• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : DANA PENSIUN PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

A. Analisis Data

1. Kebijakan Biaya Manfaat Pensiun

diterima dan biaya menfaat pensiun meliputi biaya jasa kini dan biaya yang diakui pada periode berjalan, penghentian program dan pengurangan peserta. 2. Kebijakan penilaian aktiva dana pensiun telah sesuai dengan PSAK No. 18, di

mana aktiva telah dinilai sesuai dengan karakteristik untuk penyusunan dalam laporan aktiva bersih, laporan perubahan aktiva bersih, dan neraca. Dalam penyusunan neraca untuk aktiva tertentu selain nilai historis ditentukan juga nilai wajarnya dan selisih antara nilai historis dan nilai wajar disajikan sebagai selisih penilaian investasi.

3. Kebijakan laporan keuangan dana pensiun telah sesuai dengan PSAK No. 18, di mana laporan keuangan telah meliputi: laporan aktiva bersih, laporan perubahan aktiva bersih, laporan arus kas, laporan hasil usaha dan beban, neraca dan catatan atas laporan keuangan.

4. Kebijakan laporan aktuaria dana pensiun telah sesuai dengan PSAK No. 18, di mana laporan aktuaria telah mengungkapkan dasar asumsi dan metode penilaian aktuaria, nama aktuaris, hasil perhitungan aktuaria, dan tanggal laporan aktuaria terakhir.

5. Kebijakan investasi hampir sesuai dengan PSAK No. 18, di mana pelaksanaan investasi telah mengikuti ketentuan yang digariskan dalam perundangan yang berlaku, yaitu UU No. 11 tahun 1992 tentang kebijakan portofolio investasi dana pensiun, kecuali untuk investasi dalam bentuk saham tidak sesuai dengan kebijakan tersebut, karena tidak sesuai dengan batasan maksimum investasi saham sebesar 0% - 5%.

ABSTRACT

Yohanes Suryadi (2004): Accounting Policy of Pension Fund at Pension Fund Foundation of “PT. Pupuk Kalimantan Timur”, Yogyakarta: Accounting Education Study Program, Department of Social Studies Education, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

This research was conducted to find out the balance of policy of accounting used by Pension Fund Foundation of “PT. Pupuk Kalimantan Timur” with Standard of Financial Accounting (PSAK) number 18. Therefore, evaluative research was chosen in this study.

This research was conducted at Pension Fund Foundation of “PT. Pupuk Kalimantan Timur”, which was located in Jakarta on February 2003. The data collecting techniques used were documentary method and interviews with the President and the Chief Department of Investment of Pension Fund Foundation at “PT. Pupuk Kalimantan Timur”. The data analysis technique used was comparative – qualitative method.

The data analysis showed that:

1. The policy of benefit expense had been in accordance to PSAK number 18, in which the acknowledgement of the expense of benefit pension fund had been appropriate with the period of the service received, in addition the expense of benefit plans had covered current service cost, the acknowledged past service expense, and the termination and curtailment program.

2. The policy of judgment of pension fund asset had been in accordance to PSAK number 18, in which the asset was considered appropriate with the characteristics for the arrangement of net asset statement, change net asset statement, and the arrangement of Balance Sheet. In the arrangement of balance sheet for certain asset, both historical value and fair value were calculated, in addition the difference between historical value and fair value was presented as the difference of investment evaluation.

3. The policy of financial statement of pension fund had been in accordance to PSAK number 18, in which the financial statement had covered: the net asset statement, the change net asset statement, the cash flow statement, the expense and income statement, the balance sheet and note of financial statement.

4. The policy of actuarial statement of pension plans had been in accordance to PSAK number 18, in which the actuarial statement had shown the basic assumption and the method of actuarial assessment, the name of assessor, the result of actuarial counting, and the latest date of actuarial statement.

