• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Pengembangan Hipotesis

2. Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit Internal

Akuntabilitas mampu menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hasil audit. Mardiasmo (2009:18) mendefinisikan akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang dilakukan. Auditor bertanggungjawab terhadap hasil penilaian bukti-bukti audit yang diberikan klien, sehingga hasil dari penilaian tersebut dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan oleh klien. Jika auditor memiliki akuntabilitas yang tinggi, maka hasil penilaian akan berkualitas. Beberapa penelitian sebelumnya menemukan bahwa akuntabilitas dan kualitas audit memiliki hubungan sejajar. Penelitian Singgih dan Bawono (2010) menunjukkan hasil bahwa akuntabilitas berpengaruh positif terhadap kualitas audit di Kantor Akuntan Publik “Big Four” yang ada di Indonesia. Penelitian Mardisar

53 dan Sari (2007), Nugraheni (2009) dan Salsabila dan Prayudiawan (2011) mengatakan bahwa kualitas hasil pekerjaan auditor dapat dipengaruhi oleh rasa kebertanggungjawaban (akuntabilitas) yang dimiliki auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit. Hasil penelitian menunjukan bahwa akuntabilitas secara signifikan berpengaruh positif terhadap kualitas hasil kerja auditor internal.

Oleh karena itu akuntabilitas merupakan hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh seorang auditor dalam melaksanakan pekerjaannya. Menurut Meisser dan Quilliem dalam Mardisar dan Sari (2007) Akuntabilitas yang dimiliki auditor dapat meningkatkan proses kognitif auditor dalam mengambil keputusan. Auditor memiliki kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis mereka kepada organisasi, profesi, masyarakat, dan pribadi mereka sendiri. Auditor yang memiliki akuntabilitas tinggi akan bertanggungjawab penuh terhadap pekerjaannya sehingga kualitas audit yang dihasilkan pun akan semakin baik.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mardisar dan Sari (2007), Singgih dan Bawono (2010), dan Salsabila dan Prayudiawan (2011), dan Nugraheni (2009) maka hal ini diduga bahwa akuntabilitas berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

54 3. Independensi Terhadap Kualitas Audit Internal

Pernyataan standar umum kedua Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (2007) adalah dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya. Dengan pernyataan standar umum kedua ini, organisasi pemeriksa dan para pemeriksanya bertanggung jawab untuk dapat mempertahankan independensinya sedemikian rupa, sehingga pendapat, simpulan, pertimbangan atau rekomendasi dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tidak memihak dan dipandang tidak memihak oleh pihak manapun.

Menurut Arens et al. (2012:134-135) menjelaskan bahwa audit quality the detection aspect is a reflection of particularly independence. Nilai audit (kualitas audit) sangat bergantung pada persepsi publik terhadap independensi auditor. Penelitian Sukriah et al. (2009) menguji pengaruh independensi terhadap kualitas audit di sektor pemerintah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa independensi tidak memiliki pengaruh secara siginifikan terhadap kualitas audit. Sehingga independensi yang dimiliki Aparat Inspektorat tidak menjamin apakah yang bersangkutan akan melakukan audit secara berkualitas. Sedangkan penelitian Singgih dan Bawono (2010) dan Alim et al. (2007) menyatakan bahwa independensi merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh

55 positif terhadap kualtas audit. Semakin tinggi tingkat independensi auditor akan semakin tinggi kualitas audit yang dihasilkan auditor.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penelitian Singgih dan Bawono (2010), Sukriah et al. (2009), dan Alim et al. (2007) maka hal ini diduga bahwa indepedensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

H3: Independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit internal.

4. Supervisi Audit Terhadap Kualitas Audit Internal

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 05/M.PAN/03/2008 standar pelaksanaan audit yang kedua menyebutkan bahwa supervisi harus dilaksanakan pada setiap tahapan audit agar dicapai sasaran audit yang ditetapkan, terjaminnya kualitas audit yang tinggi, dan meningkatnya kemampuan auditor. Wooten (2003) berpendapat bahwa salah satu indikator untuk kualitas audit adalah proses pengendalian atas pekerjaan oleh supervisor. Pengaruh supervisi audit terhadap kualitas hasil kerja auditor tentu akan tampak dari seberapa baiknya pendampingan yang dilakukan oleh auditor senior kepada auditor juniornya. Tawaf (1999:75) melihat kualitas hasil audit dari sisi supervisi, menurutnya agar audit yang dihasilkan berkualitas, supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan dimulai dari awal hingga akhir penugasan audit. Salah satu sistem pengendalian kualitas yang harus

56 diikuti oleh auditor adalah bahwa pekerjaan pada semua tingkat harus disupervisi untuk meyakinkan telah sesuai dengan standar kualitas.

