggung jawab untuk menjaga bumi. Menjaga bumi ini
berarti menjaga keberlangsungan fungsi bumi sebagai tempat kehidupan
makhluk Allah termasuk manusia, sekaligus menjaga keberlanjutan
kehidupannya.
Seluruh ekosistem bumi secara tidak langsung merupakan tugas
manusia untuk menjaganya, manusia telah diberikan kepercayaan dan
tanggung jawab oleh Allah SWT, termasuk di dalamnya melakukan upaya
melestarikan lingkungan yang merupakan bagian ekosistem bumi. Tugas mulia
untuk menjaga lingkungan bumi yang dilekatkan pada khalifah merupakan
bentuk penghargaan, sehingga menjaganya merupakan bagian upaya syukur,
yakni memanfaatkannya tanpa melupakan tugas utama untuk menjaga
kelestarinnya. Keramahan ekologis perlu ditanamkan sehingga adab-adab
positif terhadap lingkungan dapat menjadi budaya seluruh manusia bumi untuk
menjamin berlangsungnya kehidupan ekosistem bumi dan membangun
peradaban penduduk yang ramah terhadap lingkungan dan meninggalkan pola
C.Upaya Konkret Penyelamatan Krisis Lingkungan Hidup
Peran serta guru sebagai pendidik, adalah menumbuh-kembangkan
kesadaran siswa akan pelestarian lingkungan. Karena bagaimanapun kurikulum
mengenai lingkungan itu dibuat, tidak akan efektif jika belum adanya
kesadaran dari para peserta didik, dan kalangan lain yang peduli akan
kelestariannya. Pelestarian lingkungan dapat diartikan sebagai upaya
menjadikan lingkungan itu tetap pada posisinya dan fungsinya sebagai
unsur-unsur alam yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya dalam
ekosistem.
Upaya penyelamatan terhadap berbagai kerusakan lingkungan
dapat dimulai dari poses pembelajaran di madrasah, sehingga guru merupakan
tokoh penting, guru perlu mempunyai pemahaman secara tepat tentang
keberadaan lingkungan, pemanfaatan maupun usaha-usaha yang dapat
dilakukan untuk menjaga kelestariannya. Guru sebagai model dalam
menanamkan kepedulian terhadap lingkungan , melalui uswatun khasanah
dengan demikian guru merupakan agen prolingkungan yang akan membantu
siswa dalam memahami pentingnya menjaga keberadaan lingkungan tetap
nyaman untuk ditinggali sebagaimana disampaikan Bapak Saderi, S.Ag,
M.Pd.I, “guru harus dapat memberi contoh kepada siswa tentang menjaga
kebersihan dan keindahan madrasah, yang dapat memberikan manfaat kepada
seluruh warga madrasah”.45
45
Guru dapat menanamkan tentang pentingnya penyelamatan
lingkungan dari kerusakan karena perilaku yang tidak peduli terhadap
lingkungan, misalnya membuang sampah sembarangan yang dapat
mengakibatkan bencana banjir, sehingga merugikan lebih dari satu manusia.
Satu perilaku buruk yang dapat menyebabkan keburukan sosial yang luas,
disini peran guru menjadi sangat vital bagaimana agar terbentuk perilaku yang
sehat yang diawali dari diri sendiri, sebagaimana tentang konsep thaharah
dalam mata pelajaran fiqih.46
Siswa perlu diberikan pemahaman secara benar terhadap pemanfaatan
maupun pemeliharaan lingkungan, sehingga akan memberikan dampak
terhadap perilaku mereka terhadap lingkungan alam disekitar mereka. Aktivitas
pembelajaran yang mengacu pada kurikulum Pendidikan Agama Islam
kemudian dijabarkan dalam silabus dan diuraikan melalui langkah-langkah
konkret dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dengan
menampilkan karakter-karakter yang ingin ditanamkan dalam proses
pembelajaran utamanya terkait dengan kesadaran pentingnya konservasi
terhadap lingkungan.
