• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I : PENDAHULUAN

B. Akuntansi Dana Pensiun Menurut PSAK No. 18

Dalam alinea ke-2, PSAK No. 18 menyatakan bahwa akuntansi dan pelaporan oleh dana pensiun tidak mengatur pelaporan kepada masing-masing peserta program pensiun mengenai hak manfaat pensiun mereka masing-masing. Dalam alenia ke – 6, lebih lanjut dijelaskan bahwa lingkup pelaporan dana pensiun tidak mengatur tentang kesejahteraan karyawan dalam bentuk lainnya, misalnya kewajiban pemberian pesangon, pengaturan kompensasi yang ditangguhkan (deffered compensation management), tunjangan kesehatan dan kesejahteraan program bonus, dan lain-lain. Program jaminan kesejahteraan sosial yang diwajibkan pemerintah (jamsostek) juga di luar lingkup pernyataan ini. 1. Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun

Pengakuan beban manfaat pensiun oleh pemberi kerja ialah sebagai akibat dari jasa yang telah diterima dari peserta, yang akan menjadi penerima manfaat pensiun. Konsekuensinya, biaya manfaat pensiun ini harus diakui sebagai beban pada periode di mana jasa juga diterima.

Jumlah biaya manfaat pensiun yang diakui sebagai beban pada suatu periode tidak perlu sama dengan jumlah iuran yang dibayarkan pemberi kerja kepada dana pensiun. Dalam menentukan jumlah setiap periode, keputusan pemberi kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kondisi keuangan dan pertimbangan perpajakan.

a. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)

Iuran pemberi kerja untuk jasa suatu periode tertentu harus diakui sebagai beban pada periode tersebut. Besar iuran dinyatakan dengan peraturan perundangan dana pensiun dengan suatu rumusan tertentu. Dengan demikian beban manfaat pensiun yang diakui adalah jumlah iuran yang jatuh tempo untuk periode tertentu.

Jika pemberi kerja memberikan tambahan iuran pada suatu periode tertentu, maka tambahan iuran tersebut harus diakui sebagai beban sesuai dengan periode jasa yang dipengaruhi. Jika tambahan iuran diberikan untuk peserta yang masih aktif bekerja untuk jasa lalu, kompensasi atas jasa pada periode berjalan dan periode yang akan datang, maka iuran diakui sebagai beban secara sistematis selama harapan sisa masa kerja rata-rata peserta. Jika tambahan iuran diberikan kepada peserta yang telah pensiun, maka tambahan iuran tersebut ditetapkan diakui sekaligus sebagai beban pada periode janji pemberian tambahan iuran ditetapkan, karena tidak ada lagi jasa yang diterima pemberi kerja dari peserta tersebut.

b. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) Beban manfaat pensiun terdiri dari:

1) Biaya Jasa Kini (Current Service Cost)

Adalah biaya pemberi kerja yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti untuk jasa yang telah diberikan oleh peserta yang masih aktif bekerja selama periode berjalan.

2) Biaya Jasa Lalu (Past Service Cost), Koreksi Aktuaria (Experience Adjustment) dan Perubahan Asumsi Aktuaria.

Biaya Jasa Lalu adalah biaya pemberi kerja yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti untuk jasa yang telah diberikan peserta sampai dengan tanggal penilaian aktuarial akibat adanya:

a) pembentukan program pensiun; atau b) perubahan program pensiun.

Koreksi aktuaria adalah koreksi atas nilai manfaat pensiun akibat perbedaan antara asumsi aktuarial yang dipakai dan apa yang sebenarnya terjadi.

3) Pembubaran Program (Termination) dan Pengurangan Peserta (Curtailment).

