• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan orang tua dalam pendidikan akhlak siswa di rumah dan korelasinya hasil belajar bidang studi akidah akhlak di sekolah (studi kasus siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Bogor)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan orang tua dalam pendidikan akhlak siswa di rumah dan korelasinya hasil belajar bidang studi akidah akhlak di sekolah (studi kasus siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Bogor)"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AKHLAK SISW A

DI RUMAH DAN KORELASINY A DEN GAN HASIL BELAJAR

BIDANG STUDI AKIDAH AKHLAK DI SEKOLAH

(Studi Kasus Siswa-Siswi Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Bogor)

Oleh

ERWIN MISBAHUDDIN

NIM : 0011017693

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta

(2)

Skripsi

Diaju:rnn kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat-syaral Mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh

ERWIN MISBAHUDDIN

NIM 0011017693

Dibawah bimbingan

ADA,M.A

NI . 150 231 356

Jurusan Pendidikan Agam Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah Jan Kegurua'.1 UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

(3)

AKHLAK SIS WA DI RUMAH DAN KORELASINY A DENGAN HASIL

BELAJAR BIDANG STUDI AKIDAH AKHLAK DI SEKOLAH (Studi Kasus

Siswa-Siswi Madrasah Tsanawiyah Dami Ulum Bogor) telah diujikan dalam sidang

munaqasyal1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pada tanggal 11 Agustus 2004. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Saijana Program Strata I (SI) pada Jurusan Pendidikan

Agama Islam.

Jakarta, 11 Agustus 2004

Sidang Munaqasyah

k・エオセイオイエャャAァォ。ー@ Anggota, Sekretaris Merai1gkap Anggota

.,,-/

Prof. . . Salman I- run NIP. 150062568

Anggota:

(4)
(5)

puja dan puji serta syukur Allah SWT., terhadap diri-Nya sendiri Yang Maha Agung,

karena atas curahan rahmat dan inayah-Nyalah penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan. Shalawat dan salam semoga terlimpah ruah keharibaan baginda Nabi

besar Muhammad SAW., keluarganya, para sahabatnya dan umatnya yang setia

mengikuti jejak langkahnya sampai akhir zaman.

Setelah memuji Allah SWT., dan bershalawat kepada Nabi Muhammad

SAW., penulis mengahaturkan terima kasih pula kepada berbagai pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yaitu Bapak Prof. Dr. Salman

Harun

2. Kajur dan Seltjur Pendidikan Agama Islam Bapak Ors. H. Abdul Fattah

Wibisono, M.A dan Bapak Akhmad Sodiq, M.Ag.

3. Bapak Dr. Dede Rosyada, M.A, yang telah bersedia membimbing penulis

dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini

4. Kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Ciherangpondok beserta

staf-stafnya yang telah bersedia membantu penulis untuk mengadakan

penelitian dalam rangka penulisan skripsi ini, di sekolah yang beliau pimpin.

(6)

6. Pengasuh pondok pesantren Manba'ul Ulum Cimande Bogor yaitu Al

Mukarrom KH. Iyan yang telah membimbing dan membekali penulis dengan

ilmu pengetahuan dalam mencapai keridhaan Allah SWT.

7. Pengasuh pondok pesantren As- Sulaiman Ciputat Tangerang yaitu Al

Mnkarrom KH. Bahruddin, S.Ag. yang telah membimbing dan membekali

penulis dengan ilmu pengetahuan dalam mencapai keridhaan Allah SWT.

8. Ayah dan Ibunda tercinta yaitu Bapak H. Subandi dan Ibu Siti Jamilah Heryati

yang menjadi wasilah datangnya rahmat Allah SWT., kepada penulis berupa

ilmu pengetahuan

9. Para dosen fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang tidak dapat disebutkan

satu persatu, terutama kepada Bapak Bapak Drs. H. Ghufron lhsan, M.A., !bu

lrham Nida, S.Ag, dan M. Furqon, S.Pd.J.

l 0. Kakak dan adikku tercinta, A Edi, teh Ela, teh Erna, Ka Ism et, Agus

Burhanuddin, Bertin Hermansyah, Syahrul Bachtiar, M. Farhan As-Sidik,

Lika Nurkamila, Wildan, Akmal, Ahmad Khudzaefi yang selalu mendoakan

dan memberikan support.

11. Rekan-rekan santri pondok pesantren Manba'ul Ulum Cimande Legok Bogor

(7)

khususnya, dan rekan-rekan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

13. Bapak Beni dan keluarga di Yayasan Fathan Mubina Bogor

Demikian ucapan terima kasih dari penulis kepacla berbagai pihak yang telah

ikut serta membantu clalam penyelesaian skripsi ini, semoga Allah SWT.,

senantiasa membalasnya dengan ganjaran yang berlipat gancla. Amin.

Hasbunallah Wani'mal Wakiil

Ni'ma/ Mau/a Wa Ni'man Naslziir

Walaa Hau/a Wa/aa Quwwata

Illa Billahil 'Aliyyil 'Azhiim

Jakarta, 11 Agustus 2004

(8)

DAFTAR JST. ... . VJ

DAFT AR TABEL... .. x ,j

BAB I.

13Al3 11.

PENDAHULUAN ... .

A. Latar Belakang Masalah ... .

B. Pembatasan Dan Pernmusan Masalah... .. 7

C. Tujuan Penelitian ... _... 7

D. Sistematika Penulisan ... _. _ . . . 8

KERJ\NGKA TEORI ··--··· ... . 10

A. Peranan Orang Tua... 10

1. Pengertian Peranan Orang Tua... 10

'J Bentuk-Bentuk Peranan Orang Tua... 11

3. Tugas-Tugas Orang Tua Terhadap Anak ... .'... .. 18

B. Pendidikan Akhlak... ... 26

1. Pengertian Pendidikan Akhlak... ... 26

2. Dasar Pendidikan Akhlak... ... 30

C. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak... 33

I. Akhlak Terhadap Allah SWT .. . . .. ... 33

2. 1\khlak 'rerhaJap Orang Tua... 34

(9)

BAB III.

E. Fungsi Akhlak... ... ... ... . . .. . . ... 41

F. Hasil Belajar... .. . . ... 42

1. Pengertian Hasil Belajar... ... 42

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar... ... 44

a. Faktor Internal... 44

b. F aktor Eksternal... . . . ... .. .. .. .. ... . ... ... ... . .. .. . . 44

G. Langkah-Langkah Yang Dapat Ditempuh Untuk Mendapat Hasil Belajar Yang Baik... 45

1. School Review... 45

2. Quality Assurance... 46

3. Quality Control. ... 47

4. Benchmarking ... 47

H. Kerangka Berpikir dan Kerangka Hipotesis ... 48

!. Kerangka Berpikir. ... 48

2. Kerangka Hipotesis ... , ... 49

METODOLOGI PENELITIAN ... 50

A. Met ode Penelitian Yang Digunakan ... 50

(10)

D. Populasi dan Sampel.. ... 53

I. Pengertian Populasi dan Sampel.. ... 53

2. Penelitian Sampel ... 54

E. Teknik Pengumpulan Data ... 54

1. Kuesioner atau Angket. ... 54

2. Studi Dokumenter Hasil Tes Guru Bidang Studi Akidah Akhlak ... 56

F. Teknik Analisis Data ... 56

I. Penentuan Bo bot Nilai Angket.. ... ···-···--·-··· 56

2. Analisa Statistika Variabel. ... ····-····-·-···-···-··-···-··· 57

3. Penentun Distribusi Frekuensi ... _ ... 58

4. Penggunaan Rumus Product Moment Angka Kasar Untuk Uji Korelasi ... ___ . _. _ ... _ .... ···-···--·--·--·--···· 58

a. Rumus Statistik Penghitungan Korelasi ... 58

b. Interpretasi Data ... 59

1. Pengujian Data ... 59

(11)

I. Sejarah Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum ... 61

2. Letak Geografis Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum ... 63

3. Keadaan Sarana clan Prasana Pendidikan Madrasah

Tsanawiyah Darul Ulum ... 63

4. U nsur-unsur Penyelenggara Pendidikan

Sekolah ... 66

B. Analisa clan Interpretasi Data ... 68

I. Tabulasi Data Perolehan Angket (variabel X) ... 68

2. Prosentase Dan lnterpretasi Masing-Masing Data Tabulasi

(Item Pertanyaan) ... 69

3. Distribusi Frekuensi Variabel X ... 76

4. Tabulasi Data Hasil/Prestasi Belajar Siswa (Variabel Y) .... 78

5. Prosentase I-Iasil/Prestasi "Belajar Siswa-Siswi

(Variabel Y) ... 79

6. Distribusi Frekuensi V ariabel Y ... 79

[image:11.595.50.442.98.505.2]
(12)

B. Saran... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 92

(13)

2. Membantu Untuk Memahami Akhlak... 69

3. Membantu memecahkan permasalahan pelajaran di sekolah... ... . .. ... ... 70

4. Membimbing anak... ... . . . .. . . .. ... ... ... ... .. . ... . .. ... ... ... .. . ... . . . ... ... ... .. 71

5. Memberi perhatian dan kasih saying... 72

6. Memberikan fasilitas berakhlak terpuji... ... 74

7. Distribusi Frekuensi Data Variabel X... ... . . .. .. .. .. .. .. ... 76

8. Tabel Hasil Bel ajar Siswa (Variabel Y)... 77

9. Hasil/Prestasi Belajar... .. 78

10. Distribusi frekuensi data variabel Y... 79

1 I. Uji korelasi antara variabel X dan variabel Y... . .. .. .. .. .. .. .. . . .. . .. . . .. .. 80

(14)
(15)

A. Latar Belak:p1g Masalah

Setiap guru pasti berkeinginan berhasil dalam melakukan tugasnya, demikian

iuga orang tua ingin agar anaknya berhasil dalam sekolahnya. Tetapi seorang guru kadang-kadang merasa gaga! dalam menolong anak didik, disebabkan oleh tidak

adanya bantuan dari orang tua atau wali murid.