Didukung oleh penelitian Pohan (2014) yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan supervisi audit terhadap kualitas audit internal. Untuk menghasilkan kualitas audit tergantung dalam hal supervisi yang diberikan kepada auditor. Penelitian Nadirsyah dan Razaq (2013) yang menunjukkan bahwa supervisi audit berpengaruh positif terhadap kualitas hasil kerja auditor. Semakin bagus supervisi yang diberikan oleh supervisor, maka akan meningkatkan kualitas hasil kerja auditor.

Berdasarkan hasil penelitian Pohan (2014) dan Nadirsyah dan Razaq (2013) maka hal ini diduga bahwa supervisi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

H4: Supervisi audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit internal.

C. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1

57 Tabel 2. 1

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu di Dalam Negeri No Penelitian

(Tahun)

Judul Penelitian

Metodelogi Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan 1 Siti jamilah, Zaenal fanani (2007) Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment Variabel tekanan ketaatan. Alat pengujian analisis linier berganda Variabel gender, kompeleksitas tugas dan audit judgment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gender dan kompleksitas tugas tidak secara signifikan mempengaruhi penilaian audit, tetapi tekanan ketaatan secara signifikan mempengaruhi penilaian audit .

2 Faisal (2007) Investigasi Tekanan Pengaruh Sosial Dalam Menjelaskan Hubungan Komitmen dan Moral Reasoning Terhadap Keputusan Auditor Variabel Tekanan Ketaatan. Variabel tekanan kesesuaian, komitmen profesional, komitmen organisasi, perkembangan moral dan keputusan auditor. Analisis data

menggunakan statistik deskriptif dan Analysis

of Variance (ANOVA).

Metode penelitian eksperimen mahasiswa pendidikan profesi akuntansi

Hasil penelitian menunjukan bahwa tekanan ketaatan dan tekanan

kesesuaian mempengaruhi keputusan auditor dalam melakukan salah saji yang material. Selain itu hasil penelitian menunjukan bahwa komitmen organisasi dan

perkembangan moral berpengaruh, sedangkan komitmen prefesional tidak mempengaruhi terhadap keputusan auditor yang berada dibawah tekanan sosial.

58 Tabel 2.1 (Lanjutan) No Penelitian (Tahun) Judul Penelitian

Metodelogi Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan 3 Ika Sukriah, Akram, Biana Adha Inapty (2009) Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Variabel indepedensi. Responden auditor inspektorat. Pengukuran variabel dengan skala likert

Tidak ada variabel akuntabilitas,

supervisi dan tekanan ketaatan.

Hasil penelitian pengalaman kerja, obyektifitas dan kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

Sedangkan untuk independensi dan integritas tidak berpengaruh

signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. 4 Ainia Salsabila, Hepi Prayudiawan (2011) Pengaruh Akuntabilitas,

Pengetahuan Audit dan Gender Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal Variabel akuntabilitas dan kualitas audit. Responden auditor inspektorat. Alat pengujian analisis regresi berganda. Variabel pengetahuan audit dan gender.

Hasil penelitian menunjukan bahwa akuntabilitas, pengetahuan audit, dan gender secara simultan dan signifikan berpengaruh

terhadap kualitas hasil kerja auditor internal. 5 Ayu Kadek Prihartini, Luh Gere Erni Sulindawati dan Nyoman Ari SuryaDarmawan (2015) Pengaruh Kompetensi, Independensi, Obyektivitas, Integritas dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit di Pemerintah Daerah Variabel independensi dan Akuntabilitas. Alat pengujian analisis regresi berganda. Responden auditor inspektorat. Variabel Kompetensi dan Obyektivitas. Objek penelitian inspektorat daerah.

Hasil penelitian kompetensi dan integritas berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. Independensi, akuntabilitas dan obyektivitas tidak bepengaruh positif terhadap kualitas audit di Pemerintah Daerah.

