• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alat pemadat

Dalam dokumen PU.manual Perkerasan Aspal Campuran Panas (Halaman 183-194)

152 dari 197b) Unit sepatu (screed unit)

9.4 Pemadatan campuran beraspal

9.4.2 Alat pemadat

Dalam pemadatan campuran beraspal harus digunakan alat pemadat dengan penggerak sendiri bukan yang ditarik. Meskipun demikian pada lokasi-lokasi yang sulit dijangkau dengan alat pemadat, dapat digunakan pemadat bermesin yang dioperasikan dengan tangan. Usaha pemadatan yang dihasilkan dari suatu alat pemadat merupakan fungsi dari beban alat pemadat dan bidang kontak antara roda dengan campuran beraspal. Tegangan yang terjadi berbanding lurus dengan beban atau gaya berat dan berbanding terbalik dengan luas bidang kontak (tegangan = P/A.) Secara umum pemadat yang digunakan untuk memadatkan campuran beraspal dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

- Alat pemadat mesin gilas roda baja statis - Alat pemadat roda karet pneumatik

Atau kombinasi dari keduanya, seperti pemadat yang dilengkapi baik dengan drum pemadat bergetar maupun roda karet peneumatik.

a) Alat pemadat mesin gilas roda baja statis

Mesin gilas roda baja mempunyai roda belakang dan depan berupa drum ( 2 roda) atau drum pada bagian depan dan dengan roda pada bagian belakang (3 roda). Pada campuran beraspal disarankan untuk menggunakan jenis dengan roda belakang dan depan berupa drum (2 roda) untuk memperoleh tekstur yang lebih baik.

Berat dari pemadat ini bervariasi dari 3 sampai 14 ton atau lebih dengan lebar drum bervariasi dari 1 sampai 1,5 m atau lebih. Jika diperlukan berat yang lebih, maka dapat ditambahkan beban tambahan. Untuk jalan-jalan dengan lalu-lintas yang berat maka berat minimum alat yang digunakan adalah 10 ton.

Sebaran gaya yang dihasilkan alat pemadat menerus sampai ke perkerasan di bawahnya. Karena perkerasan di bawahnya telah padat maka timbul gaya reaksi keatas. Pada akhirnya campuran beraspal yang baru dihampar seolah-olah mendapat dua gaya tekan, dari atas dan dari bawah. Makin berat alat pemadat maka makin besar tegangan yang diberikan. Sementara makin besar lebar drum maka makin kecil tegangan yang diberikan. Gaya pemadat yang lebih besar dibutuhkan untuk campuran beraspal yang lebih stabil.

Arah pergerakan pemadat ini , khususnya pada awal pemadatan, harus roda penggerak berada di depan. Dengan posisi tersebut maka campuran beraspal akan memperoleh gaya tekan kebawah dan bukan terdorong seperti halnya jika pergerakannya dibalik. Gambar 90 dan 91 di bawah ini memberikan ilustrasi dari pengaruh posisi roda penggerak pada saat awal pemadatan.

Arah pergerakan

Gambar 90 Arah yang benar, roda penggerak di depan

Dengan posisi roda penggerak di belakang, maka campuran beraspal akan terdorong ke depan. Arah pergerakan campuran terdorong ke depan Gaya dalam campuran

Gambar 91 Arah yang salah, roda penggerak di belakang

Mesin gilas roda baja kadangkala dilengkapi dengan penggetar. Alat pemadat dengan penggetar ini menghasilkan usaha pemadatan dari kombinasi antara berat dengan getaran/vibrasi. Berat alat ini sekitar 7 ton sampai 17 ton. Diameter drum bervariasi dari 0,9 m sampai 1,5 m dengan lebar 1,2 m sampai 2,4 m. Berat statis dari alat