5. The policy of investment was almost in accordance to PSAK number 18, in which the implementation of investment had already based on the rule stated in Constitution Number 11 year 1992 about the policy of investment portfolio of pension fund, except the investment of stock was not appropriate yet to the policy, because it was not appropriate with the limitation of the maximum investment of stock, that was 0% - 5%.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fakta menunjukan bahwa kemampuan bekerja seseorang terbatas. Setelah melalui masa-masa produktif, akhirnya karena daya fisiknya terbatas disebabkan oleh usia lanjut maka produktifitasnya akan berkurang. Problematika yang dihadapi setelah berhenti atau diberhentikan dari pekerjaan adalah hilangnya pendapatan bagi pekerja dan keluarganya. Biasanya keadaan ini sering kurang disadari oleh yang bersangkutan, sehingga lupa untuk melakukan persiapan sebelumnya, misalnya dengan cara menabung. Bisa juga penghasilan selama bekerja tidak cukup untuk disisihkan untuk tabungan hari tua.

Bertitik tolak dari permasalahan di atas, perusahaan memandang perlunya jaminan kesejahteraan hari tua bagi pekerja dan keluarganya. Salah satu bentuk jaminan kesejahteraan hari tua adalah penyelenggaraan program pensiun. Program pensiun adalah setiap program yang mengupayakan manfaat bagi para peserta.1 Manfaat pensiun yang akan diterima oleh peserta berupa pembayaran berkala yang akan dibayarkan kepada peserta pada saat dan dengan cara ditetapkan dalam peraturan dana pensiun.2 Berdasarkan lembaga yang menyelenggarakan program

1

Ikatan Akuntansi Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 18 – Akuntansi Dana Pensiun, Salemba Empat, Jakarta, 1999.

2

pensiun pada hakekatnya dapat dibedakan menjadi dua jenis program pensiun,3 yaitu:

1. Program Pensiun Publik (Public Pension Plan)

Sering disebut juga pensiun tenaga kerja, merupakan program pensiun yang diselenggarakan oleh pemerintah sebagai jaminan dasar masa depan untuk seluruh tenaga kerja. Kepesertaannya bersifat wajib secara nasional. Contoh: TASPEN, ASABRI.

2. Program Pensiun Privat (Private Pension Plan)

Disebut juga pensiun perusahaan, merupakan program pensiun yang diselenggarakan oleh perusahaan sendiri secara individual atau dengan perusahaan lain. Perusahaan membentuk badan khusus yang akan mengelola program pensiun ini.

Dalam skripsi ini secara khusus akan membahas Program Pensiun Privat. Dari uraian di atas jelas bahwa program pensiun harus dikelola oleh suatu badan hukum yang berdiri sendiri dan terpisah dari badan hukum pendiri. Hal ini sesuai dengan UU No. 11 tahun 1992 tentang dana pensiun khususnya pada pasal 1 butir 1 yang menyebutkan bahwa “Dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun.”

Pengelolaan dana pensiun yang terpisah dari perusahaan pendiri dimaksudkan agar manfaat pensiun yang dijanjikan pada peserta dapat dibayarkan tepat jumlah, tepat waktu dan kepada peserta yang tepat, dengan biaya dan resiko

3

D. Koeshartono, “Peningkatan Kesejahteraan Karyawan Melalui Penyelenggaraan Program Pensiun”, Modus, (Oktober – Desember, 1997), hal. 53.

kegagalan serendah mungkin serta dengan jaminan keamanan dana yang dapat dipertanggungjawabkan.4

Pemenuhan kewajiban pembayaran manfaat pensiun menimbulkan permasalahan bagi pemberi kerja yaitu pengakuan biaya manfaat pensiun. Dengan kata lain, berapa bagian manfaat pensiun yang diakui sebagai biaya untuk periode yang sedang berjalan, sebagai akibat dari jasa yang telah diterima dari peserta. Selain itu penentuan jumlah yang akan dilaporkan sebagai aktiva atau kewajiban seringkali ditemukan kesulitan.