Seorang guru bukan orang yang selalu berhasil, dan bukan seorang yang dapat

bekerja sendiriai'J, tetapi bantuan dari pihak lain masih tetap dibutuhkan. Pelayanan

bimbingan guru di sekolah tidak dapat lepas sama sekali dari bantuan orang tua

murid. Justru orang tua mempunyai peranan yang menentukan bagi keberhasilan

pertolongan yang diberikan oleh seorang pembimbing (guru). Pendidikan akhlak

sebagai salah satu pendidikan yang sangat penting bagi seorang anak adalah salah satu contoh pendidikan yang harus dilakukan oleh dua pihak yaitu guru di sekolah

dan orang tua di rumah.

Dalam hubungan dengan sekolah, orang tua mempunyai hak-hak dan

kewajiban penting yang perlu diakui oleh sekolah. Walaupun hak dan kewajiban itu

(untuk Indonesia) tidak merupakan ha! yang bersifat yuridis, akan tetapi pada prinsipnya, seorang pendidik mengerti dan merasa perlu untuk memberikan · hak itu

kepada orang tua, atau boleh juga dipandang sebagai kewajiban dari orang tua demi

(16)

disini ialah hak atau kewajiban untuk mengerti dan menenma atau kadang-kadang

juga menolak pelayanan yang ditawarkan oleh sekolah kepada anak atau orang tua.

Untuk memenuhi persoalan ini maka orang tua perlu diajak untuk:

a_ Memahami semua program pelayanan sekolah yang diberikan kepada anak didik, dan orang tua perlu melibatkan diri dalam usaha sekolah memberikan

pelayanan kepada anak

b. Mcngerti persoalan-persoalan yang dialami oleh anak-anak mereka

masmg-masmg seperti yang diketahui oleh sekolah, misalnya tentang:

kelemahan-kelemahannya, kelebihan-kelebihannya, kebutuhan-kebutuhan dan tingkah Jakunya.

c. Mengerti akan fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh sekolah kepada anak didik dalam memenuhi kebutuhannya.

d_ Merasa perlu bekerja sama dengan sekolah dalam menanggulangi

hambatan-hambatan yang mengganggu perkembangan anak didik_

e_ Mengerti dan memahami, bahwa tidak ada perbedaan pelayanan kepada anak

atas dasar diskriminasi, pembedaan pelayanan hanya didasarkan pada pemenuhan kebutuhan individual yang berbeda-beda 1.

Seperti yang telah dipaparkan diatas, bahwa orang tua mempunya1 peranan

yang sangat menentukan bagi keberhasilan pendidikan seorang anak, orang tua adalah

1 Kartini Kartono.

(17)

penentu paling dominan identitas seorang anak. Hal tersebut selaras dengan apa yang

diutarakan oleh Rosulullah SAW .. dalam sabdanya:

Artinya: Te/ah menceritakan kepada kami Hajib ibnu Al Walid telah menceritakan kepada kami 1\!Juhammad Jbnu Harb dari Az Zubaidiyyi dari Az Zuhriyyi telah memberitakan kepadaku Sa 'id ibnu Al Musayyab dari Abi Hurairah r.a., bahwasanya dia berkata telah bersabda Rosulullah SAW,: (Tidak/ah) riap bayi di/ahirkan kecuali dalam keadaan suci. Ayah (dan ibunyalah) kelak yang menjadikannya yahudi, nasrani, atau majusi" (HR. Muslim).

Orang tua (keluarga) menduduki tern pat terpenting bagi terbentuknya pribadi

anak secara keselurnhan yang akan dibawa sepanjang hidupnya. Orang tua

(keluarga)- !ah yang mula-mula memberi pendidikan, membentuk watak, pemberi

dasar warna keberagamaan, penanaman sifat, kebiasaan, hobi, cita-cita dan

b . 3

se agamya.

Keluarga adalah wadah pertama dan utama bagi pertumbuhan dan

pengembangan anak. Jika suasana dalam keluarga itu baik dan menyenangkan, maka

anak akan tumbuh dengan baik pula. Jika tidak, tentu akan terhambatlah pertumbuhan

anak tersebut.4 Oleh karena itu peran orang tua untuk menciptakan suasana yang

2

Abi Al Husain Muslim lbnu Al Hajjaj Al Qusyairi An Naisaburi, Shahih Muslim (Beirut: Dar Al Kitab Al Alamiyah, t.t), h. I 024

·3 Agus Sujanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 1988), cet. Ke- 2, h.15

" Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Seka/ah, (Jakarta: CV Ruhama,

(18)

kondusip dalam keluarga berbanding lurus dengan pertumbuhan dan perkembangan anak dalam berbagai bidang, terutama keberhasilan dalam bidang pendidikan anak,

terlebih lagi pendidikan akhlak. Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang

memberikan pondasi primer bagi perkembangan anak, sedang lingkungan sekitar dan

sekolah ikut memberikan nuansa pada perkembangan anak. Oleh karena itu baik buruknya struktur keluarga dan masyarakat sekitar memberikan pengaruh baik atau

buruknya pertumbuhan kepribadian anak. 5 Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa keberhasilan pendidikan seorang anak tidak terlepas dari peranan orang tua

(keluarga) di rumah, walaupun lembaga-lembaga formal seperti sekolah

mengupayakan sedemikian rupa fasilitas pendidikan. Selain itu peranan orang tua

(keluarga) di rumah dalam mendidik seoarang anak lebih banyak dan lebih luang

dibandingkan dengan sekolah, karena waktu belajar di sekolah sangat terbatas.

Dengan waktu belajar di sekolah yang dibatasi dan cukup singkat, merupakan suatu ha! yang tidak mungkin untuk dapat menciptakan kepribadian (akhlak) yang baik

bagi seorang guru terhadap anak didiknya.

Kehidupan di era globalisasi sekarang ini tingkat kebutuhan manusia semakin

meningkat dan harus terpenuhi dengan segera, terutama bagi orang tua yang menjadi

tulang punggung keluarga untuk menanggung semua beban keluarga. Namun

demikian dampak-dampak negatif dari kondisi hidup seperti ini tidak dapat

dipungkiri keberadaannya.

5 Kartini Knrtono.

Pnto/ogi ,)'osia/ l!: Kenakalan l?e111aja, (Jakarta : PT Raja Grafindo, I 998).

(19)

Salah satu dampak negatif tersebut adalah terciptanya asumsi bahwa

pendidikan anak (akhlak) diserahkan sepenuhnya kepada sekolah, dengan sikap orang

tua yang mengabaikan pendidikan akhlak anaknya. Sementara itu, kurangnya

kesadaran orang tua tentang pentingnya pendidikan akhlak bagi anak dewasa ini merupakan salah satu indikator timbulnya berbagai tindak penyimpangan dalam kehidupan remaja.6

Disamping itu peran serta orang tua (masyarakat) merupakan salah satu faktor

yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami perubahan yang merata. Hal

tersebut seperti yang telah diutarakan oleh Dr. E. Mulyasa, M. Pd., yaitu: sedikitnya

terdapat tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami perubahan yang merata antara lain; faktor pertama, kebijakan dan peneyelenggaraan pendidikan

nasional yang menggunakan pendekatan education prod11ctio11 .fi1ctio11 atau

i11p11t-011tp11t analysis yang tidak dilaksanakan secara konsekuen. Faktor kedua,

penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara birokratik-sentralistik. Faktor

ketiga, peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan

pendidikan selama ini sangat minim.7

Faktor lain yang sangat penting seperti telah disinggung sebelumnya dalam menciptakan kepribadian yang baik atau akhlak yang baik adalah lingkungan

masyarakat sekitar, dimana seorang anak berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.

Lingkungan masyarakat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap

G Ibid. h. 58

7

E. Mulyasa. J.:uriku/11111 Berbasis J.:ompe!ensi. (Bandung: PT Rcmaja Rosdakarya. 2002).

(20)

pelaksanaan pendidikan dan pengaJaran disekolah. Sekolah dan masyarakat pada pnns1pnya mempunyai hubungan timbal balik, sekolah menenma pengaruh

masyarakat, dan masyarakat dipengaruhi oleh hasil pendidikan sekolah.

Peran serta masyarakat menuntut diciptakannya hubungan atas dasar hubungan yang sama sebagai mitra pemerintah didalam menyelenggarakan

pendidikan dalam rangka memupuk kesadaran alas kewajiban mengabdi kepada

bangsa dan negara. Lebih jauh masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan

seluas-seluasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional.