pemadat ini antara 2,9 kg per mm sampai 3,2 kg per mm. Getaran/vibrasi dihasilkan oleh alat yang umum disebut dengan esentrik (eccentrics), pada batang (shaft) yang berputar didalam drum seperti ditunjukkan dalam Gambar 92. Pemadatan yang dihasilkan dari vibrasi/getaran ditentukan oleh frekuensi dan amplitudonya. Frekuensi ditentukan oleh kecepatan berputarnya batang (shaft), dan didefinisikan sebagai jumlah putaran per menit dengan satuan getaran/vibrasi per menit. Semakin berat esentrik, semakin jauh dari batang (shaft), dan semaikin cepat berputarnya, maka semakin besar gaya yang diberikan. Frekuensi yang digunakan untuk campuran beraspal adalah antara 2000 vibrasi permenit sampai 3000 vibrasi per menit, tergantung dari model dan buatannya. Beberapa model mempunyai hanya satu atau dua pilihan frekuensi sementara model lain mempunyai beberapa pilihan frekuensi, misalnya dari 1800 vibrasi permenit sampai 2400 vibrasi permenit (vpm).

Drum alat pemadat akan bergerak naik turun selama bergetar. Amplitudo merupakan jarak terbesar yang dicapai pada pergerakan naik turun tersebut. Amplitudo merupakan fungsi dari berat drum dan jarak dari titik pusat ke batang (shaft). Untuk alat pemadat dengan berat tertentu, maka semakin berat esentrik,dan semakin jauh jaraknya dari batang (shaft) maka semakin besar amplitudo yang dihasilkan. Besarnya amplitudo tersebut umumnya bervariasi antara 0,25 mm sampai 1,02 mm. Beberapa alat pemadat hanya dapat dioperasikan hanya pada satu amplitudo saja.

Gambar 92 Esentrik pada batang yang berputar menghasilkan getaran

Mesin gilas ini mempunyai berat, frekuensi dan amplitudo yang berbeda-beda. Getaran yang dihasilkan merambat ke bawah sehingga membuat partikel-partikel kasar dan halus bergetar. Mesin ini mula-mula memadatkan lapisan terbawah kemudian bergerak keatas. Semakin banyak lintasan dibuat, pemadatan memberi

pengaruh pada lapisan yang lebih atas, tapi pada saat yang sama lebih banyak energi yang dipantulkan, dan akan melepaskan ikatan bahan dipermukaan. Mesin gilas dengan penggetar harus segera ditarik kembali jika kepadatan sudah tercapai. Mesin getar yang berat dengan amplitudo tinggi dan frekuensi getaran rendah biasanya dirancang untuk keperluan pemadatan campuran yang tebal (misalnya lapis pondasi atau timbunan tanah). Jika digunakan pada campuran beraspal yang sangat tipis (kurang dari 30 mm tebal padat) tidak akan memberi manfaat, bahkan lapisan tersebut akan pecah dan mengalami segregasi. Oleh karena itu untuk memadatkan lapisan campuran beraspal (30 mm sampai 65 mm tebal padat) disarankan menggunakan mesin getar yang mempunyai amplitudo yang rendah dengan frekuensi tinggi. Akan lebih baik menambah jumlah lintasan dibanding dengan memperbesar amplitudo.

AMPLITUDO

Tinggi

Rendah

Gambar 93 Ilustrasi besarnya amplitudo

Untuk menjamin hasil pemadatan yang baik maka frekuensi dan kecepatan alat pemadat harus disesuaikan. Beberapa ahli menyarankan jumlah tumbukan per meter adalah sebanyak 30 tumbukan sampai 40 tumbukan, untuk memcapai keseimbangan antara produktivitas pemadatan dan kerataan permukaan. Jumlah tumbukan per meter ini dapat ditentukan dengan membagi kecepatan alat penghampar dengan frekuensi vibrasi. Jumlah tumbukan 30 tumbukan per meter kira-kira sama dengan jarak tumbukan 33 mm, sementara jumlah tumbukan 40 per meter sama dengan jarak 25 mm antar tumbukan.