59 Tabel 2.1 (Lanjutan) No Penelitian (Tahun) Judul Penelitian

Metodelogi Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan 6 Nadirsyah & Safri A. Razaq (2013) Pengaruh Supervisi Audit Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor Dengan Tekanan Pengaruh Sosial Sebagai Variabel Moderating: Studi Pada Auditor Eksternal Pemerintah

Variabel supervisi dan kualitas audit. Alat pengujian analisis linier berganda. Variabel tekanan pengaruh sosial (ketaatan) sebagai moderating. Objek penelitian auditor BPK RI. Metode penelitian sensus

Hasil penelitian menunjukkan bahwa supervisi audit

berpengaruh positif terhadap kualitas hasil kerja audit, tekanan pengaruh sosial berpengaruh negatif terhadap kualitas hasil kerja auditor; dan tekanan pengaruh sosial

berpengaruh terhadap hubungan antara supervisi dan kualitas hasil kerja auditor.

7 Nur Aisah Pohan (2014)

Analisis Pengaruh Keahlian,

Independensi,

Perencanaan Audit dan Supervisi Audit

Terhadap Kualitas Audit dengan Motivasi Sebagai Variabel Moderating

Variabel independensi, supervisi audit dan kualitas audit. Responden auditor internal pemerintah. Alat pengujian analisis regresi linier berganda. Variabel keahlian, perencanaan audit. Moderating menggunakan analisis residual.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan audit dan supervisi audit yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit, sedangkan keahlian dan independensi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kualitas audit.Variabel motivasi dapat memoderasi

hubungan antara variabel keahlian, independensi, perencanaan audit dan supervisi audit dengan kualitas audit Bersambung pada halaman selanjutnya

60 Tabel 2. 2

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu di Luar Negeri No Penelitian

(Tahun)

Judul Penelitian

Metodelogi Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan 1 Linda Elizabeth DeAngelo (1981)

Auditor Size and Audit Quality

Variabel kualitas audit.

Variabel ukuran perusahaan auditor.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas audit tidak terlepas dari ukuran perusahaan audit, bahkan ketika auditor memiliki kemampuan teknologi. Semakin besar ukuran

perusahaan auditor maka semakin tinggi kualitas yang dihasilkan. 2 Philip E. Tetlock and Jae J.L Kim (1987) Accountability and judgement Processes in a Personality Prediction Variabel akuntabilitas. Pengukuran skala nominal. Metode penelitian eksperimen. Responden 60 mahasiswa sarjana Universitas Kalifornia. Pengukuran data dengan analisis kovarians (ANOVA) Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa subjek penelitian dalam kelompok preexposure accountability menghasilkan suatu pekerjaan yang lebih berkualitas dibanding dengan kelompok lainnya. Mereka melakukan sebuah proses kognitif yang lebih lengkap, respon yang lebih tepat dan melaporkan keputusan yang bisa dipercaya dan realistis. Bersambung pada halaman selanjutnya

61 Tabel 2.2 (Lanjutan) No Penelitian (Tahun) Judul Penelitian

Metodelogi Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan 3 Hun-Tong Tan And Alison Kao (1999) Accountability Effects on Auditors' Performance: The Influence of Knowledge, Problem-Solving Ability, and Task Complexity Variabel akuntabilitas. Skala interval. Metode data primer. Variabel pengetahuan, kemampuan memecahkan masalah, kompleksitas tugas, dan kinerja auditor. Responden auditor internal di 2

perusahaan terbesar di singapura.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa seseorang dengan akuntabilitas yang tinggi memiliki keyakinan yang lebih tinggi bahwa pekerjaan mereka akan diperksa oleh

atasan/manajer/pimpinan dibandingkan dengan seseorang yang memilki akuntabilitas yang rendah. 4 Alan T. Lord and F. Todd DeZoort (2001) The Impact of

Commitment and Moral Reasoning on Auditors’ Responses to Social Influence Pressure Variabel tekanan ketaatan. Uji variabel menggunakan hipotesis. Pengukuran

variabel skala likert

Responden auditor kantor akuntan internasional USA. Variabel komitmen organisasi, komitmen profesional, perkembangan moral

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan ketaatan

meningkat secara signifikan, dan meningkatkan auditor dalam melakukan salah saji material. Namun untuk tekanan

kesesuaian tidak terjadi. Bersambung pada halaman selanjutnya

62 Tabel 2.2 (Lanjutan) No Penelitian (Tahun) Judul Penelitian

Metodelogi Penelitian Hasil

Penelitian

Persamaan Perbedaan

5 Azham Md. Ali (2012)

Internal Audit in the Federal Government Organizations of

Malaysia: The Good, The Bad and The Very Ugly?

