• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : DANA PENSIUN PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

A. Analisis Data

5. Laporan Portofolio Investasi Dana Pensiun

Dana Pensiun mempunyai dua fungsi utama, yaitu : fungsi pertama sebagai pengelola program pensiun, dengan tugas utama membayar pensiun secara tepat jumlah, tepat waktu dan kepada peserta yang tepat. Fungsi yang kedua adalah sebagai Multi Horizontal Investor, dengan tugas utama mengembangkan dana sehingga menambah kekayaan bersih untuk mendanai manfaat pensiun sesuai dengan peraturan dana pensiun yang berlaku.

Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur dalam melaksanakan fungsinya yang kedua, mengikuti beberapa ketentuan yang digariskan oleh UU No. 11 tahun 1992 tentang kebijakan portofolio investasi dana pensiun, yaitu : 1. Penempatan dana harus berdasarkan arahan investasi pendiri dalam lingkup

keputusan menteri.

2. Pengelolaan dana dapat dilakukan kepada lembaga keuangan atas persetujuan pendiri dan dewan pengawas.

3. Kekayaan dana pensiun harus dititipkan kepada penerima titipan atas persetujuan pendiri.

4. Dana tidak boleh diinvestasikan atau dipinjamkan, baik langsung maupun tidak langsung, pada surat berharga serta tanah atau bangunan pada suatu perusahaan atau perseorangan yang mempunyai hubungan afiliasi dengan dana pensiun, kecuali surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dan pada tanah dan bangunan yang transaksinya menurut harga pasar.

Investasi dana pada Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur diharapkan menghasilkan 17,50% dari total investasi setelah dikurangi biaya-biaya yang wajar. Jenis investasi yang dilakukan oleh pengurus sesuai dengan jenis investasi yang diijinkan oleh peraturan pemerintah. Tabel 5.2. menyajikan perbandingan jenis investasi.

Tabel 5.2. Perbandingan Jenis Investasi Dana Pensiun

JENIS INVESTASI Min. Max.

a. Deposito

b. Obligasi, saham, dan surat berharga lain di bursa efek :

Obligasi Saham

c. Surat Berharga Pasar Uang d. Penempatan Langsung :

Surat Pengakuan Hutang Saham

e. Tanah dan Bangunan

f. Saham dan atau Penyertaan Reksadana

70% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 100% 5% 5% 5% 5% 5% 15% 5%

Sumber: Laporan Portofolio Investasi Dana Pensiun Pupuk Kalimantan Timur Untuk Tahun Buku Yang berakhir Tanggal 31 Desember 1999

Investasi yang dilakukan oleh pengurus Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur pada tahun 1999 adalah sebagai berikut :

a. Deposito

Yaitu deposito berjangka dan sertifikat deposito yang dikeluarkan oleh bank pemerintah atau bank swasta yang kinerjanya dinilai sehat oleh Bank Indonesia selama 12 bulan terakhir. Metode perhitungan hasil investasi telah dihitung dengan cara hasil bunga yang diterima.

Deposito ditempatkan pada bank pemerintah dan bank swasta yang berada di Bontang dan Jakarta. Persentase investasi deposito sampai dengan 31 Desember 1999 adalah sebagai berikut:

Persentase investasi menurut lokasi : Bontang : 12,23% Jakarta : 76,03% Total : 88,26% Persentase investasi menurut status bank : Pemerintah : 41,30%

Swasta : 46,96% Total : 88,26%

Menurut arahan pendiri, batas investasi deposito adalah sebesar 70% - 100%. Program dana pensiun pada Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur sebagian besar investasinya dalam bentuk deposito pada bank pemerintah dan swasta yang dijamin oleh pemerintah. Jika kebijakan tersebut berubah maka pengaruhnya sangat besar pada program pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur.