Mengingat begitu kompleksnya masalah akuntansi yang dihadapi oleh dana pensiun, maka membangkitkan minat penulis untuk melihat lebih jauh lagi kebijakan akuntansi dana pensiun terutama di dalam pengakuan biaya manfaat pensiun, penilaian aktiva, penilaian investasi dana pensiun, asumsi dan metode aktuaria serta kebijakan dalam pengungkapan dan pelaporan mengenai laporan keuangan dana pensiun. Penulis menggunakan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur yang berkedudukan di Jakarta, di mana diasumsikan bahwa perusahaan tersebut merupakan pengelola program dana pensiun privat bagi karyawan dan karyawatinya. Untuk itu penulis akan mencoba membahas dalam skripsi ini dengan judul:

Kebijakan Akuntansi Dana Pensiun Pada Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur.

4

Kadarisman, “Pengalokasian Kekayaan dan Investasi Dana Pensiun”, Usahawan, 10 Th. XXIII (Oktober, 1994), hal. 16.

B. Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam skrpsi ini dapat terfokus dan sesuai dengan latar belakang masalah, maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal berikut ini:

1. Analisis terhadap kebijakan biaya manfaat pensiun

2. Analisis terhadap kebijakan penilaian aktiva dana pensiun 3. Analisis terhadap kebijakan laporan keuangan dana pensiun 4. Analisis terhadap kebijakan laporan aktuaria dana pensiun

5. Analisis terhadap kebijakan laporan portofolio investasi dana pensiun

C. Rumusan Masalah 1. Masalah Umum

Berdasarkan batasan masalah di atas penulis mencoba merumuskan permasalahan: Apakah kebijakan Akuntansi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)No. 18 ?

2. Masalah Khusus

a. Apakah kebijakaan pengakuan biaya manfaat pensiun pada Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur telah sesuai dengan PSAK No. 18?

b. Apakah kebijakaan penilaian aktiva Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur telah sesuai dengan PSAK No. 18?

c. Apakah kebijakaan laporan keuangan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur telah sesuai dengan PSAK No. 18?

d. Apakah kebijakaan laporan aktuaria Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur telah sesuai dengan PSAK No. 18?

e. Apakah kebijakaan laporan portofolio investasi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur telah sesuai dengan PSAK No. 18?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui dan memahami sejauh mana kesesuaian antara kebijakan Akuntansi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 18.

Laporan Keuangan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur yang dianalisis dalam penelitian ini adalah 2 tahun, yaitu tahun 1998 dan 1999 beserta Laporan Aktuarianya ; sedangkan Laporan Portofolio Investasi yang dipergunakan adalah laporan per 31 Desember 1999.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan masukan yang berharga bagi Dana Pensiuan PT. Pupuk Kalimantan Timur.

2. Bagi penulis

Untuk menerapkan teori-teori yang telah diperoleh dan membandingkan dengan pelaksanaan kebijakan akuntansi dana pensiun.

3. Bagi universitas

Menambah perbendaharaan wawasan tentang kebijakan akuntansi dana pensiun.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Akuntansi Dana Pensiun 1. Pengertian Akuntansi

Akuntansi dikenal secara formal oleh seorang pastur dari Italia yaitu

Luca Pacioli dalam buku yang ditulisnya: Geometri dan Aritmatika yang di dalamnya dikenalkan Double Entry Book Keeping.

Menurut Paul Grady akuntansi diartikan sebagai “The body of knowledge and functions concerened with systematic originating, recording, classifying, processing, summarizing, analizing, interpreting, and supplying of dependable and significant information covering transaction an event which are, in part at least, of financial character, required for the management and operation an entity.”5 Dengan kata lain akuntansi diartikan sebagai perangkat prosedur pemrosesan data keuangan.

Seiring dengan perkembangan jaman pengertian akuntansi juga mengalami perkembangan. Menurut Accounting Principles Board No. 4 akuntansi diartikan sebagai “A service activity. Its function is to provide quantitative information, primarily financial in a native about economic entities that is intented to be useful in making economic decision”.6 Dari definisi ini, akuntansi dilihat sebagai kegiatan yang berfungsi dalam

5

Paul Grady, Inventory of Generally Accepted Accounting Principles For Business Enterprises, Accounting Research Study No. 7”, (New York:AICPA, 1965), par. 2.