2. Asumsi Aktuaria

Asumsi aktuaria adalah suatu rangkaian estimasi yang dipergunakan dalam memperhitungkan Manfaat Pensiun yag berkaitan dengan perubahan-perubahan di masa yang akan datang yang mempengaruhi pembiayaan Program Pensiun Manfaat Pasti, antara lain: tingkat bunga, tingkat kematian, usia

pensiun normal, tingkat mengundurkan diri, tingkat kecacatan dan tingkat kenaikan gaji.

Seperangkat asumsi aktuaria dipergunakan untuk mempertimbangkan ketidakpastian yang terkandung dalam memproyeksikan kecenderungan tingkat inflasi, tingkat gaji dan tingkat pengembangan dana dalam penilaian aktuaria, sehingga terdapat hubungan keekonomian yang bersifat jangka panjang antara inflasi, tingkat kenaikan gaji, tingkat pengembangan dana dan tingkat diskonto, walaupun nilai absolut beberapa asumsi yang digunakan tidak mencerminkan kondisi aktual jangka pendek. Asumsi ini diproyeksikan untuk jangka panjang, yaitu sampai dengan tanggal pada saat peserta terakhir diperkirakan meninggal. PPMP membutuhkan bantuan bantuan aktuaris secara periodik untuk menentukan besarnya nilai kewajiban aktuaria, mengkaji kembali asumsi aktuaria yang digunakan dan merekomendasikan tingkat iuran yang seharusnya. Tujuan pelaporan dana pensiun yang menyelenggarakan PPMP adalah menyediakan informasi secara periodik mengenai penyelenggaraan program pensiun, posisi keuangan dana pensiun, serta kinerja investasinya yang berguna untuk menentukan besarnya kekayaan dana pensiun yang dihubungkan dengan besarnya kewajiban membayar manfaat pensiun kepada peserta pada saat yang telah ditentukan.

Di dalam laporan keuangan dana pensiun yang menyelenggarakan PPMP, perlu diungkapkan mengenai penjelasan yang memadai mengenai sumber perhitungan kewajiban aktuaria serta metode penilaian dan asumsi

aktuaria yang dipergunakan oleh aktuaris, nama aktuaris, dan tanggal pelaporan aktuaris yang terakhir.

Kewajiban aktuaria adalah nilai sekarang pembayaran manfaat pensiun yang akan dilakukan dana ensiun kepada karyawan yang masih bekerja dan yang sudah pensiun, yang dihitung berdasarkan jasa yang telah diberikan.

Dari pembahasan tentang asumsi aktuaria di atas, asumsi aktuaria perlu ditinjau ulang dari waktu ke waktu.

3. Penilaian Aktiva Dana Pensiun

PSAK No. 18 menetapkan kebijakan penilaian aktiva dana pensiun sebagai berikut:

a. Untuk tujuan penyusunan neraca, khusus untuk investasi selain nilai historis, ditentukan pula nilai wajarnya dan selisih antara nilai historis dan nilai wajar disajikan sebagai selisih penilaian investasi

b. Untuk tujuan penyusunan laporan aktiva bersih dan laporan perubahan aktiva bersih, investasi dana pensiun dinilai berdasarkan nilai wajar (fair value). Surat-surat berharga dinilai berdasarkan harga pasar karena dianggap sebagai nilai yang paling tepat utuk mengukur nilai surat berharga pada tanggal laporan dan hasil investasi selama periode tersebut. Surat-surat berharga yang jatuh temponya sudah ditetapkan dan memang dimaksudkan untuk membayar manfaat pensiun dinilai berdasarkan nilai jatuh temponya dengan asumsi tingkat pengembalian yang tetap. Jika suatu investasi tidak mempunyai nilai wajar maka perlu diungkapkan alasa

mengapa nilai wajar tidak ditentukan. Aktiva operasional dinilai berdasarkan nilai buku.