46
Pemahaman tentang konsep menjaga kelestarian lingkungan perlu
diberikan kepada siswa yang pada masa depan akan menjadi generasi yang
akan menempati dan juga memanfaatkannya. Sehingga upaya penanaman
terhadap konsep melestarikan lingkungan sama dengan upaya untuk mencegah
terjadinya kerusakan lingkungan yang lebih parah lagi pada masa datang.
Ketika kebiasaan untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan telah menjadi
budaya maka siswa merupakan aset berharga dalam upaya membangun
kembali hubungan yang harmonis antara manusia dan alam. Dengan demikian
kerusakan lingkungan alam yang semakin akut akan dapat ditangkal melalui
pola perilkau menghargai alam sebagai komunitas yang perlu dijaga
kelestariannya, karena manusia dan alam saling membutuhkan.
Tanggung jawab moral yang diemban oleh seorang guru untuk
mencegah terjadinya kerusakan lingkungan mendapatkan ruang yang tepat
yakni melalui konsep belajar mengajar, pembelaran dapat dilakukan dengan
dengan metode kontekstual dengan melihat berbagai fonemena yang terjadi,
baik yang dapat disaksikan secara langsung di lingkungan sekitar ataupun yang
dapat didengar, dilihat melalui berbagai media. Partisipasi yang dilakukan guru
secara tidak langsung merupakan kontribusi terhadap usaha untuk mencegah
kerusakan lingkungan, yang akan berdampak kedepan. Berbagai degradasi
lingkungan yang telah terjadi tidak sepenuhnya harus diberikan solusi secara
fisik, tetapi pembangunan pemahaman cara memperlakukan lingkungan secara
arif juga merupakan langkah strategis dalam upaya mencegah terjadinya
BAB IV
PEMBENTUKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BERBASIS KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP
C.Aktualisasi Nilai-Nilai Karakter Individual
Pembentukan karakter siswa terkait dengan perilaku menjaga
kelestarian lingkungan dilakukan melalui pembelajaran mata pelajaran al
Qur’an Hadist, Aqidah Akhlak dan Fiqih. Dalam mata pelajaran tersebut melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dicantumkan karakter yang
ingin capai setelah proses pembelajaran berlangsung. Selama proses
pembelajaran siswa memperoleh berbagai pengalaman yang merupakan bagian
dari penanaman karakter kepada siswa. Penanaman karakter kepada siswa juga
dilakukan melalui berbagai aktivitas pembiasaan, misalnya melalui piket kelas,
aktivitas membersihkan lingkungan madrasah melalui jumat bersih. Aktivitas
tersebut merupakan penanaman karakter kepada siswa dengan memberikan
pengalaman secara langsung kepada anak terkait pentingnya menjaga menjaga
kebersihan dan kelestarian lingkungan. Karakter peduli terhadap pemeliharaan
lingkungan hidup yang tertanam terhadap siswa dapat diajadikan salah satu
upaya dalam mencegah terjadinya degradasi lingkungan hidup. Penanaman
karakter sejak dini melalui lembaga pendidikan yang terintegrasi dalam
berbagai mata pelajaran, merupakan upaya konkret dalam menyelamatkan
Efek terciptanya lingkungan yang sehat di masa depan adalah
tujuan dari penanaman karakter peduli terhadap lingkungan kepada siswa,
kondisi lingkungan yang sehat dapat mendukung berbagai aktivitas manusia,
keutuhan lingkungan hidup sebagai sebuah ekosistem, juga akan memberikan
dampak posistif terhadap makhluk lainnya yang di bumi. Heru Santoso (dalam
Jumarddin La Fua) menyampaikan prinsip-prinsip yang harus dipenuhi untuk
menumbuhkan kesadaran ekologi manusia dalam berinteraksi dengan
lingkungan hidup sebagai berikut: 1) Sikap hormat terhadap alam (respect for
nature), 2) Prinsip tanggung jawab (Moral responsibility for nature), 3)
Solidaritas kosmic (cosmic solidarity), 4) Prinsip kasih sayang dan kepedulian
terhadap alam (caring for nature).47
Dengan menanamkan prinsip-prinsip di atas pada setiap individu
sejak dini merupakan pondasi yang kuat bagi penyelamatan kerusakan
lingkungan yang lebih parah lagi, karena perlu pembentukan pola pikir dan
sikap yang peduli terhadap keselamatan lingkungan melalui lembaga
pendidikan dalam berbagai jenjang melalui kurikulum, sehingga penanaman
kesadaran terhadap menjaga kelestarian lingkungan memiliki role yang jelas.