6

Accounting Principles Board, Basic Concepts and Accounting Principles Underlaying Financial Statements of Business Enterprises, APB Statement No. 4, (New York: AICPA, 1970) par.9.

penyediaan jasa, yaitu dalam penyediaan informasi kuantitatif tentang unti-unit usaha yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Dari beberapa pengertian akuntansi di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi dapat diartikan menjadi beberapa hal tergantung dari sudut mana akuntansi itu sendiri dipandang.

2. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Dana Pensiun.

Akuntansi sebagai aktivitas jasa berfungsi untuk mengukur sumber daya yang dimiliki perusahaan, mengukur perubahan sumber daya, klaim dan kepentingan dalam nilai mata uang yang berlaku.

Dalam dana pensiun akuntansi diperlukan untuk memberikan informasi yang layak bagi para pemakai laporan keuangan. Karena akuntansi untuk dana pensiun berbeda dengan akuntansi untuk perusahaan umum maka digunakan akuntansi dana pensiun yaitu akuntansi yang khusus digunakan oleh suatu dana pensiun. Dana pensiun ialah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Jadi dapat disimpulkan bahwa akuntansi dana pensiun memiliki pengertian sebagai aktivitas jasa atau pelayanan yang diselenggarakan badan hukum pengelola pensiun untuk memberikan informasi kuantitatif, terutama bersifat keuangan mengenai program pensiun (pengakuan, pengungkapan, dan pelaporan) untuk dapat digunakan bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya peserta pensiun, serta digunakan untuk pengambilan keputusan.

Tujuan utama prosedur akuntansi dana pensiun ialah untuk menyediakan informasi yang konsisten dan dapat diandalkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan mengenai pengelolaan kekayaan yayasan dana pensiun yang dikaitkan dengan kewajiban para peserta yang harus dipenuhi pada waktunya. Pihak yang berkepentingan antara lain: manajemen perusahaan yang menyelenggarakan program pensiun, para peserta program pensiun, pihak perpajakan, pihak manajemen yayasan dana pensiun dan pihak lain.

Menurut FASB dalam SFAS No. 35, tujuan utama laporan keuangan dana pensiun ialah “ The primary objective of a pension plan financial statement is to provide financial information that is useful in assessing the plans present and ability to pay benefit when due”.7 Tujuan dibentuknya dana pensiun ialah menyediakan penghasilan (pensiun karyawan) bagi karyawan yang memasuki masa pensiun, di mana pensiun merupakan pembayaran gaji yang tertunda.

Menurut PSAK No. 18 tahun 1995, dana pensiun dibedakan menjadi : 1. Dana Pensiun Pemberi Kerja

Yaitu dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang mempekerjakan karyawan selaku pendiri untuk menyelanggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti atau Iuran Pasti, bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawan sebagai peserta dan menimbulkan kewajiban bagi pemberi kerja.

7

Financial Accounting Standard Board, Accounting Reporting By Benefit Pension Plan, SFAS No. 35, (Stamford Conn., FASB, 1980), par. 5.

2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan

Yaitu dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa, untuk menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti bagi perorangan atau pekerja mandiri.8

3. Program Pensiun

a. Pengertian Program Pensiun

Definisi pensiun menurut Concise Oxford Dictionary: “periodical (usually annual) payment made especially by government, company, or employer consideration of past service or of relinguishment of right etc.”9

Menurut ARB No. 47 : A formal arrangement for retirement benefit whether established unilaterally or through negotiation by with commitment, specifics or implied, have been made which can be used as the basis for estimating cost.10

Dari beberapa pengertian program pensiun di atas dapat disimpulkan bahwa program pensiun ialah suatu perjanjian antara pemberi kerja dengan karyawan, dalam hal ini pemberi kerja akan memberikan sejumlah benefit

kepada karyawan selama menjalani masa pensiun secara anuitas atas jasa-jasa yang telah diberikan kepada perusahaan.