Variabel audit internal. Responden auditor internal di Kementerian dan lembaga. Metode penelitian wawancara secara langsung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi audit internal di Malaysia masih kurangnya transparansi dan akuntabilitas publik. 6 Mustafa Üç and Edvin Haxhiraj (2015)

The Perceptions on IIA’s Standards and Internal Audit Quality:

Evidence from Albania Banking Industry Variabel kualitas audit internal. Menggunakan data primer. Pengukuran variabel dengan skala likert. Responden auditor internal secara aktif bekerja di industri perbankan. Alat pengujian variabel dengan t-test dan analisis kovarians (ANOVA).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa auditor internal di industri perbankan Albania sudah bekerja sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Institute of Internal Auditors (IIA). Dan adanya persepsi auditor internal yang positif terhadap standar atribut dan standar kinerja sehingga meningkatkan kualitas audit internal.

63 D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan pada gambar 2.2 berikut ini :

(Bersambung pada halaman berikutnya)

Pengaruh Tekanan Ketaatan, Akuntabilitas, Independensi, Supervisi Audit Terhadap Kualitas Audit Internal

Adanya Pelanggaran dalam Melakukan Pengawasan yang Dilakukan oleh Aparat Pengawasan Internal Pemerintah

Faktor-faktor Penyebab Pelanggaran dalam Melakukan Pengawasan

Teori Hubungan (Attribution Theory)

Variabel Independen Variabel Dependen

Tekanan Ketaatan (X1) Akuntabilitas (X2) Independensi (X3) Supervisi Audit (X4) Kualitas Audit Internal (Y)

64 Gambar 2.2 (Lanjutan)

Uji Kualitas Data 1. Uji Validitas 2. Uji Reliabilitas

Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolonieritas 2. Uji Normalitas 3. Uji Heteroskedastisitas Uji Hipotesis 1. Uji R2 2. Uji t 3. Uji F Model Analisi :

Analisis Regresi Berganda

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Gambar 2. 2

65 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu tekanan ketaatan, akuntabilitas, independensi dan supervisi audit terhadap variabel dependen, yaitu kualitas audit internal. Populasi penelitian ini adalah auditor internal yang bekerja di Inspektorat Jenderal Kementerian Republik Indonesia.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah auditor internal yang bekerja pada Inspektorat Jenderal beberapa Kementerian Indonesia. Metode sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Adapun pertimbangan sampel yang dipilih adalah:

1. Auditor internal pemerintah yang bekerja pada Inspektorat Jenderal Kementerian yang berada di level 1 (initial) berdasarkan survei kapabilitas APIP oleh BPKP, yang menggambarkan karakteristik inspektorat jenderal kementerian belum terstruktur, kapabilitas unit belum berkembang, dan proses audit dilakukan secara tidak tetap.

2. Auditor internal pemerintah yang telah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil.

66 3. Auditor internal pemerintah yang telah mengikuti Diklat Sertifikasi Pembentukan Auditor Internal Pemerintah (untuk anggota tingkat ahli maupun terampil).

C. Metode Pengumpulan Data

Menurut Indriantoro dan Supomo (2002:145) dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet, dan perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Menurut Sugiyono (2012:139) menjelaskan sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.

Pada penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah auditor internal yang bekerja pada Inspektorat Jenderal Kementerian Republik Indonesia. Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan kuesioner kepada kantor Inspektorat Jenderal Kementerian secara langsung maupun melalui perantara. Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan

67 yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor yang bekerja di Inspektorat Jenderal Kementerian Republik Indonesia sebagai responden dalam penelitian.

D. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak lima variabel, yaitu:

1. Variabel Dependen

Pada sektor publik, Government Accountability Office (2011) kualitas audit didefinisikan sebagai ketaatan terhadap standar profesi dan ikatan kontrak selama melaksanakan audit. Kualitas audit dapat berhubungan dengan seberapa baik sebuah pekerjaan diselesaikan dan dibanding dengan kriteria yang telah ditetapkan. Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh Sukriah et al. (2009). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert dengan 5 skala nilai yaitu Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1, Tidak Setuju (TS) dengan nilai 2, Cukup Setuju (CS) dengan nilai 3, Setuju (S) dengan nilai 4, serta Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5.