Dari persentase investasi deposito di atas, dapat disimpulkan bahwa di dalam mengelola investasi dana pensiun benar-benar berpedoman pada arahan investasi pendiri dan peraturan perundangan yang berlaku terutama mengenai batasan maksimum investasi deposito, yaitu 100%.

b. Saham

Yaitu saham yang tercatat di bursa efek Indonesia dan difokuskan pada saham-saham perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan pendapatan yang baik dan didukung oleh manajemen yang kuat. Metode

perhitungan hasil investasi telah dihitung berdasarkan deviden yang diterima dan capital gain yang diperoleh dari hasil penjualan saham tersebut. Persentase investasi saham sampai dengan 31 Desember 1999 adalah:

Dikelola sendiri : 0,29% Ex. Mashill : 1,53% Citicorp Sekuritas Indonesia : 3,37%

Total : 5,20%

Dalam arahan investasi, batasan investasi saham adalah sebesar 0% - 5%, berarti sampai periode 31 Desember 1999 penempatan investasi saham melebihi batas maksimum yang ditentukan dalam arahan investasi pendiri. Dengan kata lain kelebihan batasan investasi sebesar 0,20% merupakan penyimpangan dari pedoman arahan investasi pendiri dan peraturan perundangan yang berlaku terutama mengenai batasan maksimum investasi saham, yaitu sebesar 5%.

c. Obligasi

Yaitu obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan mayoritas pemegang saham pemerintah saja, bidang usaha public utility dan belum pernah mengalami kegagalan dalam pembayaran kewajiban yang timbul sehubungan dengan seluruh obligasi yang diterbitkan, yang dalam hal ini adalah obligasi PLN III/95. Metode perhitungan hasil investasi dihitung berdasarkan bunga obligasi, baik jenis fixed rate maupun floating rate.

Penempatan dana pada obligasi sampai dengan 31 Desember 1999 adalah sebesar 0,69% dari total investasi atau sebesar Rp. 1 Milyar. Dalam arahan investasi batasan investasi obligasi adalah 0% - 5%, berarti di dalam mengelola investasi dana pensiun benar-benar berpedoman pada arahan investasi pendiri dan peraturan perundangan yang berlaku terutama mengenai batasan maksimum investasi, yaitu sebesar 5%.

d. Penempatan Langsung

Yaitu berupa surat pengakuan hutang yang berjangka waktu lebih dari satu tahun yang diterbitkan oleh badan hukum di Indonesia dan dijamin oleh bank dan saham yang diterbitkan oleh badan hukum Indonesia yang berupa saham pendiri. Metode perhitungan menggunakan tingkat bunga dan deviden termasuk capital gain-nya.

Persentase investasi penempatan langsung sampai dengan periode 31 Desember 1999 adalah:

Bank Muamalat : 0,80%

Republika : 0%

Total : 0,80%

Penyertaan di atas berada dalam batas arahan investasi pendiri sebesar 0% - 5% dan sesuai dengan ketentuan investasi Dana Pensiun Pemberi Kerja, yaitu jumlah investasi penempatan langsung maksimal 20% dari total investasi dan penempatan pada satu pihak maksimal 10%.

e. Tanah dan Bangunan

Yaitu tanah yang siap dibangun atau yang mempunyai bangunan di atasnya, yang sudah memiliki sertifikat dan surat lain yang dikeluarkan oleh instansi berwenang. Investasi ini dimaksudkan untuk mendirikan perkantoran bagi PT. Pupuk Kalimantan Timur di Jakarta.

Persentase investasi tanah dan bangunan sampai dengan periode 31 Desember 1999 adalah:

( Rp. ) ( % ) Tanah Jl. TB. Simatupang 7.322.211.000,00 5,04

Penempatan dana pada tanah dan bangunan sampai dengan 31 Desember 1999 adalah sebesar 5,04% dari total investasi. Dalam arahan investasi batasan investasi tanah dan bangunan adalah 0% - 15%, berarti di dalam mengelola investasi dana pensiun benar-benar berpedoman pada arahan investasi pendiri dan peraturan perundangan yang berlaku terutama mengenai batasan maksimum investasi tanah dan bangunan, yaitu sebesar 15%.

Kebijakan yang ditempuh Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur dalam penyusunan portofolio investasi pada tahun 1999 hampir seluruhnya mengikuti ketentuan dalam PSAK No. 18, yang menyatakan bahwa portofolio investasi harus mengikuti ketentuan perundangan yang berlaku di Indonesia, dalam hal ini UU. No. 11 Tahun 1992. Hanya investasi dalam bentuk saham yang tidak sesuai dengan kebijakan dalam PSAK No. 18.