8

Ikatan Akuntansi Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 18 – Akuntansi Dana Pensiun, Salemba Empat, Jakarta, 1999, hal 18.2.

9

N.W. Fowler dan F.G. Fowler, The Concise Oxford Dictionary of Current English, fourth edition, (London: Oxford University Press, 1951), hal. 882.

10

Donald E. Kieiso and Jerry J. Waygandt, Intermediate Accounting, eight edition, (John Wiley and Sons, Inc., 1995), p. 1058.

b. Jenis-Jenis Program Pensiun Ditinjau dari:

1) Pengelolaan Dana Pensiun:

a) Dikelola oleh perusahaan sendiri: dalam arti dana pensiun dibentuk oleh orang atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti atau Program Pensiun Iuran Pasti bagi kepentingan seluruh karyawan sebagai peserta dan menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja b) Dikelola organisasi terpisah: dalam arti dana pensiun didirikan oleh

bank atau perusahaan asuransi jiwa yang pesertanya adalah perorangan terutama para pekerja mandiri.

2) Kontributor:

a) Contributory: karyawan dan perusahaan bersama-sama melakukan iuran kepada pengelola program pensiun.

b) Non Contributory: seluruh iuran ditanggung dan menjadi beban perusahaan.

3) Kebijakan Pendanaan:

a) Funded: perusahaan telah mengakumulasikan dana pensiun melalui suatu badan yang terpisah dari perusahaan atau pihak ketiga, misalnya perusahaan asuransi, bank dan yayasan dana pensiun, pihak ketiga pengelola dana pensiun melalui berbagai investasi seperti surat berharga , deposito, obligasi, dan lain-lain.

b) Unfunded: pembayaran pensiun langsung dilakukan pada waktu karyawan yang bersangkutan telah pensiun.

4) Dari Sudut Kewajiban atau Kepastian Pembayarannya:

a) Vested: bila sudah ada kepastian hak bagi pegawai untuk menerima pensiun bila sudah berhenti bekerja.

b) Unvested: bila hak penerima pensiun tergantung pada hal-hal tertentu, misalnya: berhenti bekerja sebelum mencapai masa kerja tertentu maka tidak dapat diberikan pensiun.

5) Bisa juga diklasifikasikan sebagai: a) Defined Contributory Plan

Program pensiun yang iuran serta hasil pengembangannya dibukukan pada masing-masing rekening peserta sebagai manfaat pensiun. Jumlah pensiun yang diterima oleh peserta pada saat pensiun tergantung jumlah iuran dari pemberi kerja, dari iuran pemberi kerja dan iuran peserta, atau iuran peserta dan hasil usaha. b) Defined Benefit Plan

Program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun atau program pensiun lain yang bukan merupakan Program Pensiun Iuran Pasti. Besar pembayaran manfaat pensiun yang dijanjikan kepada peserta ditentukan dengan rumus yang telah ditetapkan dalam peraturan dana pensiun. Variabel rumus ini antara lain: masa kerja, faktor penghargaan per tahun masa kerja,

dan penghasilan dasar pensiun. Variabel ini ditentukan dan dihitung oleh aktuaris.

B. Akuntansi Dana Pensiun Menurut PSAK No. 18

Dalam alinea ke-2, PSAK No. 18 menyatakan bahwa akuntansi dan pelaporan oleh dana pensiun tidak mengatur pelaporan kepada masing-masing peserta program pensiun mengenai hak manfaat pensiun mereka masing-masing. Dalam alenia ke – 6, lebih lanjut dijelaskan bahwa lingkup pelaporan dana pensiun tidak mengatur tentang kesejahteraan karyawan dalam bentuk lainnya, misalnya kewajiban pemberian pesangon, pengaturan kompensasi yang ditangguhkan (deffered compensation management), tunjangan kesehatan dan kesejahteraan program bonus, dan lain-lain. Program jaminan kesejahteraan sosial yang diwajibkan pemerintah (jamsostek) juga di luar lingkup pernyataan ini. 1. Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun

Pengakuan beban manfaat pensiun oleh pemberi kerja ialah sebagai akibat dari jasa yang telah diterima dari peserta, yang akan menjadi penerima manfaat pensiun. Konsekuensinya, biaya manfaat pensiun ini harus diakui sebagai beban pada periode di mana jasa juga diterima.