Jarak tumbukan = kecepatan alat pemadat / frekuensi

Pada frekuensi 2400 vibrasi per menit, dengan kecepatan 4,8 km/h akan menghasilkan 30 tumbukan per meter, dan dengan kecepatan 3,6 km/h akan menghasilkan 40 tumbukan per menit. Jika frekuensi diatur pada 3000 vibrasi per menit, maka kecepatan alat penghampar untuk memperoleh jumlah tumbukan 30 sampai 40 per meter adalah pada kecepatan 5,6 km/h sampai 4,2 km/h.

Pada umumnya frekuensi diatur maksimum, dan kecepatan alat pemadat disesuaikan untuk memperoleh hasil pemadatan yang disyaratkan.

1 km/h 2 km/h 3 km/h

Gambar 94 Hubungan antara kecepatan dan frekuensi

Dalam pengoperasian mesin gilas roda baja dengan penggetar (vibrator) dapat digunakan beberapa model. Berikut ini disampaikan 4 model pengoperasian, model yang pertama adalah alat pemadat tidak menggunakan penggetar. Alat ini berfungsi seperti mesin gilas roda baja statis. Model yang kedua adalah dengan menggetarkan hanya satu roda, yaitu roda belakang sementara roda depan statis. Model ini dilakukan untuk pemadatan pada campuran yang mempunyai garis batas stabilitas, misalnya pada sambungan. Model yang ketiga yaitu kedua roda/drum digetarkan, dan digunakan untuk memperoleh usaha pemadatan yang maksimum pada hamparan campuran beraspal yang stabil. Model keempat adalah dengan menggetarkan roda bagian depan sementara roda belakang statis. Hal ini dimaksudkan untuk memadatkan dengan roda yang bergetar dan kemudian roda belakang yang statis meratakan permukaan.

Penggetar harus dihidupkan hanya pada saat alat ini bergerak. Pada waktu diam atau berganti arah maka penggetar dimatikan. Jika pada saat berhenti atau berganti arah penggetar tetap hidup, maka akan menimbulkan bekas pada tempat tersebut. b) ALat pemadat roda karet pneumatik

Alat pemadat roda karet pneumatik (Tire rollers, TR) merupakan alat pemadat dengan roda karet, mempunyai dua gandar dengan roda karet 3 sampai 4 roda dibagian depan dan 4 sampai 5 roda di bagian belakang. Berat total alat ini bervariasi dari 10 ton sampai 35 ton tergantung pada ukuran dan jenisnya. Hal yang perlu diperhatikan adalah berat pada satu roda harus berkisar antara 680 kg sampai 907 kg. Roda karet yang digunakan harus rata dengan lebar roda 380 mm, 430 mm, 510 mm atau 610 mm. Tekanan pada setiap roda harus sama dan toleransi perbedaan tekanan tidak boleh melebihi 5 psi (kPa). Tipikal alat pemadat roda karet pneumatik diperlihatkan pada Gambar 95.

Usaha pemadatan yang dihasilkan merupakan fungsi dari berat beban dan bidang kontak. Makin dalam roda karet masuk kedalam campuran maka bidang kontaknya makin besar, dan usaha pemadatan yang dihasilkan makin kecil. Jadi pada saat alat pemadat melewati campuran beraspal untuk pertama kali, usaha pemadatan yang dihasilkan paling kecil (karena roda masuk kedalam campuran beraspal), selanjutnya akan membesar sesuai dengan peningkatan kepadatan campuran beraspal. Demikian juga dengan tekanan ban, tekanan ban yang rendah akan memberikan bidang kontak yang besar, sehingga usaha pemadatan yang dihasilkan rendah. Untuk campuran beraspal yang lebih kaku maka tekanan ban yang lebih tinggi dapat digunakan.