68 2. Variabel Independen

a. Tekanan Ketaatan (Obedience Pressure)

Mangkunegara (2005:29) mendefinisikan tekanan ketaatan adalah suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang. Dalam hal ini, menurut Faisal (2007) tekanan ketaatan merupakan tekanan yang diterima oleh auditor bisa dari atasan maupun klien untuk melakukan tindakan menyimpang dari standar dan etika. Variabel ini diukur dengan mengadopsi penelitian Jamilah et al. (2007). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert dengan 5 skala nilai yaitu Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1, Tidak Setuju (TS) dengan nilai 2, Cukup Setuju (CS) dengan nilai 3, Setuju (S) dengan nilai 4, serta Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5.

b. Akuntabilitas

Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan dan mengungkapkan segala aktifitasnya dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut (Mardiasmo, 2009:20). Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh Tan dan Kao (1999), Libby dan Luft (1993), Cloyd (1997). Variabel ini diukur dengan

69 menggunakan skala likert dengan 5 skala nilai yaitu Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1, Tidak Setuju (TS) dengan nilai 2, Cukup Setuju (CS) dengan nilai 3, Setuju (S) dengan nilai 4, serta Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5.

c. Independensi

Independensi sebagai sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain (Mulyadi, 2011:26-27). Menurut Mautz dan Sharaf (1961) Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor. Independensi merupakan dasar utama kepercayaan masyarakat pada profesi akuntan publik dan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk menilai mutu jasa audit. Variabel ini juga diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh Mautz dan Sharaf (1961:206-207). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert dengan 5 skala nilai yaitu Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1, Tidak Setuju (TS) dengan nilai 2, Cukup Setuju (CS) dengan nilai 3, Setuju (S) dengan nilai 4, serta Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5.

d. Supervisi Audit

Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (2011) supervisi audit mencakup pengarahan asisten yang terkait dalam suatu pencapaian tujuan audit dan penentuan apakah tujuan tersebut tercapai. Inti dari

70 supervisi audit adalah kepemimpinan dalam memaksimalkan pengawasan auditor senior terhadap auditor junior yang dilakukan untuk mencapai tujuan hasil kerja yang memuaskan. Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh Patten (1995). Semua item pertanyaan diukur dengan menggunakan skala Interval (likert), yaitu: Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1, Tidak Setuju (TS) dengan nilai 2, Cukup Setuju (CS) dengan nilai 3, Setuju (S) dengan nilai 4, serta Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5.

Tabel 3. 1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir Pernyataan Skala Independen Tekanan Ketaatan Sumber: Jamilah et al. (2007) 1. Tekanan Atasan 1. Menyimpang dari standar profesi

2. Keinginan tetap bekerja 3. Terpaksa menuruti

perintah

4. Keluar dari pekerjaan 5. Menentang perintah atasan 1 2 3 4 5 Ordinal 2. Tekanan Instansi 1. Menentang perintah instansi 6 Akuntabilitas Sumber: Tan dan Kao (1999), Libby dan Luft (1993), Cloyd (1997) 1. Kemampuan Berfikir 1. Mencurahkan usaha (daya pikir) untuk menyelesaikan penugasan.

2. Berfikir dengan analisa yang baik

7

8

Ordinal

2. Motivasi 1. Bertanggung jawab

dalam mengambil tindakan 2. Motivasi dalam mengerjakan sesuatu 9 10

3. Keyakinan 1. Kurangnya informasi

berdampak buruk terhadap hasil kerja 2. Penugasan diperiksa

dan dinilai

11

71 Tabel 3.1 (Lanjutan)

Variabel Sub Variabel

Indikator No. Butir Pernyataan Skala Independensi Sumber: Mautz dan Sharaf (1961: 206-207) 1. Independensi Penyusunan Program 1. Bebas dari intervensi untuk menghilangkan dan mengubah.

2. Bebas dari pihak luar dalam menentukan pemeriksaan. 13 14 Ordinal 2. Independensi Investigasi

1. Bebas dari upaya manajerial untuk menentukan kegiatan yang diperiksa. 2. Kerja sama yang

aktif dengan manjerial. 3. Bebas dari kepentingan pribadi untuk menentukan kegiatan yang diperiksa. 15 16 17 3. Independensi

Dokumen terkait