Sebagai ringkasan atas seluruh analisis di atas, tabel 5.3. menyajikan mengenai kesesuaian antara Akuntansi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur dan PSAK No. 18.

Tabel 5.3. Kesesuaian Antara Akuntansi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur Dan PSAK No. 18.

PSAK NO. 18

AKUNTANSI DANA PENSIUN SESUAI TIDAK

SESUAI 1. Analisis terhadap biaya manfaat pensiun:

Pengakuan Biaya Manfaat Pensiun

1. Analisis terhadap kebijakan penilaian aktiva dana pensiun:

a. Dalam penyusunan neraca

b. Untuk tujuan penyusunan laporan aktiva bersih dan laporan perubahan aktiva bersih

2. Analisis terhadap laporan keuangan dana pensiun:

a. Laporan Aktiva bersih

b. Laporan Perubahan Aktiva Bersih c. Neraca

d. Perhitungan Hasil Usaha e. Laporan Arus Kas

√ √ √ √ √ √ √ √

f. Catatan Atas Laporan Keuangan

3. Analisis terhadap laporan aktuaria dana pensiun:

a. Metode Penilaian Aktuaria b. Asumsi Aktuaria

c. Hasil Perhitungan Aktuaria

d. Nama Aktuaris dan Tanggal Laporan Aktuaris Terakhir

5. Analisis terhadap laporan portofolio investasi dana pensiun:

a. Deposito b. Saham c. Obligasi

d. Penempatan Langsung e. Tanah dan Bangunan

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Kebijakan Akuntansi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur hampir seluruhnya telah sesuai dengan PSAK No. 18. Hanya kebijakan dalam investasi, khususnya investasi dalam bentuk saham tidak sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan arahan pendiri. Padahal investasi dalam bentuk saham diharapkan dapat menghasilkan deviden yang menguntungkan dana pensiun karena keberhasilan investasi dana pensiun berhubungan dengan kecukupan dana atau kekayaan yang

dimiliki dana pensiun yang bersangkutan. Namun pada tahun 1999 (pada periode penilaian investasi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur) kondisi bursa efek di Indonesia sangat tidak stabil akibat krisis ekonomi yang sedang dihadapi, sehingga investasi dalam bentuk saham yang berlebihan terlalu beresiko bagi dana pensiun. Karena Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti maka resiko investasi pada dana pensiun akan ditanggung oleh pemberi kerja dengan cara membayar iuran tambahan pemberi kerja. Sehingga dapat dikatakan bahwa ketidaksesuaian investasi dalam bentuk saham berpengaruh terhadap kekayaan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur namun masih dalam jumlah yang wajar. Sebaiknya kebijakan investasi dalam bentuk saham betul-betul mengikuti arahan pendiri karena resiko yang ditimbulkan sangat merugikan bagi peserta pensiun maupun pemberi kerja bila tetap diterapkan pada tahun-tahun berikutnya.

B. Pembahasan

1. Biaya Manfaat Pensiun

Di dalam analisis data tentang pengakuan biaya manfaat pensiun disimpulkan bahwa kebijakan pengakuan biaya manfaat pensiun Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur telah sesuai dengan kebijakan yang digariskan dalam PSAK No 18. Dengan kata lain biaya manfaat pensiun telah diakui sebagai beban pada periode yang bersangkutan. Dalam pembahasan berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut beberapa kesulitan yang ditemukan dalam penentuan biaya manfaat pensiun yang menyelenggarakan PPMP.

Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur mempergunakan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) dalam mengupayakan besarnya biaya manfaat pensiun bagi pesertanya. Namun biaya manfaat pensiun dalam PPMP, terutama program yang menjanjikan manfaat pensiun berdasarkan tingkat penghasilan terakhir sebelum pensiun sulit untuk diestimasi. Jumlah kewajiban pemberi kerja tidak pasti karena dipengaruhi beberapa variabel, misalnya: tingkat penghasilan peserta, tingkat perputaran karyawan, dan tingkat pengembangan dana pensiun.