Pada saat operasi pemadatan, jika ban alat pemadat roda karet pneumatik mempunyai temperatur yang lebih rendah dari campuran beraspal maka campuran beraspal akan tercabut dan melekat pada roda, yang mengakibatkan tekstur permukaan yang dihasilkan menjadi buruk. Alternatif yang banyak digunakan adalah dengan menyiram roda alat pemadat dengan air atau cairan lainnya. Meskipun demikian cara seperti ini tidak begitu efektif. Kebanyakan penyemprotan air akan menyebabkan campuran beraspal pada lapis paling atas menjadi dingin. Cara yang

paling efektif adalah dengan membiarkan temperatur roda alat pemadat sama dengan temperatur campuran beraspal. Untuk mempertahankan temperatur roda alat pemadat tersebut dapat digunakan pelindung (skirts), terutama pada daerah-daerah dengan kecepatan angin tinggi dan temperatur dingin (lihat Gambar 96). Pada awal pemadatan, untuk menaikkan temperatur roda karet, maka alat pemadat tersebut dapat dapat dijalankan bolak-balik kurang lebih selama 10 menit pada perkerasan lama.

Gambar 95 Alat pemadat roda karet pneumatik

Alat pemadat roda karet pneumatik dapat digunakan untuk pemadatan awal dan untuk pemadatan antara. Dua proses pemadatan tersebut menggunakan prosedur kerja yang berbeda. Jika roda karet penumatik digunakan sebagai alat pemadat untuk pemadatan awal, maka pergerakan awal serupa dengan penggunaan roda baja, yaitu roda penggerak berada didepan. Roda karet yang tenggelam dalam campuran beraspal terlalu dalam menunjukkan alat ini kurang cocok dipakai untuk pemadatan awal pada jenis campuran beraspal tersebut.

Gambar 96 Alat pemadat roda karet pneumatik dengan pelindung (skirts) (US Army, 2000)

Untuk pemadatan awal atau pemadatan antara, alat pemadat roda penumatik harus mempunyai persyaratan :

- Berat per roda 1360 kg sampai 1590 kg (3000 lb sampai 3500 lb) - Minimum diameter roda adalah 510 mm (20 in)

- Tekanan ban 70 psi sampai 75 psi (483 kPasampai 517 kPa) ketika dingin dan 90 psi (620 kPa) ketika panas.

Tekanan ban tersebut direkomendasikan untuk semua jenis campuran beraspal, meskipun demikian masih dapat diturunkan khusunya untuk campuran dengan stabilitas rendah.

Alat pemadat ban peneumatik dapat digunakan untuk meningkatkan kepadatan dan menurunkan permeabilitas campuran beraspal setelah selesainya proses penghamparan dan pemadatan yang normal. Perbaikan ini dapat dilakukan paling lama sebelum perkerasan berumur 2 minggu, dan dilaksanakan pada temperatur udara di atas 38 oC. Alat pemadat ini juga baik untuk memperbaiki retak rambut yang timbul akibat pemadatan dengan roda baja pada temperatur yang terlalu panas. Apabila alat pemadat roda karet pneumatik digunakan untuk meningkatkan kepadatan pada campuran beraspal yang berumur kurang dari 2 minggu, persyaratan yang dibutuhkan adalah :

- Berat per roda minimum 680 kg

- Minimum diameter roda adalah 380 mm

- Tekanan ban 50 psi sampai 60 psi (345 kPa – 415 kPa)

Alat pemadat ban penumatik memegang peranan yang sangat penting dalam tahap-tahapan pemadatan campuran beraspal panas. Usaha pemadatan yang dihasilkan ditentukan oleh berat beban, luas bidang kontak, jumlah lintasan dan kecepatan.

9.4.3 Pelaksanaan pemadatan

Derajat kepadatan yang dicapai campuran beraspal sangat bergantung pada usaha pemadatan yang dilakukan. Tahapan pemadatan umumnya dibagi menjadi tiga, yaitu : a) Pemadatan awal (breakdown rolling)

Pemadatan awal adalah pemadatan yang dilakukan setelah penghamparan pada selang temperatur yang disyaratkan. Pemadatan ini lebih banyak berfungsi memberi pemadatan awal agar campuran beraspal menjadi relatif stabil (diam) untuk dilewati pamadat berikutnya. Pemadatan awal dapat dilakukan dengan mesin gilas roda baja statis atau bergetar.