Keterlibatan ini diatur oleh undang-undang nomor 2 tahun 1989 pasal 47 dan peraturan pemerintah nomor 39 tentang peran serta masyarakat dalam pendidikan

nasional.8

Dari uraian diatas, terbukti bahwa peranan orang tua tidak dapat dilepaskan

dalam pendidikan akhlak seorang anak, dan berbanding lurus dengan keberhasilan

mereka. Begitu pula peranan lingkungan masyarakat sekitar mempunyai pengaruh

yang sangat besar, yang tidak dapat diabaikan keberadaannya. Yang selanjutnya

adalah lingkungan pembelajaran atau sekolah yang juga sangat berpengaruh terhadap

perkembangan pendidikan anak. Singkatnya, harmonisasi keluarga, dinamisasi positif

lingkungan masyarakat sekitar, dan pelayanan optimal sekolah dalam pendidikan

anak, akan menghasilkan produk pendidikan atau generasi-generasi yang berhasil dan

unggul dalam berbagai sektor kehidupan, salah satunya adalah unggul dalam bidang

8

Abdul Rach1nan Shalch, f)e11clidikan .·lgan1a dan J:eagan1aan, I ·;s;, .\Jisi, dan .-lksi. (Jak:1r1a:

(21)

moral (akhlak). Untuk itu penulis ingin membuktikan adakah peranan orang tua yang

signifikan dalam pendidikan akhlak anaknya di rumah dan korelasinya dengan hasil

belajar bidang studi akidah akhlak di kelas, melalui penelitian dengan judul "Peranan

Orang Tua Dalam Pendidikan Akhlak Siswa Di Rumah Dan Korelasinya Dengan

Hasil Belajar Bidang Studi Akidah Akhlak Di Sekolah; Studi Kasus Siswa/i Kelas 2

Madrasah Tsanawiyah Dami Ulum Ciherangpondok Bogor".

B. Pembatasan Dan Pcrumusan Masalah

Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini adalah ingin membuktikan

adakah hubungan yang signifikan antara peranan orang tua di rumah dalam

pendidikan akhlak siswa dengan hasil belajar bidang studi akidah akhlak di sekolah.

Sedangkan perumusan masalah pada penelitian ini adalah adakah korelasi

positif yang signifikan antara pendidikan akhlak siswa di rumah dengan basil belajar

bidang studi akidah akhlak di sekolah.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:

I. Untuk membuktikan ada tidaknya korelasi yang signifikan antara

peranan orang tua di rumah dalam pendidikan akhlak siswa dengan hasil

belajar bidang studi akidah akhlak siswa kelas 2 Madrasah Tsanawiyah

Darul Ulum Ciherangpondok Bogor

Adapun manfaat dari penelitian ini antara Jain:

2. Untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya peranan orang tua

(22)

3. Untuk dapat mengidentifikasi dan meningkatkan hasil belajar yang

dicapai siswa kelas 2 MTs Darul Ulum Ciherangpondok Bogor

4. Bila diketahui dan terbukti terdapat korelasi yang signifikan antara

peranan orang tua di rumah dengan hasil belajar siswa di sekolah, maka

hasil penelitian ini akan diajukan kepada sekolah yang dijadikan tempat

penelitian agar membuat program kerjasama antara orang tua dan

sekolah yang lebih intensif.

5. Program tersebut dapat berbentuk pengadaan buku tugas harian siswa

yang diisi oleh orang tua untuk mengontrol perkembangan akhlak siswa

di rurnah secara langsung seperti yang telah dilakukan oleh beberapa

sekolah di kota-kota besar seperti sekolah Madrasah Pembangunan

Ciputat Jakarta.

D. Sistematika Pcnulisan

Untuk memudahkan penulisan skripsi m1, penulis menyusun sistematika

penulisannya kepada lima bab yaitu:

Bab satu Pendahuluan menjelaskan tentang: latar belakang masalah,

pernbatasan dan perurnusan rnasalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan

Bab dua kerangka teori menjelaskan tentang:

1. Peranan orang tua yang mencakup; pengertian peranan orang tua,

(23)

2. Pendiclikan akhlak mencakup; pengertian pendiclikan akhlak, macam-macam

akhlak tercliri clari; akhlak terpuji, akhlak tercela, faktor-faktor yang

mempengaruhi akhlak.

3. Hasil belajar yang menjelaskan tentang: pengertian hasil belajar, faktor-faktor

yang mempengaruhi hasil belajar, langkah-langkah yang dapat ditempuh

unh1k mendapat hasil belajar yang baik

Bab ketiga metodologi penelitian menjelaskan tentang: desain penelitian,

variabel penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis

data.

Bab keempat hasil penelitian menjelaskan tentang: gambaran umum madrasah

tsanawiyah dam! ulum ciherangpondok bogor, deskripsi data, analisis data,

interpretasi hasil penelitian.

Bab kelima penutup menjelaskan tentang: kesimpulan dan saran

(24)
(25)

A. Permian Orang Tua

I. Pengertian Peranan Orang Tua

Dalam kamus besar bahasa Indonesia peranan diartikan sebagai tindakan yang

dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa. 9 Bila kata ini dirangkaikan dengan

kata benda atau susunan kata dalam suatu kalimat, akan mengalami perubahan arti

atau makna, yaitu arti atau makna yang lebih jelas dan terarah (terfokus). Lebih

jelasnya pada kata seseorang langsung diganti dengan pelaku peranan, dan yang

kedua pada kata peristiwa langsung diganti dengan kejadian atau peristiwa yang

sedang berlangsung. Bila kata peranan dirangkaikan dengan kata benda 'orang tua',

maka kata seseorang langsung diganti oleh kata orang tua yang berarti pelaku

peranan.

Dengan demikian peranan orang tua dapat diartikan sebagai tindakan yang

dilakukan oleh orang tua dalam suatu peristiwa. Kaitannya dengan pembahasan ini

yaitu peranan orang tua terhadap anaknya di rumah dalam pendidikan akhlak.

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa peranan orang tua terhadap anaknya dapat

diartikan sebagai sebuah tindakan (upaya) yang dilakukan oleh orang tua dalam

proses pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

9

Dcpartcn1cn Pcndidikan dan Kcbudayaan. 1....·a1n11s /3esnr /Jnhasa Indonesia. (Jakarta : Balai

Pustaka. 1995). cct. Kc-.J. cdisi kcdua. h. 751

(26)

2. Bentuk-Bentuk Peranan Orang Tua

Orang tua yang terdiri dari ibu dan ayah, keduanya memiliki peranan yang

sangat penting dalam pendidikan anak di rumah, namun peranan ibu dan ayah

berbeda satu sama Jain sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing-masing. Orang tua

yang mendidik anak sejak kecil hingga dewasa baik fisik maupun psikis dibedakan

kepada tiga macam (bentuk), yaitu orang tua kandung (orang tua yang melahirkan),

orang tua angkat, dan orang tua asuh. Pada hakikatnya ketiga pembagian tersebut

tidak menjadi sebab terjadinya kemungkinan perbedaan dalam mendidik anak. Yang

membedakannya hanyalah faktor tertentu saja yaitu dalam diri orang tua.

Salah satu faktor yang membedakannya adalah aspek psikologis yaitu bila ia

orang tua kandung (orang tua yang melahirkan) akan mencurahkan seluruh perhatian,

kasih sayang, dan harapannya kepada anak dalam proses pertumbuhan anaknya

tersebut dengan dorongan psikologis yang murni atau psikologis fitri atau fitrah

seorang ibu (seluruh aspek emosional seorang ibu yang telah dianugerahkan oleh

sang pencipta) dari diri orang tua tanpa ada unsur pendorong lain (sebab lain). Lain

halnya dengan orang tua angkat, yang menjadi pendorong (motivasi) dalam mendidik

anak bagi orang tua angkat bukan aspek psikologis murni seperti halnya orang tua

kandung (orang tua yang melahirkan) melainkan dapat disebabkan oleh beberapa

faktor, seperti adanya rasa empati terhadap seorang anak, sehingga menimbulkan

perasaan peduli untuk ikut berperan serta dalam mengarahkan (mendidik) anak

kepada kedewasaan baik fisik maupun psikis. Kepedulian tersebut dapat disebabkan

(27)

pendidikan, atau sebab yang lainnya. Faktor kedua dapat disebabkan oleh adanya

kebutuhan psikologis orang tua angkat yang diakibatkan oleh belum dikaruniai

seorang anak dalam menjalani hidup berumah tangga seperti halnya orang lain,

sehingga ia merasa memerlukan penghibur hati yaitu dengan hadirnya seorang anak

didalam rumah tangga.

Faktor tersebut diatas, dewasa ini banyak terjadi di Indonesia yaitu banyaknya

pasangan suami istri yang sulit memperoleh keturunan yang disebabkan oleh

kemandulan pihak suami atau istri, penyakit impotensi yang sangat parah bagi

seorang suami, adanya prediksi ahli (dokter) yang mengatakan dapat berakibat fatal

yang menyebabkan kematian misalnya, atau dampak negatif lainnya bagi seorang ibu

bila ia mengandung dan melahirkan anak, dan sebagainya.

Adapun orang tua asuh, tidak jauh bebeda dengan orang tua angkat dalam

mendidik seorang anak yaitu tidak adanya "faktor psikologis yang murni (psikologis

fitri atau fitrah seorang ibu)" yang menjadi pendorong dirinya untuk melakukan ha!

tersebut yaitu mendidik anak. Oleh karenanya terkadang mereka (orang tua asuh)

disebut sebagai orang yang mengadopsi anak orang lain. Dengan adanya perbedaan

dari aspek psikologis tersebut tentu dapat dirasakan perbedaannya bagi seorang anak,

terlebih lagi dalam upaya pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya terhadap

anak, kendatipun ketiga macam (bentuk) orang tua tersebut mempunyai tugas dan

langkah yang sama.