Kondisi ketidakpastian jangka panjang ini seringkali menimbulkan koreksi estimasi yang dapat mempengaruhi biaya jasa kini secara sangat berarti. Mengingat kondisi yang diasumsikan tersebut berbeda dengan kondisi yang sebenarnya terjadi, maka perlu dilakukan penilaian aktuaria dalam jangka waktu yang tepat.

Di Indonesia manfaat pensiun yang jatuh tempo pada tahun 1998 mengalami peningkatan sebesar 2,25%. Peningkatan tersebut kemungkinan karena banyaknya pegawai mengajukan pensiun dipercepat akibat memburuknya kondisi ekonomi.

2. Penilaian Aktiva Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur

Dalam analisis data di atas telah disimpulkan bahwa penilaian aktiva Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur tahun 1998 dan 1999 telah sesuai dengan kebijakan dalam PSAK No. 18. Dalam pembahasan berikutnya

diutarakan tentang kondisi nyata dari kesulitan dalam penentuan penilaian aktiva.

Di Indonesia penilaian aktiva dana pensiun, termasuk pada Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur sering dipertentangkan kepentingan antara kegunaan informasi (information usefulness) dan keandalan informasi

(reliability and auditability). Untuk menyajikan informasi tentang cukup atau tidaknya nilai aktiva dana pensiun untuk memenuhi kewajiban manfaat pensiun pada suatu saat.

Agar penilaian aktiva lebih auditable dan dapat dihandalkan, perlu diperhatikan bahwa penentuan nilai wajar dilakukan secara obyektif dan bila perlu dilakukan oleh tenaga ahli yang independen. Selain itu agar audibilitas penilaian aktiva tetap terjamin, sistem akuntansi dengan mempertahankan catatan tentang biaya historis perlu dipertahankan agar setiap saat dapat ditelusuri kembali ke bukti yang orisinalnya bila diperlukan.

3. Laporan Keuangan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur

Dalam analisis data di atas telah disimpulkan bahwa kebijakan Laporan Keuangan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur telah sesuai dengan kebijakan yang digariskan dalam PSAK No. 18. Selanjutnya dalam pembahasan berikut ini akan dijelaskan lebih jauh tentang kepentingan atas laporan keuangan dana pensiun .

Dalam Laporan Keuangan Dana Pensiun, yang selalu menjadi permasalahan adalah penyampaian laporan keuangan tersebut kepada Menteri

Keuangan yang pada dasarnya mempergunakan laporan keuangan tersebut sebagai alat untuk melakukan pembinaan dan pengawasan dana pensiun sebagaimana diamanatkan dalam pasal 50 Undang-Undang N0. 11 Tahun 1992. Pembinaan dan pengawasan tersebut meliputi pengelolaan kekayaan dana pensiun dan penyelenggaraan program pensiun, baik dari segi keuangan maupun teknis operasional.

Laporan keuangan yang disampaikan oleh pengelola dana pensiun bervariasi dalam bentuk, susunan, maupun isinya. Dalam banyak kasus, laporan keuangan dana pensiun juga tidak memberikan informasi yang jelas mengenai posisi kekayaan dan kewajiban dana pensiun, bahkan beberapa diantaranya cenderung menyesatkan pengguna laporan.

Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur telah menyajikan laporan keuangannya sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku karena dana pensiun menyadari bahwa banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut.

4. Laporan Aktuaria Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur

Dalam analisis data di atas disimpulkan bahwa Laporan aktuaria Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur tahun 1998 dan 1999 telah sesuai dengan kebijakan yang digariskan dalam PSAK No. 18. Pembahasan berikut ini menjelaskan pengaruh kondisi perekonomian Indonesia terhadap kesehatan laporan aktuaria.

Salah satu wujud pelaksanaan atas pengawasan dan pembinaan aktivitas dana pensiun di Indonesia adalah adanya kewajiban dana pensiun untuk menyampaikan laporan berkala kepada menteri keuangan, yaitu laporan aktuaris. Sampai 31 Desember 1999 jumlah dana pensiun yang menyampaikan laporan aktuaris adalah 166 dana pensiun dari toral dana pensiun di Indonesia sebanyak 276 dana pensiun. Terdapat kenaikan yang tajam sebesar 56% dibandingkan tahun sebelumnya yang disebabkan tingginya minat pengurus dana pensiun untuk melakukan perhitungan aktuaria guna mengetahui dampak krisis ekonomi selama periode 1997 – 1999 terhadap besarnya kewajiban dana pensiun, rasio dan kualitas pendanaannya. Namun demikian, masih banyak laporan aktuaris yang belum sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 77/KMK.017/1995.

