• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akumulasi Logam berat di Hati dan Munculnya Biomarker Metallothionein

Dalam dokumen ISI=BAB 1 6 dan DAFTAR PUSTAKA (Halaman 108-113)

HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

A. Hasil Penelitian

A.3. Hasil Penelitian Biomarker Pencemaran Logam Berat Menggunakan KJA

A.3.1. Akumulasi Logam berat di Hati dan Munculnya Biomarker Metallothionein

Data yang diperoleh selama perlakuan menggunakan Karamba Jaring Apung (KJA) di Kaligarang, berdasarkan analisis HPLC menunjukkan bahwa biomarker

Metallothioneine-Cd, Metallothionein-Pb dan Metallothionein-Hg muncul pada ikan mas dan ikan nila pada minggu ke-6. Pada kelompok kontrol, baik ikan nila maupun mas tidak muncul metallothionein Cd (MT-Cd), MT-Pb, maupun MT-Hg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai akumulasi Cd pada hati ikan nila yang menginduksi munculnya metallothionein-Cd (MT-Cd) adalah sebesar (0,000407± 0,000028) mg/kg. Sedangkan pada ikan mas rerata nilai akumulasi Cd adalah sebesar (0,000307±0,000038) mg/kg. Besarnya akumulasi logam Cd pada hati ikan mas dan ikan nila di perairan yang terpajan logam berat disajikan pada tabel 5.

Tabel 5

Akumulasi Logam Berat Cd pada Hati Ikan Nila dan Ikan Mas

Jenis ikan Ulangan Kadar (mg/kg) Mean (mg/kg) SD (mg/kg)

Ikan nila 1 0,004010 0,000407 0,000028 2 0,002516 3 0,002649 4 0,002122 5 0,009051 Ikan mas 1 0,000990 0,000307 0,000038 2 0,000157 3 0,000092 4 0,000162 5 0,000136

Rerata nilai akumulasi logam Pb pada hati ikan nila yang menginduksi munculnya

metallothionein-Pb (MT-Pb) adalah sebesar (0,000812 ± 0,000092) mg/kg. Sedangkan pada hati ikan mas rerata nilai akumulasi Pb adalah sebesar (0,000269 ± 0,000026)

mg/kg. Besarnya akumulasi logam Pb pada hati ikan mas dan ikan nila di perairan yang terpajan logam berat disajikan pada tabel 6.

Tabel 6

Akumulasi Logam Berat Pb pada Hati Ikan Nila dan Ikan Mas

Jenis ikan Ulangan Nilai (mg/kg) Mean (mg/kg) SD (mg/kg)

Ikan nila 1 0,000016 0,000812 0,000092 2 0,002250 3 0,001060 4 0,000712 5 0,000024 Ikan mas 1 0,000724 0,000269 0,000026 2 0,000282 3 0,000089 4 0,000102 5 0,000146

Rerata nilai akumulasi logam Hg pada hati ikan nila yang menginduksi munculnya metallothionein-Hg (MT-Hg) adalah sebesar (0,000575 ± 0,000021) mg/kg. Sedangkan pada hati ikan mas rerata nilai akumulasi Hg adalah sebesar (0,000349 ± 0,000030) mg/kg. Besarnya akumulasi logam Hg pada hati ikan mas dan ikan nila di perairan yang terpajan logam berat disajikan pada tabel 7.

Tabel 7

Akumulasi Logam Berat Hg pada Hati Ikan Nila dan Ikan Mas

Jenis ikan Ulangan Nilai (mg/kg) Mean (mg/kg) SD (mg/kg)

Ikan nila 1 0,000362 0,000575 0,000021 2 0,000432 3 0,000626 4 0,000920 5 0,000538 Ikan mas 1 0,000894 0,000349 0,000030 2 0,000231 3 0,000252 4 0,000229 5 0,000139

MT-Cd, MT-Pb dan MT-Hg muncul pada ikan mas dan ikan nila yang hidup di perairan yang tercemar logam berat Cd, Pb dan Hg. Sedangkan ikan yang hidup di perairan tidak tercemar logam berat Cd, Pb dan Hg tidak muncul MT-Cd, MT-Pb dan MT-Hg. Hal ini diperkuat dengan analisis Flame AAS, bahwa pada lokasi kontrol kadar Cd 0 mg/L, kadar Pb 0 mg/L dan kadar Hg 0 mg/L. Sedangkan pada lokasi perlakuan kadar Cd (0,006 ± 0,001) mg/L, Pb (0,010 ± 0,005) mg/L, dan kadar Hg (0,0006 ± 0,0001) mg/L.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap ikan mas dan ikan nila dengan perlakuan Jaring Apung di sungai Kaligarang yang tercemar logam berat kadmium, timbal dan merkuri setelah 6 minggu perlakuan, maka setelah dilakukan analisis menggunakan HPLC pada akumulasi Cd, Pb dan Hg di hati ikan mas dan ikan nila muncul biomarker

metallothionein Cd, metallothionein Pb dan metallothionein Hg. Sedangkan pada ikan mas dan ikan nila yang hidup di perairan tanpa pajanan logam berat (Balai Benih Ikan) tidak ditemukan metallothionein. Hasil analisis uji Normalitas akumulasi pada ikan mas dan ikan nila yang terpajan kadmium, timbal dan merkuri disajikan pada tabel 8. Adapun hasil perhitungan statistik dapat dilihat pada lampiran 6.