B. Bastian Tafal dalam bukunya "Pengangkatan Anak Menurut Hukum

(28)

orang tua angkat dan orang tua asuh dalam mengangkat seseorang menjadi anak

angkatnya, antara lain:

1. Pengangkatan anak itu merupakan sekedar pemeliharaan dalam hubungan kekeluargaan yang ditimbulkannya dan tidak melarang kemungkinan untuk

dinikahi oleh bapak angkat (bila anak angkat itu perempuan) atau dijadikan menantu dengan menikahkannya dengan anak kandung seperti banyak terjadi

pada umumnya di Aceh.

2. Hanya semata-mata untuk membantu orang tua s1 anak dalam

pemeliharaannya oleh karena orang tuanya tidak mampu atau karena alasan

lain. Setelah dewasa terkadang ada anak yang dipulangkan kepada orang

tuanya yang asli (orang tua kandung).

3. Mengangkat anak untuk memancmg suam1 isteri agar mend a pat at au

dikaruniai anak

4. Mengasihi atau menyayangi seseorang anak terlantar atau ingin membantu

orang tua yang tidak mampu mendidik anaknya, yang disebabkan oleh

kurangya pengetahuan dan pengalaman orang tua dalam dunia pendidikan

(keilmuan) karena tidak mengenyam pendidikan yang memadai dimasa

mudanya.10

10

B. B;Jstian Tafiti. fJengangkatan Anak J\!enurut fluk111u .·ldat S'erta .·lkibat-.·1kibat ffuku111n.va

(29)

Pada pembahasan ini, penulis membatasi peranan orang tua terhadap anaknya

dalam pendidikan pada orang tua kandung yaitu ibu dan bapak kandung atau orang

tua asli yang telah melahirkan anak. a. Peranan lbu

Pada umumnya dalam sebuah keluarga ibu adalah orang yang memegang peranan terpenting terhadap anak-anaknya. Sejak anak itu dilahirkan, ibu yang selalu

disampingnya, yang memberi makan dan minum, memelihara dan selalu bercampur

gaul dengan mereka. Hal ini menjadi salah satu penyebab banyak anak-anak Iebih

cinta kepada ibunya daripada kepada anggota keluarganya yang Iain. Pendidikan

seorang ibu terhadap anaknya merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan sama sekali. Maka dari itu, seorang ibu hendaklah seorang yang bijaksana

dan pandai mendidik anak-anaknya.

Sesuai dengan fungsi serta tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga,

dapat disimpulkan bahwa peranan ibu dalam pendidikan anak-anaknya adalah sebagai

berikut:

1. Sebagai sumber dan pemberi kasih sayang 2. Pengasuh dan pemelihara

3. Tempat mencurahkan isi hati

4. Pengatur kehidupan dalam rumah tangga 5. Pembimbing hubungan pribadi

6. Pendidikan dalam segi-segi emosional. 11

11

M. Ngali1n Punvanlo. J/Jnu Pendidiknn TeoriJis clan Praktis, (Bandung : PT Rc1naja

(30)

Hal senada tentang fungsi seorang ibu di rumah diutarakan pula oleh R. 1.

Suhartin. C, antara lain sebagai berikut :

1. Ibu (istri) sebagai pengatur ekonomi rumah tangga 2. !bu (istri) sebagai pemelihara kesehatan keluarga 3. lbu (istri) sebagai pendidik atau psikolog anak-anak

4. lbu (istri) sebagai orang yang bertanfgung jawab untuk menJaga kesehatan mental keluarga terutama anak. 1

Tugas seorang ibu dalam rumah tangga seperti dijelaskan diatas, sangat

penting keberadaannya terutama dalam ha! pendidikan anak dan merupakan sesuatu

yang mutlak harus ada, karena tanpa peran sertanya perkembangan potensi-potensi

anak tidak akan berkembang dengan baik, terlebih lagi potensi akhlak yang baik.

Tugas atau fungsi ibu sebagai pendidik atau psikolog anak seperti yang

terdapat pada poin ketiga diatas, telah digariskan oleh ajaran Islam, sebagai sebuah

fitrah yang dianugerahkan Allah SWT., kepada orang tua terutama seorang ibu.

Sebagaimana diketahui dengan jelas bahwa hati kedua orang tua secara fitrah

mencintai anak, mengakar dengan dalam dengan perasaan jiwa, emosi orang tua

terutama ibu untuk memelihara, mengasihi, mendidik, dan menyayangi, serta

memperhatikan berbagai urusannya.

Dengan demikian dapat diketahui daya limpahan emosional hati orang tua

terutama seorang ibu kepada anak begitu besar dan merupakan anugerah yang

diberikan Allah SWT., kepadanya. Hal ini dimaksudkan agar orang tua (ibu) siap

untuk mendidik, memelihara, dan memperhatikan urusan dan kesejahteraan anak.

Allah SWT., berfirman:

セ@

(31)

"Artinya: (Tetaplah atm) fitrah Allah SW7'., yang te/ah menciptakan ma1111sia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada .fttrah Allah SWT".(QS: Ar Rum ayat 30).13

b. Peranan Ayah

Disamping ibu, ayah pun memegang peranan yang sangat penting dalam

keluarga terutama dalam pendidikan anak. Anak memandang ayahnya sebagai orang

yang tertinggi gengsinya atau prestisenya. Kegiatan ayah terhadap pekerjaannya

sehari-hari sangat besar pengaruhnya kepada anak-anaknya. Adapun ditinjau dari

fungsi dan tugasnya sebagai ayah, peranannya dalam pendidikan anak adalah sebagai

berikut:

1. Sebagai sumber kekuasaan di dalam keluarga

2. Sebagai penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar 3. Sebagai pemberi rasa aman bagi seluruh anggota keluarga

4. Sebagai pelindung terhadap ancaman dari luar

5. Sebagai hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan 6. Sebagai pendidik dalam segi-segi rasional. 14

Sementara R. I. Suhartin. C, membagi fungsi ayah dalam keluarga sebagai berikut :

1. Sebagai manajer atau pemimpin 2. Sebagai bapak

3. Sebagai gum

4. Sebagai penegak hukum 5. Sebagai kekasih bagi istri 15.

13

Abdullah Nashih Uhvan, Pendidikan . .-Jnak Afenurut lsla111; Pe1nelihnrnan Kesehalan Jill'a

Anak (Bandung: PT Rcmaja Rosdakarya. 1990). ccl. Kc-I. h. 20-23

1

·1 M. Ngali1n Pun\'Hnto, Jbnu Pendidikan 7'eoritis t!an Prak/is. op. cit .. IL 83

15

(32)

Sebagaimana halnya ibu, ayah memiliki peranan yang sangat penting dan

tidak dapat digantikan oleh orang lain dalam tanggung jawabnya terhadap keluarga,

terutama dalam pendidikan anaknya. Dari uraian diatas tampak jelas anak

memperhatikan keberadaan ayahnya dan mencontoh (mengadopsi) gerak-geriknya

dalam keluarga.

Alex Sobur dalam bukunya "Komunikasi Orang Tua dan Anak", menyatakan

bahwa dari berbagai pengalaman para ahli maupun literatur membuktikan bahwa

peranan ayah dalam membentuk kepribadian anak sangat besar artinya. Sejak

Sigmund Freud mencanangkan teori psikoanalisis untuk pertama kalinya pada awal

abad ke-20, ia sudah menyatakan bahwa perkembangan kepribadian anak, khususnya

sewaktu balita sangat ditentukan oleh tokoh ayah. Ayah yang membentuk super-ego

anak. Ayah adalah tokoh identifikasi. Ayah merupakan tokoh otoriter yang sekaligus

di takuti dan dibutuhkan oleh anak.

Dalam pandangan anak-anak tokoh ayah dipandang sebagai laki-laki pertama

didunia ini yang dikenalnya secara lahir batin. Sejak mereka lahir, mereka merasakan

adanya figur laki-laki yang harus dipanggil bapak atau sebagai ayah sekaligus sebagai

tipe pertama yang dikenal. 16

· Tugas atau fungsi ibu dan ayah dalam keluarga terhadap pendidikan anaknya

di rumah berbeda satu sama lain seperti yang telah dipaparkan diatas. Peran ibu

(fungsi ibu) dalam keluarga terhadap pendidikan anaknya lebih mengarah kepada

aspek psikologis, seperti perasaan, rasa kasih sayang, rasa empati dan Jain

16

(33)

sebagainya, dan lebih mengarah kepada kesehatan mental atau jiwa anak, baik ketika

ibu sebagai pengatur ekonomi di rumah, sebagai pendidik atau psikolog anak, sebagai

penanggung jawab kesehatan mental keluarga, dan lain sebagainya. Sedangkan peran

atau fungsi ayah dalam keluarga dalam mendidik anak di rumah lebih kepada hal-hal

yang bersifat praktis, baik ketika posisinya sebagai penegak hukum di rumah, sebagai

manajer yang mengatur rumab tangga, sebagai guru, dan lain sebagainya. Terlebih

lagi ketokohan sang ayah yang menjadi contoh sebagai modal utama dan pertama

ketika sianak terjun kemasyarakat kelak diusia dewasa.