Demikian pula dengan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur, pengaruh krisis ekonomi terhadap kebutuhan laporan aktuaris sangat besar. Salah satu dampak yang kuat dari krisis ekonomi ialah kenaikan suku bunga deposito secara tajam. Pengaruh lebih lanjut ialah terhadap portofolio investasi dana pensiun itu sendiri yang menunjukkan bahwa 65% dari total kekayaan dana pensiun diinvestasikan di deposito. Peningkatan kualitas pendanaan menjadi lebih baik tidak seluruhnya akibat dampak dari krisis ekonomi, namun sebagian besar karena dana pensiun melakukan perubahan asumsi aktuaria.

5. Laporan Portofolio Investasi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur Dalam analisis data di atas disimpulkan bahwa kebijakan Laporan Portofolio Investasi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur tahun 1999 hampir seluruhnya sesuai dengan kebijakan dalam PSAK No. 18. Pembahasan berikut ini menjelaskan beberapa kondisi yang mempengaruhi pengambilan kebijakan investasi pada Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur.

Krisis moneter yang melanda sejak tahun 1997 belum menampakkan pemulihan yang berarti. Program Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur yang sebagian besar investasinya dalam bentuk deposito, yaitu sebesar 88,26%, sangat tergantung pada kebijakan pemerintah. Kebijakan saat ini adalah simpanan berupa deposito, baik pada bank pemerintah maupun bank swasta yang dijamin oleh pemerintah. Jika kebijakan di atas berubah maka pengaruhnya sangat besar terhadap Program Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur.

Investasi dalam bentuk saham sebesar 5,20% dengan kondisi moneter yang belum pulih mempengaruhi kondisi program dana pensiun. Dengan belum stabilnya Pasar Modal di Indonesia maka investasi tersebut sangat berpengaruh dalam pelaksanaan program pensiun.

Investasi dalam tanah dan bangunan sebesar 5,04% dengan kondisi perekonomian yang belum pulih mengakibatkan pengaruh yang besar, mengingat investasi tanah dan bangunan yang sebagian besar berupa tanah kosong, maka cukup berpengaruh terhadap program pensiun yang telah dicanangkan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sepanjang tidak ada perubahan kebijakan pemerintah secara material, kesinambungan Program Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur dapat dipertahankan.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Kebijakan Akuntansi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur pada prinsipnya telah sesuai dengan PSAK No. 18, di mana kesesuaian kebijakan tersebut ditegaskan lebih lanjut sebagai berikut ini :

1. Kebijakan biaya manfaat pensiun telah sesuai dengan PSAK No. 18, di mana pengakuan beban manfaat pensiun sesuai dengan periode di mana jasa tersebut diterima dan biaya menfaat pensiun meliputi biaya jasa kini dan biaya yang diakui pada periode berjalan, penghentian program dan pengurangan peserta. 2. Kebijakan penilaian aktiva dana pensiun telah sesuai dengan PSAK No. 18, di

mana aktiva dinilai sesuai dengan karaktetistik untuk penyusunan dalam Laporan Aktiva Bersih dan Laporan Perubahan Aktiva Bersih, dan penyusunan neraca, di mana aktiva tertentu selain nilai historis ditentukan juga nilai wajarnya dan selisih antara nilai historis dan nilai wajar disajikan sebagai selisih penilaian investasi.

3. Kebijakan laporan keuangan dana pensiun telah sesuai dengan PSAK No. 18, di mana laporan keuangan telah meliputi: laporan aktiva bersih, laporan perubahan aktiva bersih. Laporan arus kas, laporan hasil usaha dan beban, neraca dan catatan atas laporan keuangan.

4. Kebijakan laporan aktuaria dana pensiun telah sesuai dengan PSAK No. 18, di mana laporan aktuaria telah mengungkapkan dasar asumsi dan metode penilaian aktuaria, nama aktuaris, hasil perhitungan aktuaria, dan tanggal laporan aktuaria terakhir.