Jumlah biaya manfaat pensiun yang diakui sebagai beban pada suatu periode tidak perlu sama dengan jumlah iuran yang dibayarkan pemberi kerja kepada dana pensiun. Dalam menentukan jumlah setiap periode, keputusan pemberi kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kondisi keuangan dan pertimbangan perpajakan.

a. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)

Iuran pemberi kerja untuk jasa suatu periode tertentu harus diakui sebagai beban pada periode tersebut. Besar iuran dinyatakan dengan peraturan perundangan dana pensiun dengan suatu rumusan tertentu. Dengan demikian beban manfaat pensiun yang diakui adalah jumlah iuran yang jatuh tempo untuk periode tertentu.

Jika pemberi kerja memberikan tambahan iuran pada suatu periode tertentu, maka tambahan iuran tersebut harus diakui sebagai beban sesuai dengan periode jasa yang dipengaruhi. Jika tambahan iuran diberikan untuk peserta yang masih aktif bekerja untuk jasa lalu, kompensasi atas jasa pada periode berjalan dan periode yang akan datang, maka iuran diakui sebagai beban secara sistematis selama harapan sisa masa kerja rata-rata peserta. Jika tambahan iuran diberikan kepada peserta yang telah pensiun, maka tambahan iuran tersebut ditetapkan diakui sekaligus sebagai beban pada periode janji pemberian tambahan iuran ditetapkan, karena tidak ada lagi jasa yang diterima pemberi kerja dari peserta tersebut.

b. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) Beban manfaat pensiun terdiri dari:

1) Biaya Jasa Kini (Current Service Cost)

Adalah biaya pemberi kerja yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti untuk jasa yang telah diberikan oleh peserta yang masih aktif bekerja selama periode berjalan.

2) Biaya Jasa Lalu (Past Service Cost), Koreksi Aktuaria (Experience Adjustment) dan Perubahan Asumsi Aktuaria.

Biaya Jasa Lalu adalah biaya pemberi kerja yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti untuk jasa yang telah diberikan peserta sampai dengan tanggal penilaian aktuarial akibat adanya:

a) pembentukan program pensiun; atau b) perubahan program pensiun.

Koreksi aktuaria adalah koreksi atas nilai manfaat pensiun akibat perbedaan antara asumsi aktuarial yang dipakai dan apa yang sebenarnya terjadi.

3) Pembubaran Program (Termination) dan Pengurangan Peserta (Curtailment).

2. Asumsi Aktuaria

Asumsi aktuaria adalah suatu rangkaian estimasi yang dipergunakan dalam memperhitungkan Manfaat Pensiun yag berkaitan dengan perubahan-perubahan di masa yang akan datang yang mempengaruhi pembiayaan Program Pensiun Manfaat Pasti, antara lain: tingkat bunga, tingkat kematian, usia

pensiun normal, tingkat mengundurkan diri, tingkat kecacatan dan tingkat kenaikan gaji.

Seperangkat asumsi aktuaria dipergunakan untuk mempertimbangkan ketidakpastian yang terkandung dalam memproyeksikan kecenderungan tingkat inflasi, tingkat gaji dan tingkat pengembangan dana dalam penilaian aktuaria, sehingga terdapat hubungan keekonomian yang bersifat jangka panjang antara inflasi, tingkat kenaikan gaji, tingkat pengembangan dana dan tingkat diskonto, walaupun nilai absolut beberapa asumsi yang digunakan tidak mencerminkan kondisi aktual jangka pendek. Asumsi ini diproyeksikan untuk jangka panjang, yaitu sampai dengan tanggal pada saat peserta terakhir diperkirakan meninggal. PPMP membutuhkan bantuan bantuan aktuaris secara periodik untuk

Dokumen terkait