3. Tugas -Tugas Orang Tua Terhadap Anak

Dalam tuntunan syariat Islam tugas orang tua terhadap anak dapat

diklasifikasikan kedalam tiga bagian (tiga tahap). Pertama pranikah atau ketika orang

tua sebelum menjalin hubungan suami isteri (berkeluarga), kedua ketika anak berada

dalam kandungan ibu, dan ketiga ketika :o..c·rnk sudah dilahirkan hingga dewasa.

Tuntunan syariat Islam ini merupakan suatu pola hidup yang dapat

menyelamatkan umat manusia pada umumnya dan umat Islam pada khususnya dari

berbagai dampak negatif yang akan timbul dalam kehidupan baik kehidupan dalam

sekup kecil yaitu keluarga«rfiaupun kehidupan dalam sekup besar yaitu masyarakat.

Selain keselamatan, yang dijanjikan oleh syariat bagi umat manusia pada

umumnya dan umat Islam pada khususnya, adalah kebabagiaan yang berbuah

(34)

a. Masa Pranikah A tau Sebelum Jv!anja!in Hubungan Suami Jsteri (berkeluarga)

Tuntunan syariat Islam mengajarkan kepada setiap manusia dalam ha! hidup

berkeluarga yaitu perhitungan dan perencanaan yang sangat matang sehingga tidak

menimbulkan kerugian-kerugian yang mungkin terjadi setelah pernikahan

dilaksanakan. Islam memberikan berbagai syarat dan ketentuan bagi orang tua

sebelum berkeluarga. Karena keluarga merupakan wadab yang akan mendidik anak

sampai umur tertentu yang disebut balig-berakal (dewasa). 17

Syarat-syarat pembentukan keluarga terdapat didalam Alquran antara lain:

I. Larangan menikah dengan wanita yang dalam hubungan darah dan kerabat

tertentu, 18 terdapat dalam surat An-Nisa ayat 22, yang berbunyi:

Artinya : "Dan jangan!ah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, lerkecua!i pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan ilu amal keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk )a/an (yang ditempuh). 19

Larangan tersebut sesua1 dengan penelitian para ahli genetika bahwa bila

terjadi pekawinan yang masih ada hubungan darah yang berarti pula akan

bercampurnya dua sel darah yang sam,·. maka akan mendatangkan dampak negatip

yaitu penumpuk<:.'1 gen yang sejenis, karena manusia mewariskan sifat-sifat

genetikanya melalui darah. Dampak negatip tersebut berupa postur tubuh atau rangka

17

Zakiah Daradjat, Pendidika11 /s/an1 Da/run Keluarga dan Sekolah, (Jakarta CV

Ruhmna,1995), eel. Ke-2, h. 41 1

' Ibid

19

(35)

yang abnormal yang disebut brakidaktili dan jiwa yang tidak normal, seperti cebol,

anemia, berjari lebih dari kebiasaan pada jari tangan (enam jari), cacat mental, dan lain-lainw Contoh lain adalah khorea Huntington yang menyebabkan degenerasi fisik dan mental dan mungkin kematian. Penyakit ini tidak tampak sebelum individual mencapai usia reproduksi. Ia berpeluang 50% mengidap penyakit ini sehingga dilema

apakah punya anak atau tidak akan dialaminya. 21

2. Larangan Menikah Dengan Orang Yang Berbeda Agama.22

Larangan menikah dengan orang yang berbeda agama terdapat dalam Alquran

surat Al Baqarah ayat 221 yang berbunyi:

セ@ _,---:11 ャセGスj@ セiI@ J :S

_r;..,.

i f fr"- ;;.;...

y

a...'JJ if); Cs> 0l5' _r.\I ャセGZOj@

o _}-'ilJ 4.;;l,.I Jl_y..t; Jii1J.JUI JI 0

r-4

ill

JI

セiI@

J .:.l

_r;..,.

i f fr"- i f

ケセ@

Jly J; Cs>

(\ \ \: o

_;JI) 0 J.?° セ@ セ@ U'W .._,,1 セj@ .,;)\,

Artinya: "Dan jangan!ah kam11 nikahi wanita-wanita musyrik sebe/11111 mereka beriman. Ses11ngg11hnya ll'anita b11dak yang 1111/min !ebih baik dari wanita 11111syrik wa!a11p1111 dia menarik hatim11. Dan jangan!ah kam11 menikahkan orang-orang 11111;,yrik (dengan wanita-wanita 11111'111in) sebe/11111 mereka beriman. Ses11ngg11hnya orang b11dak mu'min !ebih baik dari orang 11111syrik wa!a11p1111 dia menarik hatim11. Mereka mengajak ke neraka sedangkan A!!ah mengajak ke s11rga dan amp11nan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada mereka s11paya mereka mengambi! pelajaran. (QS Al Baqarah

ayat 221).23

::t) Anna. C. Pai; Dasar-/)asar Genetika. (Alih Bahasa : Muchidin Apandi), (Jakarta

Erlangga. 1992). eel. Kc-2. cdisi 2, h. 71-72

21 Ursula Goodenough. Genetika. (Alih Bahasa : SocnC1rto Adisoe1narto). (J;:1kar1a : Erlangg<L

1988). h. 155

:::: Zakiah Daradjat. Pendidikan Jslan1 J)a/0111 Ke/uarga dan .S'ekolnh. foe. cit.. h. 41

(36)

Dengan demikian maha benar Allah dengan firman-Nya yang melarang seorang muslim untuk menikah dengan seorang kafir. Larangan tersebut ternyata mengandung hikmah yang luar biasa dan sangat bermanfaat bagi umat manusia pada umumnya dan kaum muslimin pada khususnya. Hikmah tersebut adalah terhindarnya

keluarga (suami istri) dari kehancuran dalam berumah tangga yang disebabkan oleh

adanya perbedaan yang prinsipil antara suami dan istri sebagai akibat dari perbedaan

agama tersebut. Misalnya seorang mu slim ( suami) akan sangat berbeda dengan

pasangannya (istri) yang kristen (kafir) dalam mengatur rumah tangga atau

menciptakan rumah tangga yang hamonis, terlebih Iagi dalam mendidik anak. la akan

mendidik anaknya untuk mengabdi kepada Allah SWT., dengan mengesakan-Nya

sementara pasangannya yang kristen (kafir) akan mengajarkan sebaliknya.

Seorang muslim akan mengajarkan anak untuk berakhlak baik kepada Allah

SWT., dengan tauhidullah (mengesakan-Nya). Hal tersebut senada dengan apa yang

diutarakan oleh M. Quraish Shihab bahwa titik tolak akhlak terhadap Allah SWT.,

adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah SWT. Dia

memiliki sifat-sifat terpuji, demikian agung sifat tersebut sehingga jangankan

manusia malaikatpun tidak akan sanggup menjangkaunya. 24 3. Larangan Menikah Dengan Orang Yang Berzina. 25

Larangan menikah dengan orang yang berzina terdapat dalam surat An Nur

ayat 3 yang berbunyi:

(37)

Arlinya: "Laki-/aki yang berzina lidak mengawini melai11ka11 peremp11a11 yang berzi11a, a/au perempuan musyrik, dan perempuan yang berzina lidak dikawini me/ainkan oleh laki-/aki yang berzina a/au !aki-/aki yang musyrik dan yang demikian i/11 diharamkan bagi ora11g-orang yang berima11 (QS. An Nur ayal 3). 26

Para ilmuwan dan agamawan menegaskan bahwa orang tua berpotensi

mewariskan kepada anak cucunya sifat-sifat jasmaniyah dan rohaniah melalui gen

yang mereka miliki, seperti yang tersebut pada pembahasan sebelumnya. Dalam

bahasa hadits, Nabi Muhammad SAW., menamai gen dengan " 'irq" ( J _;JI ). Beliau

berpesan kepada laki-laki agar berhati-hati dalam memilih tempat untuk menaburkan

benih yang mengandung gen, karena al 'irq dassaas (gen ilu sedemikian keci/ da11

/ersemb1111yi 11amu11 memberi pengarnh kepada kelunman). Hal inilah yang menjadi

salah satu penyebab mengapa Alquran melarang seorang muslim yang baik untuk

menikah dengan wanita musyrik atau pezina dan ini pula latar belakang peringatan

Nabi Muhammad SAW., tersebut.27

Dampak negatip yang akan timbul dari seorang pezina adalah benih-benih

penyakit, diantara benih penyakit tersebut yang sampai sekarang fenomenal ada!ah

penyakit kelamin (HIV/AIDS) yang telah merenggut nyawa manusia dan belum

26

Dcpc1rtc1ncn Aga1na R. l. .. ·llquran clan TerjeJ11ah, op cit., h. 543

(38)

ditemukan obat yang benar-benar dapat menyembuhkan penyakit tersebut, begitu

pula mematikan virus berbahaya tersebut.

b. Ketika Anak Dalam Kand11nga11

Allah SWT., telah mengajarkan kepada manusia (hamba-hamba-Nya) melalui

Al Quran dalam ha! mendidik anak yang masih berada dalam kandungan, yaitu

diawali dengan memohon atau berdoa kepada-Nya, agar dikaruniai anak yang shaleh

sebagai penenteram hati.28 Doa tersebut terdapat dalam surat Al Furqan ayat 74 yang

berbunyi:

Artinya : Dan orang-orang yang berkata : "Ya T11ha11 kami, a1111gerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyena11g ha ti (kami) dan jadika11/ah kami imam bagi ora11g-ara11g yang bertakwa. (QS. Al F11rqa11 ayat 7-1/9

Doa adalah upaya untuk mendapatkan ketenangan batin (jiwa) dan untuk

menumbuhkan sikap optimis, yang sangat bermanfaat bagi seorang ibu yang sedang

mengandung untuk kesehatan janinnya, karena ketenangan batin (jiwa) dan sikap

optimis akan menghantarkan pesan-pesan positif yang disalurkan oleh

pembuluh-pembuluh yang bersabung kejanin (jabang bayi). Ketenangan batin (jiwa) juga

merupakan salah satu penentu terciptanya mental yang sehat seorang anak. Berdoa

berarti berdzikir kepada Allah SWT., dan berdzikir kepada-Nya akan 、ゥ。セ・イゥゥィゥ@

ketenangan sebagaiman firman-Nya dalam surat Ar Ra'd ayat 28 yang berbunyi:

:-s Zakinh Daradjat. Pentlidikan ls/run Dala111 Keluarr:.a dan .S'eko/ah. op cil., h. 43

(39)

Artinya: "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. lngatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram (QS. Ar Ra'd ayat 28)

c. Ketika Anak Telah Lahir Hingga Dewasa

Tugas pokok orang tua terhadap anaknya yang telah lahir dan tumbuh menjadi

seorang dewasa telah diajarkan oleh Rosulullah SAW., dalam haditsnya. Dan tugas

tersebut merupakan hak seorang anak terhadap orang tuanya yang hams dipenuhi.

Adapun hadits Rosulullah SAW., tersebut antara lain:

Artinya: "Anas mengatakan bahwa Rosulullah SAW, bersabda: Anak itu pada hari ketujuh dari ke/ahirannya disembelihkan akikahnya, serta diberi namanya dan disingkirkan dari segala kotoran-kotoran. jika ia telah berumur 6 tahun ia dididik beradab susi/a, jika ia telah berumur 9 tahzm dipisahkan tempal tidurnya dan jika telah berumur 13 tahun dipukul agar mau shalat (diharuskan). bila ia tel ah berumur 16 tahun boleh dikawinkan, sete/ah itu ayah berjabatan tangan dengannya dan mengatakan : "Saya telah mendidik, mengajar dan mengawinkan kamu, saya mohon perlindungan kepada Allah SWT., dari fitnahan:fitnahan di dunia dan siksaan diakhirat"(HR. Abu Syeikh) 30

30

(40)

Artinya : "Hak anak atas orang tua bahwa ia (orang tua) menamainya dengan nama yang baik dan memperhalus budi pekertinya (HR. Al Baihaqi).31

Dalam hadits tersebut jelas sekali bahwa tugas pertama orang tua setelah anak

dilahirkan kealam dunia ini, yaitu memberi nama yang baik (bagus). Nama yang baik

adalah salah satu bentuk doa (harapan) kepada Allah SWT., agar anak menjadi

seorang yang sesuai dengan namanya tersebut. Dengan demikian orang tua

memberikan nama yang baik (bagus) adalah sebagai sebuah harapan positip bagi

seorang anak dikemudian hari setelah ia lepas dari tanggung jawabnya yaitu setelah

dewasa. Dan yang kedua adalah mendidik anak agar beradab yang baik, yang berarti

pula mendidik anak agar berakhlak yang mulia, baik dalam kehidupan berkeluarga,

terlebih lagi dalam kehidupan bermasyarakat.

' I\ . ' I

( '-""" ) c-" y. )

Artinya : "Hak anak atas orang tua ia (orang tua) menga1arznya menu/is, herenang. melempar senjala, don tidak memherinya rizki kecuali yang baik (HR. Hakim, Tirmidzi, Abu Syaikh, dan Baihaqi).32

" lbnu Hanizah Al Husaini Al Hanali Ad Damsyiqi, Asbabul Wurud (Alih Bahasa : M. Suwarta Wijaya. B.A, dan Zafrullah Salim) (Jakarta : Kalam Mulia, 1996), cet. Ke-I, h. 307

(41)

Tugas selanjutya bagi orang tua adalah mengajari anak agar pandai menulis,

yang berarti pula mendidiknya (anak) agar berilmu pengetahuan, karena menulis merupakan salah satu prasarana ilmu yang digunakan dalam dunia ilmu pengetahuan.

Hadits tesebut diatas, tentunya dapat diartikan bahwa Rosul SAW., memerintahkan agar orang tua mendidik anak untuk berilmu pengetahuan, baik dilakukan dengan sendiri ataupun diserahkan tanggung jawab pendidikan tersebut kepada orang lain

(guru) bila ia (orang tua) tidak bisa mendidiknya (anak). Dan guru pada masa

sekarang ada di berbagai sarana pendidikan seperti sekolah, pesantren atau ャ・ュ「。ァ。セ@

lembaga lainnya, yang akan mendidik mereka (anak) sesuai dengan tujuan pendidikan

tersebut yaitu anak menjadi seorang yang dewasa dalam berbagai bidang, baik fisik maupun psikis dengan ilmu pengetahuan.

B. Pendidikan Akhlak

I. Pengertian Pendidikan Akhlak

lstilah pendidikan berasal dari kata didik dengan memberinya awalan "pe"

clan akhiran "kan", mengandung arti "perbuatan, ha!, cara, dan sebagainya".33 Dalam

kamus besar bahasa Indonesia pendiclikan diartikan dengan proses pengubahan sikap

dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses perbuatan, cara mendidik. 34

Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani yaitu paedogogie, yang

berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Dalam bahasa Arab istilah ini

:u Ra1nayulis. l/J11u J)endidika11 Js/a111. (Jakarta : Kala1n Mulia. l 998). eel. Kc-2. h. I

(42)

senng diterjemahkan dengan "tarbiyah" ( セ[@ ) yang berarti pendidikan. Didalam

Islam ada dua kata yang dipakai untuk pendidikan yaitu tarbiyah dan ta'dib. Keduanya mempunyai perbedaan yang mencolok. Menurut Naguib Al Attas, tarbiyah

secara semantik tidak khusus ditujukan untuk mendidik manusia, tetapi dapat pula dipakai pada spesies lain, seperti mineral, tanaman, dan hewan. Selain itu tarbiyah

berkonotasi material ia mengandung arti mengasuh, menanggung memberi makan,

mengembangkan, memelihara, membuat, menjadikan bertambah pertumbuhan,

membesarkan, memproduksi hasil-hasil yang sudah matang dan menjinakkan. 35

Sementara kata ta'dib mengacu pada pengertian pengetahuan ('ilm),

pengajaran (ta'lim), dan pengasuhan yang baik (tarbiyah). Oleh karenanya ta'dib lebih

tepat dan cermat untuk menunjukkan pendidikan Islam. lbnu Mazhur mencatat akar

kata tarbiyah dari kata rabba (

y

J ) dan rabbaa ( 4J ). Kata Ashma'i kata itu

mengandung arti yang sama. Al Jauhari mengatakan bahwa tarbiyah dan beberapa

bentuk lain yang disebutkan Ashma'i berarti memberi makan, memelihara, mengasuh,

yakni dari kata ghadza atau ghadzw ( Iii. dan Ji<. ) makna ini mengacu kepada

segala sesuatu yang tumbuh, seperti anak, tanaman, dan sebagainya.36 Penggunaan

pengertian itu dalam Al Quran terdapat dalam surat Al Isra ayat 24 yang berbunyi:

35

Shed Muhammad Naquib Al Alias. Konsep Pendidiknn Dnln111 Js/n111. (Alih Bahasa: Haidar Bagir) (Bandung: mゥコ。ョNQYXセIN@ h.66

36

(43)

Arti11ya : "Dan re11dahka11/ah dirimu terhadap mereka berdua de11ga11 penuh kesaya11ga11 dan ucapkan/ah; "Wahai T11ha11k11, kasihilah mereka ked11a11ya, sebagaimana mereka berdua te!ah me11didik aku waktu keci!

'7

(QS. A I lsra ayat 2-1). J

Secara terminologi arti pendidikan di utarakan oleh beberapa orang ahli

kependidikan antara lain:

Menurut M. Arifin, pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk

membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik

baik dalam bentuk pendidikan formil dan non formil. 38

Menurut Ramayulis, pendidikan adalah segala usaha orang dewasa pergaulan

dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah

kedewasaan.39

Sedangkan menurut I. L. Pasaribu, pendidikan adalah usaha yang dilakukan

dengan sengaJa, sistematis untuk mendorong, membantu serta membimbing

seseorang dalam mengembangkan segala potensinya serta mengubah diri sendiri pada

kualitas yang lebih tinggi.40

Mengacu kepada tiga pengertian pendidikan diatas, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan adalah upaya untuk memberikan bimbingan yang dilakukan oleh

.F Dcpar1c1ncn Aga1na Isla1n R. I., .-1/quran t!an Terje111ah, op. cir .. h . .+28

38

M. Ari fin. flubungan 'fiJnba/ Batik Penc/i(/ikan Agnu1a Di Lingkungan ,)ekolah clan /(1u11ah.

(Jakana: Bulan Binlang. 1978). eel. Kc-.J. h. 14

J9 Ra1nayulis. foe. cit .. h. l

(44)

seseorang terhadap orang lain dengan sengaJa dalarn perkernbangan jasrnani dan

rohaninya dengan pendidikan forrnil dan nonforrnil.