5. Kebijakan investasi hampir sesuai dengan PSAK No. 18, di mana pelaksanaan investasi telah mengikuti ketentuan yang digariskan dalam perundangan yang berlaku, yaitu UU No. 11 tahun 1992 tentang kebijakan portofolio investasi dana pensiun, kecuali untuk investasi dalam bentuk saham yang tidak sesuai dengan kebijakan tersebut.

B. Keterbatasan Penelitian

Dari keseluruhan proses penelitian pada Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur, yang menjadikan data hasil analisis pada Bab V kurang sempurna adalah adanya suatu kenyataan bahwa penulis hanya diberikan dokumen-dokumen yang diminta, namun tidak diberikan kesempatan untuk mendapatkan penjelasan secara lebih rinci tentang isi dokumen tersebut dan untuk beberapa dokumen tidak disertai dengan penjelasan yang memadai. Keterbatasan informasi dalam beberapa dokumen dimengerti oleh penulis sebagai suatu batasan atau kebijakan dari perusahaan dalam memberikan informasi dana pensiunnya. Keterbatasan itulah yang menuntut penulis untuk mengkonsultasikan kesulitan yang terjadi kepada dosen pembimbing selain mencari literatur yang mendukung tentang kebijakan akuntansi dana pensiun yang berlaku di Indonesia.

Selain keterbatasan di atas, terdapat suatu kenyataan bahwa dokumen yang diperoleh dari Dana Pensiun merupakan salinan dari dokumen yang tidak dapat diketahui keasliannya. Keterbatasan ini jelas mengaburkan kesehatan dalam pelaksanaan kebijakan akuntansi dana pensiun yang bersangkutan, karena meskipun telah dianalisis dengan cara yang benar tetap hanya menjadi analisis yang belum tentu berpengaruh terhadap kebijakan Akuntansi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur.

C. Saran

Berdasarkan hasil analisa atas kelebihan dan kekurangan pada praktek kebijakan akuntansi dana pensiun pada Dana Pensiun Pupuk Kalimantan Timur saran yang dapat diberikan adalah agar di dalam mengelola investasi dana pensiun benar-benar berpedoman pada arahan investasi pendiri dan peraturan perundangan yang berlaku terutama mengenai batasan maksimum investasi saham, yaitu 0% - 5%.

DAFTAR PUSTAKA

Accounting Principle Board. Accounting For The Cost of Pension Plans. APB Opinion No. 8 New York: AICPA, 1982.

Committee of Accounting Procedure. Accounting For The Cost of Pension Plans. Accounting Research Bulletin No. 47.

Dana Pensiun Pemberi Kerja PT. Pupuk Kalimantan Timur. Peraturan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur. Jakarta: Perum Percetakan Negara RI, 1997. Didi Achdijat. Aspek Aktuaria Akuntansi Program Pensiun. Usahawan, Oktober

1994, 10 Th. XXIII, hal. 21-25.

Financial Accounting Standard Board. Employers. Accounting For Pension. Statement of Financial Accounting Standard No. 87.

Financial Accounting Standard Board. Objective of Financial Reporting by Bussiness Enterprises. Statement of Financial Accounting Concept No. 1. Ikatan Akuntansi Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:

Penerbit Salemba Empat, Oktober 1999.

Kadarisman. Kualitas Pendanaan Dana Pensiun Pemberi Kerja (Dengan Program Pensiun Manfaat Pasti). Usahawan, Oktober 1994, No. 10 Th. XXIII, hal. 12 – 20.

_____ Pengalokasian Keakayaan dan Investasi Dana Pensiun. Usahawan, Oktober 1994, No. 10 Th. XXIII, hal. 16 – 20.

Kieso, Donald E., and Jerry Waygandt. Intermediate Accounting. Seventh Edition, New York: John Wiley and Son, 1991.

Koeshartono, D. Peningkatan Kesejahteraan Karyawan Melalui Penyelenggaraan Program Pensiun. Modus, Oktober – Desember 1997, hal. 52 – 57.

Pratiwi Budhiharta. Akuntansi Dana Pensiun dan Laporan Keuangan Dana Pensiun. Modus, 1997, 13, hal. 1 – 15.

Dokumen terkait