4. Penilaian Investasi

Selain mengelola dana hasil iuran peserta dan dari pemberi kerja, dana pensiun berkewajiban pula mengembangkan dana yang terkumpul dengan melakukan investasi sesuai dengan peraturan dan arahan dari pendiri. Untuk tujuan pelaporan aktiva bersih dan laporan perubahan aktiva bersih investasi yang dilakukan oleh dana pensiun dinilai sebagai berikut:

1. Cash, rekening giro, deposito bank dinilai sebesar nilai nominal.

2. Sertifikat deposito, SBBI, SBPU dan surat pengakuan utang berumur kurang dari satu tahun dinilai sebesar nilai tunai.

3. Saham dan obligasi yang diperjualbelikan di bursa efek dinilai sebesar nilai pasar yang wajar pada tanggal laporan.

4. Penyertaan pada perusahaan yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek dinilai sebesar nilai appraisal sebagai hasil penilaian independen. 5. Investasi tanah dan bangunan dinilai sebesar nilai appraisal sebagai hasil

penilaian independen.

6. Piutang dinilai sebesar jumlah yang dapat ditagih setelah diperhitungkan dengan penyisihan piutang tak tertagih.

7. Aktiva operasional seperti komputer, peralatan kantor dan peralatan lain dilaporkan berdasarkan nilai buku.

Bila aktiva seperti gedung sebagian digunakan untuk investasi dan sebagian untuk kegiatan operasional, maka penggolongan aktiva sebagai investasi atau operasional ditentukan berdasarkan mana yang lebih signifikan.

5. Laporan Keuangan Dana Pensiun

Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, laporan keuangan dana pensiun terdiri dari laporan aktiva bersih, laporan perubahan aktiva bersih, neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan; dan secara khusus, laporan mengenai kewajiban aktuaria dan perubahannya perlu disusun sebagai lampiran dalam laporan keuangan.

Sebagai informasi tambahan atas laporan keuangan perlu disajikan mengenai portofolio investasi, rincian biaya yang merupakan beban dana pensiun selama satu periode sesuai dengan peraturan dana pensiun.

Di dalam penyajiannya, laporan keuangan dana pensiun meliputi: a. laporan aktiva bersih:

- nilai aktiva pada akhir periode dengan klasifikasi yang tepat, - dasar penilaian aktiva,

- investasi sesuai dengan rincian jumlah investasi menurut jenis, - kewajiban selain dari pada kewajiban aktuaria.

b. laporan perubahan aktiva bersih:

- biaya jasa kini yang jatuh tempo baik yang berasal dari pemberi kerja atau pemberi kerja dan peserta, atau peserta,

- hasil investasi antara lain bunga, deviden, dan sewa, - pendapatan lain-lain,

- manfaat yang sudah dibayarkan dan yang masih terhutang, dirinci untuk peserta yang pensiun, yang meninggal atau yang cacat, juga untuk pembayaran manfaat secara sekaligus,

- beban administrasi, - beban investasi, - beban lain-lain, - pajak penghasilan,

- keuntungan atau kerugian dari pelepasan investasi dan penurunan atau kenaikan nilai investasi,

- pengalihan dana ke - dan dari - dana pensiun lain. c. neraca:

- posisi keuangan dana pensiun,

- nilai historis, khusus untuk investasi harus ditentukan pula nilai wajarnya. d. perhitungan hasil usaha:

- pendapatan dan beban investasi, - beban administrasi,

- pendapatan lain-lain. e. laporan arus kas:

- laporan arus kas disajikan sesuai dengan sifat kegiatan usaha dana pensiun selama periode pelaporan.

f. catatan atas laporan keuangan, mencangkup:

- penjelasan mengenai program pensiun serta perubahan yang terjadi selama periode laporan,

- penjelasan singkat mengenai kebijakan akuntansi yang penting, - penjelasan mengenai kebijakan pendanaan,

- rincian portofolio investasi,

- perhitungan kewajiban aktuaria, metode penilaian, asumsi aktuaria, nama dan tanggal laporan aktuaris terakhir.

C. Akuntansi Dana Pensiun Menurut FASB No. 26

Dokumen terkait