Karakter individual yang ditanamkan terkait dengan kepedulian terhadap
lingkungan yang dikembangkan dalam implementasi Pendidikan Agama Islam
berbasis konservasi lingkungan, yang dikembangkan Kementerian Pendidikan
Nasional, antara lain:
47
Heru Santoso, Landasan Etis bagi Perkembangan Teknologi, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2000, dikutip Jumarddin La Fua, “Aktualisasi Pendidikan Islam Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Menuju Kesalehan Ekologis”, Jurnal Al Ta’dib, Volume 7, Nomer 1,
1. Religius
Menjaga kelestarian lingkungan merupakan perwujudan syukur manusia
kepada sang pencipta atas keberkahan alam, manusia selalu mengambil
manfaat dari lingkungan sekitarnya, karena alam diciptakan merupakan
perwujudan kasih sayang Allah SWT kepada manusia, sehingga menjaga
keutuhan, kelestariannya bagian dari ibadah.
2. Disiplin
Kedisiplinan merupakan pola sikap yang terbentuk karena kebiasaan,
karakter disiplin erat kaitannya dengan aktivitas menjaga lingkungan, yakni
bagaimana memperlakukan lingkungan sebagaimana mestinya, tidak
melakukan tindakan destruktif, ataupun melakukan eksploitasi yang
berlebihan. Sikap disiplin dalam memperlakukan lingkungan, merupakan
bagian upaya untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.
3. Kreatif
Karakter yang kreatif terkait dengan lingkungan adalah bagaimana seorang
individu mampu melakukan inovasi-inovasi dalam usaha pemeliharaan
lingkungan misalnya pembuatan biopori dan pengolahan sampah dalam
upaya untuk mencegah banjir.
4. Mandiri
Karakter mandiri dalam konteks pemeliharaan lingkungan yakni dapat
dimulai dari sendiri secara mandiri, yang tentunya usaha terkait
penyelamatan lingkungan secara mandiri dapat memiliki efek sosial untuk
D.Aktualisasi Nilai-Nilai Karakter Sosial
Berbagai kerusakan yang terjadi pada lingkungan perlu segera di
berikan solusi salah satunya dengan jalan mengubah pola pandang, ideologi
yang bisa mengarah pada perubahan perbaikan lingkungan, estetika dan
budaya.48 Pelestarian lingkungan merupakan tugas dan tanggung jawab seluruh umat manusia. Namun demikian, perlu adanya pengetahuan yang mendasar
untuk meningkatkan kesadaran untuk secara aktif mengambil bagian dalam
pelestarian lingkungan, baik itu melalui kegiatan sehari-hari atau melalui
kegiatan-kegiatan yang difokuskan dalam pemeliharaan lingkungan. Budaya
yang mengakar kuat akan menjadi modal berharga dalam upaya untuk
membantu mencegah terjadinya penghancuran ekosistem yang lebih parah
akibat ulah manusia.
Dalam agama Islam, pendidikan karakter merupakan misi utama
Nabi Muhammad SAW ketika diutus menjadi Nabi atau dengan kata lain
adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Al-Qur’an adalah buku ajarnya di dalam menghadapi “peserta didik” masyarakat Arab yang ketika dulu sangat jahiliyah. Dimulai dari perintah membaca, karakter Islam dibentuk
kemudian perlahan-lahan diingatkan untuk bangun dari selimut, menghayati
pergantian alam semesta, menghargai sesuatu dengan kodratnya dan
membersihkan perilaku.49
48
Fachruddin M. Mangunjaya, Konservasi Alam Dalam Islam, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005, 36.
49