b) Pemadatan antara (intermediate rolling)

Pemadatan antara merupakan pemadatan utama yang berfungsi untuk mencapai kepadatan yang diinginkan, dengan jumlah lintasan dan selang temperatur campuran beraspal yang tertentu. Pemadatan antara harus segera dilaksanakan setelah pemadatan awal selesai. Pemadatan antara umumnya dilakukan dengan alat pemadat ban karet pneumatik.

c) Pemadatan akhir (finish rolling)

Pemadatan terakhir atau pemadatan penyelesaian yang dilakukan untuk meningkatkan penampakan permukaan dan dilakukan pada selang temperatur tertentu. Pemadatan akhir umumnya dilakukan dengan alat pemadat mesin gilas roda baja statis.

Selama pelaksanaan pemadatan hal-hal yang perlu diperhatikan adalah kecepatan pemadatan, jumlah lintasan, rentang waktu pemadatan, dan pola pemadatan. Untuk

Jenis alat pemadat

Tahapan pemadatan

awal antara akhir

(km/jam) (km/jam) (km/jam) Mesin gilas statis

Pemadat ban pneumatik

Mesin gilas bergetar (vibratory)

3,2 - 5,6 3,2 - 5,6 3,2 - 4,8 4 - 6,4 4 - 6,4 4 - 5,6 4,8 - 8 6,4 - 11,2

-pemadat dengan mesin gilas bergetar harus diperhatikan pergerakan dan model pengoperasian. Setiap faktor tersebut mempengaruhi hasil pemadatan yang akan diperoleh. Secara lebih detil faktor-faktor tersebut dibahas berikut ini.

a) Kecepatan pemadatan

Semakin cepat gerakan alat pemadat melewati suatu segmen campuran beraspal, maka semakin sedikit waktu pemadatan dan usaha pemadatan yang dilakukan pada segmen tersebut. Kecepatan alat pemadat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kecepatan penghamparan, ketebalan hamparan, dan tahapan pemadatan. Kecepatan penghamparan yang tinggi harus diimbangi dengan kecepatan pemadatan yang tinggi, dan akan lebih baik jika dilakukan penambahan alat pemadat sehingga pemadatan dapat dilakukan secara paralel.

Mesin gilas roda baja statis dapat dioperasikan dengan kecepatan 3 km/h sampai 9 km/h, pemadat roda penumatik umumnya dengan kecepatan 3 km/h sampai 11 km/h, dan mesin gilas dengan penggetar sekitar 3 km/h sampai 6 km/h. Pada pemadatan awal (breakdown), semua jenis alat pemadat tersebut dioperasikan dengan kecepatan terendah. Sementara pada pemadatan antara (intermediate) kecepatan dapat ditingkatkan pada kecepatan sedang, dan pada pemadatan akhir alat pemadat dapat dioperasikan pada kecepatan lebih tinggi.

Kecepatan alat pemadat harus konstan, dan sesuai dengan kecepatan yang dilaksanakan pada saat pembuatan JMF (Job Mix Formula), khususnya pada uji coba pemadatan. Perubahan kecepatan akan menyebabkan bervariasinya usaha pemadatan yang dilakukan dan berakibat kepadatan yang dicapai menjadi bervariasi juga. Pada lokasi-lokasi dimana alat penghampar berhenti, dan jika pada lokasi tersebut temperatur campuran beraspal telah turun di bawah persyaratan, maka pada segmen tersebut kepadatannya tidak akan tercapai.