Sedangkan kata akhlak adalah bentuk jarnak dari kata khulk

(J---1>-).

Khulk

HセI@ didalarn karnus rnunjid berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku a tau tabiat. 41

Dalarn karnus besar bahasa Indonesia akhlak berarti budi pekerti, kelakuan. 42 Sedangkan didalarn ensiklopedi pendidikan dikatakan bahwa akhlak ialah budi

pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran etik dan moral), yaitu kelakuan baik yang

merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap Khaliknya dan terhadap

. 43

sesarna rnanusia.

Adapun pengertian akhlak menurut beberapa orang ahli pendidikan akhlak antara lain:

Menurut Imam Al Ghazali dalarn bukunya lhya Ulurnuddin;

<,).)

J;:;

J

1;;.,,. G.-pi:- if,--; J;J ft--!

J

w

-y 1.J..i..a;i+-<';;_,.,,_., 1.J セQ@

ci;;_;,..,

y•

.J L,P

J1L

t;

3. h. :-2

Arti11ya : ''Akh/ak adalah s11a/11 keadaa11 a/au s[fal yang ter1a11am da/am jiwa, yang me11imb11/ka11 segala perb11a/a11 yang m11dah da11 gampang /anpa dipikirkan dan diperlimba11gka11 /agi".'"

Menurut lbnu Maskawaih, akhlak adalah:

·11 Luis Ma'luf. Km1111s Al-M1111jitl. (Beirut: Al-Mathba'ah Al-Katulikiyah. t.t.), h. 1994

.c Dcpartc1ncn Pcndidikan dan Kcbudayaan, Ka11111s Besar Bahasa fn{fonesia, op. cit .. h. J 7

·Ll As1naran. As. J>engantar 5'11uli ,:Jkhlak (Jnkarta : PT Raja Grafindo Pcrsada. 2002). eel. Kc-.

(45)

Arli11ya : "Keadaa11 jiwa yang selalu me11doro11g ma1111sia

berbual, tanpa memikirka1111ya". '5

Menurut Abu Bakar Aceh, bahwa akhlak adalah suatu sikap yang di gerakkan oleh jiwa yang rnenirnbulkan tindakan dan perbuatan rnanusia baik terhadap Tuhan

rnaupun sesarna rnanusia serta terhadap diri sendiri. 46

Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa akhlak adalah kondisi jiwa

seseorang yang rnendorongnya rnelakukan suatu perbuatan secara spontan dan tidak

dibuat-buat serta tanpa rnernerlukan pernikiran sebelurnnya. Bila kondisi jiwa tersebut

rnendorong seseorang berbuat baik rnenurut syariat dan akal sehat maka ia dinamakan

akhlak baik (rnulia) dan sebaliknya bila kondisi tersebut rnendorong seseorang

berbuat sesuatu yang buruk (tercela) menurut syariat dan aka! sehat maka ia disebut akhlak jelek (buruk).

Dengan dernikian pendidikan akhlak adalah usaha sadar yang dilakukan oleh

pendidik dalam rnengembangkan potensi akhlak terpuji seorang anak dengan cara

dibimbing dan diarahkan menuju akhlak yang mulia (budi pekerti yang luhur) sesuai

syariat dan akal sehat.

2. Dasar Pendidikan Akhlak

Dasar pendidikan akhlak dalam Islam bersumber pada Al Quran dan Al

Hadits Rosulullah SAW. Adapun dasar pendidikan akhlak dalam Al Quran.

·" Mahjudin. J.:u/iah.·lkhlak J'asmrnf. (Jakarta: Kalam Mulia. 1991). h. 3

(46)

Dalam surat Al Ahzab ayat 21 yang berbunyi:

Artinya : "Ses1111gg11hnya le/ah ada pada (diri) Rosu/111/ah itu suri te/ada11 yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) A I/ah dan (kedatanga11) hari kiamat da11 dia ba11yak me11gingat A I/ah

(QS. Al Ahzab ayat 21). 47

Dalam surat Al Qalam ayat 4 yang berbunyi:

Artinya : "Dan ses1111gg11hnya kamu (Muhammad) be11ar-benar berbudi

pekerti yang agung (QS. Al Qa!am ayat ./).48

Selain pribadi Rosul SAW., sendiri yang menjadi teladan akhlak, tata krama

keluarganyapun menjadi teladan, seperti adab dan sopan santun dalam keluarga. Hal

ini disebabkan karena Allah SWT., telah mengatur adab dan sopan santun keluarga

beliau.

Adapun ayat Al Quran yang berkenaan dengan itu terdapat dalam surat Al

Ahzab ayat 33 yang berbunyi :

Artinya : "Dan hendak/ah kamu tetap dimmahmu da11 ja11gan/ah kamu berhias dan bertingkah /aku seperti orang-ora11gjahiliyah yang dahu/11 don dirika11/ah shalat, t1111aika11/ah zakat da11 taati/ah A I/ah da11 Rosul-Nya. Ses11ngg11h11ya Allah bermaksud he11dak me11ghi/a11gka11 dosa dari

.p Dcpartc1ncn Aga1na R. I. ... J/quran dan '/'e1jen1nh. op. cil.. h. 670

(47)

kamu hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya (QS. Al Ahzab ayat 33). 49

Perintah Allah pada ayat diatas tidak hanya ditujukan bagi istri (keluarga)

Rosul SAW., saja, namun berlaku bagi seluruh kaum muslimin muslimat.

lain:

Adapun hadits Rosul SAW., yang menjadi dasar pendidikan akhlak antara

Artinya : "Rosul SAW, bersabda: (bahwasanya) aku diutus untuk

menyempurnakan kemuliaan akhlak (HR. Ahmad, Hakim, dan

Baihaqi).50

Dalarn riwayat hadits yang lain beliau bersabda:

Artinya: "Abdullah bin Amr bin Al 'Ash r.a., berkata Rosulullah SAW, bukan seorang yang keji mulut dan kelakuan (nya). Bahkan Nabi SAW, bersabda: "Sebaik-baik kamu adalah yang terbaik akhlak (budi pekertinya) (HR. Bukhari dan Muslim). 51

Selanjutnya Nabi SAW., juga mengatakan bahwa yang paling sempurna iman

seseorang adalah mereka yang memiliki budi pekerti yang luhur, sebagaimana sabda

beliau yang diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi yaitu:

49

Ibid, h. 672

50

Asmaran. As, Pengantar Studi Akh!ak, op. cit., h. 58

51

(48)

Artinya: "Dari Abu Hurairah r.a., berkata : bersabda Rosulullah SAW.: "Orang Mukmin yang sempurna imannya adalah yang terbaik budi pekertinya, dan sebaik-baik kamu adalah yang terbaik terhadap isterinya (HR. At- Tirmidzi). 52

C. Ruang Lingkup Pcndidikan Akhlak

Secara garis bcsar ruang lingkup pendidikan akhlak yang diajarkan di

Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum terdiri dari dua bagian yaitu akhlak terhadap

Allah SWT., (khalik) yang mencakup akhlak mahmudah kepada Allah SWT., akhlak

madzmumah kepada Allah SWT., mengimani sifat wajib dan sifat mustahil bagi

Allah SWT., dan yang kedua akhlak terhadap makhluk yang meliputi akhlak terhadap

tetangga dan guru, akhlak terhadap makhluk Allah SWT., selain manusia.53 Pada

pembahasan ruang lingkup pendidikan akhlak ini, penjelasan yang dipaparkan tidak

terbatas kepada buku pegangan Akidah Akhlak untuk madrasah tsanawiyah dari

Departemen Agama Republik Indonesia, akan tetapi di tambah dengan

sumber-sumber lain yang relevan dengan pembahasan ini.

l. Akhiok Terhudup Al/uh SIFT

Akhlak terhadap Allah SWT., dapat diartikan sebagai sikap tunduk dan patuh

seorang hamba (manusia) dengan segenap jiwa dan raga kepada-Nya dalam

51

Abi Zakariya Muhyiddin Yahyan Na\vawi, RZl'adhus Shalihin (Surabaya: Oarul llmi, t.t), h.

304

;; Departemen Agama RI, Buku Akidah Akhlak Untuk Madrasah Tsanawiyah Ke/as 2,

(49)

kehidupan sehari-hari. Sikap tunduk dan patuh tersebut terkumpul dalam satu kata

yaitu takwa yakni menjalankan segala perintah-Nya (baik secara terpaksa atau tidak

terpaksa) dan menjauhi segala larangan-Nya (baik yang disukai maupun yang tidak).