Tabel 8

Hasil Uji Normalitas Data Akumulasi Logam Berat pada Ikan Mas dan Ikan Nila

Kolmogorov-Smirnov Variabel Signifikansi/Kemaknaan (p) Cd ikan mas 0,268 Pb ikan mas 0,828 Hg ikan mas 0,330 Cd ikan nila 0,729 Pb ikan nila 0,985 Hg ikan nila 0,982

Data konsentrasi Cd, Pb dan Hg ikan mas dan nila masing-masing berdistribusi normal, p > 0,05

Hasil yang diperoleh dari data konsentrasi kadmium, timbal dan merkuri pada hati ikan mas dan ikan nila menunjukkan bahwa semua variabel berdistribusi normal nilai kemaknaan/signifikansi (p > 0,05). Sehingga selanjutnya digunakan analisis parametrik One Sample T-Test.

Uji statistik One Sample T-Test dilakukan untuk pengujian perbedaan data akumulasi Cd, Pb dan Hg pada hati ikan mas dan ikan nila. Hasil pengujian data penelitian menggunakan uji One sample T-Test disajikan pada tabel 9.

Tabel 9

Hasil Uji One Sample T-Test Data Variabel Penelitian

Variabel Signifikansi/Kemaknaan (p) Cd ikan mas 0,147 Pb ikan mas 0,087 Hg ikan mas 0,064 Cd ikan nila 0,034* Pb ikan nila 0,120 Hg ikan nila 0,004*

* Terdapat perbedaan yang signifikan, p < 0,05

Uji One Sample T-Test nilai akumulasi Cd pada hati ikan mas menghasilkan nilai signifikansi sebesar p = 0,147 (p > 0,05), sedangkan pada ikan nila nilai signifikansi sebesar p = 0,034 (p < 0,05). Uji One sample T-Test nilai akumulasi Pb pada hati ikan mas menghasilkan nilai signifikansi sebesar p = 0,087 (p > 0,05) yang ternyata lebih besar dari 0,05. Demikian pula berdasarkan uji One sampel T-Test nilai akumulasi Pb pada hati ikan nila menghasilkan nilai signifikansi sebesar p = 0,120 (p > 0,05). Sedangkan uji One sample T-Test nilai akumulasi Hg pada hati ikan mas menghasilkan nilai signifikansi sebesar p = 0,064 (p > 0,05). Adapun uji One sampel T-Test nilai akumulasi Hg pada hati ikan nila menghasilkan nilai signifikansi sebesar p = 0,004 (p < 0,05). Adapun hasil perhitungan statistik dapat dilihat pada lampiran 6.

Hasil uji normalitas untuk parameter logam berat menunjukkan bahwa nilai signifikansinya adalah sebesar 0,009 (Lampiran 6). Jika dilihat dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa uji normalitas parameter logam berat berdistribusi tidak normal (Sig 0,009). Dengan demikian maka uji beda dilakukan dengan menggunakan statistik non parametrik yaitu Uji Kruskal Wallis. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,213. Jika dilihat dari nilai signifikasi yang lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa uji beda parameter logam berat (Cd, Pb dan Hg) tidak berbeda nyata; masing-masing logam berat dapat menyebabkan munculnya biomarker metallothionein.

Analisis Probit digunakan untuk mengetahui nilai terendah konsentrasi kadmium, timbal dan merkuri yang telah memunculkan adanya metallothionein (MT- Cd, MT-Pb dan MT-Hg). Berdasarkan analisis Probit menunjukkan bahwa pada konsentrasi kadmium sebesar 0,00018 mg/kg pada ikan mas dan 0,00023 mg/kg pada ikan nila telah muncul MT-Cd. Demikian pula analisis Probit untuk menunjukkan konsentrasi terendah timbal yang memunculkan adanya MT-Pb. Pada konsentrasi terendah 0,00025 mg/kg pada ikan mas dan 0,00028 mg/kg pada ikan nila telah muncul MT-Pb. Munculnya MT-Hg pada konsentrasi Hg terendah sebesar 0,00090 mg/kg pada ikan mas dan 0,00102 mg/kg pada ikan nila. (Lampiran 11).

Dalam dokumen ISI=BAB 1 6 dan DAFTAR PUSTAKA (Halaman 108-113)