Tabel 24 Selang kecepatan pemadatan

Sumber : US Army, 2000

b) Jumlah lintasan

Untuk mencapai target kandungan rongga udara (air void) dan seragamnya kepadatan campuran beraspal yang dihasilkan dari proses pemadatan, maka setiap titik dalam perkerasan harus dilewati alat pemadat dengan jumlah tertentu pada selang temperatur campuran yang disyaratkan. Satu lintasan (1 passing) didefinisikan sebagai pergerakan alat pemadat dari titik tertentu ke suatu arah dan kemudian kembali ke titik tersebut. Pada umumnya untuk pemadatan awal dilakukan sebanyak 1 lintasan sampai 3 lintasan, untuk pemadatan antara dilakukan 10 lintasan – 16 lintasan, dan untuk pemadatan akhir 1 lintasan sampai 2 lintasan. Jumlah lintasan sangat tergantung pada karakteristik campuran, ketebalan, dan kondisi lingkungan. Untuk memperoleh jumlah lintasan yang sesuai maka harus dilakukan uji coba pemadatan terlebih dahulu. Uji coba pemadatan dilakukan diluar lokasi pekerjaan untuk mengantisipasi kemungkinan kegagalan pemadatan. Kegagalan

memenuhi jumlah lintasan pada segmen tertentu dapat berakibat kegagalan pencapaian kepadatan pada segmen tersebut.

c) Rentang waktu pemadatan

Pemadatan harus dilakukan pada saat campuran beraspal masih mempunyai viskositas aspal dan kekakuan yang cukup rendah untuk dapat dipadatkan. Secara umum kepadatan harus dicapai sebelum temperatur campuran beraspal berada di bawah temperatur 85 0C. Rentang waktu pemadatan sampai tercapai temperatur 85

0

C diperlihatkan pada Gambar 97, yang dipengaruhi oleh tebal hamparan, temperatur perkerasan di bawahnya dan temperatur penghamparan. Gambar ini digunakan untuk kecepatan angin 10 knot.

Konversi : 1 inch = 25 mm, oC = 5/9 (oF – 32)

Gambar 97 Rentang waktu pemadatan (The Asphalt Institute, 1983)

Pada umumnya rentang waktu untuk pemadatan awal adalah 0 – 10 menit, untuk pemadatan antara sekitar 5 menit sampai 15 menit dan untuk pemadatan akhir tidak lebih dari 45 menit setelah penghamparan. Rentang temperatur pemadatan untuk

Tahapan pemadatan

Viskositas PA.S

Suhu campuran beraspal

Pen 40 Pen 60 Pen 80

Pemadatan awal (breakdown) Pemadatan antara (intermediate) Pemadatan akhir (finishing)

1 - 2 2 - 20 <20 130 - 150 105 - 130 >100 125 - 145 100 - 125 >95 115 - 135 90 - 115 >85

setiap tahapan pemadatan diperlihatkan pada Tabel 25. Rentang temperatur tersebut dipengaruhi oleh viskositas aspal.

Tabel 25 Rentang temperatur pemadatan dan viskositas aspal

Sumber : Spesifikasi campuran beraspal panas, 2000

Jika campuran beraspal stabil, maka pemadatan dapat dilakukan segera setelah penghamparan. Sementara jika campuran beraspal kurang stabil, maka pemadatan menunggu sampai temperatur campuran turun. Pada campuran yang kurang stabil atau tidak bisa stabil harus dilakukan pengkajian terhadap bahan dan karakteristik campuran.

d) Pola (pattern) pemadatan

Pada pemadatan campuran beraspal yang kurang atau sama dengan 5 cm tebal padat, dapat digunakan pola pemadatan seperti berikut ini.

- Dimulai dari sambungan melintang - Sambungan memanjang

- Selanjutnya tepi luar

- Pemadatan dimulai dari sisi yang rendah bergerak ke sisi yang lebih tinggi

Sementara untuk pemadatan campuran beraspal dengan tebal padat lebih dari 5 cm tebal padat, dapat digunakan pola seperti di bawah ini.

- Dimulai dari sambungan melintang - Selanjutnya sambungan memanjang

- Pada tepi yang tidak mempunyai penahan, pemadatan dimulai dari jarak 300mm-380 mm dari tepi tanpa penahan, kemudian bergerak ketepi yang lain.

- Pemadatan dimulai dari sisi yang rendah bergerak kesisi yang lebih tinggi.