Bertakwa merupakan perintah Allah SWT., yang harus dilaksanakan, karena hanya

dengan bertakwa seseorang akan mendapatkan jaminan kehidupan yang bahagia dan

mendapatkan pahala diakhirat. Firman Allah SWT., tentang perintah bertakwa dan

balasan diakhirat bagi orang yang bertakwa terdapat dalam surat Az Zurnar ayat I 0

yang berbunyi:

Artinya: Katakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman,

bertakwalah kepada Tuhan-mu. " Orang-orang yang berbuat baik didunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesunguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan

·4 pahala mereka tanpa batas (Q.S. Az Zumar ayat 1

O)'

Dengan demikian jelaslah bahwa akhlak terhadap Allah SWT., adalah suatu

keharusan (kewajiban) dan juga merupakan perbuatan utama yang harus didahulukan

sebelum yang lainnya, karena Allah SWT., lebih berhak atas akhlak baik manusia

thamba-NYa), kendatipun Allah SWT., tidak akan pernah membutuhkan pengabdian

manusia tapi pengabdian manusia tersebut berpulang kepada dirinya sendiri yaitu

manfaat yang akan timbul kemudian berupa pahala (ganjaran) yang diberikan Allah

54

(50)

2. Akhlak Terhadap Orang Tua

Berakhlak terpuji kepada orang tua adalah suatu ketetapan (perintah) yang

telah diwajibkan oleh Allah SWT., kepada umat Islam baik laki-laki maupun

perempuan melalui firman-Nya dalam Al Quran, dan ketetapan Rosul SAW., dalam

sabdanya (hadits). Adapun ayat Al Quran dan hadits yang menyatakan tentang itu

adalah:

Artinya : "Dan Kami perintahkan kepada manusia {berbuat baik) kepada orang !bu Bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang !bu Bapakmu, hanya kepada-Ku !ah kembalimu" (QS. Luqman aya1 l 4) 55

Artinya: "Dari Abu Hurairah r.a. berkata : Datang/ah seseorang kepada Nabi SAW, dan bertanya siapakah yang berhak aku layani sebaik-baiknya? Jawab Nabi SAW, lbumu. Kemudian siapa? Jawab Nabi: Ibumu. Kemudian siapa? Jawab Nabi : Jbumu. Lalu siapa lagi? Jawab Nabi : Ayahmu (HR. Bukhari Muslim)

5§ Departemen Agama R. I., Alquran dan Terjemah, op. cit., h.654

56

(51)

3. Akh!ak Terhadap Tetangga

Berakhlak mulia kepada sesama manusia terutama tetangga, merupakan

perintah Rosulullah SAW. Hadits beliau yang menyatakan tentang itu adalah:

l?'-

yMセ@

.f"' }II i _,,J1J 2ii1 t; i f

Y-

0L:) i f

Ju

i <..!"' 2ii1 Jr)

Ju

=

2ii1

<?

)o .r-/' Y.1

y-

_,

Artinya : "Abu Hurairah r.a. berkata bersabda Nabi SAW, "Barang siapa percaya kepada Allah SWT., dan hari kemudian hendaklah ia tidak mengganggu tetangganya. Dan barang siapa yang percaya kepada Allah SWT., dan hari kemudian hendaklah ia menghormati tamunya. Dan barang siapa percaya kepada Allah SWT., dan ha!i kemudian hendaklah ia berkata baik atau diam (HR. Bukhari Muslim).07

Dalam hadits yang lain Rosulullah SAW., menyatakan bahwa keimanan

seseorang menjadi taruhan, apakah ia benar-benar beriman atau tidak dan selama

tetangganya aman dari gangguannya. Adapun hadits tersebut adalah:

i f

J;;

! i f J; 'Y

セQj@

i f J; 'Y

セQ⦅L@

c.r

J! 'Y

セQj@

Ju

i <..!"' "'"--;.)1 01

=

lii1

<?

)o

.r-/'

Y.'

y-

J

Artinya: "Abu Hurairah r.a. berkata : "Bersabda Na bi SAW, demi Allah tidak beriman. demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman. Ditanya, siapakah ya Rosulullah? Jawab Nabi SAW, orang yang tidak aman tetangganya dari gangguannya" (HR. Bukhari Muslim).58

3. Akhlak Terhadap Guru

Guru adalah salah satu wasilah (perantara) datangnya ilmu pengetahuan.

Dengan adanya ilmu pengetahuan pada diri seseorang maka akan mudahlah ia

57

Ibid., h. 279

(52)

menjalani kehidupan didunia ini. Hal ini disebabkan karena sifat ilmu seperti sebuah

lampu penerang dikegelapan malam yang dapat menerangi jalan yang sedang dilalui.

Dengan ilmu pula akan datang rahmat Allah SWT., kepada manusia, karena ilmu

yang diridhai-Nya akan menghantarkan manusia kepada kebahagiaan yang tiada tara

yaitu mendapatkan curahan rahmat-Nya yang melimpah ruah baik di dunia maupun

diakhirat berupa kenikmatan surgawi. Oleh karena itu ilmu adalah suatu anugerah

dari Allah SWT., yang harus dipelihara dan dimuliakan ( dihormati). Karena

memuliakan ilmu adalah suatu keharusan maka menghormati wasilah (perantara)

datangnya ilmu adalah sebuah keutamaan yang harus dilakukan.

Nabi Muhammad SAW., memberikan perumpamaan dalam hadits bahwa

orang alim atau ulama (guru) dimuka bumi ini adalah seperti bintang-bintang yang

dijadikan petunjuk. Bila ia redup maka pemakai jalan tersebut akan tersesat.

Ar1i11ya : Dari A11as bi11 A1alik r.a., berkata : Ros11/11/lah SAW., bersabda: "bahwasanya perumpamaa11 11/ama dimuka b11mi ilu ada/ah bagaika11 bi11/a11g-hi11/a11g ya11g me11jadi pe/1111j11k kege/apa11 baik didara/ ma11p1111 di/au/. Oleh kare11a11ya bi/a bi11/a11g-bi11/a11g i/11 red11p hampir-hampir para pemakai pel1111j11k il11 /ersesa/ (HR. Ahmad). 59

-I. Akhiok Terhadap Li11gk1111ga11 Se/ai11 Ma1111sia

Manusia dalam kehidupannya sehari-hari telah ditakdirkan oleh Allah SWT.,

akan ketergantungannya kepada alam, yang disebut dengan sunnatullah. Bila alam

59 Mus!ih Shabir. -100 //adils /)iii/Jan

'f'e111ang .. /J.-idah, Nsセカ。イゥ Q。ィ@ clan Akhlak. (Bandung: PT

(53)

mengalami kerusakan maka secara otomatis manusia akan mengalami kerugian yang sangat besar. Namun pada kenyataannya manusia banyak yang tidak menyadari bahkan mungkin tidak mau menyadari pentingnya alam bagi eksistensinya didunia

ini. Hal ini dapat disaksikan dari banyak terjadinya kerusakan didarat, laut dan udara yang diakibatkan oleh ulah tangan manusia sendiri. Adanya ulah pengrusakan oleh tangan manusia ini terhadap alam sekitarnya, disebabkan oleh tidak adanya akhlak

terpuji pada diri manusia, karena bila akhlak terpuji ada pada diri seseorang tidak

mungkin ia melakukan pengrusakan, sedangkan akhlak terpuji adalah perbuatan yang

selalu mengarah kepada kebaikan. Termasuk akhlak terpuji adalah mengelola,

menjaga, dan mengembangkan potensi alam sekitar sesuai dengan tuntunan dan

batasan syariat agama, untuk kepentingan bersama bukan untuk kepentingan

kehidupan pribadi.

Allah SWT., menyatakan dalam firman-Nya bahwa kerusakan yang terjadi

didarat, laut dan udara adalah akibat ulah tangan manusia sendiri tersebut dalam surat

Ar Rum ayat 41 yang berbunyi:

Artinya : "Te/ah tampak kemsakan didarat dan di /au/ disebabkan karena perbuatan ta11gc111 manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sehagian dari (akibat) perbuata11 mereka, agar mereka kembali (keja/a11 yang benm)" (Q.S. Ar Rum ayat -11). 60

60

(54)

Walaupun telah jelas peringatan Allah SWT., seperti tersebut pada ayat diatas,

manusia tetap saja selalu berbuat kerusakan yang dengan tegas dilarang dan selalu

mengelak dengan alasan yang mengada-ada seperti orang munafik. Sifat dan

perbuatan orang munafik diterangkan oleh Allah SWT., dalam surat Al-Baqarah ayat

11 dan 12 yang berbunyi:

Artinya: "Dan apahila dikatakan kepada mereka; ".ja11ga11/ah kamu memh11at kerusakan dim11ka h11mi. Mereka menjawah; "ses11

Gambar

Gambaran Umum
Peranan Orang Tua Tabel I di Rurnah (Variabel X)
tabel. Prosentase tersebut merupakan tahap kedua setelah pentabulasian seluruh data
Tabel 11 tvlembantu Untuk Memahami Akhlak
+7

Referensi

Dokumen terkait

Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana SKPD mencapai tujuan dan sasaran dengan efektif dan efisien. Dengan pendekatan

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsinya dengan judul PENGARUH

[r]

(3) Langganan Internet Service Provider ( ISP) atau provider satelit (4) Perangkat lunak (Software) untuk mengelola transaksi dan rekening (5) Meja dan kursi. (6) AC atau

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa karena didasari ideologi yang berbeda, baik Jawa Pos maupun

S martphone merupakan teknologi yang berkembang pesat saat ini, dengan berbagai fungsi yang mendukung produktivitas. Fungsi utama dari smartphone yaitu komunikasi.

santun terhadap guru,dan tetangga - Siswa dapat menunjukan sikap terhadap tetangga - Siswa dapat meyebutkan do;a terhadap orangtua 15-17 30 4 Mencontoh gerakan shalat - Siswa

Dalam proses pemecahan masalah, digunakan metode penelitian tindakan kelas (action research classroom). Dalam penelitian ini terdapat sumber data utama, yaitu siswa