Arah pemadatan

Lebar pemadat

Lebar daerah yang akan dipadatkan

Pemadatan campuran beraspal pada arah memanjang untuk setiap lintasan, overlap sekurang-kurangnya 150 mm dari lintasan sebelumnya.

Pada pemadatan sambungan melintang, alat pemadat (pemadatan awal) terlebih dahulu dilewatkan secara melintang searah sambungan tersebut (arahnya melintang dengan arus lalu-lintas). Pemadatan campuran beraspal yang baru, dimulai dari lebar 150-200 mm (sebagian besar dari lebar roda pemadat masih diperkerasan lama), kemudian alat pemadat bergerak sampai seluruh roda pemadat di atas campuran beraspal yang baru. Permukaannya kemudian diratakan atau dirapikan jika perlu untuk memperoleh sambungan yang rata.

Untuk menjaga kerataan tepi permukaan, maka pada tepi perkerasan dipasang balok penahan dengan ketebalan yang sesuai. Balok tersebut berguna untuk menahan ketinggian alat pemadat saat melewati tepi perkerasan. Jika tidak tersedia balok penahan maka pemadatan dihentikan sekitar 150 mm - 200 mm dari tepi. Selanjutnya daerah yang tidak terpadatkan tersebut, dipadatkan pada saat pemadatan arah memanjang.

Pada saat pemadatan sambungan memanjang dengan alat pemadat mesin gilas statis dan ban peneumatik, maka pada awal lintasan, hanya sekitar 100 mm - 150 mm dari lebar roda pemadat dilewatkan pada perkerasan baru yang belum padat. Selanjutnya bergerak ketengah sampai seluruh roda pamadat berada di atas perkerasan baru yang belum padat. Untuk mesin gilas dengan penggetar, prosedur yang digunakan agak berbeda. Yaitu pada awal lintasan, hanya sekitar 100 mm - 150 mm dari lebar roda pemadat dilewatkan pada perkerasan lama (bukan perkerasan baru yang belum padat seperti dengan alat pemadat lainnya).

25- 50 mm

Pemadat Belum padat

Padat

(a) Sambungan melintang dengan overlap

Bentuk sambungan sebelum dipadatkan

Padat Belum padat Padat

Belum

padat (b) Campuran didorong kearah yang belum padat

Sekop

Belum padat

Padat

(c) Sambungan di buat tegak tanpa overlap

Gambar 99 Pemadatan sambungan memanjang

Jika penghamparan dilakukan dalam dua lajur secara bersamaan, maka sambungan pada arah melintang biasa disebut sambungan panas (hot joint). Kondisi ini

merupakan kondisi ideal untuk penyambungan karena temperatur perkerasan relatif masih sama antara kedua lajur tersebut. Perkerasan menjadi satu kesatuan dan perbedaan kepadatan yang diperoleh menjadi sangat kecil atau tidak ada. Pemadatan awal dilakukan secara bersamaan antara kedua lajur tersebut, dimana pemadat ke-1 (memadatkan pada lajur ke-1) lewat di atas perkerasan di lajur ke-2 sekitar 75 sampai 150 mm, dan pemadatan berikutnya pada lajur ke-2 dilakukan oleh pemadat ke –2.

Pada pemadatan dijalan dengan kelandaian tinggi, maka penggunaan alat pemadat harus diperhatikan, karena ada kecenderungan campuran beraspal akan terdorong ke arah turunan jalan. Pada pemadatan awal, pergerakan mesin gilas roda baja statis tidak seperti biasanya, dibalik, yaitu roda penggerak ada dibagian belakang. Penggunakan alat pemadat roda karet pneumatik tidak disarankan untuk digunakan sebagai alat untuk pemadatan awal. Jika menggunakan mesin gilas penggetar, getarannya dimatikan sehingga mejadi statis dan baru dihidupkan penggetarnya setelah campuran beraspal cukup stabil.

Dalam dokumen PU.manual Perkerasan Aspal Campuran Panas (Halaman 183-194)